• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hambatan dan Solusi Komunikasi dalam Sosialisasi Transfromasi Budaya Kerja Baru

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 29-47)

PAKTA INTEGRITAS 1 FOOD SAFETY COMMITMENT

1. Telah Mengerti , Memahami dan Mematuhi seluruh isi FOOD SAFETY COMMITMENT

4.2.3. Hambatan dan Solusi Komunikasi dalam Sosialisasi Transfromasi Budaya Kerja Baru

Dalam mensosialisasikan program Transformasi Budaya Kerja Baru kepada seluruh pegawai Aerofood ACS Jakarta terdapat hambatan-hambatan diantaranya :

1. Belum dapat tersampaikan secara komprehensif kepada seluruh karyawan produksi Aerofood ACS Jakarta. Rapat dan briefing yang diselenggarakan terkait pembahasan program Transformasi Budaya Kerja Baru di Aerofood ACS Jakarta hanya melibatkan team leader sampai tingkat sous chef. Ketika pembahasan rapat sudah selesai, masing-masing team leader fokus penyampaian pesan mengenai program transformasi budaya kerja baru kepada bawahannya hanya terkait dengan kelompok kerja terkait, sehingga tidak semua karyawan produksi mengetahui secara komprehensif mengenai program-program transformasi budaya kerja baru. Oleh karena itu, perlu adanya media komunikasi yang secara reguler mengulas khusus tentang pelaksanaan transformasi budaya kerja baru di area produksi.

2. Persepsi mengenai program transformasi budaya kerja baru belum sepenuhnya dipahami oleh seluruh karyawan produksi sebagai bentuk komitmen perubahan sesuai dengan visi misi transformasi budaya kerja baru itu sendiri, masih terdapat persepsi mengenai “top of mind” Transformasi Budaya Kerja Baru adalah kenaikan tunjangan kinerja, sehingga substansi program transformasi budaya kerja baru ini kurang mendapatkan proporsi perhatian yang lebih. Oleh karenanya penanaman nilai-nilai perubahan perlu digalakkan secara berkelanjutan dengan mengoptimalkan media komunikasi yang ada dan mengundang para motivator, coaching, nara sumber yang memiliki kompetensi di bidang manajemen perubahan untuk dapat

memberikan motivasi kepada seluruh pegawai untuk terus berubah ke arah yang lebih baik.

3. Sulitnya merubah mindset atau paradigm lama atau pola pikir tradisional karyawana produksi khususnya karyawan yang telah puluhan tahun bekerja di perusahaan. Mereka merasa sudah nyaman dengan cara mereka bekerja sehingga dengan adanya transformasi budaya kerja baru ini di anggap justru membuat mereka sulit.

Orientasi pada nilai tambah dan perbaikan terus menerus, cara untuk meningkatkan kompetensi individu ataupun organisasi tentunya dengan berbagai cara, yaitu melalui upaya pelatihan, coaching, mentoring, dan lain – lain. Seperti yang di ungkapkan oleh Sous Chef Nuh perihal hambatan dalam menjalankan program transfromasi budaya kerja baru ini :

“Atasan harus mampu melihat keluhan pekerjaan bawahannya. Contoh : Bila Management menginginkan bekerja harus bersih,rapi,cepat tetapi, sarana kurang di perhatikan

Penerapan Budaya Kerja I-FRESH ACS Satu ACS Saya

Isu dan kekuatan suatu kultur memengaruhi suasana etis sebuah organisasi dan perilaku etis para anggotanya Robbins2 .Pelaksanaan perusahaan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan karena masih banyak pimpinan dan manajer yang melupakan moral. Banyak para pemimpin maupun manajer yang telah terpengaruh oleh budaya barat yang kapitalis, dan melupakan bahwa bekerja merupakan suatu

ibadah dan tanggung jawabnya bukan hanya di dunia, akan tetapi di akhirat nanti. Dengan adanya budaya kerja dalam perusahaan tersebut maka para pegawai yang terdapat di dalamnya akan memiliki moral yang baik. Sebuah organisasi, tentunya dapat beroperasi secara efisien hanya ketika membagi bersama nilai – nilai yang ada di antara karyawan. Nilai - nilai perilaku individu memandu perilaku sekali – kali pekerjaan

Budaya kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap, ketaatan, kepatuhan, terhadap norma – norma, etika yang menjadi suatu aturan dan berlaku dalam melaksanakan aktivitas tugas baik fisik maupun mental untuk menghasilkan suatu barang atau jasa dalam suatu institusi. Budaya yang kuat dan positif sangat berpengaruh terhadap perilaku dan efektivitas kinerja suatu perusahaan.

Budaya kerja dalam suatu jabatan atau suatu organisasi menjadi faktor utama dalam menentukan maju atau mundurnya suatu organisasi. Budaya kerja, tidak dapat dipisahkan dengan budaya organisasi, budaya korporat. Dimana budaya kerja menjadi suatu nilai yang dominan dan disebarluaskan di dalam suatu organisasi dan menjadi acuan filosofi kerja karyawan.

Budaya kerja I-FRESH ACS SATU ACS SAYA merupakan suatu budaya kerja yang diterapkan dalam Aerofood ACS Jakarta yang dimulai sejak tahun 2014. Sebelum dibentuknya budaya I-FRESH ACS SATU ACS SAYA tersebut, pada tahun 2012 dibentuk sebuah budaya yang diberi nama I-FRESH . Budaya kerja yang disebut dengan paradigma lama itu dilaksanakan tidak segencar dengan budaya kerja yang ada di Aerofood ACS Jakarta saat ini. Kondisi yang terjadi pada saat itu amat

memprihatinkan. Paradigma lama yang diterapkan pada Aerofood ACS Jakarta tidak terlalu terfokus dalam kesadaran mutu dan kesadaran biaya para karyawan .Dengan melihat pada paradigma lama tersebut para leaders dari Aerofood ACS Jakarta berkumpul untuk membicarakan inovasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan pada saat itu. Maka, dibentuklah budaya kerja baru I-FRESH ACS SATU ACS SAYA tersebut yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mutu dan kesadaran biaya para karyawan dan tentunya ingin melakukan suatu perubahan yang lebih baik.

Dan melihat realita yang ada, saat ini Aerofood ACS Jakarta sedang berada di puncak prestasi dengan kinerja yang tumbuh dengan sangat signifikan dan berbagai apresiasi yang diraihnya. Budaya kerja I-FRESH ACS SATU ACS SAYA telah melekat dalam setiap perilaku pegawai Aerofood ACS Jakarta. Setiap pegawai yang bekerja di Aerofood ACS selain diminta menghafal nilai budaya I-FRESH ACS SATU ACS SAYA , melafalkan yel yel nya yang telah melekat dalam setiap perilaku pegawai Aerofood ACS, juga diharapkan untuk melaksanakannya dalam pekerjaan dan kehidupan sehari – hari. Bukti nyata dari perubahan tingkah laku dan budaya kerja Aerofood ACS Jakarta dengan adanya I-FRESH ACS SATU ACS SAYA yaitu terdapat peningkatan nilai service dari para customer, penghargaan Skytrax yang di berikan kepada Garuda Indonesia juga tidak luput dari kerja keras Aerofood ACS Jakarta dalam meraih maskapai penerbangan Five Star.Berikut adalah hasil wawancara dengan salah seorang Asst Production Manger Aerofood ACS :

“Budaya kerja I-FRESH ACS SATU ACS SAYA merupakan budaya kerja yang telah diterapkan oleh Aerofood ACS sejak tahun 2014. Budaya kerja I-FRESH ACS

SATU ACS SAYA dilaksanakan antar karyawan untuk sama sama saling

menyadari betul rasa memiliki terhadap perusahaan.”3

Landasan hukum dalam budaya I-FRESH ACS SATU ACS SAYA itu sendiri secara peraturan kepegawaian tidak ada. Landasan hukum insan Aerofood ACS Jakarta adalah peraturan kepegawaian yang dikeluarkan oleh unit human capital kantor pusat. Budaya kerja I-FRESH ACS SATU ACS SAYA dibentuk melalui beberapa pemikiran dari orang – orang yang berpengaruh dalam Aerofood ACS Jakarta. Seperti pernyataan dari Production Manager yaitu:

“Budaya kerja I-FRESH ACS SATU ACS SAYA tidak mempunyai landasan hukum,

hanya merupakan inovasi dari Aerofood ACS Jakarta saja untuk memperbaiki perilaku dan budaya kerja Aerofood ACS Jakarta yang pada akhirnya diharapkan untuk meningkatkan kinerja Aerofood ACS Jakarta ”

Budaya kerja I-FRESH ACS SATU ACS SAYA dapat memberikan manfaat bagi para karyawan yang terdapat di Aerofood ACS. Menurut salah satu Sous Chef bagian Japanese Kitchen

“Dengan adanya budaya kerja I-FRESH ACS SATU ACS SAYA membuat budaya kerja yang terdapat di Aerofood ACS menjadi lebih baik dan profesional serta para karyawanpun menjadi lebih handal dalam melayani para customer”

Selain itu, menurut General Manager Aerofood ACS Jakarta :

“Dengan adanya budaya kerja I-FRESH ACS SATU ACS SAYA serta di terapkan kan Pakta Integritas Food Safety Commitment dalam bekerja dapat menjaga hubungan sesama karyawan dan selalu berinovasi untuk memberikan yang terbaik untuk pelanggan. Selain itu, pegawai memiliki etos kerja yang seragam dari kantor pusat hingga ke cabang, memiliki visi yang sama terhadap budaya perusahaan, menjadi lebih santun dan berperilaku role model bagi siapapun, dan membangun sikap profesional dalam berinteraksi dengan customer /stakeholder”

3 Wawancara peneliti dengan Kurniawan. Asst Production Manager. Aerofood ACS Jakarta. Jakarta, 7 January 2015

I-FRESH (Integrity-Fast,Reliable,Effective & Efficiency, Service Excellence,Hygiene )

a. Integrity Jujur, transparan, mandiri dan beretika

Integritas (Integrity) adalah suatu nilai yang memelihara satunya pikiran, kata, dan perbuatan yang sesuai dengan hati nurani, dan prinsip – prinsip kebenaran. Integritas diwujudkan dalam perilaku disiplin dan konsisten; serta perilaku berpikir, berkata dan bertindak terpuji; sesuai dengan prinsip moralitas yang menunjukkan adanya keluhuran karakter dan budi pekerti.

Tentunya integritas sangat diperlukan dalam penerapan budaya kerja yang bukan hanya harus diterapkan dalam Aerofood ACS Jakarta saja, akan tetapi harus juga ditetapkan dalam budaya kerja baik dalam bidang jasa pelayanan penerbangan. Dengan adanya integritas dalam budaya kerja, tentunya para karyawan menjadi lebih disiplin dan konsisten dalam bekerja. Selain itu, mereka juga diharuskan untuk selalu berpikir, berkata dan bertindak terpuji dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan .

Berikut hasil wawancara dari Production Manager yang menjelaskan bahwa:

“Dengan adanya budaya kerja I-FRESH ACS SATU ACS SAYA, pegawai Aerofood ACS diwajibkan untuk konsisten untuk melaksanakan I-FRESH ACS SATU ACS SAYA karena dalam I-FRESH ACS SATU ACS SAYA terdapat pegawai – pegawai yang ditunjuk sebagai change agent yang bertugas sebagai role model maupun sebagai pengingat atau penegur pegawai yang tidak berperilaku I-FRESH ACS SATU ACS SAYA “

Adapun deskripsi dari perilaku utama dari budaya kerja Integritas, yaitu: Disiplin dan Konsisten

Disiplin dan konsisten merupakan suatu perilaku yang penting dalam suatu budaya kerja. Para pelayan masyarakat tentunya harus selalu bersikap disiplin dan konsisten dalam mengambil sebuah tindakan ataupun sebuah pemikiran meskipun berada dalam suatu tekanan atau situasi yang sulit. Seperti yang dikatakan oleh salah satu sous chef hot eropa yaitu:

“Dengan adanya budaya I-FRESH ACS SATU ACS SAYA pegawai Aerofood ACS Jakarta akan menjadi lebih disiplin karena selalu dimonitor oleh kepala unit, dan dimonitor juga oleh change agent dan juga dari diri sendiri sudah terpatri untuk selalu berperilaku disiplin karena lingkungan sekitar sudah berperilaku disiplin”

Berpikir, Berkata dan Bertindak Terpuji

Melakukan suatu tindak terpuji merupakan sesuatu tindakan yang tentunya disukai oleh banyak orang. Dalam dunia pelayanan, berpikir, berkata dan bertindak terpuji merupakan suatu hal yang harus diperhatikan oleh para pelayan masyarakat. Para pelayan masyarakat tentunya diharuskan untuk selalu bersikap adil dan bijaksana dalam segala situasi. Selain itu, para pelayan masyarakat diharuskan untuk senantiasa untuk menjadi panutan dan teladan bagi orang lain dengan menjalankan apa yang diucapkan secara konsisten.

b Fast , Cepat Tanggap, Proaktif

Pengelolaan waktu yang baik dan beradaptasi dalam berbagai situasi.Inovatif, Proaktif, dan Cepat Tanggap.Inovatif, proaktif dan cepat tanggap merupakan salah satu perilaku utama dari para karyawan Aerofood ACS Jakarta . Dengan adanya inovatif, para insan Aerofood ACS Jakarta selalu berusaha untuk memberikan cara yang terbaik dalam pelayanan yang dapat memberikan manfaat lebih kepada

pelanggan. Selain itu dengan adanya sikap proaktif dan cepat tanggap, para karyawan Aerofood ACS Jakarta diharapkan untuk tidak pasif, tidak menunggu disuruh untuk bertindak. Inovatif, proaktif, dan cepat tanggap saling berkaitan dalam memberikan manfaat lebih kepada pelanggan.

“Contoh proaktif dan cepat tanggap, yaitu ketika melihat potensi kebutuhan pemenuhan kebutuhan catering pesawat milik pelanggan yang sangat mendesak, dimana Aerofood ACS Jakarta secara proaktif menawarkan bantuan pelayanan detik itu juga sehingga kebutuhan pelamggan untuk kebutuhan catering pesawat yang mendesak tersebut segera dapat terpenuhi dan tidak terjadi delay penerbangan“

c. Reliable, Dapat Di Andalkan

Dapat di andalkan, akurat serta memberi konstribusi yang maksimal. Dapat diandalkan merupakan suatu nilai yang mengedepankan keahlian dan kompetensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Nilai profesionalisme itu diwujudkan dalam perilaku yang menjunjung tinggi kompetensi dan tanggung jawab serta komitmen untuk senantiasa memberikan solusi dan hasil terbaik. Dalam profesionalisme para karyawan Aerofod ACS Jakarta , diwajibkan untuk berkompeten dan bertanggungjawab, serta selalu memberikan solusi dan hasil terbaik. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang pegawai yaitu:

“Profesionalisme dalam bekerja merupakan salah satu budaya I-FRESH ACS Satu ACS Saya selalu diingatkan kembali oleh kepala unit dan change agent, ditambah lagi dimonitor oleh pegawai yang memang sudah ditugaskan untuk itu.”

Adapun deskripsi mengenai perilaku utama dari makna profesionalisme itu adalah: Kompeten Dan Bertanggung Jawab

Para karyawan Aerofood ACS Jakarta tentunya diharuskan untuk selalu berkompeten dalam bekerja dan tentunya selalu berusaha untuk selalu menetapkan

standar yang tinggi sebagai tolok ukur untuk mencapai suatu keberhasilan kinerja dan berusaha untuk selalu mencapai standar kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Seperti yang dikatakan oleh salah satu Sous Chef Cold Dishing ,Nuh yaitu:

“Sikap kompeten dan bertanggung jawab serta mampu memberikan solusi terbaik kepada pelanggan dengan selalu memperhatikan apabila ada keluhan pelanggan, maka para karyawan Aerofood ACS Jakarta harus memberikan solusi sesuai dengan ketentuan yang ada, memastikan tidak ada kerugian dari pihak pelanggan dan selalu konsisten terhadap waktu penyelesaian keluhan sehingga pelanggan merasa puas dan tuntas.”

d.Effective & Effisien, Efektif dan Efisien

Mampu bekerja dengan target yang telah di tentukan, karena karyawan area produksi sangat di tuntut bekerja yang efektif dan efisen mengingat pekerjaan mereka harus mengikut jadwal penerbangan seluruh maskapai . Dalam hal ini mampu memproduksi 70.000 meal/makanan/hari. Bila bekerja tidak efisien maka akan berdampak pada delay penerbangan dan bila terjadi dealy penerbangan yang di sebabkan oleh catering maka Aerofood ACS Jakarta akan di kenakan penalty yang tidak kecil.

e. Service Excellence, Pelayanan Yang Prima

Kesempurnaan merujuk pada nilai utama dari karyawan Aerofood ACS Jakarta untuk senantiasa berupaya meningkatkan proses maupun hasil kinerja secara terus – menerus dan konsisten sehingga pada suatu titik akan tercapai suatu tingkat kesempurnaan yang tertinggi. Dalam keseharian ini, nilai kesempurnaan diwujudkan dalam perilaku yang senantiasa berorientasi pada nilai tambah dan perbaikan secara

terus – menerus serta tetap peduli terhadap lingkungan di mana insan karyawan Aerofood ACS berada.

Dalam hal ini, menyangkut kesempurnaan dalam pelayanan, Aerofood ACS Jakarta telah meraih predikat sebagai caterer dengan Service Excellence terbaik pertama dari seluruh maskapai penerbangan asing yang menjadi pelanggan Aerofood ACS Jakarta.

Dari hal ini, dengan adanya predikat tersebut dapat dikatakan untuk mencapai suatu kesempurnaan dalam pelayanan, telah dapat dikatakan cukup berhasil. Namun hal ini masih akan terus diupayakan untuk mencapai suatu kesempurnaan yang tentunya jauh lebih baik. Dengan adanya nilai perilaku excellence tentunya para pegawai diharapkan untuk selalu memberikan kesempurnaan dalam melakukan pekerjaan mereka.

Seperti yang diuraikan dalam hasil wawancara bersama Sous Chef Hot Eropa yaitu:

“Budaya I-FRESH ACS Satu ACS Saya belum menciptakan kesempurnaan dalam pelayanan, karena tidak ada kesempurnaan yang terdapat di dunia ini. Namun, gap menuju kesempurnaan semakin nyata dengan adanya budaya I-FRESH ACS Satu ACS Saya”

f. Hygiene / Menjaga Selalu Tetap Bersih

Para karyawan Aerofood ACS Jakarta diharapkan untuk selalu menjaga kebersihan dan peduli kepada lingkungan sekitar. Baik dalam lingkungan kerja ataupun lingkungan masyarakat. Karyawan Aerofood ACS Jakarta diharapkan untuk selalu berupaya memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat di lingkungan

sekitar Aerofood ACS Jakarta. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang karyawan kitchen, yaitu:

“Menjaga kebersihan dan Peduli lingkungan karena Aerofood ACS Jakarta berkiblat pada Hygiene yang sangat di tuntut dari customer. Sehingga perilaku utama karyawan Aerofood ACS Jakarta diharapkan untuk selalu peduli, baik terhadap kebutuhan pelanggan, stakeholder, maupun rekan sekerja. Dan itu dimulai dari hal terkecil yang sederhana, misalnya memungut sampah kecil sewaktu memasuki area kerja.”

Lingkungan kondusif di tempat kerja adalah salah satu prasyarat terciptanya kinerja suatu perusahaan yang tinggi dan level engagement pegawai yang lebih baik. Lingkungan kondusif bisa tercipta jika adanya komunikasi yang baik dalam lingkungan perusahaan, interaksi yang baik antar pegawai, motivasi kerja tinggi, tidak ada saling curiga dan memberikan kontribusi menjadi orientasi setiap pegawai. Semua hal tersebut hanya bisa diraih jika setiap karyawan Aeroofod ACS Jakarta konsisten dalam menerapkan nilai – nilai budaya perusahaan.

Tidak terlaksananya salah satu nilai atau perilaku utama karyawan Aerofood ACS Jakarta pastinya akan berdampak pada budaya kerja lainnya, karena budaya kerja I-FRESH ACS Satu ACS Saya saling terkait dan berkesinambungan. Apabila salah seorang karyawan Aerofood ACS Jakarta tidak melaksanakan budaya I-FRESh ACS Satu ACS Saya tersebut maka akan dikenakan suatu sanksi. Seperti yang dikatakan sous chef Japanese kitchen :

“Budaya kerja I-FRESH ACS Satu ACS Saya merupakan satu kesatuan, dan jika salah satu dari budaya I-FRESH ACS Satu ACS Saya tidak diterapkan maka akan merusak perilaku lainnya secara keseluruhan. Pegawai yang tidak melaksanakan I-FRESH ACS Satu ACS Saya akan dicoaching oleh kepala unit kerja.”

Harapan dalam Penerapan Budaya Kerja I-FRESH ACS Satu ACS Saya

Dalam setiap penerapan budaya kerja, pastinya para pegawai mempunyai harapan – harapan terhadap budaya kerja baru itu. Sesuai dengan visi Aerofood ACS Jakarta menjadi caterer yang terbesar di Asia Tenggara, untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang dapat mendukung visi tersebut, oleh sebab itu penerapan budaya kerja yang ada saat ini diharapkan dapat menjawab permasalahan ini, dengan harapan bahwa sumber daya Aerofood ACS Jakarta yang senantiasa menerapkan budaya I-FRESH ACS Satu ACS Saya dapat mendukung pencapaian visi sebagai caterer terbesar di Asia Tenggara dan mampu menciptakan karyawan Aerofood ACS Jakarta yang memahami dengan baik mengenai etos kerja dan budaya kerja yang terdapat pada Aerofood ACS Jakarta .

4.3 Pembahasan

Pengertian Perubahan

Perubahan adalah pergantian cara pandang dan perilaku dalam mengerjakan sesuatu untuk melakukan pergeseran dari keadaan sekarang menuju ke keadaan yang diinginkan di masa datang.

Tujuan Perubahan

Untuk memperbaiki kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri dengan kondisi dan tantangan lingkungan strategis yang aktual dan prospektif agar organisasi tetap eksis dan berhasil mencapai tujuannya sesuai dengan tuntutan terkini dan masa depan.

Mengapa Perlu Di Lakukan Perubahan

Perubahan dilakukan karena adanya perubahan lingstra ( lingkungan strategis) baik internal maupun eksternal organisasi. Organisasi yang sukses dalam kondisi lingstra masa lampau belum tentu sukses dalam kondisi lingstra masa kini dan masa depan, karena cara yang dulu dapat diandalkan kini atau ke depan bisa saja menjadi usang.

Sasaran Perubahan a.Renstra Organisasi b.Struktur Organisasi c.Proses Mengerjakan d.Teknologi yang digunakan

e.Sarana dan Prasarana termasuk penataannya f.Sumber Daya Manusia

g.Budaya organisasi h.Kemitraan

Pertimbangan Dalam Melakukan Perubahan

a.Bagaimana kita mengetahui adanya sesuatu yang salah pada keadaan saat ini?

b.Aspek apa dari kondisi saat ini yang tidak bisa dipertahankan? c.Seberapa kuat dampaknya terhadap pencapaian tujuan organisasi?

Jenis Perubahan

1.Perubahan Terencana: perubahan terjadi pada kegatan yang bersifat rutin dan kontinyu terutama yang berifat strategik dan tidak berulang.

2.Perubahan Tidak Terencana: merupakan pergeseran ativigtas organisasial karena adanya kekuatan eksternal yang berada di luar kontrol organisasi. Penyebab Kegagalan Terhadap Perubahan

1.Tidak kuatnya kepemimpinan

2.Kesalahan dalam melihat reformasi yang harus dilakukan 3.Sabotase di tengah jalan baik internal maupun eksternal 4.Komunikasi dan arus informasi yang tidak lancar 5.Kurangnya dukungan pemangku kepentingan

6.Penularan gagasan (buy-in) perubahan tidak berjalan Respon Negatif Orang Terhadap Perubahan

a.Berdampak kepada stabilitas diri b.Pasif c.Penolakan d.Kemarahan e.Perundingan f.Tertekan g.Pengujian h.Penerimaan

Alasan Penolakan Terhadap Perubahan 4Stephen P. Robbins a. Tidak ingin meninggalkan posisi sekarang

b. Tidak berjalan searah dengan organisasi c. Tidak ingin belajar tentang proses baru

d. Tidak melihat atau mengetahui adanya rencana perubahan e. Tidak melihat sisi positif perubahan

Gambar 4.3.1 Proses Perubahan

4

Gambar 4.3.3 Transisi Emosi Selama Perubahan

Implementasi program transformasi budaya kerja baru di Aerofood ACS Jakarta tidak dapat dipisahkan dari bagaimana memetakan dan menerapkan strategi perubahan dan strategi sosialisasi secara tepat dan akurat. Penerapan strategi perubahan dan strategi sosialisasi secara berkelanjutan dapat mempengaruhi produktivitas kinerja karyawan produksi. Adapun dari sisi tipologinya, perubahan organisasi, Kreitner & Kinicki5 menyatakan bahwa :

“Perubahan dapat dibagi dalam 3 bentuk yaitu perubahan adaptif, perubahan

inovatif dan perubahan radikal. Pertama, perubahan adaptif lebih difokuskan pada upaya memperkenalkan kembali praktek-praktek bisnis yang telah dikenal dalam suatu proses kerja suatu organisasi. Kedua, perubahan yang inovatif difokuskan pada upaya memperkenalkan praktek-praktek baru dalam proses kerjanya. Ketiga, perubahan radikal difokuskan dengan memperkenalkan praktek-praktek yang baru bagi industri bisnisnya”

Memperkenalkan kembali Memperkenalkan kembali Memperkenalkan kembali praktek-praktek biasa dalam praktek-praktek baru dalam praktek-praktek baru lingkungan kerja proses kerja bagi industi bisninsnya

Low High

Gambar 4.3.4 Tipologi Generik dari Perubahan Organisasi

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 29-47)

Dokumen terkait