• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Eksekusi Jaminan Fidusia Terhadap Perjanjian Pinjam-meminjam di Kospin Jasa Pekalongan Perjanjian Pinjam-meminjam di Kospin Jasa Pekalongan

EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA TERHADAP PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM DI KOSPIN JASA PEKALONGAN

B. Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Eksekusi Jaminan Fidusia Terhadap Perjanjian Pinjam-meminjam di Kospin Jasa Pekalongan Perjanjian Pinjam-meminjam di Kospin Jasa Pekalongan

Kasus :

Phak debitur dalam kasus ini adalah: Nama : Herry Kurniyawan

Alamat : Jl. Angkatan 45 / 32 Rt.002 Rw 003 Kraton Kidul Pekalongan Nomor P.P.U : 389 / A / PKL / IX / 2009

Dimana pada tanggal 1 September 2009 melakukan Perjanjian Pinjaman Uang sebesar Rp. 14.525.000 kepada pihak Kreditur(Kospin Jasa Pekalongan) jenis Pinjamannya Pinjaman Anuitet, degan jaminan sebuah kendaraan bermotor roda 2 (dua), Merk: Honda, Jenis SPM, Model SPM Solo, Type : GL 160 CW2, Tahun : 2009, Nomor Rangka : MH1KC12199K174687, Nomor Mesin :KC12E1173730, Bahan Bakar : Bensin, Warna :

Biru, Nomor Polisi : - - - -, Nomor BPKB : - - - -, Atas Nama : Herry Kurniyawan, dan dengan jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan .

Bersamaan dengan itu pula pihak Kospin Jasa Pekalongan langsung meminta bantuan kepada Notaris dan PPAT Bapak Riza S, SH untuk membantu memproses pembuatan Akta Perjanjian Fidusia atas nama Calon Debitur diatas.

Permasalahan yang muncul adalah pada pertengahan tahun 2012 ,diakhir-akhir pembayaran angsurannya, pihan debitur melakukan wanprestasi dimana dia tidak melakukan pembayaran angsuran, Sehingga pihak Kospin Jasa memberikan surat peringatan bahwa pihak debitur belum melakukan pembayaran angsuran pinjaman, tetapi tidak adanya itikad baik dari debitur untuk melakukan kewajibannya membayar angsuran pinjaman sehingga pihak kreditur ( Kospin Jasa Pekalongan) akan melakukan eksekusi jaminan fidusia.

Dalam ketentuan Pasal 37 ayat 2 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 bahwa

“ Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari terhitung sejak berdirinya Kantor Pendaftaran Fidusia, semua perjanjian Jaminan Fidusia harus sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang ini, kecuali ketentuan mengenai kewajiban

pembuatan akta Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1).”

Akan tetapi Akta jaminan fidusia yang dimohon bantuan pembuatannya kepada Notaris Riza S, SH pada tanggal 1 September 2009 belum didaftarkan kepada Kantor Pendaftaran Jaminan Fidusia, sehingga pada tanggal 25 Juli 2012 baru dilakukan pendaftaran sertifikat jaminan fidusia ke Kantor Jaminan Fidusia supaya dapat dilakukan Eksekusi langsung terhadap jaminan fidusia (parate eksekusi), sehingga Akta jaminan fidusia tersebut telat dalam pendaftarannya ke kantor jaminan fidusia.

Praktek eksekusi terhadap jaminan fidusia tidak terlepas dari berbagai hambatan yang muncul dalam pelaksanaannya. Hambatan-hambatan yang muncul adalah:

a. Debitor tidak beritikad baik untuk memenuhi kewajibannya b. Debitur tidak mau menyerahkan obyek jaminan

c. Akta Fidusia yang terlambat dalam Pendaftarannya

Dalam pelaksanaan perjanjian pinjaman dengan jaminan Fidusia pada Kospin Jasa Pekalongan adalah debitur tidak beritikad baik untuk memenuhi kewajibannya (Wanprestasi) di mana ketika melakukan peminjaman dan hanya mengangsur beberapakali saja, selanjutnya pihak debitur pindah rumah atau tidak diketahui keberadaannya.

Untuk itu Kospin Jasa selaku Kreditur mengirim surat kepada debitur supaya debitur secepatnya menyerahkan objek jaminan fidusia kepada koperasi untuk menyelamatkan objek tersebut. Bilamana debitur tidak menyerahkan maka Kospin Jasa akan melakukan parate Eksekusi. Kospin Jasa lebih memilihParate Eksekusi karena dalam penyelesaiannya langsung lewat pelelangan umum dapat dilakukan tanpa melibatkan pengadilan sama sekali (Pasal 29 ayat (1) huruf b) supaya dapat dijual dimuka umum melalui Kantor Pelayanan Urusan Piutang dan Lelang Negara.

Dalam kondisi terjadi seperti diatas pemberi fidusia wajib menyerahkan objek jaminan fidusia kepada penerima fidusia supaya dapat dilakukan parate eksekusi, dan dalam pasal 16 ayat 4 Peraturan Mentri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 berbunyi:

“Penjual/Pemilik Barang harus menguasai fisik barang bergerakyang akan dilelang, kecuali barang tak berwujud, termasuktetapi tidak terbatas pada saham tanpa warkat, hak tagih, hakcipta, merek, dan/atau hak paten.”

Sehingga Kospin Jasa harus menguasai objek jaminan fidusia apabila akan dilakukan pelelangan di KPKLN, sehingga pihak Kospin Jasa meminta bantuan kepada pihak yanng berwenang untuk mengambil objek jaminan fidusia dari pemberi fidusia sesuai dengan pasal 30 UU Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia bahwa Dalam hal Pemberi Fidusia tidak menyerahkan Benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia pada waktu eksekusi dilaksanakan, Penerima Fidusia berhak mengambil Benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia dan apabila perlu dapat meminta bantuan pihak yang berwenang.

Ternyata didalam pelaksanaan Eksekusi yang baru pertama kali dilakukan oleh Kospin Jasa Pekalongan, Akta Jaminan Fidusia tersebut terlambat dalam pendaftarannya, sehingga pihak kepolisian tidak dapat membantu dalam melakukan Eksekusi Objek Jaminan Fidusia dari pemberi fidusia.4

Demikian uraian mengenai penyelesaian wanprestasi pada Kospin Jasa PekalonganJadi hambatan yang dihadapi dan cara mengatasi hambatan-hambatan pada pelaksanaan perjanjian pinjaman pada Kospin Jasa Pekalongan sekarang dilakukan dengan mengutamakan cara-cara persuasif dan kekeluargaan terlebih dahulu dalam menyelesaikan kasus wanprestasi.5

4

Yayan Abdul Wahid, Wawancara, Kepala Bagian Kredit Kospin Jasa Pekalongan, Januari 2016

5

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Abdulkadir Muhammad, 2000,Hukum Perdata Indonesia, Cet III, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Anjar Pachta dkk, 2008, Hukum Koperasi Indonesia, Fakultas Hukum UI, Jakarta.

Arifin Sitio, 2001, Koperasi teori dan Praktek, Jakarta

Bacshan Mustafa, Bewa Ragawino, Yaya Priatna, 1982, Azas-Azas HukumPerdata dan Hukum Dagang, Edisi Pertama, Armico, Bandung.

Chaniago, 1998, Ekonomi dan Koperasi, Rosda Karya, Bandung

Djaja S. Meliala, 2007, Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda dan Hukum Perikatan, CV. Nuansa Aulia, Bandung

Djarot Siwijatmo JB., 1992, Manajemen Koperasi, BPFE, Yogyakarta

Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2007, Jaminan Fidusia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Mashudi H, dan Moch. Chidir Ali, 2001, Pengertian-Pengertian elementerHukum Perjanjian Perdata, Cet. II, CV. Mandar Maju, Bandung.

Hardijan Rusli, 1993, Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law, CetakanI, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, 2003, Seri Hukum Perikatan Yang Lahit Dari Perjanjian, Cetakan I, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja II, Seri Hukum Bisnis Jaminan Fidusia, Rajawali, Jakarta

Leli Joko Suryono,2014,Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Indonesia,LP3M,Yogyakarta Lumban Tobing G.H.S , 1999, Peraturan Jabatan Notaris, Erlangga, Jakarta

Mariam Darus Badrulzaman, 1991,Perjanjian Kredit, Citra Aditya Bakti, Bandung. Munir Fuadi, 2007, Hukum kontrak (Bukku Kedua), Citra Aditya Bakti, Bandung. Oey Hoey Tiong, 1984, Fidusia sebagai Jaminan Unsur-unsur Perikatan,Ghalia

Indonesia, Jakarta

Purwahid Parik, 1994, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, Cetakan I, Mandar Maju, Bandung

Purwahid dan Kashadi. 2008, Hukum Jaminan Fidusia, Fakultas Hukum UniversitasDiponegoro, Semarang

Rachmandi Usman, 2001, Aspek-AspekHukum Perbankan Indonesia, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ronny Hanitijo Soemitro, 2001, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, GhaliaIndonesia, Jakarta

Salim H.S, 2004, Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Satrio J, 1991,Hukum Jaminan danHak-hak Kebendaan, Citra Aditya Bakti,Bandung Setiawan R,1986, Pokok-pokok Hukum Perikatan, Binacipta,Bandung

Soerjono soekanto dan Sri Mamuji, 2010, Penelitian Hukum Normatif, SuatuTinjauan Singkat, rajawali Pres.

Sri Soedewi Masjchoen Sofwan,1977, Beberapa Masalah Pelaksanaan Lembaga JaminanKhususnya Fidusia Di Dalam Praktek Pelaksanaannya Di

Indonesia,Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada,Yogyakarta.

Subekti R, 1982, Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut HukumIndonesia, Alumni,Bandung

Subekti R, dan R. Tjitrosoedibio, 1980, Kamus Hukum, Pradnya Paramita,Jakarta. Sutantya Raharja Hadhikusuma R.T, 2000, Hukum Koperasi Indonesia, PT

Tan Kamelo, 2006, Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan YangDidambakan, Alumni, Bandung.

Viktor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, 2004, Grosse Akta DalamPembuktian dan Eksekusi, Rineka Cipta, Jakarta

Wirjono Prodjodikoro, 1985, Hukum Perdata Tentang Persetujuan Tertentu, CetVIII, Sumur, Bandung

Zul Afdi Ardian dan An An Chandrawulan,1998, Hukum Perdata dan Dagang,CV. Armico, Bandung.