• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.4 Hand hygiene

Hand hygiene merupakan istilah umum yang berlaku baik untuk mencuci tangan, cuci tangan dengan antiseptik, maupun hand rub antiseptik. Pada tahun 1988 dan 1995, pedoman mencuci tangan dan antisepsis tangan diterbitkan oleh

Association for Professionals in Infection Controls (APIC) (Boyce dan Pitted, 2002). Pada tahun 2009, WHO mencetuskan global patient safety challenge

dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan My five moments for hand hygiene

(WHO, 2009).

Hand hygiene adalah suatu upaya atau tindakan membersihkan tangan, baik dengan menggunakan sabun antiseptik di bawah air mengalir (hand washing) atau dengan menggunakan handrub berbasis alkohol (hand rubbing) dengan langkah-langkah yang sistematik sesuai urutan, sehingga dapat mengurangi jumlah bakteri yang berada pada tangan (WHO, 2009)

Hand washing (mencuci tangan) adalah proses menggosok kedua permukaan tangan dengan kuat secara bersamaan menggunakan zat pembersih

19

yang sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin (Keevil, 2011).

Hand rubbing adalah tindakan menggosok tangan dengan berbahan dasar alkohol tanpa air (Widmer,2000), penggosokkan tangan ini dilakukan dengan menggunakan senyawa berbahan dasar alkohol (misalnya, etanol, n-propanol atau

isopropanol) yang digunakan dengan cara bilas (rinse) dan gosok (rub) untuk tangan (Keevil, 2011).

2.4.1 Ruang lingkup hand hygiene

WHO menyarankan untuk setiap orang atau petugas yang tersebut dibawah ini untuk selalu mematuhi prosedur hand hygiene, yaitu :

1. Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti dokter/ perawat dan petugas kesehatan lainnya.

2. Setiap orang yang kontak tidak langsung dengan pasien, seperti : ahli gizi, farmasi.

3. Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.

4. Setiap orang yang bekerja di lingkungan rumah sakit.

2.4.2 Tata laksana hand hygiene.

WHO (World Health Organization) mensyaratkan five moment of hand hygien (5 waktu hand hygiene), yang merupakan petunjuk waktu kapan petugas harus melakukan cuci tangan , yaitu :

20

1. Sebelum kontak dengan pasien.

Cuci tangan sebelum menyentuh pasien , untuk melindungi pasien dari bakteri patogen yang ada pada tangan petugas.

2. Sebelum melakukan tindakan aseptik.

Cuci tangan segera sebelum melakukan tindakan aseptik , untuk melin- dungi pasien dari bakteri patogen , termasuk yang berasal dari permukaan tubuh pasien sendiri.

3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien.

Cuci tangan setelah kontak atau resiko kontak dengan cairan tubuh pasien (dan setelah melepas sarung tangan), untuk melindungi petugas kesehatan dari bakteri patogen yang berasal dari pasien.

4. Setelah kontak dengan pasien .

Cuci tangan setelah menyentuh pasien, untuk melindungi para petugas kesehatan dari bakteri patogen yang berasal dari pasien.

5. Setelah kontak dengan area sekitar pasien .

Cuci tangan setelah menyentuh objek yang ada di sekitar pasien pada saat meninggalkan pasien walaupun tidak menyentuh pasien, untuk melindungi petugas kesehatan dan area sekelilingnya bebas dari bakteri patogen yang berasal dari pasien.

Lima (5) waktu cuci tangan ( five moment of hand hygien ) dapat dilihat pada Gambar 2.1.

21

Gambar 2.1.

Lima waktu ( momen ) cuci tangan (WHO, 2009)

2.4.3 Enam ( 6 ) langkah cuci tangan

:

Pelaksanaan hand hygiene dengan mencuci tangan efektif membutuhkan waktu sekitar 40-60 detik ( WHO ), yang dimulai dengan membuka kran dan basahi kedua telapak tangan, tuangkan sabun cair dan gosokkan pada kedua telapak tangan dengan urutan TE-PUNG –SELA-CI- PU-PUT yaitu TELAPAK, PUNGGUNG, SELA-SELA, KUNCI, PUTAR-PUTAR sebagai berikut :

1. Telapak tangan; gosok kedua telapak tangan

2. Punggung tangan; gosok punggung dan sela-sela jari sisi luar tangan kiri dan sebaliknya.

22

3. Sela-sela jari, gosok telapak tangan dan sela-sela jari sisi dalam 4. KunCi; jari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci

5. Putar; gosok ibu jari tangan kiri dan berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya

6. Putar; rapatkan ujung jari tangan kanan dan gosokkan pada telapak tangan kiri dengan cara memutar mutar terbalik arah jarum jam, lakukan pada ujung jari tangan sebaliknya.

Ambil kertas tisu atau kain lap sekali pakai, keringkan kedua tangan dan tutup kran dengan siku atau bekas kertas tisu yang masih di tangan. Enam ( 6) langkah cuci tangan dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2.

23

2.4.4 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam cuci tangan ;

Sebelum dan sesudah melakukan hand hygiene, ada hal-hal yang harus diperhatikan agar tujuan hand hygiene dapat tercapai, diantaranya adalah :

1. Kuku tangan.

Kuku tangan harus dalam keadaan bersih dan pendek, karena kuku yang panjang dapat menimbulkan potensi akumulasi bakteri patogen yang terdapat di bawah kuku.

2. Perhiasan dan aksesoris.

Tidak diperkenankan memakai perhiasan seperti cincin pada jari, karena ada resiko akumulasi bakteri patogen .

3. Kosmetik.

Kosmetik seperti cat kuku tidak diperkenankan, karena dapat menyim- pan bakteri patogen.

4. Penggunaan tisu.

Pengeringan tangan sebaiknya memakai tisu sekali pakai, hasilnya lebih kering dan dapat dipakai sebagai pelindung waktu menutup kran.

2.4.5 Hambatan-hambatan pada cuci tangan

Ada berbagai alasan mengapa petugas kesehatan tidak melakukan cuci tangan yang diperlukan untuk melindungi pasien (Kampf, 2009):

1. Kurangnya pengetahuan , 2. Kurangnya fasilitas, 3. Kurangnya waktu, 4. Iritasi kulit/ masalah kulit

24

2.4.6 Meningkatkan kepatuhan cuci tangan.

Langkah-langkah meningkatkan kepatuhan cuci tangan (Kampf, 2009) 1. Pelatihan staf berkaitan dengan indikasi klinis tentang cuci tangan 2. Pencantuman tujuan yang jelas dalam program pelatihan

3. Disinfeksi cuci tangan harus tersedia luas 4. Pengurangan cuci tangan yang tidak perlu

5. Anggota staf senior medis harus member contoh / panutan dan bertin- dak sesuai pedoman.

2.4.7 Fakta cuci tangan pakai sabun (CTPS) :

Ada 7 fakta cuci tangan pakai sabun (Depkes.RI., 2008b) ; 1. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup.

2. Mencuci tangan pakai sabun bisa mencegah penyakit yang menyebab kan kesakitan / kematian jutaan anak-anak setiap tahunnya.

3. Waktu-waktu kritis CTPS yang paling penting adalah setelah ke jamban dan sebelum menyentuh makanan (mempersiapkan/ memasak/ menyaji- kan dan makan).

4. Perilaku CTPS adalah intervensi kesehatan yang “cost-effective” .

5. Untuk meningkatkan CTPS memerlukan pendekatan pemasaran sosial yang berfokus pada pelaku CTPS dan motivasi masing-masing yang menyadarkannya untuk mempraktikkan perilaku CTPS.

6. Perilaku CTPS sudah merupakan pengetahuan umum bagi masyarakat tetapi tidak diikuti oleh perilaku yang berkesinambungan karena ti- dak tersedianya sarana CTPS di dekat mereka.

Dokumen terkait