• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

2. Harga Pokok Produksi

Suatu perusahaan perlu menentukan harga pokok dari produksi yang dihasilkan, karena harga pokok tersebut adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi penentuan harga jual, dasar penentuan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pengolahan hasil produksi perusahaan.

Harga pokok juga digunakan untuk menentukan besarnya keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan. Suatu harga pokok produksi dapat diketahui dengan menjumlahkan/mengakumulasikan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproduksi suatu produk.

a. Pengertian Harga Pokok Produksi (HPP)

Suatu perusahaan baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar, dalam menetukan harga jualnya terlebih dahulu harus menetapkan harga pokok produksi. Hal ini dilakukan untuk memperhitungkan besarnya laba yang diperoleh dari hasil penjualan produk tersebut, adapun pengertian harga pokok ada beberapa pendapat, dimana menurut para ahli yang satu dengan yang lainnya berbeda.

Menurut Sunarto (2003:4) pengertian Harga Pokok Produksi yaitu.

Harga pokok adalah nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang diukur dengan nilai mata uang. Besarnya biaya diukur dengan berkurangnya kekayaan atau timbulnya utang.

Menurut Sri Hanggana (2008:8) harga pokok produksi adalah.

Harga Pokok Produksi (HPPd) yaitu semua biaya yang digunakan untuk membuat satu unit barang jadi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Menurut Mulyadi (2000:10) harga pokok produksi adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk pengolahan bahan baku menjadi suatu produk.

Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan harga pokok produksi adalah penjumlahan pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, HPP ini fungsinya sama dengan HPPb dalam perusahaan dagang. HPP ini dihitung untuk satu unit barang yang dihasilkan.

b. Unsur-Unsur Biaya Harga Pokok Produksi

Unsur-unsur biaya produksi dapat dimulai dengan menghubungkan biaya ke tahap yang berbeda dalam operasi suatu bisnis, total biaya produksi terdiri atas dua elemen: biaya manufaktur dan biaya komersial. Biaya manufaktur dapat disebut juga dengan biaya produksi atau biaya pabrik biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya:

bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik, bahan baku dan tenaga kerja, keduanya disebut dengan biaya konversi.

Menurut Sunarto (2003:4) unsur-unsur biaya meliputi: (1) Biaya Bahan Baku

Biaya ini timbul karena ada pemakaian bahan. Biaya bahan baku merupakan harga pokok yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang. Biaya bahan baku merupakan bagian dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat.

(2) Biaya Tenaga Kerja

Biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan barang.

(3) Biaya Overhead Pabrik

Biaya ini timbul terutama karena pemakaian fasilitas untuk mengolah barang, berupa mesin, alat-alat, tempat kerja, dan kemudahan lain. Dalam kenyataanya dan sesuai dengan label biaya tersebut, kemudian biaya overhead pabrik adalah semua biaya selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung.

Menurut Sri Hanggana (2008:14) yang tergolong unsur-unsur biaya adalah:

Bahan mentah (raw materials) dikelompokkan menjadi dua, yaitu Bahan baku (direct materials), dan bahan penolong (indirect

materials). Pengelompokkan ini bertujuan untuk pengendalian bahan, dan pembebanan biaya ke harga pokok produksi. Bahan baku

merupakan bahan yang menempel menjadi satu dengan barang jadi yang mempunyai nilai yang relatif tinggi dibanding nilai bahan yang lain dalam pembuatan suatu barang jadi (Sri Hanggana, 2008:15). Dasar pengelompokan bahan baku dikelompokkan sebagai berikut: a) Bahan baku yang menjadi pembentuk mayoritas barang jadi secara

fisik.

b) Bahan baku yang menjadi pembentuk minoritas barang jadi secara fisik.

c) Bahan baku yang mudah ditelusur atau diidentifikasi ke barang jadi secara fisik.

d) Bahan baku yang sulit ditelusur atau diidentifikasi ke barang jadi secara fisik.

(2)Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah semua orang yang bekerja di suatu perusahaan (Sri Hanggana, 2008:50) tenaga kerja dikelompokkan menjadi tenaga kerja bagian produksi (tenaga kerja langsung), dan Tenaga Kerja Tidak Langsung (TKTL).

a) Tenaga kerja langsung (direct labor) adalah, karyawan di bagian produksi yang berkaitan langsung dengan proses produksi, sehingga jika pekerjaan tersebut tidak dilakukan, maka proses pembuatan barang tidak akan selesai (Sri Hanggana 2008:50). b) Tenaga kerja tidak langsung (indirect labor) adalah, karyawan

bagian produksi yang mempunyai pekerjaan (fungsi) yang TIDAK berkaitan langsung dengan proses produksi, sehingga jika pekerjaan tersebut tidak dilakukan maka, proses pembuatan barang jadi akan selesai juga (Sri Hanggana 2008:50).

(3) Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung (Sri Hanggana 2008:57). BOP dapat dibebankan ke harga pokok produksi dengan cara langsung maupun tidak langsung. BOP dapat dibebankan langsung jika menggunakan metode proses costing, sedagkan dalam metode job order costing menggunakan pembebanan tidak langsung.

BOP dapat dikelompokkan menjadi lima: a) Biaya bahan pembantu.

b) Biaya tenaga kerja tidak langsung.

d) Biaya produksi karena berlalunya waktu.

e) Biaya produksi yang langsung membutuhkan pengeluaran uang tunai (keluar kas).

c. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Dalam pembuatan suatu produk terdapat dua kelompok biaya: biaya produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya nonproduksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan nonproduksi, seperti kegiatan pemasaran dan administrasi dan umum.

Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses (BDP/Barang Dalam Proses). Biaya nonproduksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk menghitung total harga pokok produksi.

Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Secara garis besar, cara memproduksi produk dibagi menjadi dua macam, produksi atas dasar pesanan dan produksi massa. Perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan yang berproduksi secara massa melakukan pengolahan produksinya untuk memenuhi pesediaan di gudang atau dengan kata lain ada atau tidaknya

pesanan tidak mempengaruhi dari proses produksi tersebut, umumnya produknya berupa produk standar.

Untuk lebih jelasnya penggolonggan pengumpulan harga pokok produksi akan dijelaskan sebagai berikut:

(1) Metode Pesananan Barang ( Job Order costing ) a) Pengertian

Harga pokok pesanan adalah cara perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Apabila suatu pesanan diterima segera dikeluarkan perintah untuk membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Untuk mempermudah perhitungan biaya produksi tiap-tiap pesanan maka masing-masing produk yang dikerjakan diberi nomor identitas.

b) Ciri Khusus

i. Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya tergantung pada spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputus-putus dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas.

ii. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan relatif teliti dan adil. Dihubungkan dengan sistem akuntansi biaya yang

digunakan untuk membebankan harga pokok kepada produk. metode harga pokok pesananhanya dapat menggunakan:

iii. Harga pokok pesanan untuk tiap pesanan dihitung pada waktu pesanan yang bersangkutan selesai diproduksi.

iv. Harga pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu pesanan dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.

v. Untuk megumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai kartu harga pokok pesanan dimana tercatat hal-hal berikut ini. Jenis produk : Nomor pesanan : Tgl.pesanan : Sifat pesanan : Nama pemesan : Jumlah : Tgl.selesai : Harga jual : Biaya produksi :

KARTU HARGA POKOK No pesanan : Jenis produksi : Tgl pesanan : Sifat pesanan : Nama pemesan : Jumlah unit : Tgl selesai : Harga jual :

Tgl Ket No Bukti Dept I Dept II Jumlah BIAYA BAHAN BAKU

Jumlah biaya bahan baku BIAYA TENAGA KERJA

Jumlah biaya tenaga kerja BIAYA OVERHEAD PABRIK

Jumlah biaya overhead pabrik

Jumlah biaya produksi

Gambar 2.2. Kartu Harga Pokok Produksi

(2) Metode Produksi Massal (Proses Costing) a) Pengertian

Perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok proses (process cost method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut

dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

Perusahaan yang menggunakan metode proses costing biasanya perusahaan tersebut menghasilkan barang yang sifatnya standar, artinya perusahaan tersebut tidak memproduksi barang yang khusus atau bermacam-macam jenisnya atau bersifat homogen. b) Ciri Khusus

i. Tujuan produksi perusahaan adalah memproduksi barang secara massal atau dalam jumlah besar, ada atau tidaknya order tidak mempengaruhi proses produksi tersebut, atau produksi dilakukan secara continue (terus menerus). Biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu, biaya tersebut akan diakumulasikan dan dihitung pada periode, sehingga akan diketahui barang jadi, barang dalam proses dan Harga Pokok Produksi.

ii. Harga pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu produksi dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.

d. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi,

dalam mempertimbangkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan: full costing dan variabel costing. (1) Metode Full Costing

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya berikut ini.

Perhitungan Harga Pokok Produksi METODE FULL COSTING

(1) Biaya bahan baku

(2) Biaya tenaga kerja langsung (3) Biaya overhead pabrik tetap (4) Biaya overhead pabrik variabel (5) Harga pokok produksi

XXX XXX XXX XXX XXX Gambar 2.3. Perhitungan Harga Pokok Produksi (full costing) (2) Metode Variable Costing

Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

variabel. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya berikut ini:

Perhitungan Harga Pokok Produksi METODE VARIABLE COSTING

(1) Biaya bahan baku

(2) Biaya tenaga kerja langsung (3) Biaya overhead pabrik variabel (4) Harga pokok produksi

XXX XXX XXX XXX Gambar 2.4. Perhitungan Harga Pokok Produksi (variable costing)

Harga pokok produksi yang dihitung dengan menggunakan pendekatan variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead tetap, biaya pemasaran, administrasi dan umum tetap).

B. PEMBAHASAN

Dokumen terkait