• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

D. Harga pokok Produksi

Secara umum harga pokok produksi dapat diartikan sebagai seluruh biaya yang dikorbankan dalam proses produksi untuk mengelola bahan baku menjadi barang jadi. Adapun biaya-biaya tersebut meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

11 Harga pokok produksi atau products cost merupakan elemen penting untuk menilai keberhasilan (performance) dari perusahaan dagang maupun manufaktur.

Harga pokok produksi erat kaitannya dengan indikator-indikator tentang sukses perusahaan, seperti misalnya: laba kotor penjualan, & laba bersih, tergantung pada rasio antara harga jual dan harga pokok produknya, perubahan pada harga pokok produk yang relatif kecil bisa jadi berdampak singnifikan pada indikator keberhasilannya.

1. Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi pada dasarnya menunjukkan harga pokok produk (barang dan jasa) yang diproduksikan dalam suatu periode akuntansi tertentu. Hal ini berarti bahwa harga pokok produksi merupakan bagian dari harga pokok. Harga pokok dari produk yang terjual dalam suatu periode akuntansi.

Perhitungan harga produksi yang akurat sangatlah penting bagi perusahaan, sehingga perusahaaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk dapat menentukan harga pokok produksi yang akurat, terlebih dahulu harus didentifikasi dengan baik unsur-unsur biaya yang yang menentukan harga pokok produksi tersebut.

Unsur harga pokok produksi terdiri dari tiga hal yaitu biaya bahan baku atau bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku merupakan bahan yang secara menyeluruh membentuk produk selesai dan dapat diidentifikasi secara langsung pada produk yang bersangkutan. Biaya tenaga kerja langsung merupakan upah yang dibayarkan kepada pekerja yang berpartisipasi langsung dalam

12 mengubah bahan mentah menjadi barang jadi atau produk selesai. Unsur biaya yang terakhir yaitu biaya overhead pabrik yang mencakup semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Harga pokok produksi yang dikeluarkan oleh masing-masing tahun dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah usaha untuk mengejar target produksi yang telah dibebankan kepada unit produksi. Usaha pencapaian target ini dapat menjadi kendala bagi unit produksi, apabila tidak dilakukan pengendalian atas kualitas produk, setiap tahun banyak berorientasi pada jumlah yang harus dihasilkan tanpa peduli pada kualitas produksi, karena biaya produksi yang dilakukan haruslah diimbangi dengan besarnya penjualan yang diperoleh untuk meningkatkan laba perusahaan. Keadaan alat produksi serta kualitas pekerja dapat juga berpengaruh terhadap tercapainya target jumlah produk yang dihasilkan. Kondisi alat produksi dan pekerja yang baik akan mampu menghasilkan produk dengan baik secara terus menerus.

Hal tersebut dapat mempengaruhi terhadap besarnya biaya perawatan alat produksi yang dikeluarkan. Sedangkan kualitas pekerja bisa dilihat dari bagaimana pekerja dalam melakukan pekerjaan dengan baik mulai dari pengolahan produk sampai produk siap untuk dijual.

2. Manfaat informasi Harga Pokok Produksi

Untuk mengetahui laba atau rugi secara periodik suatu perusahaan dihitung dengan mengurangkan pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Oleh karena

13 itu diperlukan informasi dari harga pokok produksi. Manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Menentukan harga jual Produk

Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Penentuan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain serta data non biaya.

b. Memantau realisasi biaya produksi

Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dibandingkan dengan rencana produksi yang telah ditetapkan, oleh sebab itu akuntansi biaya digunakan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah produksi mengkomsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.

c. Menghitung laba rugi periodik

Untuk Mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto.

Manjemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu.

d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi

Biaya ini meliputi harga pokok dari semua bahan yang secara praktis dapat diidentifikasi sebagai dari produk selesai.

3. Unsur-unsur harga pokok Produksi

14

Ada tiga unsur biaya yang membentuk harga pokok produksi.

a. Biaya Bahan Langsung (Direct Material Cost)

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)

c. Biaya Pabrik Tidak langsung (Factory Overhead Cost)

Biaya bahan baku langsung dan upah langsung digabungkan dalam kelompok biaya utama (prime cost). Upah langsung dan overhead pabrik digabung dalam kelompok biaya konversi, yang mencerminkan biaya pengubahan bahan baku langsung menjadi barang jadi. Berikut penjabaran unsur-unsur harga pokok produksi.

1. Biaya bahan langsung (direct material cost)

Bahan langsung atau bahan baku adalah semua bahan yang secara fisik langsung menjadi bagian utama dari barang jadi, dapat ditelusui pada produk dan jumlahnya material. Hal yang menjadi pertimbangan utama dalam mengelompokkan suatu bahan kedalam bahan langsung adalah kemudahan penelusuran proses pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Bahan baku dapat diperoleh dengan membeli ataupun memproduksi sendiri, maka biaya bahan langsung merupakan semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku tersebut yang termasuk biaya angkut, biaya bongkar muat, biaya gudang, dan lain-lain. Bahan baku masuk pada perkiraan persediaan dalam perusahaan.

2. Biaya tenaga kerja langsung ( direct labor cost)

15 Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja berupa upah yang secara langsung terlibat dalam proses pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang secara langsung melaksanakan kegiatan produksi barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, baik secara manual maupun dengan menggunakan mesin-mesin produksi. Ada tiga dasar penentuan upah karyawan, yaitu:

a. Tarif berdasarkan jam kerja

Upah kotor yang akan dibayarkan kepada pekerja adalah sebesar jumlah jam kerja termasuk jam lembur dikalikan dengan tarif upah per jam kerja.

b. Tarif berdasarkan unit yang diproduksi

Apabila perusahaan menggunakan tarif berdasarkan unit produksi yang dihasilkan, maka upah kotor yang akan diterima oleh pekerja adalah sebesar unit produksi yang dihasilakan oleh masing-masing pekerja dikalikan dengan tarif upah perunit.

c. Tarif berdasarkan insentif

Pada tarif ini, upah kotor akan dibayarkan sebesar upah standar ditambah dengan insentif tertentu. Insentif ini diberikan karena pekerja kurang mampu memproduksi melebihi jumlah standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

3. Biaya pabrik tidak langsung (factory overhead cost)

16

Overhead pabrik merupakan suatu biaya keseluruhan yang membantu jalannya proses produksi namun tidak mempunyai hubungan langsung dengan hasil produksinya, atau dengan kata lain bahwa biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Walaupun biaya overhead pabrik tidak mempunyai hubungan langsung pada produk yang dihasilkan, tetapi tetap diperlukan karena sebagian biaya overhead pabrik sering kali berubah-ubah dari waktu ke waktu, baik karena faktor musiman, perubahan kapasitas produk maupun sejenisnya.

Pembebanan biaya overhead mengalami sedikit kerumitan mengingat biaya overhead jenisnya bervariasi dan sifatnya berbeda-beda. Tujuan utama dalam pemilihan Overhead pabrik memastikan pembebanan overhead dalam proporsi yang wajar terhadap sumber daya pabrik yang tidak langsung yang digunakan oleh pesanan produk, atau untuk pekerjaan yang dilakukan.

Untuk itu diberikan beberapa cara beban overhead yang umum dalam perusahaan manufaktur, perinciannya sebagai berikut:

a. Berdasarkan taksiran jumlah unit yang diproduksi

Output fisik atau unit produksi adalah dasar yang paling sederhana untuk membebankan overhead pabrik.

b. Berdasarkan taksiran biaya bahan langsung

Metode ini didasarkan pada estimasi overhead pabrik dibagi dengan estimasi biaya bahan baku dikali persentase.

c. Berdasarkan taksiran biaya upah langsung

17 Menggunakan dasar biaya tenaga kerja langsung untuk membebankan overhead pabrik kepesanana atau produk mengharuskan estimasi overhead dibagi dengan estimasi biaya tenaga kerja langsung untuk menghitung suatu persentase.

d. Berdasarkan taksiran jam kerja mesin

Metode ini didasarkan pada waktu yang dipelukan untuk melakukan operasi yang identik oleh suatu mesin atau sekelompok mesin, dan tarif per jam mesin.

e. Berdasarkan transaksi atau aktivitas

Pendekatan berdasarkan transaksi terhadap alokasi overhead lebih dikenal sebagai perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing).

4. Sistem Biaya Produksi

Sistem biaya produksi adalah catatan dan laporan yang terkoordinasi yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan dan merupakan informasi biaya bagi manajemen. Dalam akuntansi biaya sistem yang dapat digunakan untuk mengalokasikan dan membebankan biaya ke unit produksi dapat dikelompokkan menjadi tiga sistem yaitu :

a. Sistem biaya sesungguhnya (Historical cost)

Sistem ini disebut juga sistem biaya actual adalah suatu sistem dalam pembebanan harga pokok produk atau pesanan atau jasa pada saat biaya tersebut sudah terjadi atau biaya yang sesungguhnya

18 dinikmati. Penyajian hasil baru akan dilakukan apabila semua operasi sudah selesai pada periode akuntansi yang bersangkutan. Sistem ini biasanya digunakan pada metode harga pokok proses yang menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode periodik.

b. Sistem biaya ditentukan dimuka (Standard costing)

Sistem biaya ditentukan dimuka adalah suatu sistem dalam pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan atau jasa dihasilkan sebesar harga pokok yang ditentukan dimuka sebelum suatu produk atau jasa dikerjakan. Metode harga pokok standar ini biasanya digunakan pada perusahaan yang memproduksi secara massa dan menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode perpectual.

Pada akhir periode akuntansi, kedua sistem biaya ini dicatat dan kemudian dibandingkan sehingga menyebabkan adanya varians antara biaya yang sesungguhnya terjadi dengan biaya yang ditentukan dimuka.

Varians yang timbul disebut dengan varians lebih ( over applied ) dan varians kurang ( over applied ).

c. Sistem harga pokok normal (Normal costing)

Pada metode ini, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berdasarkan biaya sesungguhnya karena biaya tersebut mudah untuk ditelusuri kepada produk tertentu, maka biaya overhead pabrik mengggunakan tarif pembebanan dimuka. Metode ini biasanya digunakan

19 pada metode harga pokok pesanan ( job order costing) yang menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode perpectual.

5. Metode penentuan/perhitungan harga pokok produksi

Harga pokok produk Menurut Bastian Bustami, Nurlela menjelaskan bahwa: Penentuan harga pokok adalah merupakan bagaimana cara memperhitungkan biaya kepada suatu produk, pesanan, atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan seluruh unsur biaya produksi variabel saja.

Metode penentuan harga pokok produksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Metode full costing

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang menghitung semua unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur-unsur biaya produksi

Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum. Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode Full Costing :

Biaya Bahan Baku xx

20 Biaya Tenaga Kerja Langsung xx

Biaya Overhead Pabrik Variabel xx Biaya Overhead Pabrik Tetap xx +

Harga Pokok Produksi xx

Biaya Administrasi dan Umum xx Biaya Pemasaran xx+

Harga Pokok Produk xx

b. Metode Variabel costing

Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang variabel saja ke dalam harga pokok produksi, yang tediri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Pada metode variabel costing dibedakan antara biaya tetap dan biaya variabel. Menurut dasar pemikiran metode variabel costing, harga pokok pabrik variabel merupakan satu-satunya biaya yang secara langsung terjadi di dalam pembuatan/produksi produk. Biaya tetap yang ada diperlukan sebagai biaya periodik. Metode ini biasanya ditujukan untuk pihak intern perusahaan (Manajemen).

Dengan demikian, harga pokok produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

1. Biaya bahan baku

2. Biaya tenaga kerja langsug 3. Biaya overhead pabrik variabel

Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode variabel costing

21 Biaya Bahan Baku xx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xx Biaya Overhead Pabrik Variabel xx + Harga pokok Produksi xx Biaya Variabel xx Biaya Administrasi dan Umum xx Biaya Pemasaran Variabel xx Biaya Tetap xx Biaya Administrasi dan Umum Tetap xx Biaya Pemasaran Tetap xx+

Harga Pokok produk xx

Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut, terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan dan perlakuan terhadap FOH tetap ini akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produksi dan penyajian rugi laba.

6. Perbandingan metode Full costing dengan metode variabel costing Metode full costing maupun variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi. Perbedaan pokok yang ada diantara kedua metode tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang berperilaku tetap.

7. Tujuan dan manfaat penentuan harga pokok produksi

Penentuan harga pokok produksi dalam suatu perusahaan sangat penting dilakukan karena perusahaan membutuhkannya untuk menentukan

22 harga jual dari produknya maupun tujuan lainnya yang erat hubungannya dengan penentuan strategi dan efisiensi perusahaan dalam bersaing.

Berikut diberikan beberapa tujuan umum dari penentuan harga pokok produksi.

a. Sebagai pengawasan dari biaya yaitu untuk menghindari pemborosan agar diperoleh harga pokok produksi yang teliti serta pengawasan yang baik, maka biaya digolongkan pada setiap proses atau departemen-departemen. Biaya yang sebenarnya terjadi pada setiap proses dibandingkan dengan standar. Dengan demikian pemborosan dapat dihindari karena standar dibentuk berdasarkan biaya yang seharusnya terjadi.

b. Sebagai alat perencanaan, sebelum produksi dijalankan terlebih dahulu membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, misalnya apakah produksi ditingkatkan atau dikurangi dan juga dibuat ramalan atas unsur-unsur biaya yang diperlukan untuk setiap periodenya. Perencanaan ini penting agar seluruh keperluan dapat diketahui dan disediakan pada jumlah dan waktu yang diperlukan.

c. Sebagai pedoman menentukan harga jual. Biaya produksi bukanlah faktor utama menetapkan harga jual, tetapi menjaga agar harga jual tetap berada di atas harga pokok produksi.

d. Harga pokok produksi perlu untuk menentukan nilai persediaan yang mana menjadi syarat mutlak dalam menetapkan harga pokok penjualan dengan teliti.

23 e. Menentukan efisiensi atau tidaknya suatu perusahaan, ini dilakukan dengan membandingkan harga pokok histori dengan harga pokok standar. Hal ini berguna untuk pengawasan biaya maupun sebagai alat perencanaan.

Disamping tujuan-tujuan yang diuraikan di atas, penentuan harga pokok produksi penting bagi manajemen untuk keperluan analitis dalam pengambilan keputusan atau memecahkan masalah-masalah khusus berikut ini.

a. Apakah perlu dilakukan perubahan dalam komposisi dari biaya-biaya langsung di dalam melakukan produksi sehingga dapat dihasilkan barang jadi yang kualitasnya sama dengan barang jadi yang dihasilkan sebelum dilakukan perubahan komposisi. Dengan dilakukannya perubahan komposisi ini diharapkan juga harga pokok produksi dapat ditekan serendah mungkin.

b. Apakah tenaga kerja langsung perlu ditambah atau dikurangi.

c. Apakah sebaiknya perusahaan membeli bahan atau produk tertentu dari pihak luar atau memproduksi sendiri.

8. Metode pengumpulan biaya produksi

Untuk dapat menghasilkan suatu perhitungan harga pokok produk diperlukan suatu proses pengumpulan dari biaya-biaya yang terjadi atas suatu produk. Proses pengumpulan biaya produksi dimulai dari proses pengumpulan bahan mentah sampai kepada pengakuan produk selesai

24 (jadi). Oleh karena itu, sebelum dikemukakan tentang metode pengumpulan biaya produksi dikemukakan langkah-langkah dalam proses produksi.

Menurut “Abdul halim,2007;20 ada enam langkah dasar dalam proses produksi, yaitu :

a. Mendapatkan bahan mentah b. Permintaan bahan mentah c. Pengunaan tenaga karja

d. Pengakuan biaya overhead yang terjadi

e. Pengalokasian dan pembebanan biaya overhead f. Pengakuan produk selesai

Adapun metode pengumpulan biaya produksi yang nanti digunakan tidak akan terlepas dari keenam langkah proses produksi.

Pengumpulan biaya produksi itu sendiri ditentukan oleh sifat dari pengolahan produk yang diproduksi. Pengolahan suatu produk biasa saja karena ada pesanan dari langganan atau mungkin pula atas produksi massa yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu, metode pengumpulan biaya produksi atas metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses.

Menurut “Hansen dan women,2013;290” Menyatakan bahwa:

Perusahaan manufaktur dan jasa dapat dibagi menjadi dua jenis utama perusahaan pesanan (job-order) yang memproduksi barang atau jasa yang

25 unik, dan perusahaan proses yang memproduksi produk/jasa yang relatif sama atau homogen.

a. Metode harga pokok pesanan

Pada metode ini, harga pokok (biaya produksi) dikumpulkan atas dasar pekerjaan-pekerjaan atau pesanan-pesanan yang diterima langganan/pembeli mulai dari saat unit pesanan sampai kepada suatu jumlah besar yang diproses pada saat yang sama. Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja diidentifikasi dan dibebankan kepada job didistribusikan pada job-job yang dikerjakan selama periode tertentu melalui tarif yang telah ditentukan di muka. Pada metode ini, masing-masing unit pesanan yang selesai diproduksi pada periode yang sama, mungkin sekali berbeda harga pokok produk per unitnya.

Produksi dan perhitungan biaya pesanan adalah merupakan perusahaan yang beroperasi dalam industri berdasarkan pesanan, memproduksi banyak jenis jasa atau produk yang cukup berbeda antara satu dengan yang lain. Produk khusus atau produk yang dibuat menurut pesanan adalah jenis perusahaan yang menyediakan jasa yang berbeda kepada setiap pelanggan. Perusahaan yang umumnya menggunakan sistem pesanan.

Metode harga pokok pesanan adalah merupakan suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar

26 pesanan. Tujuan dari pengunaan metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk dalam setiap pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk persatuan. tergantung pada pesanan yang diterima, bentuk produk tergantung dari spesifikasi pasanan.

Pada sistem produksi berdasarkan pesanan, biaya-biaya yang diakumulasikan berdasarkan pesanan kerja (job) seperti yang telah dijelaskan di atas. Pendekatan untuk membebankan biaya ini dinamakan dengan sistem perhitungan biaya pesanan (job order costing system). Dalam metode ini, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan pada suatu perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan, pengumpulan biaya per pekerjaan menyediakan informasi penting bagi manajemen.

Karakteristik metode harga pokok pesanan secara umum :

1. Sifat proses produksi yang dilakukan terputus-putus, dan tergantung pada pesanan yang diterima,

2. Spesifikasi dan bentuk produk tergantung pada pemesan,

3. Pencatatan biaya produki masing-masing pesanan dilakukan secara terpisah pada setiap pesanan,

27 4. Harga pokok produksi dan laba kotor juga dihitung berdasarkan

masing-masing pesanan,

5. Total biaya produksi untuk setiap elemen biaya dikalkulasi setelah pesanan selesai,

6. Biaya perunit dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan total unit yang dipesan,

7. Sistem biaya biasanya menggunakan metode biaya normal.

Sistem biaya normal adalah sistem akuntansi dimana bahan baku dan tenaga kerja langsung dibebankan pada objek biaya berdasarkan biaya actual, dan biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif ditentukan dimuka. Untuk menentukan biaya berdasarkan pesanan secara teliti dan akurat, setiap pesanan harus dapat diidentifikasi secara terpisah dan terlihat secara terperinci dalam kartu biaya pesanan untuk masing-masing pesanan. Metode harga pokok pesanan ini dapat diterapkan untuk pekerjaan pada perusahaan manufaktur, pekerjaan konstruksi, dan industri percetakan.

Prosedur akuntansi untuk metode harga pokok pesanan adalah sbb:

1. Biaya- biaya produksi diakumulasikan pada setiap pesanan,

2. Biaya-biaya produksi untuk setiap pesanan dan data lainnya yang berhubungan dengan pesanan tersebut diakumulasikan dalam kartu biaya pesanan,

28 3. Pemakaian biaya-biaya produksi untuk setiap pesanan

dibebankan pada perkiraan barang dalam proses,

4. Setelah produk selesai dikerjakan, kartu pesanan diikhtisarkan, dan biaya perunit dihitung dengan membagikan jumlah biaya produksi untuk setiap pesanan tersebut dalam jumlah unit yang dihasilkan, biaya produksi yang semula dibebankan keperkiraan barang dalam proses dipindahkan keperkiraan barang jadi.

b. Metode harga pokok proses

Pada metode ini, harga pokok (biaya produksi) dikumpulkan atas dasar proses atau departemen untuk suatu periode tertentu, biasanya satu bulan. Biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya produksi tidak langsung (overhead) yang dibebankan, dibebankan pada rekening-rekening barang dalam proses setiap departemen. Pada setiap akhir periode, total harga pokok (biaya produksi) yang terjadi pada suatu departemen dibagi dengan jumlah unit yang selesai diproduksi akan menghasilkan harga pokok per unit departemen yang bersangkutan.

Produksi dan perhitungan biaya proses dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk yang hampir sama atau sejenis secara besar-besaran. Perusahaan dengan sistem proses mengakumulasi biaya produksi berdasarkan proses atau departemen untuk suatu periode waktu tertentu. Output proses

Produksi dan perhitungan biaya proses dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk yang hampir sama atau sejenis secara besar-besaran. Perusahaan dengan sistem proses mengakumulasi biaya produksi berdasarkan proses atau departemen untuk suatu periode waktu tertentu. Output proses

Dokumen terkait