• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANKAN DI INDONESIA

C. Hambatan Pelaksanaan Prinsip Good Corporate Governance Pada PT Bank Sumut

Penerapan prinsip GCG dalam suatu perusahaan tidaklah selalu berjalan mulus sesuai dengan kehendak yang diinginkan. Karena walaupun sudah diterapkan prinsip GCG dengan baik dalam suatu perusahaan, tetap saja pasti ada kendala-kendala yang menghambat penerapan prinsip GCG tersebut dalam suatu perusahaan,

dimana hambatan yang terjadi itu bisa datang dari berbagai sudut, baik itu hambatan yang datangnya dari dalam perusahaan itu sendiri maupun hambatan yang datangnya dari luar perusahaan tersebut.

Pada PT Bank Sumut sendiri, adapun hambatan-hambatan yang terjadi dalam menerapkan prinsip GCG, adalah sebagai berikut:83

1. Kurangnya keseriusan karyawan dalam menerapkan prinsip GCG

Penerapan prinsip GCG pada suatu perusahaan, sangatlah memerlukan dukungan dari berbagai pihak baik karyawan, dewan direksi, maupun dewan komisaris dalam perusahaan tersebut, dimana jika salah satu pihak saja tidak berkomitmen, maka akan susah untuk menerapkan prinsip GCG tersebut. Pada PT Bank Sumut sendiri pihak yang sering sekali tidak berkomitmen untuk menerapkan prinsip GCG itu sendiri adalah pihak karyawan, dimana hal ini dapat terlihat dari banyaknya terjadi pelanggaran-pelanggaran walaupun masih ringan yang dilakukan karyawan itu sendiri. Oleh karena itu, akibat pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan tersebut menyebabkan PT Bank Sumut kewalahan dalam menerapkan prinsip GCG tersebut.

2. Lemahnya perangkat hukum yang mengatur dan mengawasi pelaksanaan prinsip GCG

Perangkat hukum sangatlah diperlukan dalam penerapan prinsip GCG pada suatu perusahaan, dimana jika menginginkan prinsip GCG dapat terlaksana dengan baik maka memerlukan perangkat aturan hukum yang tegas dan memiliki sanksi, serta

83

diperlukan juga aparat penegak hukum yang mengawasi pelaksanaannya. Di Indonesia sendiri pengaturan prinsip GCG sudah ada, namun sanksi yang diberikan jika suatu perusahaan melanggar prinsip GCG masih belum tegas, dimana sanksi yang ada hanyalah berupa sanksi teguran dan administrasi saja. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan masih banyak perusahaan-perusahaan yang melanggar prinsip GCG itu sendiri.

3. Lemahnya Penerapan Manajemen Resiko

Manajemen resiko dalam suatu perusahaan sangatlah penting dimana fungsi dari pada manajemen resiko itu sendiri adalah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, menangani dan memonitor resiko bisnis yang dihadapi suatu perusahaan di masa yang akan datang. Penerapan Manajemen resiko pada suatu perusahaan mencerminkan bahwa suatu perusahaan telah menerapkan prinsip GCG. PT Bank Sumut sendiri sudah memiliki Manajemen resiko yang cukup baik dalam berbagai bidang, namun terkadang dalam hal pemberian kredit, penerapan Manajemen resiko sangatlah sulit karena, resiko yang terjadi sulit untuk diprediksikan sebelumnya, walaupun telah dilakukan analisa secara ketat terhadap debitor, akan tetapi resiko untuk terjadinya kredit macet masih sangat mungkin terjadi. Hal ini dapat terlihat dari masih banyak juga kasus kredit macet pada PT Bank Sumut, walaupun masih dalam taraf yang wajar.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dalam skripsi ini dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Bahwa penerapan prinsip GCG pada PT Bank Sumut sendiri, dilandasi atas 5 prinsip dasar, seperti prinsip tanggung jawab yang dilakukan dengan bertanggung jawab pada setiap tugas yang diemban masing-masing karyawan maupun pimpinan perusahaan serta menerapkan prinsip CSR dengan memberikan bantuan kepada kota Asahan, prinsip akuntabilitas yang dilakukan dengan cara melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja karyawan pada tiap akhir tahun, prinsip transparan yang dilakukan dengan cara memberikan keterbukaan informasi kepada masyarakat, prinsip kewajaran yang dilakukan dengan cara memperlakukan setiap nasabah maupun karyawan secara adil tanpa membeda-bedakan, prinsip kemandirian yang dilakukan dengan cara mewajibkan setiap karyawan agar tidak terikat dalam aktivitas politik. Selanjutnya dalam penerapan prinsip GCG sendiri PT Bank Sumut melakukan pengawasan dan penilaian (Self Assesment) yang dilakukan setiap akhir tahun.

2. Bahwa manfaat yang dirasakan oleh PT Bank Sumut dalam penerapan prinsip GCG itu sendiri adalah antara lain: meningkatnya nilai perusahaan yang ditandai

dengan meningkatnya modal perusahaan, meningkatnya kinerja karyawan yang ditandai dengan kenyamanan karyawan yang bekerja pada perusahaan yang sehat serta selalu memperhatikan kinerja karyawan, sehingga karyawan merasa bersemangat dalam bekerja, meningkatnya kepercayaan nasabah yang ditandai dengan banyaknya dana nasabah yang disimpan kepada PT Bank Sumut, serta meningkatnya nilai etika perusahaan yang ditandai dengan dibuatnya suatu aturan yang menjadi acuan suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional yaitu Code of Conduct suatu perusahaan.

3. Bahwa adapun yang menjadi hambatan dalam penerapan prinsip GCG pada PT Bank Sumut antara lain: kurangnya keseriusan karyawan dalam menerapkan prinsip GCG, dimana hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya karyawan yang melakukan pelanggaran, walaupun masih dapat dikatakan pelanggaran yang tergolong kecil, lemahnya perangkat hukum yang mengawasi dan mengatur pelaksanaan GCG, dimana faktor ini merupakan faktor yang datangnya dari luar perusahaan yang dapat dilihat dengan masih banyaknya skandal-skandal pada perusahaan yang disebabkan karena tidak menerapkan prinsip GCG dengan baik, lemahnya penerapan manajemen resiko, dimana walaupun PT Bank Sumut telah mempunyai manajemen resiko yang cukup baik namun penerapan manajemen resiko dalam hal pemberian kredit sulit untuk dilakukan walaupun sudah dilakukan analisis yang ketat terhadap debitur, tetapi kemungkinan untuk terjadinya kredit macet masih sangat mungkin terjadi.

B. Saran

Berdasarkan penelitian atas penerapan prinsip GCG pada PT Bank Sumut, Medan, maka penulis mengajukan beberapa saran. Dimana saran yang diajukan tersebut diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan baik bagi PT Bank Sumut sendiri maupun bagi pemerintah sendiri, adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis antara lain:

1. Sebaiknya setiap pimpinan perusahaan dan juga karyawan perusahaan haruslah memiliki keseriusan dalam menerapkan prinsip GCG demi perkembangan perusahaan itu sendiri, karena penerapan prinsip GCG ini memerlukan sinergi dari berbagai pihak dalam penerapannya baik itu karyawan, pimpinan perusahaan maupun Stakeholder dan Shareholder dalam perusahaan itu sendiri

2. Sebaiknya pemerintah memasang standard penerapan prinsip GCG yang cukup tinggi seperti misalnya penerapan standard yang berlaku secara internasional dalam penerapan prinsip GCG, terhadap perusahaan-perusahaan yang ingin memperdagangkan sahamnya pada bursa efek, sehingga jika diterapkan standard yang tinggi tersebut maka sudah dapat dikatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang tercatat pada bursa efek merupakan perusahaan dengan penerapan prinsip GCG yang baik, serta perusahaan-perusahaan tersebut sudah pasti mampu untuk bersaing secara internasional.

3. Sebaiknya pengurus perusahaan melakukan sosialisasi secara aktif, seperti memberikan keterbukaan informasi mengenai penerapan prinsip GCG itu, baik

kepada karyawannya sendiri maupun bagi para Stakeholders perusahaan itu sendiri, agar pihak-pihak tersebut mengetahui program-program GCG yang direncanakan oleh perusahaan itu sendiri, serta agar para pihak tersebut dapat mematuhi serta mendukung program-program dalam penerapan prinsip GCG tersebut.

Dokumen terkait