• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Uji hipotesis dan Analilis Data

2. Harga

X3 : Daya Tarik Iklan

X4 : Tampilan

e : error

g. Uji Goodness of Fit

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara bersama-sama dengan α = 0,05 dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa, maka cara yang dilakukan adalah :

40

1. Merumuskan hipotesis

a. H0 : b1 = b2 = b3 =b4 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas, kualitas produk (X1), harga (X2), daya tarik iklan (X3), dan desain atau tampilan (X4) secara simultan terhadap variabel terikat, yaitu minat beli (Y).

b. Ha : b1 – b4> 0, artinya ada pengaruh positif yang signifikan dari variabel bebas, kualitas produk (X1), harga (X2), daya tarik iklan (X3), dan desain atau tampilan (X4) secara simultan terhadap variabel terikat, yaitu minat beli (Y).

2. Mencari F hitung Rumus :

Keterangan :

R2 = Koefisien Determinasi k = Banyaknya variabel bebas n = Banyaknya sampel

3. Kesimpulan

H0 : H1, H2, H3 diterima bila sig. > = 0,05 H0 :H1, H2, H3 ditolak bila sig. < = 0,05

h. Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen (Imam Ghozali, 2005). Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara parsial dengan = 0,05 dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa, maka cara yang dilakukan adalah :

a. Merumuskan hipotesis

1) Ho1 : β1= 0 : Kualitas produk tidak berpengaruh terhadap minat beli secara parsial

Ha1 : β1 > 0 : Kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli secara parsial

2) Ho2 : β2= 0 : Harga tidak berpengaruh terhadap minat beli secara parsial Ha2 : β2 > 0 : Harga berpengaruh terhadap minat beli secara parsial

3) Ho3 : β3 = 0 : Daya tarik iklan tidak berpengaruh terhadap minat beli secara parsial

Ha3 : β3 > 0 : Daya tarik iklan berpengaruh terhadap minat beli secara parsial

4) Ho4 : β4 = 0 : Tampilan tidak berpengaruh terhadap minat beli secara parsial

42 b. Mencari t hitung Rumus : Keterangan : R : Koefisien Korelasi R2 : Koefisien Determinasi n: Banyaknya sampel Dengan asumsi (t hitung) :

H0 : H1, H2, H3, dan H4 diterima bila sig. > = 0,05 H0 : H1, H2, H3, dan H4 ditolak bila sig. < =0,05 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Imam Ghozali, 2005).

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Profil Kabupaten Bantul

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Bantul

Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Pusat pemerintahan atau ibukota Bantul sendiri di Bantul, dan memiliki moto kabupaten ini projo tamansari yang merupakan singkatan dari produktif-profesional, Ijoroyo royo yang memiliki arti tertib, aman, sehat, danasri. Sedangkan batas-batas wilayah Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut: di sebelah Utara berbatasan dengan wilayah pemerintahan kota Madya Yogyakarta dan wilayah

45

pemerintahan Kabupaten Sleman, sebelah Timur berbatasan dengan wilayah pemerintahan Kabupaten Gunung Kidul dan wilayah pemerintahan Kabupaten Sleman, sebelah Selatan berbatasan dengan laut Samudra Hindia, dan disebalah Barat berbatasan dengan wilayah pemerintahan Kabupaten Kulon Progo.

B. TinjuanGeografis

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima kabupaten dan satu kota madya, diantaranya: Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kabupaten Kulonprogo. Dari beberapa kabupaten kota di atas, penelitian ini dilakukan di kabupaten Bantul. Apabila dilihat secara bentang alam dan geografis, wilayah Kabupaten Bantul secara bentang alam terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan, dan kondisi. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07º44'04" 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" BujurTimur. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, di sebelah utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.

C. Luas Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Bantul 506,85 Km2 (15,90 5 dari Luas wilayah Propinsi DIY) dengan topografi sebagai dataran rendah 140% dan lebih dari separonya (60%) daerah perbukitan yang kurang subur, secara garis besar terdiri dari: Bagian Barat, adalah daerah landai yang kurang serta perbukitan yang membujur dari Utara ke Selatan seluas 89,86 km2 (17,73 % daris seluruh wilayah). Bagian Tengah, adalah daerah datar dan landai merupakan daerah pertanian yang subur seluas 210.94 km2 (41,62 %). Bagian Timur, adalah daerah yang landai, miring danterjal yang keadaannya masih lebih baik dari daerah bagian Barat, seluas 206,05 km2 (40,65%). Bagian Selatan, adalah sebenarnya merupakan bagian dari daerah bagian Tengah dengan keadaan alamnya yang berpasir dan sedikit berlagun, terbentang di Pantai Selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek. Secara adsministratif Kabupaten Bantul terbagi menjadi 17 kecamatan, untuk lebih jelas, peneliti akan menjabarkan lebih lanjut pada tabel di bawah ini:

47

Tabel 4.1

Luasdan presentase kecamatan di Kabupaten Bantul No Kecamatan Bantul Luas Ha Presentase

(%) 1 Sanden 23,16 4,57 2 Kretek 26,77 5,28 3 Pundung 23,68 4,67 4 Imogiri 54,49 10,75 5 Dlingo 55,87 11,02 6 Pleret 22,97 4,53 7 Jetis 24,47 4,83 8 Bambanglipuro 22,70 4,48 9 Pandak 24,30 4,79 10 Pajangan 33,25 6,56 11 Bantul 21,95 4,33 12 Sewon 27,16 5,36 13 Banguntapan 28,48 5,62 14 Piungan 33,25 6,42 15 Sedayu 34,36 6,78 16 Kasihan 33,38 6,39 17 Serandakan 18,32 3,61

Sumber: BPS Kabupaten Bantul 2015

D.Tinjauan Kependudukan

Untuk lebih jelas mengenai data kependudukan masyarakat Bantul, peneliti akan menjabarkan dalam bentuk tabel, ini bertujuan untuk memudahkan para pembaca untuk memahami jumlah kependudukan masyarakat di Kabupaten Bantul pada tahun 2015. Penjelasan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Masyarakat Bantul Pada Tahun 2015

Jumlah Penduduk Kabupaten Bantul Menurut Jenis Kelamin pada tahun 2015.

No. Kecamatan Bantul Tahun 2015 1 Sanden 29.939 2 Kretek 29.939 3 Pundung 32.097 4 Imogiri 57.534 5 Dlingo 36.165 6 Pleret 45.316 7 Jetis 53.592 8 Bambanglipuro 37.921 9 Pandak 48.558 10 Pajangan 34.467 11 Bantul 61.344 12 Sewon 110.355 13 Banguntapan 131.584 14 Piungan 52.156 15 Sedayu 45.952 16 Kasihan 119.271 17 Serandakan 28.935

49

E.Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah pengguna sepeda motor merek Yamaha. Karakteristik responden yang dibahas dalam penelitian ini meliputi pengguna sepeda motor Yamaha di Bantul, jumlah pengguna yang di jadikan responden dalam peneleitian ini sebanyak 100 orang.

a. Jenis Kelamin

Tabel 4.3 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Pria 65 65%

Wanita 35 35%

Total 100 100%

Menunjukkan bahwa kebanyakan responden berjenis kelamin pria sebesaR 65% sedangkan yang berjenis kelamin wanita sebesar 35%.

b. Status

Tabel 4.4 Status

Status Jumlah Presentase

Menikah 65 65%

Belum Menikah 35 35%

Menunjukkan bahwa kebanyakan responden ber status menikah sebesar 65% sedangksn yang ber status belum menikah 35%.

c. Usia

Tabel 4.5

Usia Pengguna Sepeda Motor Yamaha Di Bantul UsiaPengguna Yamaha(Tahun) Jumlah Persentase 18-25 25 25% 26-35 18 18% 34-36 27 27% 36-46 30 30% Total 100 100%

Pada tabel 4.5 bisa dilihat bahwa jumlah pengguna yang paling banyak adalah dengan usia 36-46 tahun yaitu sebanyakk 30% kemudian disusul oleh pengguna yang berusia34-36 tahun yaitu sebanyak 27% diikuti oleh pengguna yang berusia18-25 tahun yaitu sebanyak 25% sedangkan pengguna yang paling sedikit adalah pengguna yang berada padausia 26-35 tahun keatas dengan jumlah sebanyak 18%.

d. Pendidikan

Tingkat pendidikan yang pernah di ikuti oleh pengguna sepeda motor merek Yamaha di Kabupaten Bantul beragam, seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:

51

Tabel 4.6

Tingkat Pendidikan Pengguna Sepeda Motor Merek Yamaha Di Bantul Tingkat Pendidikan Jumlah Presentasi Lulusan SD 4 4% Lulusan SMP 18 18% Lulusan SMA 35 35% Lulusan Sarjana 43 43% Total 100 100%

Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa jumlah pengguna sepeda motor merek Yamaha di Kabupaten Bantul adalah pengguna dengan tingkat pendidikan lulusan SD yaitu sebesar 4% diikuti oleh pengguna dengan tingkat pendidikan lulusan SMP yaitu sebesar 185 diikuti oleh pengguna dengan tingkat pendidikan lulusan SMA yaitu sebesar 35% kemudian diikuti oleh pengguna dengan tingkat pendidikan sarjana yaitu sebesar 43%.

e. Pekerjaan

Tabel4.7

Pekerjaan Jumlah Presentase

Pelajar/ Mahasiswa 20 20% Pegawai Swasta 15 15% Pegawai Negeri 15 15% Wiraswasta 40 40% Pedagang 10 10% Total 100 100%

Dari tabel 4.7 diatas bisa dilihat bahwa kebanyakan yang menggunakan sepeda motor merek Yamaha adalah Wiraswasta yang berjumlah sebesar 40% sedangkan jumlah yang paling rendah di tunjukkan kepada pedagang yang berjumlah 10%.

f. Penghasilan

Tabel 4.8

Penghasilan Jumlah Presentase

<Rp.1000.000 15 15% Rp.1000.000- RP.2000.000 30 30% >Rp.2000.000 55 55% Total 100 100%

Dari tabel di atas bias dilihat bahwa penghasilan sebagian besar respon denantara RP.2000.000-Rp.3000.000 sebesar 55%.

53

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan data hasil penyebaran koesioner kepada 100 orang responden calon konsumen sepeda motor Yamaha di Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan sendiri oleh peneliti dan pengisian dilakukan saat itu juga. Setelah kuesioner dikembalikan dilakukan pengecekan kelengkapannya sehingga terkumpul seluruhnya dan layak untuk dianalisis karena telah diisi secara lengkap.

2. Profil Responden

Profil responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, status, umur, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Berikut disajikan profil responden yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 5.1. Profil Responden

Identitas Kategori Jumlah Persentase Jenis Kelamin Pria

Wanita 65 35 65% 35% Status Menikah Belum menikah 65 35 65% 35% Umur 18 - 25 tahun 26 - 35 tahun 36 - 40 tahun 41 – 50 tahun 25 18 27 30 25% 18% 27% 30% Pendidikan Lulus SD Lulus SMP Lulus SMU Lulus Sarjana 4 18 43 35 4% 18% 43% 35% Pekerjaan Pelajar/mahasiswa Pegawai swasta Pegawai negeri Wiraswasta Pedagang 20 15 15 40 10 20% 15% 15% 40% 10% Penghasilan < Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000 > Rp 2.000.000 15 30 55 15% 30% 55% Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa kebanyakan responden berjenis kelamin pria sebesar 65%. Status responden sebagian besar adalah menikah sebesar 65%. Persentase terbesar umur responden berkisar 41-50 tahun sebesar 30%. Pendidikan sebagian besar responden adalah lulus SMU sebesar 43%. Pekerjaan responden kebanyakan wiraswasta sebesar 40%. Penghasilan sebagian besar responden antara Rp 2.000.000- Rp 3.000.000 sebesar 55%.

B. Uji Kualitas Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment dari pearson. Butir pertanyaan dinyatakan valid apabila memiliki nilai

55

signifikansi kurang dari 5%. Hasil uji validitas disajikan pada tabel berikut:

Tabel 5.2. Hasil Uji Validitas

Variabel Butir Sig Keterangan

Minat beli 1 2 3 4 5 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Iklan 1 2 3 4 5 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Harga 1 2 3 4 5 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Kualitas produk 1 2 3 4 5 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Tampilan 1 2 3 4 5 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Hasil analisis data

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa korelasi antara skor butir dan skor total memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti seluruh butir pertanyaan pada masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Expect ed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Y

boleh acak oleh karena masing-masing pertanyaan hendaknya mengukur hal yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

Cronbach’s Alpha, suatu instrumen dikatakan reliabel atau andal apabila nilai koefisien Cronbach’s Alpha sama dengan atau lebih besar dari 0,6.

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 5.3. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel/Dimensi Cronbach’s Alpha Keterangan Minat beli Iklan Harga Kualitas produk Tampilan 0,613 0,749 0,804 0,726 0,750 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai

Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini berarti alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah reliabel.

C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dengan normal probability plot disajikan pada gambar berikut:

57

Regression Standardized Predicted Value 2 0 -2 -4 Regre ssion St udentiz ed Re sidual 3 2 1 0 -1 -2 -3 Scatterplot Dependent Variable: Y

Dari gambar grafik di atas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual tersebut telah normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji normalitas menggunakan scatterplot disajikan pada gambar berikut:

Gambar 5.2. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan output scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas

3. Uji Multikolinearitas

Hasil hasil uji multikolinearitas menggunakan metode variance inflation factor (VIF) disajikan pada tabel berikut:

Variabel Collinearity Statistics Kesimpulan Bebas Tolerance VIF

X1 0,721 1,386 Tdk terjadi multikolinearitas X2 0,642 1,559 Tdk terjadi multikolinearitas X3 0,758 1,320 Tdk terjadi multikolinearitas X4 0,754 1,325 Tdk terjadi multikolinearitas Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 5.4 memperlihatkan tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai variance inflation factor (VIF) tidak ada yang lebih dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi multikolinearitas.

D. Uji Hipotesis dan Analisis Data 1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh iklan, harga, kualitas produk dan tampilan terhadap minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha. Ringkasan hasil perhitungan regresi berganda dengan program SPSS 15.0 sebagai berikut :

Tabel 5.5.

Ringkasan Hasil Perhitungan Regresi

Variabel Penjelas Unstandardized Coefficient B Standardized Coefficient Beta Sig. Keterangan Konstanta Iklan (X1) Harga (X2) Kualitas produk (X3) Tampilan (X4) 5,501 0,188 0,185 0,176 0,202 0,216 0,232 0,196 0,244 0,001 0,019 0,018 0,029 0,007 Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Adj R-sq F-stat Sig 0,412 18,313 0,000 Sumber : Hasil analisis data

59

a. Koefisien iklan positif sebesar 0,216, artinya iklan mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli masyarakat. Hal ini berarti jika iklan ditingkatkan maka akan meningkatkan minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha dan sebaliknya.

b. Koefisien iklan positif sebesar 0,232, artinya iklan mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli masyarakat. Hal ini berarti semakin sesuai harga maka akan meningkatkan minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha dan sebaliknya.

c. Koefisien kualitas produk positif sebesar 0,196, artinya kualitas produk mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli masyarakat. Hal ini berarti jika kualitas produk ditingkatkan maka akan meningkatkan minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha dan sebaliknya.

d. Koefisien tampilan positif sebesar 0,244, artinya tampilan mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli masyarakat. Hal ini berarti semakin baik tampilan maka akan meningkatkan minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha dan sebaliknya.

2. Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh iklan, harga, kualitas produk dan tampilan secara simultan terhadap minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha.

Hasil perhitungan pada Tabel 4.5 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, berarti variabel-variabel iklan, harga, kualitas produk dan tampilan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha.

3. Uji t

Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel-variabel iklan, harga, kualitas produk dan tampilan secara parsial terhadap variabel dependen (minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha).

a. Pengujian terhadap variabel iklan

Hasil pengujian pada Tabel 4.5 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,019 < 0,05, berarti iklan berpengaruh signifikan terhadap minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha. Hipotesis 1 terbukti/didukung.

b. Pengujian terhadap variabel harga

Nilai signifikan variabel harga sebesar 0,018 < 0,05, berarti harga berpengaruh signifikan terhadap minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha. Hipotesis 2 terbukti/didukung. c. Pengujian terhadap variabel kualitas produk

Variabel kualitas produk memiliki nilai signifikansi sebesar 0,029 < 0,05, berarti kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap minat

61

beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha. Hipotesis 3 terbukti/didukung.

d. Pengujian terhadap dimensi emphaty

Tabel 4.5 diperoleh nilai signifikansi variabel tampilan sebesar 0,007 < 0,05, berarti tampilan berpengaruh signifikan terhadap minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha. Hipotesis 4 terbukti/didukung.

4. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (adjusted square) berguna untuk mengukur besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil perhitungan pada Tabel 4.6 diperoleh nilai adj. R Square sebesar 0,412, berarti variabel iklan, harga, kualitas produk dan tampilan mampu menjelaskan variasi minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha sebesar 41,2%. Sedangkan sisanya sebesar 58,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

E. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa

1. iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha. Iklan adalah proses komunikasi suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan sekarang, dan yang akan datang serta masyarakat. Agar perusahaan berhasil terhadap produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen, harus mengkomunikasikan sejumlah informasi tentang perusahaan, produk, struktur harga, dan sistem distribusi kepada sejumlah pemirsa yang meliputi konsumen, perantara perdagangan dan media. Iklan dapat digunakan untuk mendapatkan keunggulan daya saing. Fungsi utama dari iklan adalah untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang ditawarkan tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing, sehingga hal ini dapat menarik minat konsumen untuk membeli. Hasil penelitian ini sesuai dengan Elisabeth Desi Arista (2011) yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan variabel iklan terhadap minat beli konsumen.

2. Pengujian hipotesis kedua menunjukkan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha. Harga adalah jumlah uang yang telah disepakati oleh calon pembeli dan penjual untuk ditukar dengan barang atau jasa dalam transaksi bisnis normal. Harga merupakan variabel yang dapat dikendalikan dan menentukan diterima atau tidaknya suatu produk oleh

63

konsumen. Harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai hal. Murah atau mahalnya harga suatu produk sangat relatif sifatnya. Untuk mengatakannya perlu terlebih dahulu dibandingkan dengan harga produk serupa yang diproduksi atau dijual perusahaan lain. Perusahaan perlu memonitor harga yang ditetapkan oleh para pesaing agar harga yang ditentukan oleh perusahaan tidak terlalu tinggi atau sebaliknya, sehingga harga yang ditawarkan dapat menimbulkan minat konsumen untuk melakukan pembelian. Hasil penelitian ini sesuai dengan Ndaru Kusuma Dewa (2009) yang menunjukkan harga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.

3. Pengujian hipotesis ketiga menunjukkan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha. Kualitas produk merupakan bentuk penilaian atas produk yang akan dibeli, apakah sudah memenuhi apa yang diharapkan konsumen. Kualitas dari setiap produk yang dihasilkan merupakan salah satu unsur yang harus mendapat perhatian yang

sungguh-sungguh dari perusahaan, kalau perusahaan ingin

memenangkan suatu persaingan dalam usaha. Tuntutan terhadap kualitas suatu produk sudah menjadi suatu keharusan yang harus dipenuhi oleh perusahaan, kalau tidak menginginkan konsumen yang telah dimilikinya beralih kepada produk-produk pesaing lainnya yang dianggap memiliki kualitas produk yang lebih baik. Konsumen menginginkan produk yang

dibelinya sesuai dengan keinginannya atau produk tersebut berkualitas. Semakin tinggi kualitas suatu produk, maka semakin tinggi minat konsumen untuk melakukan pembelian. Hasil penelitian ini sesuai dengan Ndaru Kusuma Dewa (2009) yang menunjukkan kualitas produk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.

4. Pengujian hipotesis keempat menunjukkan tampilan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha. Pemasar perlu menyadari potensi tampilan produk untuk keuntungan merek atau bisnis mereka. Tampilan produk dapat meningkatkan penjualan, membangun pasar baru, mengubah persepsi konsumen dan meningkatkan profitabilitas. Tampilan produk dapat membuat perbedaan besar sebagai produk dan layanan dalam hal kinerja di pasar yang semakin mirip. Suatu produk harus berani menawarkan suatu kreativitas, agar di mata konsumen terlihat berbeda atau unik dari produk-produk yang lainnya. Model atau type yang bermacam-macam, baik dari segi tampilan, irit bahan bakar, maupun tersedianya suku cadang dengan harga yang terjangkau. Hal inilah yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian sepeda motor Yamaha jika dibandingkan dengan sepeda motor merek lainnya.

65

BAB VI

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pasdsa bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha.

2. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli masyarakat dalam memilih kendaraan sepeda motor Yamaha.

3. Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli

Dokumen terkait