• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hal Penting

Dalam dokumen FARMASETIKA DASAR (Halaman 76-112)

Beberapa hal harus diperhatikan dari pembuatan maupun penggunaan suspensi, diantaranya:

• Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena dan intratekal

• Suspensi konstitusi harus mengandung zat antimikroba

• Penambahan zat pengental dapat dilakukan, namun suspensi tidak boleh terlalu kental • Suspensi harus dikocok sebelum digunakan

• Suspensi harus disimpan di dalam wadah tertutup rapat

Muhammad Ikhwan Rizki, S.Farm., Apt PS. Farmasi FMIPA Univ. Lambung Mangkurat

m.ikhwan.rizki@gmail.com ikhwanrizki87@yahoo.com

Galenika merupakan proses produksi sediaan obat dari bahan nabati (atau hewani)

Sediaan Galenika yaitu sediaan obat dari bahan nabati yang siap diproses lebih lanjut melalui teknologi formulasi menjadi produk

Pembuatan sediaan galenika memiliki beberapa tujuan diantaranya:

1. Memisahkan obat yg terkandung dlam

simplisia dr bag lain yang tdk bermanfaat. 2. Membuat suatu sediaan yg sederhana

mudah dipakai.

3. Agar obat yg terkandung dalam sediaan itu stabil dlm penyimpanan yang lama.

Secara singkat prinsip pembuatan sediaan galenika melalui 2 tahapan, yaitu:

1. Bagian tumbuhan yang mengandung obat

diolah menjadi simplisia atau bahan obat nabati 2. Dari simplisia yang didapat maka bahan obat

yang ada di dalamnya diambil (disari) dan diolah menjadi bentuk sediaan

1. Maserasi : merendam simplisia dalam cairan penyari pada suhu biasa ( 15 – 25 °C)

2. Digerasi : merendam simplisia dalam cairan penyari pada suhu 35 – 45 °C

3. Perkolasi : penarikan sari dengan suatu alat yang

disebut perkolator, suhu yang diguanakan 15 – 25 °C

4. Infundasi : menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90 ° selama 15 menit.(30 menit = decocta)

5. Memasak : menyari dengan suhu mendidih.

Cairan penyari yang biasa digunakan : air, etanol, gliserin, eter, hexane, aceton, chloroform, dll.

Sediaan galenika menurut Anief (2004) dapat

digolongkan berdasarkan cara pembuatannya, yaitu:

1. Aqua aromatica 2. Extracta 3. Tincturae 4. Infusa 5. Sirupi 6. Spiritus Aromatici 7. Vina

Air Aromatik menurut FI III yaitu larutan jenuh minyak atsiri dalam air.

Definisi lain yaitu Larutan jenuh mengandung air atau zat-zat beraroma dlm air.

Berguna memberikan aroma pada obat-obatan. Contoh : aq. Foeniculi, aq. Menthae Piperitae,

Cara Pembuatan:

Minyak atsiri dilarutkan dalam etanol 60 ml + air sedikit demi sedikit ad 100 ml

Tambah talkum 500 mg, kocok, diamkan beberapa jam

Air aromatik merupakan cairan jernih atau agak keruh

Bau dan rasa yang tidak menyimpang dari bau dan rasa dari minyak atsiri

Sebelum digunakan kocok dahulu

Penyimpanan di wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dan di tempat sejuk

Merupakan sediaan yang dapat berupa kering, kental dan cair, dibuat dengan menyari

simplisia nabati atau hewani menurut cara sesuai.

Tujuan pembuatan ekstrak yaitu agar zat berkhasiat di simplisia dalam bentuk yang mempunyai kadar yang tinggi dan

Extrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.

Extract berdasar konsistensi terbagi 3, yaitu: 1. Extractum Liquidum (Colae, Stramoni)

2. Extractum Spissum (hyosciami, belladonae) 3. Extractum Siccum (Aloe, Opii)

Sediaan cair yang dibuat dg jalan maserasi atau perkolasi simplisia nabati/ hewani dg cara

melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada masing-masing monografi

Sediaan cair yang dibuat dg jalan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90 ° selama 15 menit

Contoh: infus daun sirih, kulit kina, temulawak, daun sena.

Sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa 64-66,9%.

Sakarosa yang terkandung dalam sirup galenika berasal dari alam langsung.

Contoh: Aurantii compositus sirupus (kulit jeruk), Ipecacuanhae sirupus, Sennae Sirupus, Thymi Sirupus, Rhei Sirupus.

Dibuat dengan maserasi sejumlah simplisia dengan campuran sejumlah etanol-air selama 24 jam, selanjutnya maserat didestilasi.

Syarat: jernih, tidak berwarna, harus beraroma. Spiritus aromaticus: maserasi 24 jam Majoranae

herba, cinnamomi cortex, myristicae semen, caryophyllum dan Coriandri Fructus dengan etanol-air. Lalu destilasi hingga diperoleh

Menurut Farmakope Belanda, vinum adalah anggur dari spanyol yang diknal dengan

anggur Sherry mengandung etanol tidak kurang dari 18%.

Cinchonae Vinum: maserasi 2 bagian serbuk kina dan 80 bagian anggur, larutkan ke

dalamnya 20 bagian sakarosa, biarkan 6 hari pada tempat sejuk, lalu saring.

Muhammad Ikhwan Rizki, S.Farm., Apt PS. Farmasi FMIPA Univ. Lambung Mangkurat

m.ikhwan.rizki@gmail.com ikhwanrizki87@yahoo.com

Aerosol yaitu sediaan yang dikemas di bawah tekanan,

mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada sistem katup yang sesuai ditekan (FI IV)

Aerosol yaitu bentuk sediaan yang diberi tekanan, mengandung satu atau lebih bahan berkhasiat yang bila diaktifkan memancarkan

butiran-butiran cairan dan atau bahan padat dalam media gas (Ansel, 2008)

Beberapa keuntungan dari aerosol, yaitu: Mudah pemakaiannya

Bahaya kontaminasi dapat diminimalisir

Efek yang didapat lebih cepat dibanding oral Ketepatan dosis dan efektivitas obat dapat

dicapai secara optimal

Terhindar dari pengaruh oksigen, cahaya, dan kelembapan udara

Kerugian sediaan aerosol, diantaranya: Harga relatif mahal

Tidak semua obat dapat dibuat sediaan aerosol Perlu teknologi canggih dalam formulasinya Perlu edukasi terhadap pasien yang akan

Perlu dipertimbangkan tentang kestabilan produk dan efektifitas pengobatan

Pembeda dengan sediaan lain yaitu aerosol memiliki ketergantungan yang tinggi pada fungsi wadah terutama katup yang dipasang, dibandingkan komponen tambahan (propelan).

Produk aerosol dapat dirancang untuk

mendorong ke luar isinya dalam bentuk kabut halus, kasar, semprotan basah atau kering,

busa stabil, dan busa yang mudah pecah. Pemilihan bentuk fisik aerosol yang

dikeluarkan tergantung tujuan penggunaan produk tersebut

Penggunaan aerosol diantaranya:

1. Partikel < 6 mikron akan mencapai bronkiolus respiratorius

2. Partikel < 2 mikron akan mencapai duktus alveolus dan alveoli

3. Partikel 20 – 60 mikron akan mencapai ditrakea dan bronkiolus

Secara umum aerosol terdiri atas 3 komponen, yaitu: 1. Zat aktif

2. Bahan tambahan (antioksidan, pelarut) 3. Pendorong/propelan

Propelan merupakan bahan yang berfungsi untuk menghasilkan tekanan dalam sistem sehingga dapat mendorong bahan keluar dari wadah

Bentuk wujud propelan berupa gas-cair

(trikloromonofluorometan, diklorodifluorometan, difluoroetan)

Propelan memiliki tekanan yang besar dibanding udara luar

Per 1 Januari 2009 di USA, setiap aerosol sediaan farmasi harus menggunakan hidrofluoroalkana.

Penggunaan CFC (chlorofluorocarbon) sudah tidak dianjurkan

Zat aktif + pendorong dalam wadah aerosol maka keseimbangan akan terbentuk, bagian bawah cair dan atas gas

Fase gas menimbulkan tekanan kesemua arah yang menyebabkan cairan akan terdorong

keluar ketika tabung ditekan

Ketika disemprotkan dan berada di udara terbuka maka pendorong segera menguap karena penurunan tekanan

Sistem dua fase Sistem tiga fase

Terdiri atas fase pertama yaitu fase cair dari

zat aktif dan propelan cair, pada fase yang

kedua yaitu fase gas dari propelan

Zat aktif akan terlarut di dalam propelan dengan bantuan pelarut pembantu (etanol, propilenglikol, dan PEG)

Apabila zat berkhasiat tidak mungkin dilarutkan dalam propelan maka zat aktif tersebut harus

diemulsikan atau disuspensikan hingga diperoleh sistem tiga fase

Pada sistem tiga fase, untuk fase pertama berupa

emulsi atau suspensi zat aktif, fase kedua

propelan bentuk gas, dan fase ketiga propelan bentuk cair

Penandaan pada etiket sangat penting untuk diperhatikan, diantaranya:

1. Peringatan: isi dibawah tekanan

2. Wadah jangan dilubangi atau dibakar

3. Hindari panas dan jangan disimpan pada suhu diatas 50°C

4. Hindarkan dari jangkauan dari anak

Menurut Farmakope, inhalasi adalah sediaan yang dimaksudkan untuk disedot melalui

hidung atau mulut, atau disemprotkan dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernafasan.

Inhalasi adalah obat yang diberikan lewat nasal atau lewat alat pernafasan mulut (Ansel, 2008).

Pemberian obat inhalasi dimaksudkan agar obat dapat segera diabsorpsi dan menimbulkan efek yang cepat

Apabila mengandung zat yang tidak larut maka pada etiket harus tertera “Kocok Dahulu”

TERIMAKASIH

Dalam dokumen FARMASETIKA DASAR (Halaman 76-112)

Dokumen terkait