• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Keterampilan Mendengarkan Aktif

4. Hambatan-hambatan Dalam Mendengarkan Aktif

Devito (1997) menjelaskan bahwa ada beberapa hambatan dalam mendengarkan aktif, yaitu:

a. Sibuk dengan diri sendiri

Penghambat yang paling serius dan merusak mendengarkan adalah kecenderungan pendengar untuk sebuk dengan diri sendiri, sebagai contoh memusatkan perhatian pada tindak tanduk diri sendiri selama interaksi. Kesibukan dengan diri sendiri timbul karena pendengar menyiapkan peranan sebagai pembicara; pendengar menyiapkan tanggapan dan memikirkan apa yang akan dikatakannya untuk menjawab pembicara. Selama perhatian pendengar berpusat pada diri sendiri, pendengar tidak atau kurang memperhatikan apa yang dikatakan pembicara; pendengar bisa kehilangan pesan yang dimaksud oleh pembicara.

b. Sibuk dengan masalah-masalah eksternal

Pendengar cenderung untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang tidak relevan dengan interaksi. Pendengar memikirkan apa yang dilakukannya pada hari-hari sebelum interaksi atau memikirkan hal-hal yang akan dilaksanakannya sesudah interaksi. Kesibukan memikirkan soal-soal ekstenal ini, akan menghambat untuk mendengarkan aktif.

c. Mempertajam (sharpening)

Kecenderungan pendengar untuk mempertajam satu atau dua aspek dari pesan pembicara dapat menjadi penghambat dalam mendengarkan aktif. Pendengar menyoroti/ menekan/ membumbui hal tertentu yang kebetulan menonjol dibandingkan dengan hal-hal lain yang diutarakan oleh pembicara.

d. Mengasimilasi

Kecenderungan pendengar untuk merekonstruksi pesan sedemikian sehingga sesuai dengan prasangka, kebutuhan dan nilai pendengar sendiri dapat menjadi penghambat dalam mendengarkan aktif. Akibatnya, pendengar membuat evaluasi negatif terhadap pesan yang diterimanya.

e. Faktor lawan atau kawan

Pendengar cenderung mudah menerima pesan pembicara apabila hubungan antara pendengar dan pembicara baik/ berteman. Apabila hubungan antara pendengar dan pembicara tidak baik/ bermusuhan, pendengar akan sulit menangkap pesan pengirim secara tepat; pendengar akan cenderung menilai pesan pembicara secara negatif. f. Mendengar yang diharapkan

Pendengar cenderung mendengarkan apa yang diharapkan dan bukan mendengarkan apa yang sebenarnya dikatakan pembicara. Pesan dikirimkan pembicara akan lebih mudah ditangkap dan dipahami

pendengar, apabila pesan tersebut merupakan hal-hal yang diharapkan dari pada hal-hal yang tidak diharapkan.

Gordon (1999) menjelaskan lima hambatan dalam mendengarka aktif, yaitu:

a. Pendengar menanggapi dengan bimbingan

Pendengar cenderung mengarahkan pembicara ke suatu arah atau tujuan tertentu. Ini berarti pula pendengar memegang kemudi. Sering kali jika pendengar memegang kemudi dan mengarahkan pembicara kapada suatu arah tertentu, pembicara merasa mendapat perlawanan. b. Membuka pintu kemudian menutupnya

Pendengar pada mulanya mulai dengan tujuan membuka pintu bagi pembicara untuk berkomunkasi, tetapi kemudian pendengar menutup pintu tersebut karena pendengar tidak sabar untuk mendengarkan aktif secara tuntas.

c. Pendengar yang membeo

Pendengar cenderung mengulang atau menirukan apa yang dikatakan oleh pembicara, dan bukan apa yang dirasakan oleh pembicara.

d. Mendengar tanpa empati

Pendengar cenderung memberikan umpan balik atau menanggapi pembicara tanpa mengikutsertakan unsur perasaan pembicara, pendengar mengabaikan perasaan pembicara.

e. Mendengarkan aktif pada saat yang salah

Pendengar cenderung menggunakan mendengarkan aktif pada saat yang tidak tepat. Pendengar begitu bersemangat menggunakan cara mendengarkan aktif, padahal pembicara tidak memerlukan atau tidak ingin diselami perasaannya.

Wright (Subagyo, 2006) juga menjabarkan delapan kendala dalam mendengarkan aktif, yaitu:

a. Pembelaan diri

Pendengar sibuk memenuhi pikiran dengan segala penyangkalan, alasan, atau pengecualian dari yang sedang dikatakan pembicara. Akibatnya, pendengar kehilangan pesan-pesan yang disampaikan pembicara. Respon pembelaan diri dapat berupa:

1) Terlalu cepat menarik kesimpulan

2) Mengartikan kata-kata pembicara sesuai dengan harapan pendengar.

3) Mengulang-ulang respon atau mengaggapi dengan kata-kata tajam.

b. Sikap/ prasangka tertentu yang telah dimiliki pendengar terhadap pembicara.

Sikap/ prasangka pendengar terhadap pembicara dapat muncul antara lain karena nada suara pembicara yang khas/ kurang disenangi, pembicara berasal dari etnis yang tidak disenangi, kehadirian

pembicara mengingatkan pendengar terhadap seseorang yang tidak menyenangkan pada masa lampau. Karena prasangka tersebut, pendengar menolak pembicara tanpa mau mendengarkan apa yang dikatakannya.

c. Pergumulan di dalam pendengar

Pendengar akan lebih mudah mendengarkan orang lain daripada saudara kandung/ pasangan hidup karena emosi pendengar tidak terlibat dengan masalah orang lain. Mendengarkan pesan juga sulit jika pendengar ikut merasa bersalah atas timbulnya masalah yang dialami pembicara.

d. Interupsi

Pendengar mungkin melakukan interupsi karena pembicara berbicara bertele-tele atau karena pikiran pendengar lebih cepat dan ingin segera mendengarkan informasi yang akan disampaikan pembicara. Pikiran pendengar menerawang dan melaju dengan cepat sehingga pesan yang disampaikan tidak dapat dimengerti dengan baik. e. Ruang pemikiran pendengar penuh dengan informasi

Ruang pemikiran pendengar dipenuhi dengan berbagai informasi, sehingga sedikit saja tambahan informasi dari pembicara membuatnya tidak dapat bertahan lagi. Pendengar merasa seakan-akan sedang diserang dari segala sisi dan tidak memiliki cukup waktu untuk mencerna informasi pembicara.

f. Ketepatan waktu

Pada saat berbicara, pendengar merasa dikejar-kejar karena masih ada acara lain yang akan dikerjakan. Pendengar sebaiknya memberitahukan dengan jujur, bahwa saat untuk mendengarkan pendengar perlu mencari waktu luang daripada menjadikan pembicaraan tersebut sebagai sampingan.

g. Kelelahan fisik

Kelelahan fisik dapat menggangu seseorang sewaktu mendengarkan. Ada saatnya pendengar perlu memberitahukan orang lain apabila waktunya tidak tepat untuk berbicara dan akan memberitahukan lagi apabila sudah siap untuk mendengarkan.

h. Perhatian selektif

Kecenderungan pendengar untuk menyeleksi informasi yang diterima dapat mengganggu dalam mendengarkan pesan. Pendengar mendengarkan apa yang ingin didengarkan atau hal-hal yang sesuai dengan apa yang ada dipikirannya. Jika pendengar mendengarkan secara selektif, pendengar juga akan mengingat secara selektif. Artinya, mengingat beberapa pernyataan atau situasi dan melupakan yang ditolak.

Peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan mendengarkan aktif bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Setiap orang dapat belajar dan berlatih untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan aktif.

Dokumen terkait