• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

5. Harga Saham

a. Pengertian

Menurut Asri (1986:279) harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang/jasa tertentu bagi seseorang.

Menurut Gitosudarmo dan Basri (2000:265) saham adalah penyertaan modal pada Perseroan Terbatas (PT). Menurut Ratih (2002:1) saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi atas suatu perusahaan. Sedangkan menurut Adiningsih (1998:66) saham menunjukkan surat bukti bagian modal atau tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas (PT). Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:6) saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

Menurut Jogiyanto (2000:88) harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar.

Menurut Ratih (2002:1) nilai suatu saham dapat dipandang dalam 4 konsep yang memberikan makna yang berbeda, yaitu :

1) Nilai nominal, yaitu nilai per lembar saham yang berkaitan dengan kepentingan akuntansi. Nilai nominal tidak mengukur nilai riil suatu saham, tetapi hanya digunakan untuk menentukan besarnya modal disetor penuh dalam neraca.

2) Nilai buku per lembar saham (book value per share),yaitu total ekuitas dibagi jumlah lembar saham beredar. Nilai buku per lembar saham menunjukkan nilai aktiva bersih per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Nilai ini juga ingin menunjukkan berapa besarnya jaminan yang akan diterima oleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham dilikuidasi. 3) Nilai pasar (market value) adalah nilai suatu saham yang

ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham di bursa saham. Harga pasar ini yang menentukan indeks harga saham gabungan (IHSG).

4) Nilai fundamental atau nilai intrinsik digunakan untuk menilai harga wajar suatu saham agar harga saham mencerminkan nilai saham yang sebenarnya.

Menurut Basir dan Fakhruddin (2005:63) dalam perdagangan saham dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan harga saham, antara lain:

1) Previous Price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya.

2) Open atau Opening Price menunjukkan harga pertama kali pada saat pembukaan sesi I perdagangan.

3) High atau Highest Price menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut. 4) Low atau Lowest Price menunjukkan harga terendah atas suatu

saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut. 5) Last Price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu

saham.

6) Change menunjukkan selisih antara harga penutupan hari sebelumnya dengan harga terakhir yang terjadi atau selisih antara previous dengan last. Jika nilai pada change positif, misalnya +100 artinya harga saham tersebut lebih tinggi 100 jika dibandingkan hari sebelumnya. Jika nilai pada change negatif misalnya -50, artinya harga saham tersebut turun 50 jika dibandingkan hari sebelumnya.

7) Close atau Closing Price menunjukkan harga penutupan suatu saham. Closing Price suatu saham dalam satu hari perdagangan ditentukan pada akhir sesi II yaitu pada jam 16.00 sore.

b. Karakteristik yuridis kepemilikan saham

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:7) karakterisrik yuridis kepemilikan saham suatu perusahaan, antara lain:

1) Resiko terbatas (limited risk) artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan ke dalam perusahaan.

2) Pengendali utama (ultimate control) artinya pemegang saham (secara kolektif) akan menentukan arah dan tuj uan perusahaan. 3) Klaim sisa (residual claim) artinya pemegang saham merupakan

pihak terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk deviden) dan sisa aset dalam proses likuidasi perusahaan. Pemegang saham memiliki posisi junior (lebih rendah) dibanding pemegang obligasi atau kreditor.

c. Jenis-jenis saham

Menurut Fakhrudin dan Hadianto (2001:12) saham dapat dibedakan berdasarkan 3 hal, yaitu menurut cara peralihan, kinerja saham dan hak tagihan/klaim, antara lain :

1) Menurut cara peralihan hak

a) Saham atas rujuk (bearer stocks), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. b) Saham atas nama (registered stocks), artinya saham yang

tertulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

2) Menurut kinerja saham

a) Blue-chip stocks, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.

b) Income stocks, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

c) Growth stocks, yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. d) Speculative stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak

bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, tapi mempunyai kemampuan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.

e) Counter cyclical stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi maupun situasi bisnis secara umum. 3) Menurut hak tagihan atau klaim

a) Saham biasa (common stocks)

Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

b) Saham preferen (preffered stocks)

Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Pemegang saham preferen memiliki preferensi atau prioritas dalam pembayaran deviden maupun pembagian kekayaan apabila perusahaan dilikuidasi.

d. Keuntungan investasi saham

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:11) keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu:

1) Deviden

Deviden adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Investor yang berhak menerima deviden adalah

investor yang memegang saham hingga batas waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan pada saat pengumuman deviden. Deviden yang dibagikan perusahaan dapat berupa deviden tunai atau deviden saham.

2) Capital gain

Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Investor seperti ini bisa saja membeli saham pada pagi hari, lalu menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan.

3) Saham Bonus

Saham bonus adalah saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.

e. Resiko investasi saham

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:13) seiring berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Resiko investor yang memiliki saham, diantaranya:

1) Tidak mendapat deviden

Perusahaan akan membagikan deviden jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan deviden jika mengalami kerugian. Dengan demikian potensi keuntungan investor untuk mendapatkan deviden ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

2) Capital Loss

Investor tidak selalu mendapatkan capital gain, ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli.

3) Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi

Jika perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan akan dikeluarkan dari bursa atau di-delist. Pemegang saham menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi. Jika semua aset perusahaan dijual, maka hasil penjualan terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa baru dibagikan kepada para pemegang saham.

4) Saham dikeluarkan dari bursa (delisting)

Saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya dikarenakan kinerja yang buruk, misalnya kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan deviden secara berturut-turut selama beberapa

tahun, dan lain- lain. Saham yang di-delist tidak lagi diperdagangkan di bursa, meskipun diperdagangkan di luar bursa tidak terdapat patokan harga yang jelas dan biasanya terjual dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga sebelumnya.

5) Saham dihentikan sementara (suspensi)

Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, perusahaan dipailitkan oleh kreditornya sehingga mengharuskan Otoritas Bursa menghentikan perdagangan saham untuk sementara waktu sampai perusahaan memberikan konfirmasi/kejelasan informasi. f. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum menjadi investor

saham

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:114) dalam melakukan investasi pada saham, ada beberapa pedoman yang perlu dicermati, di antaranya:

1) Tentukan tujuan investasi

Tujuan investasi pada saham adalah untuk memperoleh capital gain dan deviden. Jika capital gain yang menjadi tujuan maka investor cenderung menjadi agresif dengan mengambil posisi

jual atau beli yang cukup sering di pasar. Jika deviden yang menjadi tujuan maka investor akan cenderung menjadi pasif dan sangat berhati- hati dalam memilih saham yang dapat memberikan deviden yang paling besar.

2) Ketahui kemampuan sumber daya yang dimiliki

Sebaiknya dana-dana yang diinvestasikan adalah dana-dana yang tidak memengaruhi kondisi likuiditas perusahaan atau dana-dana yang menganggur (idle fund).

3) Tentukan jangka waktu investasi

Semakin pendek jangka waktu, akan semakin mendorong perilaku agresif dalam mengambil posisi jual dan beli di pasar. 4) Pahami resiko investasi pada saham

Resiko investasi pada saham adalah adanya kemungkinan mengalami kerugian modal (capital loss), kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi instrumen lain (opportunity loss), dan adanya kemungkinan emiten akan dilikuidasi. Kemungkinan investor mengalami kerugian timbul karena adanya fluktuasi harga saham.

5) Kenali jenis-jenis saham

Karakteristik saham perlu dikenali karena akan memengaruhi tingkat pengembalian hasil yang diperoleh.

6) Tentukan strategi investasi

Hal yang perlu diperhatikan dan dicermati adalah proporsi portofolio (pasar uang, saham, dan obligasi), jenis saham yang dimasukkan dalam portofolio, pemilihan sektor bisnis yang potensial, mengutamakan saham-saham perusahaan dengan arus kas yang sehat dan neraca yang solid, dan perkembangan tingkat suku bunga.

7) Manfaatkan jasa profesional

Jasa yang diberikan meliputi jasa analis sekuritas dan jasa pengelolaan dana.

8) Ikuti perkembangan informasi yang terjadi secara terus- menerus Hal ini penting agar investor tetap berhubungan (keep in touch) dengan isu terakhir yang terjadi di pasar modal. Hal ini dimaksudkan juga agar investor dapat mengambil tindakan secara cepat jika terjadi perkembangan yang tidak diinginkan di pasar modal guna meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi dan memanfaatkan setiap momen positif semaksimal mungkin. g. Faktor-faktor yang menentukan harga saham

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga saham yakni faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan. Menurut Sarwoko dan Halim (1995:7) yang termasuk dalam faktor internal antara lain :

1) Pengaruh pendapatan

Para pemegang saham sangat memperhatikan pendapatan dan ramalan pendapatan karena membantu investor dalam memperkirakan dan meramalkan arus deviden di masa yang akan datang.

2) Pengaruh deviden

Harga saham adalah nilai sekarang dari seluruh deviden yang diharapkan di masa yang akan datang. Pengumuman deviden berhubungan secara linier dengan harga saham.

3) Pengaruh aliran kas

Aliran kas didefinisikan sebagai pendapatan sesudah pajak ditambah dengan beban-beban non kas, khususnya depresiasi. Berdasarkan analisis aliran kas ini akan didapat pengetahuan yang berharga tentang profitabilitas perusahaan di masa- masa yang akan datang.

4) Pengaruh pertumbuhan

Pertumbuhan diartikan sebagai perkembangan laba. Pemegang saham dapat melihaat sejauh mana perusahaan mampu mengubah pertumbuhan penjualan dan kegiatan operasinya ke dalam kenaikan penghasilan bagi pemegang saham. Pertumbuhan keuntungan ini diukur melalui laba per lembar saham.

h. Faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham

Menurut Brigham dan Gapenski (1991:14) faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham, antara lain :

1) Laba per lembar saham yang direncanakan

Peningkatan atau penurunan laba per lembar saham akan mempengaruhi perilaku pemodal atau calon pemodal untuk memiliki saham perusahaan, sehingga harga saham akan berpengaruh di pasar sekunder.

2) Arus waktu penerimaan laba

Waktu penerimaan laba bagi investor sangat mempengaruhi naik turunnya harga saham. Dalam pemilihan proyek yang terbaik bukan tergantung pada proyek mana yang dapat memberikan tambahan nilai yang besar bagi investor, tetapi tergantung pada nilai waktu uang investor.

3) Resiko dari laba yang direncanakan

Dengan adanya jaminan kepastian kenaikan laba, pemodal akan memberikan nilai yang tinggi terhadap saham yang ditawarkan. 4) Penggunaan hutang

Penggunaan hutang merupakan resiko bagi pemodal, tetapi resiko tersebut diimbangi dengan adanya harapan untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dari biaya modalnya. Tetapi penggunaan hutang yang berlebihan malah

akan menimbulkan hambatan dan akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan dan berdampak pada menurunnya harga saham. 5) Kebijakan deviden

Investor tidak hanya menginginkan deviden dalam bentuk kas melainkan juga peningkatan aliran laba di masa yang akan datang. Kebijakan manajemen dalam memutuskan besarnya laba yang dibagikan sebagai deviden atau dialokasikan untuk laba yang ditahan akan mempengaruhi besar kecilnya keuntungan per lembar saham dan harga saham di masa yang akan datang.

Dari faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham di atas, di bawah ini digambarkan sebuah bagan beberapa faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham, yaitu sebagai berikut.

Bagan 2.2

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Saham

Net Profit Margin Total Assets Turnover Financial Leverage

Bunga > Biaya Bunga < Biaya

Return on assets (ROA) atau Earning power

Efisiensi perusahaan Menguntungkan Merugikan (Pengembalian investasi) (Resiko investasi)

Kepercayaan investor & calon investor

Permintaan saham

Harga Saham

Dokumen terkait