• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Harga saham

Harga saham menurut Undang-undang No.8 tahun 1995 tentang pasar modal adalah penerimaan besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan.

Harga saham tidak dapat diramalkan secara pasti. Harga saham di pasar modal sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan (demand) dan penawaran (supply). Semakin banyak investor yang membeli saham, maka harga saham tersebut akan tinggi. Harga saham di dalam perdagangan dan investasi adalah harga yang mengacu pada harga saham terkini dalam perdagangan saham. Indikator harga saham menggambarkan banyak hal tentang apa yang sebenarnya pada saat ini sedang terjadi di antara pembeli dan penjual. Indikator harga saham bukan hanya menggambarkan harga pasar, tetapi juga menggambarkan siapa yang saat ini sedang memegang kendali di pasar modal. Informasi terbaru yang masuk ke pasar modal akan menyebabkan investor membeli atau menjual saham. Hal ini akan menyebabkan terjadinya pergerakan harga. “Dengan membandingkan harga saham saat ini dengan harga saham masa lalu, dapat disimpulkan bahwa informasi tersebut memberi dampak positif atau negatif terhadap harga saham di pasar modal” (McDowell, 2008).

Nilai suatu perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Semakin tinggi nilai suatu perusahaan maka harga sahamnya akan semakin tinggi dan demikian sebaliknya. Pergerakan harga saham searah dengan kinerja suatu perusahaan. Oleh sebab itu, setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya. Jika harga saham suatu perusahaan rendah maka dapat diartikan bahwa kinerja perusahaan tersebut kurang baik. Untuk itu investor sangat memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga saham dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi, menjual atau mempertahankan sahamnya.

Menurut Situmorang (2008), menyatakan bahwa saham memiliki 3 (tiga) macam nilai, yaitu:

1. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam saham tersebut

2. Nilai efektif, yaitu nilai yang tercantum dalam kurs resmi jika saham tersebut diperdagangkan di bursa

3. Nilai interinsik, yaitu nilai ekonomis saham.

Menurut Situmorang (2008), berdasarkan fungsinya nilai suatu saham dapat dibedakan atas 3 (tiga) jenis, yaitu:

1. Nilai nominal (par value)

Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi, namum tidak digunakan untuk mengukur sesuatu.

2. Harga dasar (base price)

Pada hakikatnya harga dasar adalah harga perdana dan dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Untuk saham yang baru, maka harga dasar tersebut merupakan harga perdana.

3. Harga pasar (market price)

Harga pasar adalah harga pada pasar yang senyata (riil) dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan, karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, dan jika pasar sudah ditutup maka harga pasar tersebut adalah harga penutupannya. Harga pasar tersebut yang sesungguhnya menyatakan naik-turunnya suatu harga saham dan setiap hari diumumkan di media massa.

Setiap saat harga saham di pasar modal selalu mengalami perubahan. Untuk itu, investor atau calon investor harus mampu mengamati dan memilih saham mana yang akan dibeli, dijual atau dipertahankan dan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham tersebut. Menurut Weston dan Brigham ( 2001), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah:

1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)

Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.

2. Tingkat bunga

Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :

a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apbila tingkat bunga mengalami penurunan. b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya,

semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.

Kebijakan pembagian dividen dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk dividen dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian dividen merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas dividen yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik. 4. Jumlah laba yang didapat perusahaan

Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

5. Tingkat resiko dan pengembalian

Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima.

Menurut Basir dan Fakhruddin (2005), harga sebuah saham dapat berubah naik atau turun dalam hitungan waktu yang sangat cepat. Harga saham dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya order yang dimasukkan ke sistem JATS (Jakarta Automated Trading System). Di lantai Bursa Efek Indonesia terdapat lebih dari 400 terminal komputer di mana para pialang di lantai bursa dapat memasukkan order yang diterima dari nasabah. Masuknya order-order

tersebut baik jual maupun beli akan berpotensi terjadinya transaksi pada harga tertentu sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan harga. Dalam perdagangan saham dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan harga saham, seperti yang dikemukakan Darmadji dan Fakhruddin (2006) yaitu:

1. Previous price menunjukkan harga saham saat penutupan pada hari sebelumnya.

2. Open atau opening price menunjukkan harga saham saat pembukaan sesi I perdagangan pada jam 09:30 WIB pagi.

3. High atau highest price menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

4. Low atau lowest price menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

5. Last price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham. 6. Change menunjukkan selisih antara harga saham pembukaan dengan harga

saham terakhir yang terjadi.

7. Close atau closing price menunjukkan harga saham saat penutupan sesi II perdagangan pada jam 16:00 WIB sore.

Dokumen terkait