• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harga Kakao

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 25-35)

3. Tingginya biaya pungutan dalam pengangkutan.

Tingginya biaya pengutan dalam pengangkutan yaitu karena belum ada perbaikan sarana jalan yang rusak dan akan berdampak pada rendahnya tingkat harga yang di tetapkan oleh pedang terhadap petani. Biaya pungutan atau pengiriman kepedagang besar yang ada di Gorontalo dan Sulawesi Tengah yaitu dalam satu kali pengiriman pedagang mengeluarkan biaya dalam 1 Ret atau 1 truk yang berisi 6.7 Ton maka biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.500.000, (Pedagang Kakao Kecamatan Taluditi, 2013).

4. Terancamnya kelestarian lingkungan akibat perambahan hutan untuk lahan pengembangan kakao.

Kecamatan Taluditi memiliki lahan fungsional dan non fungsional luas lahan fungsional yaitu sebesar 7.076,25 Ha, dan lahan non fungsional yaitu 1.421,00, (Kantor Kecamatan Taluditi, 2013). Sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan sebagai akibat adanya aktifitas perambahan hutan untuk lahan usahatani kakao, maka Pemerintah Kecamatan Taluditi perlu mencanangkan Desa mandiri yang peduli terhadap lingkungan, terutama desa-desa sentra produksi kakao yang rawan terhadap adanya aktifitas usahatani yang memanfaatkan areal hutan dengan cara merambah.

5. Iklim yang kurang mendukung.

Waktu panen bertepatan dengan musim hujan. Kendala yang dihadapi dengan kondisi ini adalah pengeringan hasil produksi, karena umumnya petani mengandalkan sinar matahari dalam melakukan proses pengeringan kakao. Akibatnya kualitas kakao yang dihasilkan oleh petani pada periode musim hujan ini mengalami penurunan karena tingginya kandungan kadar air.

Setelah faktor-faktor strategis internal pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi diidentifikasi, suatu tabel nilai rating internal disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut dalam kerangka kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness) pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi.

Pemberian bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 0,1 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi. semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi sekor 1,0. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 sampai dengan 1, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi. Selanjutnya kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. hasilnya berupa sekor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 0,4 sampai dengan 1,0. Jumlahkan sekor pembobotan (pada kolom 4), nilai total ini menunjukan bagaimana pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internal. Tabel nilai rating internal dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Nilai Rating Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

No Faktor Internal Bobot Rating Skor Ket (B x R) Kekuatan (Strengts)

1. Letak wilayah kecamatan 0,06 4 0,24 Kekuatan Utama Taluditi sangat strategis 1. Tingginya 2. Program Pembangunan 0,05 3 0,15 tingkat

Kecamatan Taluditi produktivitas Berbasis Desa Mandiri. usahatani kakao

3. Tingginya tingkat 0,13 4 0,52 2. Besarnya produktivitas potensi usahatani kakao. kelembagaan 4. Besarnya potensi 0,13 4 0,39 di tingkat kelembagaan petani

di tingkat petani.

5. Banyaknya pedagang 0,05 3 0,15 Nilai Total =1,45 yang Bergerak dalam

pemasaran kakao. Kelemahan (Weakness)

1. Rendahnya mutu dan 0,13 1 0,13 Kelemahan Utama kualitas kakao hasil 1. Rendahnya mutu produksi petani. Dan kualitas 2. Keterbatasan permodalan 0,06 2 0,12 kakao hasil

petani 2. Rendahnya 3. Keterbatasan jenis dan 0,07 2 0,14 tingkat

jumlah sarana teknologi pengetahuan pengolahan hasil. dan ketrampilan 4. Rendahnya tingkat 0,13 1 0,13 petani dalam

pengetahuan dan menerapkan keterampilan petani teknologi dalam menerapkan budidaya dan teknologi budidaya dan pascapanen pascapanen

5. Prasarana jalan Kecamatan 0,05 2 0,10 Taluditi yang kurang memadai.

6. Keterbatasan ketersediaan 0,06 2 0,12 Nilai Total =0,88 sarana produksi di sekitar

lokasi Usahatani kakao

7. Tidak ada ketersediaan 0,07 2 0,14 resi gudang penampungan

kakao

Total 1,00 2,33

Sumber Data : Data Diolah, 2013

Pada Tabel 18, terlihat bahwa nilai total kekuatan adalah 1,45 (nilai ini diperoleh dari penjumlahan bobot dikalikan rating sehingga menghasilkan nilai total). Sedangkan nilai total faktor kelemahan hanya 0,88 (nilai ini diperoleh dari penjumlahan bobot dikalikan rating sehingga menghasilkan nilai total). Keadaan ini menunjukan bahwa fakrtor kekuatan untuk pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi lebih besar dari faktor kelemahan sebagai penghambat perkembangan pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi. Kekuatan utama yaitu tingginya produktivitas usahatani kakao, besarnya potensi kelembagaan ditingkat petani. Sedangkan kelemahan utama yaitu rendahnya mutu dan kualitas kakao hasil produksi petani, rendahnya tingkat pengetahuan dan ketrampilan petani dalam menerapkan teknologi budidaya dan pascapanen.

Faktor-faktor strategis eksternal pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi diidentifikasi, suatu tabel nilai rating internal disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut dalam kerangka peluang (opportunities) dan ancaman (threats) pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi.

Pemberian bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 0,1 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi. semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi sekor 1,0. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 sampai dengan 1, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi. Selanjutnya kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. hasilnya berupa sekor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 0,4 sampai dengan 1,0. Jumlahkan sekor pembobotan (pada kolom 4), nilai total ini menunjukan bagaimana pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internal. Tabel nilai rating eksternal dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 . Nilai Rating Eksternal (Peluang dan Ancaman)

No Faktor Eksternal Bobot Rating Skor Ket (B x R) Peluang (Oppurtunities)

1. Penetapan kakao sebagai 0,14 4 0,56 Peluang Utama komoditas unggulan 1. Penetapan kakao Kecamatan Taluditi sebagai

komoditas

Kabupaten Pohuwato. Unggulan Kec. 2. Tersedianya lembaga 0,13 4 0,58 Taluditi.

pendukung usahatani 2. Tersedianya kakao lembaga 3. Tingginya permintaan 0,13 3 0,39 pendukung

dan tingkat harga kakao usahatani kakao untuk ekspor.

Nilai Total=1,58 Ancaman (Threats)

1. Harga komoditi kakao 0,13 1 0,13 Ancama Utama yang berfluktuasi. 1. Harga komoditi 2. Penetapan standar 0,13 2 0,26 yang berfluktuasi

Kualitas yang ketat 2. Terancamnya oleh pedagang kelestarian 3. Tingginya biaya 0,10 2 0,20 lingkungan

pungutan dalam akibat pengangkutan. Perambahan 4. Terancamnya kelestarian 0,13 1 0,13 hutan untuk

lingkungan akibat lahan pengem- perambahan hutan untuk bangan kakao lahan pengembangan

kakao

5. Iklim yang kurang 0,11 2 0,22 Nilai Total=0,94 Mendukung

Total 1,00 2,52

Sumber Data : Data Diolah, 2013

Pada Tabel 19, dilihat bahwa nilai total faktor peluang 1,58 lebih besar dari pada nilai total ancaman yaitu 0,94 (nilai ini diperoleh dari hasil penjumlahan bobot dikalikan rating sehingga menghasikan nilai total). Peluang utama yaitu penetapan kakao sebagai komoditas unggulan di Kecamatan Taluditi, tersedianya lembaga pendukung usahatani kakao. Sedangkan ancaman utama yaitu

terancamnya kelestarian lingkungan akibat perambahan hutan untuk lahan pengembangan kakao.

Untuk mengetahui strategi pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi dengan menggunakan diagram Analisis SWOT dapat dilihat pada Gambar 5.

Opportunity y 0,64 III I Weakness X Strengths W 0,57 S IV II T Threats

Gambar 5. Analisis Kuadran SWOT Strategi Pemasaran Kakao di Kecamatan Taluditi.

Berdasarkan Gambar 5, diketahui bahwa kekuatan yang dimiliki lebih besar dari pada kelemahannya, menghasilkan sumbu X didalam diagram SWOT, demikian peluang yang dihadapi lebih besar dari pada ancaman sehingga menghasilkan sumbu Y dalam diagram SWOT dengan nilai menunjukan bahwa selisih antara peluang dan ancaman menunjukan angka 0,64 (nilai tersebut diperoleh dari nilai total peluang dengan nilai total ancaman) sedangkan selisih antara kekuatan dan kelemahan 0,57 (nilai diperoleh dari nilai total kekuatan dengan nilai total kelemahan) maka strategi pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi berada pada kuadran 1, dimana mendukung strategi yang agresif atau strategi SO (Strengths-Opportunities) hal ini menunjukan bahwa dalam strategi

pemasaran kakao tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus terapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy) yaitu memanfaatkan kekuatan dengan tingginya tingkat produktivitas usahatani kakao dan besarnya potensi kelembagaan di tingkat petani di Kecamatan Taluditi, serta memanfaatkan peluang dengan penetapkan kakao sebagai komoditas unggulan dan meningkatkan lembaga pendukung usahatani kakao di Kecamatan Taluditi.

G. Matrik SWOT

Faktor-faktor internal dan eksternal selanjutnya dianalisis dengan menggunakan matriks analisis SWOT (Strengths – Weakness – Opportunities - Threats) untuk merumuskan strategi pemasaran kakao. Strategi-strategi yang dirumuskan dalam tabel matrik SWOT dibawah ini:

1. Startegi SO, dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan (S) yang dimiliki Kecamatan Taluditi untuk mengambil manfaat dari peluang-peluang (O) yang ada, terutama dalam pemasaran kakao;

2. Strategi WO, dengan mengatasi kelemahan-kelemahan (W) yang dimiliki Kecamatan Taluditi untuk meraih peluang-peluang (O) yang ada, terutama dalam pemasaran kakao;

3. Strategi ST, dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan (S) yang dimiliki Kecamatan Taluditi untuk menghindari ancaman-ancaman (T), terutama dalam pemasaran kakao; dan

4. Strategi WT, dengan mengurangi kelemahan-kelemahan (W) yang dimiliki oleh Kecamatan Taluditi dan menghindari ancaman-ancaman (T) yang ada.

Tabel 21. Matrik SWOT Lingkungan Internal dan Eksternal Kecamatan Taluditi, 2013

Sumber : Data Diolah. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal, 2013

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

Kekuatan (S)

1. Letak wilayah Kecamatan Taluditi sangat strategis 2. Program Pembangunan

Kecamatan Taluditi Berbasis Desa Mandiri.

3. Tingginya tingkat produktivitas usahatani kakao.

4.Besarnya potensi kelembagaan di tingkat petani.

5.Banyaknya pedagang yang bergerak dalam pemasaran kakao.

Kelemahan (W)

1.Rendahnya mutu dan kualitas kakao hasil produksi petani. 2.Keterbatasan permodalan yang

dimiliki oleh petani

3.Keterbatasan jenis dan jumlah sarana teknologi pengolahan hasil.

4.Rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan petani dalam menerapkan teknologi budidaya dan pascapanen

5.Prasarana jalan Kecamatan Taluditi yang kurang memadai. 6.Keterbatasan ketersediaan sarana

produksi di sekitar lokasi Usahatani kakao

7. Tidak ada ketersediaan resi gudang penampungan kakao.

Peluang (O)

1.Penetapan kakao sebagai komoditas unggulan Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato.

2.Tersedianya lembaga pendukung usahatani kakao 3.Tingginya permintaan dan

tingkat harga kakao untuk ekspor.

Strategi (S-O)

1. Memanfaatkan Potensi wilayah Kecamatan Taluditi yang strategis dan adanya program pembangunan Kecamatan berbasis desa mandiri untuk menetapkan kakao sebagai komoditas unggulan Kecamatan Taluditi.

2. Besarnya potensi kelembaga pendukung usahatani ditingkat petani dan banyak pedagang yang berpatisipasi untuk

meningkatkan produktivitas kakao sehingga dapat memenuhi permintaan dan tingkat harga untuk ekspor.

Strategi (W-O)

1.Menyediakan lembaga pendukung usahatani kakao dalam mengatasi keterbatasan permodalan, sarana teknologi, prasarana jalan desa.

2.Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam menerapkan teknologi pascapanen dalam memanfaatkan ketersediaan lembaga usahatani kakao

Ancaman (T)

1.Harga komoditi kakao yang berfluktuasi.

2.Penetapan standar kualitas yang ketat oleh pedagang

3.Tingginya biaya pungutan dalam pengangkutan.

4.Terancamnya kelestarian lingkungan akibat perambahan hutan untuk lahan pengembangan kakao

5. Iklim yang kurang mendukung.

Strategi (S-T)

1. Meningkatkan program pembangunan Kecamatan Taluditi berbasis desa mandiri dalam menjaga kelestarian lingkungan untuk menghindari perambahan hutan dalam pengembangan kakao.

2. Mempertahankan tingkat produktivitas kakao dari iklim yang kurang mendukung.

Strategi (W-T)

1.Menyediakan sarana dan prasarana produksi dalam meningkatkan standar kualitas kakao.

2. Menyediakan resi gugang penampungan kakao dalam mengatasi harga kakao anjlok.

H. Strategi Pemasaran Kakao di Kecamatan Taluditi

Pemetaan strategi pemasaran kakao hasil analisis SWOT pada strategi bauran pemasaran (marketing mix) yaitu terdiri 4p: Produk (product, Harga (price), Tempat (place), Promosi (promotion) menunjukan bahawa :

1. Strategi produk (produc)

Mengingat kelemahan pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi saat ini terletak pada rendahnya kemampuan petani untuk menghasilkan produksi kakao sesuai standar kualitas yang ditetapkan eksportir/industri. Disamping aspek kualitas, besarnya permintaan pasar (baik ekspor maupun antar-pulau) masih sulit untuk dipenuhi. Kelemahan faktor produk inilah yang mempengaruhi sehingga petani sangat sulit untuk memperoleh tingkat harga yang memadai dalam rangka untuk meningkatkan pendapatannya. Salah satu penyebab rendahnya tingkat harga yang diterima oleh petani kakao yaitu rendahnya kualitas kakao hasil produksi usahataninya. Rendahnya kualitas kakao hasil produksi disebabkan keterbatasan petani dalam penguasaan teknologi (budidaya dan pascapanen). Olehnya itu Pemerintah Kabupaten Pohuwato perlu melakukan upaya pembinaan yang intensif kepada petani agar mampu menguasai teknologi budidaya dan pascapanen yang baik. Tindakan ini dapat dilakukan dengan memfasilitasi kemitraan kelembagaan di tingkat petani (kelompoktani/gabungan kelompoktani) dengan lembaga-lembaga pembina terkait.

2. Strategi harga (price)

Untuk pengembangan pemasaran kakao perlu pula didukung oleh strategi harga (price) menyangkut terjaminnya tingkat harga yang akan diterima terutama oleh petani sebagai produsen untuk meningkatkan pendapatan petani kakao Kecamatan taluditi. Salah satu penyebab rendahnya tingkat harga yang diterima oleh petani selain faktor kualitas adalah pembebanan biaya pemasaran oleh pedagang pada harga pembelian di tingkat petani. Salah satu unsur biaya pemasaran adalah biaya pengangkutan. Untuk mempermudah pengangkutan kakao dari lokasi produksi ke pusat pemasaran di Kecamatan Taluditi, maka Pemerintah Kabupaten perlu memperbaiki prasarana jalan desa terutama di sentra-sentra produksi kakao. Dengan kondisi jalan yang memadai, pengangkutan akan

lebih mudah dan pada akhirnya akan dapat menekan biaya pengangkutan kakao ke pusat pemasaran sehingga harga yang diterima oleh petani juga dapat lebih tinggi.

3. Strategi tempat (place)

Strategi tempat sangat terkait pemanfaatan potensi wilayah Kecamatan Taluditi saat ini, baik potensi sebagai wilayah produksi, maupun potensi wilayah perdagangan. Salah satu penyebab terjadinya rendahnya harga kakao yang diterima oleh petani yaitu panjangnya rantai pemasaran kakao di Kecamatan Taluditi untuk itu upaya yang dilakukan yaitu dengan memperpendek rantai pemasaran untuk mendapatkan harga yang tinggi atau tingkat harga di pasaran yang tinggi sesuai yang diinginkan petani guna memenuhi kebutuhannya.

4. Strategi promosi (promotion)

Untuk mendukung Kecamatan Taluditi sebagai wilayah potensi perkebunan kakao khususnya dalam pemasarkan kakao maka diperlukan strategi promosi (promotion). Hasil pemetaan menunjukkan bahwa yang merupakan strategi promosi yang dapat dilakukan dalam menarik berbagai pihak terutama calon investor untuk berinvestasi di Kecamatan Taluditi, untuk itu upaya yang dilakukan yaitu memanfaatkan kelembagaan kelompoktani dan gabungan kelompoktani Kecamatan Taluditi agar mampu mempromosikan produk kakao kepada para pedagang tidak hanya sebagai unit produksi maupun menjadi unit penyedia sarana dan prasarana prodiksi.

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 25-35)

Dokumen terkait