• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hambatan dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak

Dalam dokumen Gambar 4.1. Keluarga Ke-1 (Halaman 40-47)

Meningkatkan motivasi belajar anak tidak terus-menerus berjalan lancar pastinya orang tua menemui hambatan dalam proses meningkatkan motivasi belajar anak. Masa pandemi COVID-19 saat ini orang tua menyadari banyak hambatan dalam meningkatkan motivasi belajar anak. Hambatan yang dirasakan orang tua di Dukuh Jaten salah satunya kesibukan orang tua yaitu pekerjaan orang tua.

Karmawan, Supriadi, & Donatianus (2012) berpendapat bahwa keadaan ekonomi mampu menghambat orang tua dalam meningkatkan

motivasi belajar anak, sebab orang tua sibuk bekerja guna memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari. Di masa pandemi COVID-19 banyak pekerjaan yang ditunda bahkan ada yang dikeluarkan dari pekerjaanya, dari situ orang tua merasa harus mencari pekerjaan baru guna bertahan hidup di masa pandemi ini.

Orang tua di Dukuh Jaten berupaya menyediakan waktu untuk mendampingi anak belajar serta meningkatkan motivasi belajar anak, apabila ayah sibuk dalam pekerjaan maka ibu dapat membantu anak dalam proses belajarnya, walaupun tidak dapat berperan bersama antara ayah dan ibu dalam mendampingi anak belajar orang tua bekerja sama untuk semaksimal mungkin dengan berbagi peran dan mendukung satu sama lain. Apabila pagi belajar bersama ibu maka diwaktu yang luang seperti sore, malam hari, atau weekend anak dapat belajar atau berkegiatan bersama ayah, sehingga anak tetap mendapatkan peran ayah dalam proses tumbuh kembang anak.

Orang tua berupaya dalam meningkatkan motivasi belajar dengan berbagai cara, namun tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi anak juga dapat menghambat orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak. Hening (2019) mengemukakan bahwa setiap anak memilikin kondisi emosi yang berbeda-beda, mereka masih mencari mana yang benar mana yang salah, dari situ kondisi anak perlu dipantau guna membentuk sikap yang positif pada anak.

Orang tua di Dukuh Jaten menyadari bahwa selama belajar dari rumah anak mengalami perubahan emosi setiap harinya. Di awal pembelajaran dari rumah anak masih mempunyai semangat serta antusias belajar yang tinggi, sebab anak merasakan pembelajaran yang berbeda dengan di sekolah seperti anak harus belajar di rumah dengan alat eletronik dan benda seadanya di rumah, namun lama kelamaan anak merasakan kejenuhan pada proses belajar yang setiap hari harus dari rumah. Anak merasa bahwa belajar dari rumah suasananya berbeda dengan di sekolah, anak sudah lama tidak merasakan berangkat ke sekolah menggunakan seragam sekolah, belajar bersama

guru dan teman yang banyak, bermain di taman sekolah, bereksplorasi bersama teman-teman di lingkungan sekolah, belajar eksperimen bersama guru dan teman-teman, dan anak merasa suasana rumah tidak semenarik di sekolah. Selama belajar dari rumah anak tidak merasakan hal tersebut, sehingga emosi anak setiap harinya mengalami perubahan dan orang tua perlu membujuk anak supaya anak bersedia untuk belajar dan mengerjakan tugas dari sekolah.

Hambatan yang ditemu orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak selama belajar dari rumah dapat diatasi dengan juga membuat strategi, dengan adanya strategi mampu membantu orang tua mengatasi kejenuhan anak dalam belajar anak saat belajar dari rumah.

Strategi yang di gunakan Orang tua di Dukuh Jaten dalam meningkatkan motivasi belajar anak antara lain:

a. Membuat Kegiatan yang Menarik

Pembelajaran yang dilakukan dari rumah akibat pandemi COVID-19 sudah berjalan cukup lama, hal tersebut menimbulkan kejenuhan belajar pada anak. Orang tua berupaya meningkatkan motivasi belajar dengan berbagai hal salah satunya membuat kegiatan yang menarik untuk anak. Kegiatan yang menarik perhatian dapat di manfaatkan orang tua untuk meningkatkan motivasi belajar anak (Djamarah, 2008).

Orang tua di Dukuh Jaten berupaya memberikan kegiatan yang menarik untuk anak dalam kegiatan belajar maupun di luar jam belajar. Keluarga pertama mengajak anak untuk membuat kerajinan berupa gelang atau kalung, hal tersebut dipercaya dapat menarik perhatian anak dan orang tua dapat memanfaatkan momen tersebut untuk meningkatkan motivasi belajar anak dengan mendengarkan keluah kesah anak saat belajar dari rumah, lalu orang tua dan anak mencari jalan keluar bersama mengenai kejenuhan anak dalam belajar, dan orang tua memberikan pengertian kepada anak mengenai situasi sekarang anak diminta

untuk bersabar dan selalu berdoa kepada Allah untuk kebaikan disituasi saat ini.

Keluarga ke dua selalu mengajak anak untuk bermain bersama di saat weekend seperti bermain bola di teras rumah, bermain secara sederhana namun dilakukan bersama orang tua mampu menumbuhkan rasa saling menyemangati satu sama lain, dimana saat bermain bersama orang tua dapat memberikan pesan kepada anak megenai situasi saat ini bahwa anak harus bersabar melalu masa sulit ini, jika merasa lelah dan takut tenang saja ada ayah dan ibu di belakang siap untuk membantu. Pesan tersebut mampu menumbuhkan rasa aman pada anak, sehingga motivasi anak dalam belajar disituasi saat ini dapat tumbuh dengan baik.

Keluarga ke tiga membuat kegiatan berkebun bersama dimana kegiatan tersebut anak diajak langsung bereksperimen mengani proses pertumbuhan tanaman, hal tersebut mampu menarik daya ingin tahu anak dan momen tersebut anak mampu belajar hal baru yang menyenangkan serta orang tua dapat memberikan masukan dan semangat mengenai kegeitan belajar dari rumah. Kegiatan yang bermanfaat seperti eksperimen langsung dapat meningkatkan motivasi belajar anak, sebab anak menyukai kegiatan yang mengetahui hasilnya langsung (Sari, 2017). Orang tua juga mengajak anak untuk berkegiatan di luar jam belajar seperti olahraga bersama yaitu berenang, kegiatan tersebut mampu mebuat anak meluapkan emosi dan menumbuhkan rasa bahagia pada diri anak. Kegiatan tersebut mampu menumbuhkan motivasi belajar anak.

b. Membuat Kreasi dalam Belajar

Orang tua menyadari bahwa anak usia dini dalam proses belajar sistemnya belajar sambil bermain. Wiyani & Barnawi (2012) mengatakan bahwa pembelajaran anak usia dini perlu adanya kegiatan yang menarik dan eksplorasi lingkungan sekitar sebab anak usia dini memerlukan bukti nyata bukan teori.

Orang tua di Dukuh Jaten berupaya memberikan kreasi belajar untuk anak selama belajar dari rumah agar anak tidak kesulitan dalam memahami materi yang diberikan dari sekolah.

Orang tua di keluarga pertama mengkreasikan dengan menggunakan media APE seperti puzzle, pasir sintetis, dan buku non-akademik. Media tersebut diberikan guna membantu anak dalam memahami materi yang diberikan dan digunakan sebagai alat bantu anak ketika mengalami jenuh dalam belajar maka anak dialihkan pada media APE supaya anak dapat bermain sambil belajar hal baru dari APE tersebut.

Oarng tua di keluarga ke dua dan ke tiga mengkreasikan belajar sambil bermain apa yang anak sukai namun tetap dikontrol oleh orang tua, apabila sudah melewati batas anak lebih asik bermain maka orang tua mengembalikan anak untuk fokus lagi dalam belajar. Kreasi pembelejaran sambil bermain bertujuan memberikan kebebasan anak untuk bereksplorasi benda sekitar dan membantu anak untuk mengembangkan imajinasi dari permaianan yang anak mainkan.

c. Apresiasi Hasil Belajar Anak

Orang tua di Dukuh Jaten meningkatkan motivasi belajar anak melalui apresiasi hasil belajar anak dengan mengupload karya atau hasil belajar anak di sosial media. Tujuan dari mengupload karya anak di media sosial yaitu menumbuhkan rasa percaya diri anak akan hasil belajarnya, serta dapat dilihat oleh orang banyak dan dapat saling bertukar cerita dengan teman lainnya melalui media sosial sebab tidak bisa bertemu akibat pandemi COVID-19, dari situ anak mengetahui bahwa hasil belajarnya mendapat pujian maka ke depannya anak termotivasi untuk mendapatkan nilai yang baik dan menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Fadlilah (2020), menyatakan bahwa mengapresisai hasil belajar anak dengan cara mengupload hasil belajar anak di media sosial dapat meningkatkan motivasi belajar anak.

d. Menciptakan Lingkungan Kondusif

Orang tua di Dukuh Jaten memiliki strategi khusus dalam meningkatkan motivasi belajar anak yaitu dengan menciptakan lingkungan yang kondusif saat anak belajar. Orang tua berupaya menghentikan semua kegiatan yang ada di rumah seperti televisi dimatikan sementara saat anak belajar, memperhatikan lingkungan sekitar rumah apabila ada anak yang bermain di sekitar rumah maka orang tua meminta dengan pengertian untuk bermain di tempat lain dahulu jika nanti sudah selesai maka boleh main lagi di sekitar rumah, dan membuat lingkungan menjadi nyaman, tenang, dan aman saat anak belajar. Tujuan dari beberapa tindakan orang tua tersebut agar anak dapat konsentrasi pada proses belajar dan meminimalisir gangguan yang dapat menghilangkan fokus anak dalam belajar.

e. Komunikasi Terbuka

Komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua merupakan strategi yang dilakukan orang tua di Dukuh Jaten.

Komunikasi terbuka dapat membantu anak dalam mengekspresikan perasaan anak dalam proses belajar selama belajar dari rumah, jika anak merasa bosan atau jenuh maka orang tua dapat memberikan jalan keluar dengan memberikan waktu untuk anak istirahat atau bermain guna menumbuhkan semangat belajar anak kembali.

Orang tua juga dapat bercerita mengani apa yang diharapkan dari anak dalam proses belajar, dari situ anak dapat mengerti secara jelas tanpa harus ada tekanan dari orang tua. Komunikasi terbuka antara orang tua dan anak dapat membantu meningkatkan motivasi belajar anak, sebab anak lebih menyukai sesuatu yang mudah dipahami apa keinginan orang sekitar terhadap dirinya (Sari, 2017).

Hambatan yang orang tua hadapi dalam meningkatkan motivasi belajar berdampak pada penurunan motivasi belajar anak dan hasil belajar anak. Adanya strategi yang orang tua berikan kepada anak

secara konsisten maka akan meningkatkan motivasi belajar anak selama belajar dari rumah dan memberikan dampak positif pada hasil belajar. Linde-Krieger & Yates (2020) menyatakan bahwa ke dua orang tua harus memberikan sikap konsisten dalam mendidik anak, maka akan memberikan dampak positif pada tumbuh kembang anak.

Peran orang tua yang berusaha memberikan motivasi belajar kepada anak secara konsisten setiap harinya memberikan hasil positif pada motivasi belajar anak, anak menjadi mandiri dalam belajar, tekun mengerjakan tugas, apabila mengalami kesulitan anak tidak patang menyerah dan selalu bertanya mengenai kesulitan yang anak temui kepada orang tua. Fungsi dari meningkatkan motivasi belajar pada anak adalah menumbuhkan ketekunan, kemandirian, dan keuletan dalam belajar anak (Hamalik, 2010). Hasil penelitan menyatakan bahwa motivasi belajar yang diberikan oleh orang tua kepada anak mampu menumbuhkan ketekunan dalam menyelesaikan tugas sekolah, dilihat dari anak tidak mudah menyerah ketika menemui soal yang sulit dipahami, anak berusaha dengan bertanya terlebih dahulu kepada orang tua mengenai kesulitan anak ketika sudah mengetahui dan memahami kesulitan tersebut anak akan kembali mengerjakan tugas kembali hingga selesai. Menumbuhkan kemandirian belajar pada anak, orang tua menyadari bahwa usia anak masih kecil namun dengan memberikan motivasi belajar secara rutin dapat menumbuhkan kemandirian belajar sejaka dini, terlepas dari emosi anak yang belum menentu dalam proses belajar seperti anak belajar sesuai keinginan sendiri, hal tersebut diarahkan dan diberikan dukungan maka akan tertanam pada diri anak sebagai kebiasaan yang positif.

Menurut Dong, Cao, & Li (2020), menyatakan bahwa fungsi lain dari motivasi belajar ialah sebagai unsur pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Orang tua di Dukuh Jaten berupaya memberikan motivasi belajar pada anak setiap hari dengan berbagai cara guna membantu memperbaiki hasil belajar yang kurang baik akibat kejenuhan anak belajar dari rumah. Motivasi belajar yang tumbuh

dengan baik pada diri anak maka akan memberikan kemudahan pada anak untuk menangkap serta memahami materi dengan baik, apabila dalam proses belajar anak tidak mengalami kesulitan maka dalam hasil belajar anak akan baik dan menciptakan prestasi untuk anak sebagai bukti dari kerja keras anak dalam belajar.

Dalam dokumen Gambar 4.1. Keluarga Ke-1 (Halaman 40-47)

Dokumen terkait