• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hambatan Dan Kendala Dalam Pencapaian Target Kinerja Keuangan a) Dalam Pengelolaan Pendapatan

(1) Permasalahan

Pelaksanaan pengelolaan Pendapatan Daerah terdapat beberapa kendala diantaranya: (a) Belum optimalnya pengelolaan pendapatan pada BLUD Puskesmas, karena

sebagian BLUD Puskesmas baru ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah pada tahun 2016 sehingga masih dalam tahap penyesuaian dalam pengelolaan keuangannya.

(b) Sarana dan Prasarana yang kurang mendukung, khusunya akses jalan yang menghubungkan antar wilayah dalam Kabupaten Ngawi yang berdampak pada sedikitnya investor yang mau menanamkan modalnya di Kabupaten Ngawi. (c) Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang

Perubahan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah sebagai konsekuensi pelaksanaan otonomi daerah terdapat pembatasan jenis pajak dan retribusi daerah yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah, sehingga mengakibatkan pada:

 Jenis pajak maupun retribusi daerah yang sebelumnya menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota banyak yang dipangkas sehingga mengakibatkan berkurangnya jenis pajak dan retribusi daerah yang dipungut pemerintah kabupaten/kota;

 Jenis pajak dan retribusi daerah yang dilimpahkan kepada pemerintah kabupaten/kota (khususnya Kabupaten Ngawi) ada sebagian sulit untuk dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya manusia yang ada, disamping potensinya tidak ada juga membutuhkan biaya pengelolaan yang cukup besar.  Sebagian objek wisata di Kabupaten Ngawi sebagai sumber PAD cenderung

memerlukan biaya pengelolaan dan pembiayaan yang lebih besar daripada kontribusinya terhadap pendapatan daerah.

 Masih adanya dampak krisis keuangan global, mengakibatkan rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional, sehingga mempengaruhi rendahnya alokasi anggaran dana perimbangan dan bagi hasil pajak/bukan pajak dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

 Belum Optimalnya kegiatan investasi yang berpengaruh terhadap penerimaan pendapatan daerah.

(d) Dengan diberlakukannya Peraturan Bersama Menteri Keuangan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 dan Nomor 58 Tahun 2010 tentang Tahapan Persiapan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sebagai

Lampiran IV Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi

Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2016 29 Pajak Daerah dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-61/PJ/2010 tentang Tata Cara Persiapan Pengalihan PBB Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah sebagai konsekuensi Pemerintah Kabupaten Ngawi melaksanakan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) yang dilimpahkan dari Kantor Pajak Pratama kepada Pemerintah Daerah, sehingga mengakibatkan pada Belum optimalnya kegiatan pemungutan pajak akibat dari data yang digunakan dalam penilaian NJOP masih menggunakan hasil survey yang belum di perbarui (Up to date).

(2) Solusi

Sebagai upaya mengatasi permasalahan peningkatan Pendapatan Daerah telah dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

(a) Meningkatkan pengelolaan pemeliharaan secara maksimal terhadap objek-objek wisata yang diharapkan pada tahun-tahun mendatang penerimaan dari objek pariwisata menjadi andalan penerimaan PAD Kabupaten Ngawi.

(b) Mengoptimalkan kinerja dan pengelolaan keuangan RSUD sebagai Badan Layanan Umum Daerah, karena pola pengelolaan keuangan ini memberikan fleksibilitas berupa keleluasan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

(c) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana transportasi (utamanya transportasi jalan) untuk mendukung masuknya investor ke Kabupaten Ngawi.

(d) Penggalian sumber-sumber pendapatan daerah yang baru yang belum menjadi kewenangan pemerintah propinsi maupun pemerintah pusat.

(e) Senantiasa terus berupaya meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi daerah melalui inovasi terhadap sumber-sumber pendapatan yang sudah ada.Dapat berupa stimulan bagi hasil ataupun peningkatan sarana prasarana pendukung fasilitas umum.

(f) Melaksanakan kerjasama pengelolaan objek pariwisata dengan pihak ketiga, sehingga kontribusi yang masuk sebagai PAD tidak terbebani dengan biaya pengelolaan dan pemeliharaan karena sudah menjadi tanggungjawab pihak ketiga (g) Memberikan kemudahan kepada wajib pajak dan insentif kepada para investor. (h) Melakukan penilaian kembali atas Objek Pajak untuk menentukan NJOP (Nilai

Jual Objek Pajak).

b) Dalam Pengelolaan Belanja

(1) Permasalahan

(a) Sering terjadinya perubahan Peraturan Perundang-undangan mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah dari Pemerintah Pusat sangat menyulitkan bagi para pelaksanan di daerah.

(b) Terbatasnya jumlah personil di Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD) yang memahami dan atau meiliki kemampuan terhadap pengelolaan keuangan daerah (c) Terbatasnya jumlah personil yang memiliki sertifikasi pengadaan barang dan jasa di masing-masing SKPD, sehingga masih ada yang sebagian besar SKPD sulit memenuhi persyaratan sesuai dengan yang diamanatkan dalam Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

(d) Bersamaan waktu berlakunya Tahun Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah menyulitkan daerah dalam penyusunan APBD sudah di mulai pada bulan Juni

Lampiran IV Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi

Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2016 30 sedangkan perkiraan alokasi dana perimbangan dan dana bagi hasil pajak/ bukan pajak dari pemerintah pusat baru diterima sekitar bulan Nopember.

(2) Solusi

(a) Mengadakan koordinasi dan konsultasi dengan pemerintah pusat terkait dengan perubahan peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan keuangan dari pemerintah pusat

(b) Aktif mengirimkan karyawan/ karyawati untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, baik yang diadakan oleh pemerintah pusat maupun propinsi mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah Maupun Pengelolaan Barang dan Jasa.

(c) Sering menyelenggarakan pelatihan dan ujian sertifikasi Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Daerah di Kapubaten Ngawi.

(d) Diharapkan kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan dana dekonsentrasi sudah dapat diinformasikan pada saat awal penyusunan agar tidak terjasi duplikasi alokasi belanja pada objek belanja daerah yang sama. Deangan demikian akan mampu mensinergikan alokasi belanja daerah dengan dana dekonsentrasi, bail lokasi, volume maupun satuan kerja yang menjadi sasaran alokasi belanja daerah.

(e) Selalu aktif melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk meminta informasi perkiraan alokasi dana perimbangan maupun dana bagi hasil pajak/bukan pajak dari pemerintah pusat dan propinsi sehingga angka perkiraan pendapatan yang dicantumkan dalam penyusunan APBD tidak terlalu jauh berbeda dengan pagu definitif yang ditetapkan.

Secara global beberapa permasalahan yang menjadi penghambat dalam upaya pencapaian target kinerja keuangan sebagai berikut :

a) Masalah Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya pencapaian target kinerja keuangan. Kondisi SDM yang ada pada saat ini secara umum masih terbatas jumlahnya khususnya yang memiliki kualitas atau skill sesuai kebutuhan, sehingga penerapan “ the right man on the right place” belum sepenuhnya dapat dilaksanakan. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengoptimalkan SDM yang ada dengan jalan meningkatkan kemampuannya melalui pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, pembinaan-pembinaan secara intensif dan lain-lain baik formal maupun non formal yang diselenggarakan sendiri maupun yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat/propinsi dan institusi lain sesuai dengan bidang kewenanggannya.

b) Masalah Sarana dan Prasarana

Disamping SDM, sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam manajemen dalam upaya pencapaian target kinerja keuangan. Kondisi sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan program dan kegiatan dalam upaya pencapaian target kinerja keuangan pada setiap bidang pemerintahan secara umum masih kurang memadai baik dari kualitas maupun kuantitas. Untuk mengatasinya pemerintah kabupaten Ngawi berusaha melakukan penambahan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan secara bertahap mengingat kemampuan anggaran yang terbatas, dimana penambahan-penambahan tersebut disesuaikan dengan standar kualitas yang dibutuhkan. Disamping itu pemeliharan secara rutin dan berkala juga dilakukan agar

Lampiran IV Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi

Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2016 31 sarana dan prasarana tetap dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya dalam upaya menunjang pelaksanaan program dan kegiatan guna mencapai target kinerja keuangan yang efektif dan efisien.

c) Masalah Sistem dan Prosedur

Sebagaimana diketahui bersama bahwa beberapa tahun terakhir ini telah terjadi beberapa kali perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan daerah. Adanya perubahan-perubahan tersebut berdampak secara langsung terhadap pelaksanaan program dan kegiatan. Pengaruh yang sangat nyata terkait dengan adanya perubahan sistem dan prosedur adalah berubahnya dari sistem UUDP ke sistem UYHD atau sistem uang persediaan. Bagi pemerintah daerah khususnya kabupaten Ngawi, sistem uang persediaan merupakan sistem baru yang mulai dilaksanakan pada tahun anggaran 2007. Untuk dapat memahami sistem tersebut memerlukan waktu secara bertahap. Adanya perbedaan dalam pemahaman sistem dan prosedur yang baru berpengaruh pada pelaksanaan program kegiatan dan pada akhirnya berpengaruh pula terhadap pencapaian target kinerja keuangan.

Upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan pemahanan terhadap sistem dan prosedur yang baru adalah dengan jalan melakukan bimbingan teknis dan pembinaan-pembinaan secara rutin dan berkala serta melakukan konsultasi-konsultasi kepada instansi yang berkompeten misalnya Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Prop. Jatim, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Keuangan maupun Badan Pemeriksa Keuangan.

d) Masalah Sistem Pengendalian Intern

Salah satu syarat untuk dapat melaksanakan program dan kegiatan guna mencapai efektifitas dan efesiensi target kinerja keuangan adalah adanya sistem pengendalian intern yang memadai. Sistem pengedalian intern yang memadai akan dapat menjamin adanya pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan serta terlindunginya aset-aset pemerintah daerah. Permasalahannya adalah bahwa sampai dengan saat ini peraturan pemerintah maupun peraturan menteri yang mengatur sistem pengendalian intern untuk dijadikan pedoman bagi pemerintah daerah masih belum ada. Namun demikian, dalam pelaksanaan pencapaian target kinerja keuangan pengendalian tetap dilakukan secara ketat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga efektifitas dan efisiensi pencapaian target kinerja keuangan tetap terpenuhi.

Lampiran IV Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi

Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2016 32

Bab

4 KEBIJAKAN AKUNTANSI

KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI