• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Harga Saham

Menurut Lorie, Dodd, and Kimpton (1985) yang dimaksud dengan harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan

Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2006; 131), menyatakan bahwa komponen yang terdapat pada monitor pergerakan pemantau harga saham dapat dibagi sebagai berikut:

1. Previous Pricemenunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya 2. Open atau opening price menunjukkan harga pertama kali pada saat

pembukaan sesi I perdagangan.

3. High atau Highest Price menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

4. LowatauLowest pricemenunjukkan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut

5. Last pricemenunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham. 6. Changemenunjukkan selisih antara harga pembukaan dengan harga

terakhir yang terjadi.

7. CloseatauClosing Price menunjukkan harga penutupan suatu saham. Closing price suatu saham dalam satu hari perdagangan ditentukan pada akhir sesi II, yaitu pukul 16.00

Pada transaksi di Bursa Efek Jakarta ada mekanisme yang harus dipenuhi oleh investor maupun oleh emiten, antara lain

1. Pasar Perdana

Adalah pasar dimana efek-efek diperdagangkan untuk pertama kalinya, sebelum dicatatkan di Bursa Efek. Di sini, saham dan efek lainnya untuk pertama kalinya ditawarkan kepada investor oleh pihak Penjamin Emisi (Underwriter) melalui Perantara Pedagang Efek (Broker-Dealer) yang bertindak sebagai Agen Penjual saham. Proses ini biasa disebut dengan Penawaran Umum Perdana (Initial Publik Offering/IPO).

a. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana

Pada umumnya proses perdagangan saham dan obligasi pada Pasar Perdana dapat digambarkan sebagai berikut:

Emiten Penjamin Emisi Agen Penjual Investor Dana Efek

b. Prosedur Penawaran dan Pemesanan Efek di Pasar Perdana

i. Penawaran Perdana suatu Saham atau Obligasi suatu perusahaan kepada investor publik dilakukan melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual. Tata cara pemesanan saham atau obligasi seperti, “harga penawaran”, “jumlah saham yang ditawarkan”, “masa penawaran”, dan informasi lain yang

penting harus dipublikasikan di surat kabar berskala nasional, dan juga dibagikan ke publik dalam bentuk prospektus.

ii. Investor yang berminat, dapat memesan saham atau obligasi dengan cara menghubungi penjamin emisi atau agen penjual, dan kemudian mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. iii. Investor kemudian melakukan pemesanan saham atau obligasi

tersebut dengan disertai pembayaran.

iv. Penjamin emisi dan agen penjual kemudian mengumumkan hasil penawaran umum tersebut kepada investor yang telah melakukan pemesanan.

v. Proses penjatahan Saham atau Obligasi (biasa disebut dengan “allotment”) kepada investor yang telah memesan dilakukan oleh penjamin emisi dan emiten yang mengeluarkan saham atau obligasi. Sehubungan dengan proses penjatahan, ada beberapa istilah yang harus diperhatikan:

o “Undersubscribed” adalah kondisi dimana total Saham atau Obligasi yang dipesan oleh investor kurang dari total Saham atau obligasi yang ditawarkan. Dalam kondisi seperti ini, semua investor pasti akan mendapat saham atau obligasi sesuai dengan jumlah yang dipesannya.

o “Oversubscribed” adalah kondisi dimana total saham atau obligasi yang dipesan oleh investor melebihi jumlah total saham atau obligasi yang ditawarkan. Dalam kondisi

ini, terdapat kemungkinan investor mendapatkan saham atau obligasi kurang dari jumlah yang dipesan, atau bahkan mungkin tidak mendapatkan sama sekali.

vi. Apabila jumlah saham atau obligasi yang didapat oleh investor kurang dari jumlah yang dipesan, atau telah terjadi “oversubscribed”, maka kelebihan dana investor akan dikembalikan (proses ini sering disebut dengan “refund”).

vii. Saham atau obligasi tersebut kemudian didistribusikan kepada investor melalui penjamin emisi dan agen penjual, berikut gambar proses IPO saham di BEJ :

Periode Penawaran > 3 hari kerja Penjatahan < 3 hari kerja Refund dan Distribusi Saham < 2 hari kerja Pencatatan di Bursa Efek - Penjamin Emisi - Perantara Perdagangan Efek - Penjamin Emisi - Emiten - Biro Administrasi Efek - Penjamin Emisi - KPEI - KSEI 2. Pasar Sekunder

Adalah pasar di mana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa Efek diperjual-belikan. Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat di

Bursa, setelah terlaksananya penawaran perdana. Di pasar ini, efek-efek diperdagangkan dari satu investor kepada investor lainnya.

a. Proses Perdagangan pada Pasar Sekunder

Proses perdagangan saham dan obligasi pada pasar sekunder dapat digambarkan sebagai berikut:

I nvest or Beli

Broker

Beli BURSA EFEK

Broker Jual I nvest or Jual Dana Efek b. Bursa Efek

Perusahaan-perusahaan Efek yang telah mendapat izin sebagai perantara pedagang Efek di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan atau di Bursa Efek Surabaya (BES), dapat melakukan aktivitas jual beli efek di Bursa Efek. Perusahaan Efek membeli dan/atau menjual efek berdasarkan perintah jual dan/atau perintah beli dari investor. Setiap perusahaan mempunyai karyawan yang disebut sebagai “Wakil Perantara Pedagang Efek”, yang mempunyai wewenang untuk memasukkan semua perintah jual ataupun perintah beli ke dalam sistem perdagangan yang terdapat di Bursa Efek.

Sejak tahun 1995, proses perdagangan efek di BEJ telah dilakukan dengan sistem yang terkomputerisasi yang disebut dengan JATS atau Jakarta Automated Trading System. Sistem ini beroperasi berdasarkan “sistem tawar menawar” (auction) dan secara terus

menerus selama periode perdagangan. Sementara itu, di BES sudah mempunyai sistem perdagangan secara jarak jauh (remote system) sejak tahun 1996 yang disebut SMART (SurabayaMarket Information & Automatic Remote Trading).

Periode perdagangan di kedua Bursa Efek dibagi menjadi dua sesi setiap hari Senin - Jumat, yang dimulai dari pukul 9.30 pagi dan berakhir pada pukul 16.00.

Sesi I Sesi II

Senin- Kamis 09.30 – 12.00 13.30 - 16.00 Jumat 09.30 – 11.30 14.00 – 16.00

Bursa Efek Jakarta menggolongkan perdagangan saham dalam 3 pasar: pasar reguler, pasar negosiasi, pasar tunai:

i. Pasar Reguler

Saham-saham di pasar reguler diperdagangkan dalam satuan perdagangan “lot”, dan berdasarkan mekanisme tawar menawar yang berlangsung secara terus menerus selama periode perdagangan. Harga-harga yang terjadi di pasar ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan indeks di BEJ. Transaksi di Pasar Reguler:

§ Saham diperdagangkan dalam standar satuan

perdagangan lot, dimana 1 lot sama dengan 500 lembar saham

§ Pergerakan harga saham:

< Rp 200 Rp 1 Rp 30 Rp 200 s/d< Rp 500 Rp 5 Rp 50 Rp 500 s/d < 2.000 Rp 10 Rp 100 Rp 2.000 s/d < 5000 Rp 25 Rp 250

≥ Rp 5.000 Rp 50 Rp 500

ii. Pasar Negosiasi

Pasar negosiasi dilaksanakan berdasarkan tawar menawar individual antara anggota bursa beli dan anggota bursa jual dengan berpedoman pada kurs terakhir di pasar reguler.

iii. Pasar Tunai

Pasar tunai tersedia untuk menyelesaikan kegagalan anggota bursa dalam memenuhi kewajibannya di pasar reguler dan pasar negosiasi. pasar tunai dilaksanakan dengan prinsip pembayaran dan penyerahan seketika (cash & carry).

c. Mekanisme “matching” (cocok)

Adalah berdasarkan kriteria prioritas harga dan prioritas waktu yang terdapat dalam transaksi di bursa efek, yang diprioritaskan dalam matching ini adalah.

i. Prioritas Harga

Artinya, siapapun yang memasukkan order permintaan dengan harga beli (bid price) yang paling tinggi, akan mendapat prioritas utama untuk dapat “bertemu” dengan siapapun yang memasukkan order penawaran dengan Harga Jual (Offer Price atau Ask Price) yang paling rendah.

ii. Prioritas Waktu

Artinya, siapapun yang memasukkanorderbeli atau jual lebih dahulu, akan mendapat prioritas pertama untuk dicocokkan (matched) oleh sistem.

d. Penyelesaian (Settlement)

Apabila order beli dan order jual telah cocok atau “matched”, penyerahan sertifikat saham dan pembayarannya harus diselesaikan melalui Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pada hari ketiga setelah terjadinya transaksi atau biasa disebut dengan T+3 untuk transaksi jual dan T+2 untuk transaksi beli

e. Biaya-biaya Transaksi

Untuk setiap transaksi, seorang investor harus membayar komisi ke Perusahaan Efek berdasarkan perjanjian antara kedua belah pihak. Komisi tidak boleh melebihi 1% (satu persen) dari total nilai pembelian dan atau penjualan.

Menurut (Darmadji, 2006) Komisi atau biaya transaksi berbeda antara perusahan efek satu dengan yang lainnya, pada dasarnya hal tersebut didasarkan pada persentase tertentu dari nilai total transaksi jual/beli atau a% x (jumlah saham x harga saham). Komisi atau biaya tersebut tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dari nilai komisi. Dengan demikian, untuk transaksi jual selain

dibebankan komisi dan PPN, investor juga dibebankan PPh (Pajak penghasilan) atas transksi jual yang besarnya 0,1% dari nilai transaksi.

E. Indeks Harga Saham

Indeks Harga Saham adalah indikator harga dari seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek. Indeks ini biasanya merefleksikan kondisi Pasar Modal dan kondisi perekonomian sebuah negara secara umum.

Indeks Harga Saham Penjelasan

1. Indeks Harga Saham Gabungan Indeks ini digunakan sebagai indikator pergerakan harga saham-saham yang tercatat di BEJ.

2. Indeks Sektoral Semua saham di BEJ digolongkan menjadi 9 sektor industri: Pertanian dan Perkebunan, Pertambangan, Industri Dasar dan Kimia, Industri lainnya, Konsumsi, Properti, Transportasi, Keuangan, dan Perdagangan, Jasa dan Investasi

3. Indeks LQ45 Indeks ini berisikan 45 saham yang sangat sering diperdagangkan atau sangat likuid, dan mempunyai kapitalisasi pasar yang sangat besar. 4. Indeks Islam/ Index Syariah Indeks ini terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih

berdasarkan aturan Syariah Islam.

5. Indeks Harga Saham Individual Indeks ini menggambarkan pergerakan harga dari masing-masing saham yang tercatat di BEJ. Sumber:www.bapepam.go.id

Dalam konsep pasar efisien yang di ungkapkan Fama (1970) disebutkan bahwa pasar modal yang efisien adalah suatu pasar dimana harga semua sekuritas mencerminkan informasi yang tersedia secara cepat dan penuh, sedangkan Jones (2002) berpendapat bahwa pasar modal yang efisien terjadi jika didukung oleh kondisi tertentu, yaitu:

1. Investor adalah penerima harga (price taker), artinya investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga saham kecuali dalam jumlah besar dan berorientasi profit maximizing serta berpartisipasi aktif di bursa dengan menganalisa, menilai dan memperdagangkan saham.

2. Informasi tersedia secara luas dan dalam waktu yang bersamaan dapat diperoleh dengan mudah oleh investor.

3. Informasi berupa pengumuman emiten yang diperoleh bersifat random, artinya investor tidak bisa memperkirakan kapan emiten mengumumkan informasi baru.

Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah dengan melihat hubungan antara harga sekuritas dengan informasi. Pada penelitian ini pembahasan mengenai informasi yang berpeluang mempengaruhi harga sekuritas hanya dibatasi pada informasi yang beredar di pasar modal, yaitu informasi masa lalu, informasi saat ini dan informasi pribadi. Berdasar ketiga jenis informasi tersebut, Fama (1970) mengklasifikasikan bentuk pasar modal yang efisien ke dalam tiga hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis) yaitu :

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga sekuritas yang terbentuk sekarang merupakan cerminan secara penuh dari informasi di masa lalu. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Dengan demikian, pada pasar modal yang efisien secara bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk memprediksi harga di masa yang akan datang.

2. Efisiensi Pasar Bentuk setengah Kuat

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga-harga sekuritas yang terbentuk sekarang dipengaruhi oleh semua informasi saat ini yang dipublikasikan. Pada pasar yang efisien secara setengah kuat, tidak ada pelaku pasar yang dapat memanfaatkan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan tidak normal dalam jangka yang lama. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa:

a. Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga dari sekuritas perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi yang dipublikasikan ini umumnya berbentuk pengumuman dan berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di perusahaan emiten, misalnya pengumuman laba, pengumuman deviden, penguman penawaran saham terbatas, pengumuman produk baru dan sebagainya. b. Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga–harga

sekuritas sejumlah perusahaan. Informasi yang dipublikasikan ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang

hanya berdampak pada harga-harga sekuritas perusahan yang terkena regulasi tersebut. Misalnya regulasi untuk meningkatkan kebutuhan cadangan yang harus dipenuhi oleh bank-bank.

c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Informasi yang dipublikasikan ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang berdampak ke semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal, misalnya peraturan akuntansi untuk mencantumkan laporan arus kas yang harus dilakukan oleh semua perusahaan.

3. Efisiensi pasar bentuk kuat

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika semua informasi yang beredar di pasar modal termasuk informasi pribadi tercermin penuh pada harga-harga sekuritas saat ini. Jika pasar efisien secara kuat, maka tidak ada pelaku pasar yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal.

Dokumen terkait