• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi

1. Harga bahan baku

kerja berkontribusi signifikan terhadap hasil produksi bata merah; (3) penggunaan teknologi berkontribusi signifikan terhadap hasil produksi bata merah. Besarnya R2 sebesar 0,805 artinya 80,5 % produksi bata merah dijelaskan oleh harga bahan baku, upah tenaga kerja, dan penggunaan teknologi sedangkan 18,7 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian.

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF RAW MATERIAL PRICES, WAGES AND THE APPLICATION OF TECHNOLOGY IN PRODUCING RED BRICK

IN THE DISTRICT OF CILACAP

Ari Dwidadi Sanata Dharma University

2012

This study aims to determine the contribution: red brick raw material prices, labor wages, the application of technology for producing of red brick in Cilacap.

The study was conducted in Penggalang village, Adipala Sub-district, Cilacap District in March 2012. Data collected by using the method of observation, questionnaires, and documentation. The population of this study were 110 craftsmen of red brick. The number of samples were 83 craftsmen of red brick which were taken by Krijicie’s and Morgan’s formula. Then they were tested by the classic assumption test, hypothesis test, F test, multiple linear regression, and the t test using SPSS software version 17.00.

The results show that: (1) raw material prices contributed significantly to the production of red brick, (2) labor wages contributes significantly to the production of red brick, (3) the application of technology contributes significantly to the production of red brick. The amount of R2 0.805 means 80.5% of the red brick production is explained by the price of raw materials, labor, and the application of technology, while 18.7% is explained by other variables which are not included in the research model.

KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, yang telah memberikan semangat, saran, kritik, ide, dan penghiburan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Rohadi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikaan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Indra Darmawan, S.E.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Indra Darmawan, S.E.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan, nasehat, dan selalu berdoa untuk penulis.

7. Mbak Atin Purwaningsih yang selalu memberikan dukungan untuk penulisan skripsi ini.

8. Mas Ardi yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk penulisan skripsi ini.

9. Istriku Nian Putriana yang senantiasa menemani serta memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.

10.Jagoan kecilku Mauro Efrata yang selalu menghibur serta memberi semangat dalam penulisan skripsi ini.

11.Sepupuku tercinta Kasianto yang selalu memberikan semangat serta memberi dukungan.

12.Teman-teman seperjuangan Darwis Alfonsus, Hendrikus Prastoko Hadi, Rinto Cahyadi, Jojo, Ibu Nia, Ibu Lelly, Ibu Lia, Bapak Anton dan teman-teman angkatan 2005 yang selalu memberikan dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan kuliah ini.

13.Teman-teman Grinjink Comunity Bang Fides, Kak Felix, Kak Clouse, Rinto, Entok, Mas Yudha, Yanu, Doni, Pak Sutris, Pak Guru Petrus, Andi Setiawan, Wawan Satriadi, Heri Istanto, Fajar Jipox, Endar Mahardika, dan teman-teman

grinjink lainnya yang telah memberi dukungan serta menjadi sahabat yang baik.

14.Teman-teman di Ngapak Riki Peluppesy, Roeland Tulaks Borong, Ricads Situmorang, Andika Borong, Febrio Ratri Putra, Made Radyka, Surip, Alwee Wijayanto, Windy, Yetti, Ifah, Yulli Encil dan teman-teman lain terima kasih atas dukungan kalian semua.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang berkepentingan terhadap skripsi ini.

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAAN.. ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAAN.. ... iv

MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR... ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Pengertian Produksi ... 10

B. Fungsi Produksi ... 12

1. Teori produksi dengan satu faktor berubah ... 13

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi ... 26

1. Harga bahan baku ... 26

2. Upah tenaga kerja ... 29

3. Teknologi ... 34

D. Usaha Kecil ... 40

E. Penelitian Terdahulu ... 44

F. Kerangka Berpikir ... 46

G. Hipotesis ... 49

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

A. Jenis Penelitian ... 50

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

a. Tempat Penelitian ... 51

b. Waktu Penelitian ... 51

C. Subjek dan Obyek Penelitian ... 52

1. Subjek Penelitian ... 52

2. Objek Penelitian ... 52

D. Populasi, Sampel, dan Pengambilan Sampel ... 52

1. Populasi ... 52

2. Sampel ……… ... 52

3. Pengambilan Sampel ... 54

E. Variabel Penelitian ... 54

1. Variabel bebas ... 54

a.Harga bahan baku (X1) ... 54

b.Upah tenaga kerja (X2) ... 55

2. Variabel terikat ... 43

F. Data yang Dicari ... 44

G. Teknik Pengumpulan Data ... 48

1. Observasi ... 48

2. Kuisioner ... 56

3. Dokumentasi………... 57

H. Teknik Analisis Data ... 58

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 67

A. Kondisi Geografis ... 67

B. Perekonomian Desa Penggalamg ... 69

C. Kondisi Sosial Budaya ... 71

D. Visi dan Misi Desa Penggalang ... 62

E. Strategi Pembangunan Desa ... 75

F. Arah Kebijakan Keuangan Desa ... 77

G. Program/kegiatan Pembangunan Desa……….. .. 79

H. Industri Bata Merah di Desa Penggalang……… 84

I. Gambaran Pembuatan Bata Merah……….. 88

J. Hambatan-hambatan dalam Proses Pembuatan Bata Merah. 89 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 90

A. Deskripsi Data Responden ... 91

B. Deskripsi Variabel Penelitian... 95

1. Harga bahan baku ... 95

2. Upah tenaga kerja ……….. . 96

4. Produksi bata merah ………. .. 98

C. Hasil Analisis Data……….. 99

D. Pembahasan………. 111 BAB VI PENUTUP ... 115 A. Kesimpulan ... 115 B. Saran ... 116 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Hubungan jumlah tenaga kerja dan jumlah produksi ... 15

Tabel II.2 Gabungan tenaga kerja dan modal ... 21

Tabel III.1 Instrument penelitian ... 56

Tabel III.2 Kisi-kisi pengukuran penelitian ... 57

Tabel VI.1 Data penduduk menurut usia ... 71

Tabel IV.2 Data penduduk berdasarkan mata pencaharian ... 72

Tabel V.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin…. . 91

Tabel V.2 Karakteristik responden berdasarkan usia ... 92

Tabel V.3 Karakteristik responden berdasarkan jumlah pegawai... 94

Tabel V.4 Harga bahan baku ... 95

Tabel V.5 Upah tenaga kerja ... 96

Tabel V.6 Penggunaan teknologi ... 97

Tabel V.7 Produksi bata merah ... 98

Tabel V.8 Uji heterokedastisitas ... 102

Tabel V.9 Hasil uji autokorelasi ... 103

Tabel V.10 Nilai variance inflation factor (VIF) ... 105

Tabel V.11 Hasil uji F-test ... 106

Tabel V.12 Hasil regresi linear berganda ... 107

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kurva produksi total, produksi rata-rata, marjinal. .... . 18 Gambar II.2 Kurva produksi sama ... 22 Gambar II.3 Kurva garis biaya sama ... 24 Gambar II.4 Meminimumkan biaya/memaksimumkan keuntungan 25 Gambar II.5 Bagan kerangka berpikir ... 48 Gambar V.1 Uji normalitas dengan normal P-Plot ... 101 Gambar V.2 Uji Durbin Wartson test (D-W test)…. ... 103

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perekonomian negara berkembang seperti Indonesia, sektor industri merupakan sektor yang sedang dikembangkan oleh pemerintah saat ini. Beralihnya sektor agraris ke industri ini diyakini sebagi sektor yang dapat memimpin sektor lainnya. Selain itu beralihnya sektor agraris ke sector industri diharapkan mampu mengangkat bangsa ini menuju perekonomian yang lebih maju dan berkembang. Selain itu beralihnya sektor agraris ke industri negara Indonesia akan dapat bersaing dengan negara-negara lainya yang industrinya maju, dimana dalam perkembangan global saat ini area pasar bebas sudah sangat meningkat dan nantinya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Dalam perekonomian suatu negara sektor industri dapat menjadi dasar tukar yang tinggi (term of trade) atau lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk-produk lain. Hal tersebut terjadi karena sektor industri memiliki variasi yang beranekaragam dan mampu memberi manfaat yang marginal yang tinggi terhadap pemakainya, serta bagi produsen memberikan margin keuntungan yang menarik. Sektor

industri juga dalam penanganan produknya lebih bisa dikendalikan oleh manusia.

Industri dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Salah satunya adalah industry kecil. Industri kecil sangat bermanfaat bagi perekonomian suatu negara terutama negara berkembang seperti Indonesia, karena industri kecil lebih menghasilkan produksi yang murah, dan sederhana. Industri kecil juga mampu menyerap tenaga kerja. Apalagi industri kecil berada dipedesaaan, pertumbuhan industri kecil dapat menimbulkan dampak yang positif terhadap peningkatan tenaga kerja, pengurangan jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan. Dari sisi kebijakan industri kecil harus diperhatikan karena tidak hanya memberikan penghasilan bagi sebagian angkatan kerja, tetapi juga ujung tombak dalam upaya pemberantasan kemiskinan.

Keberadaan industri dalam suatu negara yang berkembang dijadikan tulang punggung perekonomian masyarakat karena kegiatan utama dari industri kecil adalah menyentuh langsung terhadap kebutuhan masyarakat yang langsung terjun didalamnya. Namun dalam hal tersebut industri kecil dilihat sebagai suatu kegiatan usaha yang kurang profesional, modal terbatas, manajemen sederhana, kemampuan dan ketrampilan terbatas, menggunakan teknologi yang sederhana serta kerapuhan usahanya.

pertama kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar. Kedua, kelemahan dalam memperoleh modal dan keterbatasan untuk memperoleh jalur-jalur permodalan. Ketiga kelemahan dibidang organisasi dan sumber daya manusia. Keempat, keterbatasan usaha dan jaringan kerja sama antar pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran).

Kelima, iklim usaha yang kurang kondusif karena persaingan yang saling mematikan. Keenam, pembinaan yang dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap industri kecil.

Data yang ada menyebutkan, saat ini jumlah UMKM di Kabupaten Cilacap sebanyak 184.859 buah yang tersebar di 24 kecamatan. Dari jumlah tersebut, sekitar 6.251 diantaranya atau 3,3 persen yang saat ini baru tersentuh pembinaan oleh dinas terkait termasuk para BUMN. Menurut Bupati Bapak Tato Suwarto Pamuji dalam sambutannya menyampaikan, tiga permasalahan saat ini dihadapi oleh kalangan UMKM. Masing-masing persoalan yang terkait dengan keterbatasan modal. Lainnya masalah kualitas kemasan produk yang belum memenuhi standar dan soal pemasaran (http://www.cilacapkab.go.id). 

Oleh karena itu industri kecil perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak terutama pemerintah. Pemerintah seharusnya lebih banyak memberikan kemudahan baik dalam perizinan, permodalan, pemasaran, pemasaran, ketrampilan, pembinaan maupun pembinaan manajamen organisasi.

Kabupaten Cilacap memiliki berbagai potensi salah satunya adalah industri bata merah. salah satu daerah pusat industri bata merah terdapat di Desa Penggalang, kecamatan Adipala, kabupaten Cilacap. Banyak bata merah yang di pasok dari desa penggalang untuk pembangunan perumahan untuk kawasan kabupaten Cilacap dan sekitarnya. Faktor pendukung terwujudnya sentra industi bata merah diantaranya ketersediaan bahan baku. Sumber bahan baku yang melimpah di desa Penggalang dengan lokasi yang strategis yang terletak di jalan antarkota dalam provinsi memungkinkan usaha ini semakin berkembang.

Pada tahun 2011 jumlah industri bata merah di desa Penggalang mencapai 110 unit. Jumlah pengrajin industry bata merah ini rata-rata dalam sehari dapat menghasilkan bata merah hingga 7.000 buah-10.000 buah per hari bata merah. Permintaan bata merah bukan hanya dari daerah kabupetan Cilacap saja melainkan dari kabupetan sekitar Cilacap antara lain Banyumas, Banjarnegara, Purbalingga, dan Ciamis. Dengan tingginya permintaan dari daerah sekitar desa Penggalang dan kabupaten Cilacap membuat industri ini menjadi suatu industri yang terus berkembang diwilayah Cilacap (data, primer pra penelitian).

Tenaga kerja merupakan segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang ditujukan untuk kegiatan produksi. Faktor tenaga kerja memegang peranan penting dalam berbagai macam dan jenis serta tingkatan

karena yang sangat dominan untuk melancarkan kegiatan produksi hingga memperoleh hasil produksi dari suatu kegiatan produksi adalah tenaga kerja. Dengan tenaga kerja kegiatan produksi itu akan cepat terselesaikan dengan baik. Apabila tenaga kerja itu dididik dengan baik hingga menjadi tenaga kerja yang professional yaitu tenaga kerja yang memiliki ketrampilan dan kemampuan sehingga mampu bekerja lebih produktif pasti hasil produksi yang diperoleh akan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Dalam memproduksi bata merah tenaga yang banyak digunakan adalah tenaga manusia. Di Desa Penggalang dalam proses produksi bata merah kebanyakan tenaga kerja yang digunakan berasal dari warga sekitar industri bata merah. Tenaga kerja yang bekerja pada setiap industri bata merah ini sekitar 5-10 orang. Para pekerja bekerja hingga 6-8 jam per hari dengan upah atau bayaran Rp 100.000, 00 per hari. Mereka bekerja dari jam 6 pagi sampai jam 2 siang(data primer prapenelitian).

Bahan baku pembuatan batu bata merah didapat dari daerah sekitar atau dari tetangga desa. Bahan baku bata merah antara lain tanah liat, tanah merah, serta pasir sawah sebagai campuran. Bahan-bahan tersebut biasanya dibeli oleh pengrajin batu bata merah. Pada saat membeli bahan baku bata merah para pengrajin biasanya menyewa truk untuk mengangkut bahan baku tersebut ada juga yang mengangkut sendiri dengan truk milik pribadi. Harga bahan baku sangat bervariasi. Misalkan harga pasir untuk memproduksi 1000 bata merah mencapai Rp 18.000,00, untuk tanah harga bahan baku untuk

memproduksi 1000 bata merah mencapai Rp 22.000,00, untuk tanah liat harga untuk memproduksi 1000 bata merah mencapai Rp 22.000,00, untuk tanah liat merah harga untuk memproduksi 1000 bata merah mencapai Rp 22.000,00. Dalam sehari biasanya pengrajin bata merah dapat memproduksi bata merah mencapai 20.000 bata merah(data prapenelitian).

Berdasarkan latar belakang yang peneliti sampaikan maka produksi batu bata merah merupakan salah satu sumber pendapatan masyarakat yang harus terus dikembangkan dan membuka lapangan kerja baru bagi penduduk sekitar maka peneliti mengambil judul Kontribusi Harga Bahan Baku, Upah Ternaga Kerja dan Penggunaan Teknologi terhadap Hasil Produksi Bata Merah di Kabupaten Cilacap.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar kontribusi harga bahan baku terhadap hasil produksi batu bata merah di Kabupaten Cilacap?

2. Seberapa besar kontribusi upah tenaga kerja terhadap hasil produksi batu batamerah di Kabupaten Cilacap?

3. Seberapa besar kontribusi penggunaan teknologi terhadap hasil produksi batu bata merah di Kabupaten Cilacap?

4. Seberapa besar kontribusi harga bahan baku, upah tenaga kerja, dan penggunaan teknologi terhadap hasil produksi bata merah di kabupaten Cilacap?

C. Batasan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kontribusi harga bahan baku, upah tenaga kerja dan penggunaan teknologi terhadap hasil produksi bata merah. Berkaitan dengan semakin meningkatnya permintaan bata merah sebagai bahan untuk pembangunan rumah, ketersediaan bahan baku di sekitar desa Penggalang, serta untuk mengurangi tingkat pengangguran maka penelitian ini memfokuskan pada harga bahan baku, upah tenaga kerja dan penggunaan teknologi.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kontribusi harga bahan baku bata merah terhadap hasil produksi batu bata merah di Kabupaten cilacap.

2. Untuk mengetahui kontribusi upah tenaga kerja terhadap hasil produksi batu bata merah di Kabupaten Cilacap.

3. Untuk mengetahui kontribusi penggunaan teknologi terhadap hasil produksi batu bata merah di Kabupaten Cilacap.

4. Untuk mengetahui kontribusi harga bahan baku bata merah, upah tenaga kerja dan penggunaan teknologi bata merah terhadap hasil produksi bata merah di Kabupaten Cilacap.

E. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini nantinya dapat memberikan manfaat yang cukup berarti bagi pihak – pihak antara lain:

1. Untuk Pemerintah

Memberikan masukan dan informasi tambahan yang berguna bagi perkembangan industi batu bata merah di Kabupaten Cilacap, khususnya di Desa Penggalang, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.

2. Untuk Peneliti

Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuaan yang berhubungan harga bahan baku, upah tenaga kerja dan penggunaan teknologi terhadap produksi batu bata merah sehingga dapat menjadi suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang diperoleh selama perkuliahan sebagai syarat selesainya studi jenjang Strata 1 (S1).

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil Penelitian ini dapat menambah referensi koleksi perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta, yang berguna bagi para Mahasiswa/i Sanata Dharma serta pihak-pihak yang membutuhkan dalam rangka

berhubungan dengan kontribusi harga bahan baku, upah ternaga kerja dan penggunaan teknologi terhadap hasil produksi batu bata merah di kabupaten Cilacap.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Produksi

Menurut Manullang (2000 : 179) produksi adalah proses koordinasi berbagai faktor produksi atau sumber daya untuk mentransformasi bahan menjadi barang (produk) atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Produk adalah hasil proses produksi dengan penggunaan berbagai sumber daya untuk menciptakan penambahan faedah, baik faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat, atau faedah pemilikan. Dalam suatu perusahaan penambahan faedah merupakan suatu proses produksi yang bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan.

Menurut Gilarso (2004:83) produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang secara langsung dan tidak langsung berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kemampuan barang/jasa untuk

memenuhi kebutuhan manusia disebut kegunaan/faedah, manfaat atau utility.

Kegunaan yang ditimbulkan atau ditambah dalam proses produksi dapat dirinci sebagai berikut :

1. Barang harus diadakan. Misalkan minyak bumi yang masih terpendam

didalam tanah tidak banyak gunanya, supaya dapat dimanfaatkan maka harus dilakukan proses penambangan terlebih dahulu. Usah untuk

mengadakan barang tersebut disebut dengan menciptakan kegunaan dasar (elementary utility).

2. Barang harus mempunyai bentuk tertentu. Minyak harus disuling terlebih

dahulu agar dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Usaha mengolah barang dan memberikan bentuk yang sesuai menimbulkan kegunaan bentu (form utility).

3. Barang harus berada pada tempat dimana dibutuhkan. Misalkan bensin

tidak ada gunanya bila masih di pelabuhan, sementara bensin tersebut dibutuhkan di daerah kota. Usaha produksi untuk menyalurkan barang

ketempat dimana dibutuhkan itu menimbulkan kegunaan tempat (utility of

place).

4. Barang harus tersedia pada waktu dibutuhkan. Misalkan bensin tersedia

pada waktu akan pergi dengan menggunakan mobil, atau dalam perjalanan pada waktu kehabisan bensin. Makan tersedia pada waktu kita lapar. Kegiatan produksi yang usahanya menyediakan barang/jasa pada

waktu dibutuhkan ini menciptakan kegunaan waktu ( utility of time).

5. Barang harus sewaktu-waktu dapat digunakan untuk yang memerlukan.

Misalkan untuk rumah untuk pondokan atau kos yang bukan milik sendiri, dapat disewakan untuk jangka waktu tertentu. Usaha produksi

yang menyediakan kegunaan jasa (utility of possession, atau service

B. Fungsi produksi

Menurut Sukirno (2006 : 193 ) fungsi produksi adalah hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakanya. Faktor-faktor produksi dapat dibedakan menjadi empat golongan antara lain : tenaga kerja, tanah, modal dan keahlian berwirausaha. Dalam ilmu ekonomi didalam menganalisis mengenai produksi, selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi yang dinyatakan (tanah, modal, keahlian kewirausahaan) adalah tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja yang dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya.

Faktor produksi juga dikenal dengan istilah input dan jumlah produksi

selalu juga disebut sebagai output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dengan

bentuk rumus :

Q = f(K,L,R,T)

Keterangan : K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan., R adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi., yaitu secara bersama dugunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya.

Persamaan tersebut merupakan persamaan matematis yang pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada

teknologi yang digunakan. Dengan membandingkan berbagai gabungan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu dapatlah ditentukan gabungan faktor produksi yang paling ekonomis untuk memproduksi sejumlah barang tersebut.

Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya kepada dua pendekatan yaitu :

1. Teori produksi dengan satu faktor berubah

Teori produksi yang sederhana mengambarkan hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah dianggap jumlahnya tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.

a. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang.

Hukum hasil yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipsahkan dari teori produksi. Hukum ini menjelaskan sifat pokok dari hubungan diantara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut. Hukum ini menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya,

tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan

Dokumen terkait