• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.2 Tinjauan Tentang Pengertian Komunikasi

2.2.3 Hambatan dalam Komunikasi

Dalam komunikasi terdapat beberapa hambatan yang dapat mengurangi keutuhan pesan yang disampaikan (Widjaja, 2000:100-105), hambatan itu antara lain:

1. Kurangnya perencanaan

Pesan yang disampaikan akan lebih mudah diterima dengan apabila pesan yang dikirim sesuai rencana, namun apabila pesan yang disampaikan kurang perencanaan maka akan mengurangi keutuhan pesan yang diterima sipenerima pesan.

2. Perbedaan persepsi

Persepsi adalah berkenaan dengan penerimaan dan penginterprestasikan informasi. Apabila antara si pengirim dan si penerima pesan mempunyai perbedaan terhadap arti pesan yang disampaikan, maka akan terjadi sebuah pandangan yang berbeda dari pesan tersebut.

3. Perbedaan pendapat

Harapan antara si pengirim dan si penerima pesan akan mempengaruhi proses komunikasi apabila terjadi perbedaan harapan jika pesan yang telah dilaksanakan mempunyai arti yang tidak sesuai pada harapan si pengirim pesan. 4. Kondisi yang kurang baik

Apabila salah satu dari pengirim atau penerima pesan mengalami kondisi yang kurang baik (pusing, lemas, lemah, lesu, kurang bersemangat) maka pesan yang disampaikan menjadi tidak sempurna. Komunikasi yang baik akan terjadi jika pengirim pesan dan penerima pesan dalam keadaan yang baik.

5. Pesan yang tidak jelas

Pesan yang rancu atau tidak jelas, akan menimbulkan berbagai pertanyaan dalam proses komunikasi. Pesan yang baik seharusnya diolah terlebih dahulu agar pesan menjadi lebih jelas dan mudah dipahami oleh si penerima pesan.

6. Prasangka yang buruk

Salah satu sifat yang dimiliki manusia adalah berprasangka buruk. Prasangka buruk harus dihindari oleh diri kita terutama dalam berkomunikasi, sebab hasil tersebut akan menimbulkan suatu fitnah dan akan menghambat proses komunikasi.

7. Perbedaan status, pengetahuan dan bahasa

Pesan akan lebih mengena jika pesan mudah dipahami dan menggunakan bahasa yang umum digunakan dalam menyampaikan pesan. Hal ini karena adanya perbedaan status, pengetahuan, dan bahasa antara pengirim dan penerima pesan.

8. Distrosi atau kesalahan pesan

Pesan yang salah sudah barang tentu menjadi hal yang dapat menghambat kelancaran berkomunikasi. Pesan yang salah dapat terjadi karena faktor manusia dan mungkin juga faktor dari luar.

Namun demikian ada beberapa cara untuk mengatasi hambatan tersebut, misalnya:

1. Mengecek arti atau maksud yang dikatakan

Hal ini akan membantu si penerima pesan jika pesan yang kurang jelas ditanyakan secara langsung maksud dari isi pesan tersebut, atau mengecek arti kata-kata atau kalimat dalam pesan.

2. Meminta penjelasan lebih lanjut

Hal yang mungkin terjadi untuk mengatasi hambatan yaitu dengan meminta penjelasan lebih lanjut kepada ahlinya atau si pengirim pesan. Dengan meminta penjelasan maka pesan akan dapat dimengerti.

3. Mengecek umpan balik atau hasil

Hal yang perlu dilakukan jika komunikasi kurang dapat dimengerti yaitu antara si pengirim pesan dan si penerima pesan segera mengecek umpan balik atau hasil dari tindakan yang dilakukan setelah menerima pesan yang telah diberikan.

4. Mengulang pesan yang disampaikan

Pesan yang kurang jelas dapat mengakibatkan si penerima pesan akan menjadi kurang paham akan maksud dari si pengirim. Untuk menghindari hal tersebut yaitu dengan cara mengirim kembali pesan yang telah disampaikan atau dengan mengulang pesan yang disampaikan agar pesan yang kurang jelas dapat dimengerti maksud dan tujuannya oleh si penerima pesan.

5. Memperkuat dengan bahasa isyarat

Pesan yang disampaikan dalam bentuk lisan, penerima kadang tidak paham dengan apa yang dimaksud oleh pengirim pesan. Agar pesan menjadi sempurna dan dapat dipahami oleh penerima maka pesan harus diperkuat dengan menggunakan bahasa isyarat seperti gerakan tangan, ekspresi muka, gerakan mata, suara, dan sikap badan.

6. Mengakrabkan antara pengirim dan penerima pesan

Hal tersebut akan membantu kedua pihak dalam berkomunikasi. Dengan adanya keakraban antara keduanya maka komunikasi akan lebih dipahami.

7. Membuat pesan selalu singkat dan jelas

Pesan yang singkat dan jelas akan memudahkan si penerima pesan memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh si pengirim pesan sehingga maksud dari pesan yang telah diterima dapat terelialisasi dengan baik.

Djamarah (2010:12-13) membagi komunikasi dalam dua bentuk, yaitu: 1. Komunikasi satu arah (one way communication)

Komunikasi sebagai aksi penempatan, dimana seorang guru atau pemimpin sebagai pemberi aksi dan siswa atau bawahan sebagai penerima aksi. Dalam pendidikan misalnya guru aktif dan siswa pasif sehingga mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan ajar.

2. Komunikasi dua arah (two way communication)

Komunikasi sebagai interaksi, dimana seorang guru sebagai pemberi maupun penerima aksi, demikian pula dengan siswa. Dalam dunia pendidikan baik antara guru dengan siswa dapat bertugas sebagai pemberi atau penerima aksi sehingga nantinya dapat terjadi sebuah dialog.

Proses komunikasi menurut Effendy (2005:11-17), terdiri atas dua tahap yaitu: 1. Komunikasi primer

Komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang atau simbol sebagai media. Lambang disini adalah bahasa, isyarat, warna, gambar, dan lainnya.

2. Komunikasi sekunder

Komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua disini dapat berupa surat, telephone, radio, televisi, dan lain sebagainya.

Komunikasi yang terjadi dalam proses pembelajaran antara guru dengan siswanya selama ini menggunakan komunikasi primer, karena antara guru dengan siswa komunikasi yang terjadi adalah komunikasi dalam situasi tatap muka dimana tanggapan komunikasi akan dapat segera diketahui dan umpan balik yang terjadi secara langsung, sehingga komunikasi primer lebih efektif dan efisien dibandingkan proses komunikasi sekunder. Dalam proses komunikasi sekunder seperti yang telah dijelaskan di atas terjadi dalam situasi antara komunikator dengan komunikan relatif jauh dan tidak selalu terjadi dalam proses tatap muka.

Komunikasi dalam pengajaran dilakukan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat yang bermakna. Seorang guru dengan suara yang dimilikinya menjelaskan bahan pelajaran sehingga siswa dapat memperhatikannya. Suara yang digunakan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terasa monoton, dengan gaya dan sikap yang bervariasi dalam menyajikan pelajaran akan menarik, menghidupkan suasana dan membuat siswa termotivasi untuk belajar.

Dokumen terkait