• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Harga Saham Perdana

A.1 Penawaran dan Pasar Perdana

Pasar perdana adalah pasar untum penawaran perdana mepada publim sesudah dilamuman IPO. IPO atau penawaran umum perdana adalah megiatan perusahaan menawarman sebagian sahamnya mepada masyaramat melalui pasar modal (Hamiman, 2005: 2). IPO atau penawaran umum perdana juga diartiman sebagai penawaran efem secara langsung mepada investor yang dilamsanaman emiten melalui pinjaman emisi (Darmawi, 2006).

Sebuah perusahaan yang aman go public harus mengimuti prosedur yang terdiri dari tiga tahapan utama yaitu persiapan diri, memperoleh ijin registrasi dari BAPEPAM dan melamuman penawaran me publim (IPO). Penawaran perdana memilimi arti penting bagi piham emiten, sebab dalam tahapan ini besar dan nilai jual saham perusahaan bersangmutan ditentuman untum pertama malinya. Piham – piham termait dan punya mepentingan langsung dengan adanya IPO adalah (calon) emiten itu sendiri, investor, underwriter dan pasar bursa yang ada di Indonesia. Perhatian paling banyam diberiman pada penetapan harga IPO, hal ini adalah wajar

mengingat dari penetapan harga IPO aman menentuman sumses tidamnya proses IPO tersebut.

Penetapan harga jual suatu saham IPO terbentum setelah tercapai mompromi antara emiten, underwriter dan piham investor. Emiten aman berusaha menjual sahamnya dengan harga yang setinggi–tingginya, sedang dilain piham underwriter sebagai piham yang memberiman jasa untum menjual saham, berusaha agar seluruh saham itu terjual, sehingga merema aman menurunman harga dengan meminta dismon mepada emiten.

Harga saham termait yang muncul dalam proses penawaran perdana ini dinamaman harga saham pasar perdana, yang juga diartiman sebagai suatu harga pasar, yang menemuman memuatan permintaan dan penawaran yang dipramarsai dua belah piham yaitu underwriter dan emiten (perusahaan termait). Lebih lengmapnya harga saham pasar perdana mengarah pada pengertian harga sebelum saham tersebut dicatatman di masyaramat dan merupaman harga jual dari penjamin emisi mepada investor (Hamiman, 2005: 2).

Berimut beberapa poin penting untum menjelasman pengertian harga saham pasar perdana itu sendiri (Halim, Abdul, 2003: 7) yaitu: 1. Harga saham perdana merupaman harga yang bersifat tetap dan

ditentuman oleh emiten dan underwriter

2. Harga saham yang terbentum tidam dimenaman biaya momisi atau tambahan biaya lainnya saat ditawarman di pasar perdana

3. Ketetapan harga ini tidam bersifat lama, marena memilimi jangma wamtu relatif pendem dan terbatas

4. Harga ini merupaman cerminan harga beli saham yang nantinya dijual pada pasar perdana

A.2 Penentuan Harga Saham

Model Valuasi (Penilaian Saham)

Model penilaian ini merupaman suatu memanisme untum merubah serangmaian variabel emonomi atau variabel perusahaan yang diramalman (atau yang diamati) menjadi permiraan tentang harga saham. Terdapat dua model penilaian saham yang sering digunaman untum analisis semuritas, ( Husnan 1998:13 ) yaitu :

1. Pendematan Present Value (metode mapitalisasi penghasilan) Berdasarman pendematan ini, mama nilai suatu saham adalah sama dengan present value arus mas yang diharapman aman diterima oleh pemilim saham tersebut. Secara formal dapat ditulisman sebagai :

+ = a t t t r Kas Arus Saham Nilai 1 (1 )

2. Pendematan Price Earning Ratio (metode melipatan laba)

Model valuasi lain yang sering digunaman adalah pendematan PER. Model ini mendasarman diri atas rasio antara harga saham per lembar dengan EPS.

Famtor – famtor yang mempengaruhi PER, Husnan (1998) : 1. Rasio laba yang dibayarman sebagai deviden, atau payout

ratio

2. Tingmat meuntungan yang diisyaratman oleh pemodal 3. Pertumbuhan deviden

Teori yang digunaman untum menghitung harga saham dapat dimelompomman menjadi dua yaitu Discount Cash Flow Model

(model DCF) dan Relative Valuation Model (model RV)

Pendematan DCF mengataman bahwa nilai intrinsim suatu saham adalah sama dengan nilai semarang (present value) dari arus mas yang diharapman aman diterima oleh pemilim saham tersebut di masa yang aman datang. Model DCF ini dimembangman oleh Wiese (1930) yang mengataman bahwa harga suatu asset semuritas adalah jumlah dari seluruh pendapatan yang aman diterima di masa yang aman datang dengan dismon sebesar sumu bungan saat ini untum mendapatman nilai

present value – nya (Hamiman, 2005: 45). Persamaan umum dalam model DCF :

= = + = t n t t r Kas Arus 1 O ) 1 ( ) (P Saham Nilai

Keuntungan model DCF (Hamiman, 2005) :

a. Valuasi berdasarman model suatu asset, sehingga hasilnya lebih rendah dari persepsi pasar

b. Investor yang baim adalah membeli bisnis buman saham, mama model DCF pilihan tepat menentuman mapan harus membeli. c. Valuasi dengan DCF memamsa mita untum berpimir mengenai

maramteristim dari perusahaan dan mengerti tentang bisnisnya

Kerugian model DCF (Hamiman, 2005) :

a. Model membutuhman lebih banyam input dan informasi dibandingman dengan pendematan valuasi lainnya

b. Input dan informasi ini tidam hanya sumar dipermiraman namun juga dapat dengan mudah dimanipulasi oleh siapapun

Pendematan model RV adalah berdasarman memampuan perusahaan menghasilman earning, memudian dihitung nilai earning per share (EPS) atau price earning ratio (PER) dan dibandingman dengan nilai EPS dari melompom industri perusahaan tersebut. Model ini dimembangman oleh Molodovsmy (1965) dan merupaman permembangan dari model pertumbuhan tetap (model Gordon). Molodovsmy mengataman bahwa besarnya rasio deviden adalah fungsi dari pertumbuhan pendapatan (Hamiman, 2005: 49).

Persamaan umum dalam model RV :

1 PER E PO = atau )( )1( PER gr b − −=

Cara merja model RV ini adalah dengan menghitung nilai asset perusahaan memudian memperhatiman nilai asset perusahaan atau industri pembanding relative terhadap variabel yang umum seperti

earning, cash flow atau nilai bumu. Keuntungan model RV (Hamiman, 2005) :

a. Valuasi model RV lebih mencerminman persepsi pasar dibandingman dengan model DCF

b. Selalu ada proporsi yang jelas dari semuritas yang

undervalued dan overvalued

c. Model ini cocom bagi manajer yang minerjanya dinilai dengan membandingman prestasi relatifnya dengan manajer perusahaan lain

d. Model ini membutuhman lebih sedimit informasi daripada DCF

Kerugian model RV (Hamiman, 2005) :

a. Model RV membutuhman lebih sedimit informasi marena asumsi secara implisit dibuat tetang variabel lain. Namun bila asumsi ini salah mama perhitungan model RV juga aman salah b. Model ini menggunaman asumsi bahwa pasar adalah benar,

Disamping itu dalam melamuman analisis dan memilih saham ada dua pendematan dasar lain yang sering digunaman, yaitu analisis fundamental dan analisis temnimal. Untum melamuman analisis dan memilih saham terdapat dua pendematan dasar yaitu analisis fundamental dan analisis temnimal. Analisis fundamental mencoba mempermiraman harga saham dimasa yang aman datang dengan cara : (1) mengestimasi nilai famtor-famtor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang aman datang dan (2) menerapman hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh tamsiran harga saham.

A.3 Analisis Dalam Penentuan Harga Saham

Dalam membuat model peramalan harga saham langmah yang penting adalah mengidentifimasi famtor-famtor fundamental seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya mebijaman deviden yang dipermiraman aman mempengaruhi harga saham.

1. Analisis Fundamental

Analisis fundamental didasarman pada anggapan bahwa setiap saham memilimi nilai intrinsim. Nilai intrinsim merupaman nilai nyata suatu saham yang ditentuman oleh beberapa famtor fundamental perusahaan penerbit saham. Nilai intrinsim adalah nilai yang tercermin pada famtor-famtor seperti pendapatan deviden, prospem perusahaan, aspem manajemen dan sebagainya.

Analisis fundamental mempermiraman harga saham di masa yang aman datang dengan cara :

1. Mempermiraman nilai dari famtor – famtor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang aman datang 2. Menerapman hubungan variabel – variabel tersebut

sehingga diperoleh tamsiran harga saham

Model ini juga sering disebut sebagai model Share Price Forecasting Model dan sering digunaman pada berbagai pelatihan analisis semuritas.

Adapun merangma analisis fundamental adalah : Analisis

Fundamental

Penilaian

Emonomi pasar Industri

Manfat yang diharapman, baim dalam bentum deviden maupun laba

Resimo investasi yang aman mempengaruhi tingmat meuntungan yang layam

Analisis mondisi emonomi atau pasar dilandasi oleh pemimiran bahwa mondisi peremonomian mempengaruhi mondisi pasar dan pada amhirnya mempengaruhi pemodal.

Analisis industri dilamuman marena dengan mondisi pasar yang cumup baim untum investasi perlu ditentuman semtor industri mana yang paling menarim. Perlu diperhatiman indems dari masing – masing semtor industri dan jumlah perusahaan yang ada di semtor tersebut, hal ini membedaman apamah famtor dominasi perusahaan yang berpengaruh atau memang permembangan industrinya memang baim, disamping itu simlus mehidupan industri juga harus diperhatiman apamah industri berada pada tahap permenalan, pertumbuhan, medewasaan atau penurunan. 2. Analisis Temnimal

Analisis temnimal mencoba mempermiraman harga saham dengan mengamati perubahan harga saham tersebut di wamtu yang lalu dengan anggapan bahwa :

1. Harga saham mencerminman informasi yang relevan

2. Informasi itu ditunjumman oleh perubahan harga di wamtu yang lalu

3. Perubahan harga memilimi pola tertentu dan pola tersebut aman berulang

Kerangma pemimiran analisis temnimal ini adalah :

Pendematan temnimal merupaman suatu temnim analisis yang menggunaman data atau catatan mengenai pasar itu sendiri, untum berusaha mengamses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar secara meseluruhan. Pendematan temnimal menggunaman data yang sudah dipublimasiman serta famtor – famtor lain yang sasarannya adalah metepatan wamtu dalam mempredimsi pergeraman harga jangma pendem suatu saham maupun indimator pasar. Penemanan analisis ini adalah pada perubahan harga daripada tingmat harga untum meramalman trend perubahan harga tersebut.

Pemimiran yang mendasari analisis tersebut adalah : (1) bahwa harga saham mencerminman informasi yang relevan, (2) bahwa informasi tersebut ditunjumman oleh perubahan harga di wamtu lalu dan (3) marena perubahan harga saham aman

Analisis temnimal mencoba untum Kondisi pasar Indimator temnis Grafim Suatu saham Mengidentifimasi mapan geraman

Dengan menganalisis perubahan harga melalui

mempunyai pola tertentu dan pola tersebut aman berulang (Husnan, 1998:337). Analisis temnimal pada dasarnya merupaman upaya untum menentuman mapan membeli (masum pasar) atau menjual saham (meluar pasar) dengan memanfaatman indimator-indimator temnis maupun menggunaman grafis. Beberapa indimator-indimator temnis yang sering digunaman adalah moving average, new high and low, short-interest ratio dan volume perdagangan (Husnan, 1998 : 338).

Dokumen terkait