• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.2. Hasil Analisa Data

Teknik yang dipergunakan untuk menganalisa data yang didapat dari hasil penelitian adalah teknik uji perbedaan rata-rata dua sample berpasangan (uji T-Test) untuk mengetahui apakah ada perbedaan bermakna dari masing-masing jenis dan ketebalan pasir dalam menurunkan kadar Fe dan Mn pada air sumur gali.

Berikut adalah hasil dari uji T-Test dengan sistem SPSS hasil pemeriksaan kadar Fe (besi) air sumur :

Tabel 4.7. Tabel Penolong Hasil Uji T-Test Kadar Fe

Jenis Pasir Kadar Fe

Sebelum Penyaringan Kadar Fe Sesudah Penyaringan T Df P

Pasir Laut ketebalan 30 cm

3,3 3,23 1,732 3 0,182

Pasir Laut ketebalan 60 cm

3,3 2,73 4,004 3 0,028

Perhitungan dengan menggunakan tabel kepercayaan 95 % (α = 0,05) a. Penurunan kadar Fe pada jenis pasir laut ketebalan 30 cm, yaitu :

Dari hasil perhitungan T-Test dengan Confidence 95 % dapat diketahui t = 1,732, df = 3, dan nilai Probabilitas = 0,182 (P >α) artinya Ho diterima, yang berarti tidak ada perbedaan penurunan kadar Fe setelah melewati media saring jenis pasir laut dengan ketebalan 30 cm.

b. Penurunan kadar Fe pada pasir laut ketebalan 60 cm, yaitu :

Dari hasil perhitungan T-Test dengan Confidence 95 % dapat diketahui t = 4,004, df = 3, dan nilai Probabilitas = 0,028 (P < 0,05) artinya Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada perbedaan penurunan kadar Fe setelah melewati media saringan.

Hasil uji T-Test dengan sistem SPSS kadar Mn dapat dilihat pada tabel 4.8. berikut ini :

Tabel 4.8. Tabel Penolong Hasil uji T-Test Kadar Mn

Jenis Pasir Kadar Mn

Sebelum Penyaringan Kadar Mn Sesudah Penyaringan T Df P

Pasir Laut ketebalan 30 cm

2,2 0,073 31,846 3 0,000

Pasir Laut ketebalan 60 cm

2,2 0,096 52,038 3 0,001

Perhitungan dengan menggunakan tabel kepercayaan 95 % (α = 0,05) a. Penurunan kadar Mn pada pasir laut ketebalan 30 cm, yaitu :

Dari hasil perhitungan T-Test dengan Confidence 95 % dapat diketahui t = 31,846, df = 3, dan nilai P = 0,000 (P <0,05) artinya Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada perbedaan penurunan kadar Mn setelah melewati media saringan. b. Penurunan kadar Mn pada pasir laut ketebalan 60 cm, yaitu :

Dari hasil perhitungan T-Test dengan Confidence 95 % dapat diketahui t = 52,038, df = 3, dan nilai P = 0,001 (P < 0,05) artinya Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada perbedaan penurunan kadar Mn setelah melewati media saringan.

BAB V PEMBAHASAN

Hasil penelitian terhadap kadar Fe dan Mn pada air sumur gali sebelum dan sesudah melewati saringan pasir dengan jenis dan ketebalan yang berbeda sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2, yakni sebelum disaring rata-rata kadar Fe dan Mn air sumur gali tersebut melebihi kadar maksimal yang diperbolehkan dalam Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990, yaitu untuk air minum kadar maksimal Fe 0,03 mg/L dan Mn 0,1 mg/L.

Dari tabel 4.1 dan 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata kadar besi air sumur gali sebesar 3,3 mg/L dan rata-rata kadar mangan 2,2 mg/L. Angka tersebut masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan syarat maksimal yang diperbolehkan dalam Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990.

Kadar besi yang tinggi umumnya dikarenakan air tanah mempunyai konsentrasi Karbondioksida yang tinggi dan mempunyai konsentrasi besi yang tidak larut dalam bentuk unsur/ion yang bervalensi dua (Hernadi, 1983).

Jumlah zat besi yang sedikit dalam air tidak akan menimbulkan masalah. Namun jika terdapat zat besi dalam kadar yang berlebihan pada air minum dapat menurunkan kualitas air tersebut sehingga air menjadi berwarna merah karat, dapat menimbulkan noda pada pakaian yang berwarna putih atau berwarna terang apabila air tersebut dipakai untuk mencuci. Zat besi juga dikhawatirkan dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti kelainan pigmen kulit dan hepatomegali yakni kelainan genetic yang berkaitan dengan absorbsi Fe yang tinggi oleh tubuh dan efek toksis

lainnya yang dapat ditimbulkan akibat penimbunan zat besi dalam tubuh (Sutrisno, 2002).

Adanya kandungan besi dalam air juga dapat menyebabkan tumbuhnya bakteri besi dan dalam kelompok besar bakteri ini dapat menimbulkan sumbatan pada pipa serta dapat menyebabkan bau dan rasa yang tiak enak apabila air tersebut dikonsumsi (Sujono, 1983).

Demikian juga halnya dengan Mangan, kandungan Mn yang berlebihan dalam air minum akan menimbulkan endapan yang akan memberikan noda-noda pada bahan/benda-benda yang berwarna putih. Adanya unsur ini dapat menimbulkan bau dan rasa pada minuman, dan meninggalkan warna kecoklatan pada pakaian cucian. Unsur Mn juga dikhawatirkan dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti kerusakan pada organ hati (Sutrisno, 2002).

Dari penelitian yang dilaksanakan ternyata alat media saringan pasir laut mampu menurunkan kadar Fe dan Mn pada air sumur gali meskipun pada jenis dan ketebalan pasir tertentu penurunan kadar Fe nya masih belum memenuhi syarat yang dianjurkan, tetapi ini menunjukkan bahwa alat sudah bekerja untuk menurunkan kadar kimia Fe dan Mn yang dikandung oleh air sumur gali tersebut. Hal ini dapat dilihat pada jenis pasir laut baik pada ketebalan 30 cm maupun 60 cm, hasil pemeriksaan penurunan Fe nya masih belum memnuhi syarat kesehatan, begitu pula hasil yang didapat dari penurunan kadar Fe pada pasir sungai ketebalan 30 cm masih belum memenuhi syarat kesehatan yang dianjurkan yaitu maksimal 0,03 mg/L.

Sedangkan hasil pemeriksaan penurunan kadar Mn air sumur gali pada pasir laut menunjukkan angka penurunanyang bagus dan telah memnuhi syarat kesehatan yaitu maksimal 0,1 mg/L.

Dari perhitungan T-Test (SPSS) satu sampel dari penurunan kadar Fe dan Mn diperoleh hasil statistik yang berbeda, dimana hasil perhitungan T-Test dari penurunan kadar Fe air sumur gal;I tidak seluruhnya menunjukkan perbedaan yang berarti, hanya pada jenis pasir sungai ketebalan 60 cm yang menunjukkan penurunan yang berarti. Berbeda dengan hasil T-Test penurunan kadar Mn air sumur gali, seluruh hasil perhitungan menunjukka n adanya perbedaan penurunan yang berarti.

Uraian tersebut di atas dapat dilihat dari tingkat signifikan yang diperoleh dari hasil perhitungan T-Test dengan hasil yang berbeda, dimana hasil perhitungan pada penurunan kadar Fe hasil signifikannya lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikan kadar Mn, terutama pada perhitungan jenis pasir laut.

Hal ini mungkin terjadi mungkin disebabkan oleh beberapa faktor seperti kecepatan aliran yang belum sesuai sehingga menyebabkan waktu kontak air sumur dengan media pasir (terutama pasir laut) tidak mencukupi untuk dapat menurunkan kadar Fe.

Analisa tersebut di atas sejalan dengan sumber teori rujukan mengenai beberapa cara untuk menghilangkan zat besi dan mangan dalam air salah satu diantaranya yakni dengan cara oksidasi, koagulasi, elektrilitik, pertukaran ion, filtrasi kontak, soda lime, pengolahan dengan bakteri besi dan cara lainnya (Idaman Said, 1999).

Dari hasil penelitian dan pembahasan tersebut dapat diketahui bahwa pemakaian media saring sistem Up Flow berdasarkan jenis dan ketebalan saringan pasir ternyata mampumenurunkan kadar Fe dan Mn dalam air sumur gali. Peningkatan kualitas hasil penyaringan akan sejalan dengan tingginya ketebalan pasir yang digunakan. Hal ini disebabkan oleh lamanya kontak air sumur dengan pasir sehingga kandungan Fe dan Mn dapat dihambat dan tersaring.

Dengan penelitian saringan pasir lambat sistem Up Flow ini juga dapat memberikan pilihan baru bagi masyarakat yang selaman ini menggunakan saringan pasir lambat konvensional, dimana pada jenis saringan konvensional ini jika kekeruhan air naik, terutama pada waktu hujan sering terjadi penyumbatan pada saringan pasir, sehingga perlu dilakukan pencucian secara manual dengan cara mengeruk media pasirnya dan dicuci, setelah bersih dipasang lagi seperti semula, sehingga memerlukan tenaga yang cukup banyak (Idaman Sari, 1999).

Dari hasil pemeriksaan dan juga dari tabel penurunan kadar Fe dan Mn air sumur dapat dilihat bahwa saringan pasir lambat sistem Up Flow ini efektif digunakan selama tiga minggu dalam menurunkan kadar Fe dan Mn sesuai dengan syarat kesehatan, kemudian dilakukan pencucian media saringan pada minggu keempat dengan menggunkan air yang naik ke atas sebagai media pencuci dan membuka kran/tutup yang tersaring, sehingga kualitas kimia khususnya Fe dan Mn air sumur gali tetap memnuhi syarat kesehatan.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal yang diperbolehkan untuk Fe adalah sebesar 0,03 mg/L dan untuk Mn sebesar 0,1 mg/L.

BAB VI

Dokumen terkait