• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hambatan-hambatan yang Dihadapi Penyuluh Agama dalam Pembinaan Keagamaan di Masyarakat

HASIL PENELETIAN

D. Hambatan-hambatan yang Dihadapi Penyuluh Agama dalam Pembinaan Keagamaan di Masyarakat

Adapun hambatan-hambatan yang di hadapi oleh penyuluh agama antara lain adalah:

1. Faktor Dana

Faktor dana adalah faktor yang cukup menentukan usaha atau kegiatan para penyuluh agama, karena pada dasarnya semua usaha dan

57

kegiatan sangat memerlukan dan membutuhkan dana baik untuk sarana maupun prasarana dan keperluan lainnya. Dengan demikian, kurangnya dana merupakan salah satu faktor penghambat terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan. Ini disebabkan oleh tingkat perekonomian masyarakat di Desa Nirannuang masih berada pada taraf yang rendah, sehingga sulit untuk mendapatkan dana dari masyarakat.

Kepala Penyuluh Agama mengatakan bahwa:

Faktor yang sangat menghambat kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh Penyuluh Agama adalah persoalan pendanaan, apalagi fasilitas yang digunakan masih sangat minim.

Jadi Penyuluh Agama sangat membutuhkan bantuan materi, baik dari pemerintah ataupun masyarakat setempat agar kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan lancar sesuai yang diinginkan. (H.

Darul Aqsa, wawancara: 09 Maret 2016 Kel. Bontomanai).

2. Kurangnya Kesadaran Masyarakat

Kurangnya kesadaran beragama yang timbul dalam hati masyarakat sehingga terdapat kesulitan dalam memotivasi masyarakat untuk mau mengkaji serta memahami dan menghayati makna dari shalat berjamaah, karena rendahnya pengetahuan agama yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Belum adanya pegangan hidup yang lebih mantap dalam kehidupan mereka dalam arti, masyarakat tersebut masih mempercayai adanya kekuatan-kekuatan gaib dan semacamnya.

Kendala-kendala yang dihadapi oleh Penyuluh Agama di Desa Nirannuang dalam rangka pengembangan kualitas keberagamaan

58

masyarakat antara lain, kurangnya pemahaman masyarakat untuk mengkaji pengetahuan Agama Islam. Dengan kata lain, belum ada kemauan untuk secara langsung menggabungkan dirinya dalam organisasi pengajian didaerahnya masing-masing, serta adanya anggapan masyarakat bahwa pendidikan Agama Islam kurang penting dalam kehidupan mereka sehingga timbul sikap apatis untuk mau mempelajari ajaran Islam. Untuk itu, bagi Penyuluh Agama dalam konsekuensinya sebagai pembawa obor kebenaran tetap mengupayakan cara untuk mengatasi persoalan yang dihadapi secara sehat.

Berangkat dari beberapa uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa segala upaya telah dilakukan oleh Penyuluh Agama dalam rangka mengembangkan kualitas keberagamaan masyarakat di Desa Nirannuang, ini merupakan suatu hal yang lumrah sifatnya, sebab segala sesuatu yang dilakukan untuk menjadikan seseorang baik senantiasa ada cobaan, kendala maupun rintangan.

59 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembahasan ini tentang Peran Penyuluh Agama Dalam Pembinaan Keagamaan Masyarakat di Desa Nirannuang Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa dalam meningkatkan kualitas Penyuluh Agama, maka berdasarkan yang telah diuraikan sebelumnaya, penulis dapat menarik sebuah kesimpulan sebagai berikut:

1. Upaya yang dilakukan Penyuluh Agama dalam meningkatkan keberagamaan masyarakat di Kecematan Bontomarannu khusunnya di Desa Nirannuang, memberikan motivasi dan membimbing masyarakat agar selalu memakmurkan masjid dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan, misalnya: mengadakan pengajian atau ceramah-ceramah agama, melakukan pengkaderan remaja, mengadakan pengajian dasar tingkat TKA/TPA, memperingati hari-hari besar Islam.

Dengan beraneka ragam kegiatan yang dilaksanakan penyuluh agama untuk mencapai tujuan, Penyuluh Agama dan jamaah bekerjasama dengan masyarakat melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan, karena tanpa kerjasama maka kegiatan-kegiatan itu tidak berjalan dengan lancar.

2. Penyuluh Agama dalam melaksanakan perannya sebagai pembimbing dalam hal bidang keagamaan sudah banyak memberikan kontribusi kepada masyarakat terhadap ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya,

60

sejak adanya penyuluhan keagamaan ini, sudah banyak kegiatan yang dilakukan utamanya yang berhubungan dengan akidah dan akhlak bagi masyarakat, sehingga masyarakat setempat mengakui dengan adanya pembinaan keagamaan yang dilakukan oleh Penyuluh Agama ini dapat menumbuh kembangkan pemahaman masyarakat mengenai keagamaannya, sehingga budaya yang dianut oleh nenek moyang atau percaya terhadap hal-hal yang melenceng dapat dihilangkan secara menyeluruh.

3. Hambatan dalam pelaksanaan pembinaan keagamaan di Desa Nirannuang Kecamatan Bontomarannu kabupaten Gowa dalam meningkatkan kualitas keagamaan banyak kendala yang dihadapi oleh penyuluh seperti faktor dana, kurangnya pemahaman masyarakat, dan pemeritah kurang respek terhadap Penyuluh Agama.

Akan tetapi, Penyuluh Agama setempat tidak pernah berhenti memberikan pembinaan keagamaan yang sesuai dengan Al quran dan Al hadits. Dan salah satu usaha yang dilakukan adalah untuk memotivasi remaja dan masyarakat agar dapat memahami dan menghayati nilai-nilai ajaran Agama Islam.

B. Saran-saran

Melihat suatu permasalahan yang muncul selama penulis mengadakan penelitian di Desa Nirannuang yang ada di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa, maka dibawah ini ada beberapa saran dari penulis:

61

1. Peran Penyuluh Agama di Desa Nirannuang Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa dalam memberikan pembinaan keagamaan dikalangan masyarakat yang kurang memahami ajaran Islam, agar Penyuluh Agama mampu memahami situasi dan kondisi masyarakat atau menggunakan metode pendekatan kepada masyarakat, sehingga tidak terdapat hambatan bagi Penyuluh Agama dalam memotivasi masyarakat untuk mengikuti ajaran Islam berdasarkan dengan Al quran dan Sunnah Rasulullah Saw.

2. Kepada pihak pemerintah, masyarakat, tokoh agama agar senantiasa memberikan dukungan kepada Penyuluh Agama, baik itu berupa moral maupun materi sehingga dalam rangka mengatasi segala hambatan dapat teratasi dan tujuan-tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

3. Kepada warga masyarakat Desa Nirannuang diharapkan pula kesadarannya untuk memahami pentingnya tugas Penyuluh Agama karena tugas utama Penyuluh Agama adalah membimbing masyarakat agar memahami ajaran-ajaran Islam sesuai dengan Al quran dan hadits.

4. Penyuluh Agama kiranya dapat bersikap lemah lembut dan pantang menyerah untuk memberikan pembinaan keagamaan kepada masyarakat. Dengan demikian, maka masyarakat mudah untuk diajak berpartisipasi dalam melaksanakan aktifitas. Penyuluh Agama harus menjadi suri tauladan kepada masyarakat tentang sikap dan tabiat

62

sehari-hari sehingga masyarakat tersebut bisa menerima keberadaan Penyuluh Agama.

63

Dokumen terkait