• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil estimasi koefisien regresi dari model data panel hubungan pendapatan per kapita dan emisi GRK per kapita di negara maju yang dikaji disajikan pada Tabel 5.1. dan Tabel 5.2., sedangkan hasil estimasi koefisien regresi dari model data panel hubungan pendapatan per kapita dan emisi GRK per kapita di negara berkembang yang dikaji disajikan pada Tabel 5.3. dan Tabel 5.4. Pada model data panel tersebut, koefisien estimasi yang disajikan merupakan hasil dari tiga metode estimasi, yakni pooled LS, FEM, dan REM.

5.1.1 Hasil Estimasi Negara Maju

Tabel 5.1. menyajikan hasil estimasi koefisien regresi dari model data panel pada Negara Maju Berpendapatan Tinggi Kelompok OECD. Secara umum, metode estimasi dalam model data panel menunjukkan hasil estimasi yang cukup baik, hal ini terlihat dari tingkat signifikansi dan tanda koefisien estimasi yang sesuai dengan harapan teoritis.

Tabel 5.1. Hasil Estimasi Koefisien Model Data Panel untuk Negara Maju Bependapatan Tinggi Kelompok OECD

Hasil Estimasi PLS FEM REM -18.88748 -44.00733 -43.81529 (4.873638) (1.916241) (1.915586) Constant [0.0001]* [0,0000]* [0,0000]* 2.083818 7.720551 7.675330 (1.024544) (0.400904) (0.400500) ln(PDB/P)it [0.0427]** [0,0000]* [0,0000]* -0.065085 -0.377465 -0.374863 (0.053766) (0.020969) (0.020949) (ln(PDB/P) it)2 [0.2269] [0,0000]* [0,0000]* 298.972357 Redundant Fixed Effects Tests [0,0000]* 17.148678 Hausman Test [0,0000]* Turning Point 27,635.14

Dalam model data panel, terlihat bahwa FEM lebih dipilih dibandingkan dua metode estimasi data panel lainnya. Hal ini tercermin dari nilai statistik Redundant Fixed Effects Tests (298.97) dan nilai statistik uji Hausman (17,15) yang masing-masing signifikan pada taraf nyata 1 persen. Hasil uji Redundant Fixed Effects Tests dan Hausman menandakan bahwa FEM lebih dipilih daripada REM.

Hasil estimasi dari model FEM memperlihatkan tanda koefisien yang positif untuk pendapatan per kapita, dan negatif untuk pendapatan per kapita kuadrat. Koefisien pendapatan per kapita dan pendapatan per kapita kuadrat yang dihasilkan dari model FEM tersebut signifikan pada taraf nyata 1 persen. Turning point yang dihasilkan untuk Negara Maju Berpendapatan Tinggi Kelompok OECD adalah 27.635,1 US$ per Kapita.

Tabel 5.2. Hasil Estimasi Koefisien Model Data Panel untuk Negara Maju Berpendapatan Tinggi Kelompok Non OECD

Hasil Estimasi PLS FEM REM -16.90151 -40.20607 -39.60067 (5.870250) (3.881316) (3.875580) Constant [0.0042]* [0,0000]* [0,0000]* 1.678300 6.790490 6.645437 (1.167845) (0.781231) (0.778853) ln(PDB/P)it [0.1515] [0,0000]* [0,0000]* -0.045344 -0.321476 -0.313100 (0.057877) (0.039281) (0.039135) (ln(PDB/P) it)2 [0.4339]* [0,0000]* [0,0000]* 84.111658 Redundant Fixed Effects Tests [0,0000]* 6.494883 Hausman Test [0.0389]** Turning Point 38,616.16

Keterangan: * Signifikan pada taraf nyata 1% ** Signifikan pada taraf nyata 5% Angka dalam kurung ( ) menyatakan simpangan baku

Angka dalam kurung [ ] menyatakan probabilitas

Tabel 5.2. menyajikan hasil estimasi koefisien regresi dari model data panel pada Negara Maju Kelompok Non OECD. Secara umum, metode estimasi dalam model data panel menunjukkan hasil estimasi yang cukup baik, hal ini

terlihat dari tingkat signifikansi dan tanda koefisien estimasi yang sesuai dengan harapan teoritis.

Dalam model data panel, terlihat bahwa FEM lebih dipilih dibandingkan dua metode estimasi data panel lainnya. Hal ini tercermin dari nilai statistik Redundant Fixed Effects Tests (84.11) yang signifikan pada taraf nyata 1 persen dan nilai statistik uji Hausman (6,49) yang signifikan pada taraf nyata 5 persen. Hasil uji Redundant Fixed Effects Tests dan Hausman menandakan bahwa FEM lebih dipilih daripada REM.

Hasil estimasi dari model FEM memperlihatkan tanda koefisien yang positif untuk pendapatan per kapita, dan negatif untuk pendapatan per kapita kuadrat. Koefisien pendapatan per kapita dan pendapatan per kapita kuadrat yang dihasilkan dari model FEM tersebut signifikan pada taraf nyata 5 persen. Turning point yang dihasilkan untuk Negara Maju Berpendapatan Tinggi Kelompok Non OECD adalah 38.616,2 US$ per Kapita. Hasil turning point di turning point tersebut lebih tinggi dibandingkan hasil turning point untuk Negara Maju Berpendapatan Tinggi Kelompok OECD (27.635,1 US$ per Kapita).

Tabel 5.3. menyajikan hasil estimasi koefisien regresi dari model data panel pada Negara Berkembang Berpendapatan Menengah. Secara umum, metode estimasi dalam model data panel menunjukkan hasil estimasi yang cukup baik, hal ini terlihat dari tingkat signifikansi dan tanda koefisien estimasi yang sesuai dengan harapan teoritis.

Dalam model data panel, terlihat bahwa REM lebih dipilih dibandingkan dua metode estimasi data panel lainnya. Hal ini tercermin dari nilai statistik uji Hausman (2,27) yang tidak signifikan pada taraf nyata 5 persen dan taraf nyata 10 persen. Hasil uji Hausman tersebut menandakan bahwa FEM lebih dipilih daripada REM.

Hasil estimasi dari model FEM memperlihatkan tanda koefisien yang negatif untuk pendapatan per kapita, dan positif untuk pendapatan per kapita kuadrat. Koefisien pendapatan per kapita dan pendapatan per kapita kuadrat yang dihasilkan dari model FEM tersebut signifikan pada taraf nyata 1 persen. Turning point yang dihasilkan untuk Negara Berkembang Berpendapatan Menengah

5.1.2 Hasil Estimasi Negara Berkembang

Tabel 5.4. menyajikan hasil estimasi koefisien regresi dari model data panel pada Negara Berkembang Berpendapatan Rendah. Secara umum, metode estimasi dalam model data panel menunjukkan hasil estimasi yang cukup baik, hal ini terlihat dari tingkat signifikansi dan tanda koefisien estimasi yang sesuai dengan harapan teoritis.

Tabel 5.3. Hasil Estimasi Koefisien Model Data Panel untuk Negara Berkembang Berpendapatan Menengah Hasil Estimasi PLS FEM REM 8.503874 -2.800265 -2.766515 (2.933229) (1.136249) (1.146912) Constant [0.0040]* [0.0142]** [0.0163]** -4.599946 -1.983816 -1.990732 (0.723389) (0.283799) (0.283582) ln(PDB/P)it [0.0000]* [0,0000]* [0,0000]* 0.335029 0.184873 0.185216 (0.044355) (0.017661) (0.017646) (ln(PDB/P) it)2 [0.0000]* [0,0000]* [0,0000]* 349.205148 Redundant Fixed Effects Tests [0,0000]* 2.275096 Hausman Test [0.3206] Turning Point 215.74

Keterangan: * Signifikan pada taraf nyata 1% ** Signifikan pada taraf nyata 5% Angka dalam kurung ( ) menyatakan simpangan baku

Angka dalam kurung [ ] menyatakan probabilitas

Dalam model data panel, terlihat bahwa FEM lebih dipilih dibandingkan dua metode estimasi data panel lainnya. Hal ini tercermin dari nilai statistik Redundant Fixed Effects Tests (86,76) yang signifikan pada taraf nyata 1 persen dan nilai statistik uji Hausman (4,77) yang signifikan pada taraf nyata 10 persen. Hasil uji Redundant Fixed Effects Tests dan Hausman menandakan bahwa FEM lebih dipilih daripada REM.

Hasil estimasi dari model FEM memperlihatkan tanda koefisien yang negatif untuk pendapatan per kapita, dan positif untuk pendapatan per kapita kuadrat. Koefisien pendapatan per kapita dan pendapatan per kapita kuadrat yang dihasilkan dari model FEM tersebut signifikan pada taraf nyata 1 persen. Turning

point yang dihasilkan untuk Negara Berkembang Berpendapatan Menengah adalah 167.9 US$ per Kapita. Turning point tersebut lebih kecil dibandingkan turning point untuk Negara Berkembang Berpendapatan Menengah sebesar 215,74 US$.

Tabel 5.4. Hasil Estimasi Koefisien Model Data Panel untuk Negara Berkembang Berpendapatan Rendah Hasil Estimasi PLS FEM REM 35.02013 -1.765951 -0.421351 (4.690491) (4.212888) (4.150051) Constant [0.0000]* [0.6753] [0.9192] -14.07338 -3.357943 -3.764184 (1.341101) (1.248816) (1.227315) Ln(PDB/P)it [0.0000]* [0.0075]* [0.0023]* 1.103747 0.327708 0.358134 (0.095632) (0.092224) (0.090515) (ln(PDB/P) it)2 [0.0000]* [0.0004]* [0.0001]* 86.763435 Redundant Fixed Effects Tests [0,0000]* 4.776165 Hausman Test [0.0918]*** Turning Point 167.90

Keterangan: * Signifikan pada taraf nyata 1% *** Signifikan pada taraf nyata 10% Angka dalam kurung ( ) menyatakan simpangan baku

Angka dalam kurung [ ] menyatakan probabilitas

5.1.3 Hasil Estimasi Gabungan Negara Maju dan Berkembang

Tabel 5.5. menyajikan hasil estimasi koefisien regresi dari model data panel pada 40 Negara Maju dan Berkembang. Secara umum, metode estimasi dalam model data panel menunjukkan hasil estimasi yang cukup baik, hal ini terlihat dari tingkat signifikansi dan tanda koefisien estimasi yang sesuai dengan harapan teoritis.

Dalam model data panel, terlihat bahwa FEM lebih dipilih dibandingkan dengan dua metode estimasi data panel lainnya. Hal ini tercermin dari nilai statistik Redundant Fixed Effects Tests dan nilai statistik uji Hausman yang masing-masing signifikan pada taraf nyata 1 persen. Hasil uji Redundant Fixed Effects Tests dan uji Hausman menandakan bahwa FEM lebih dipilih daripada

Hasil estimasi dari model FEM memperlihatkan tanda koefisien yang positif untuk pendapatan per kapita, dan negatif untuk pendapatan per kapita kuadrat. Koefisien pendapatan per kapita dan pendapatan per kapita kuadrat yang dihasilkan dari model FEM tersebut signifikan pada taraf nyata 1 persen. Turning point yang dihasilkan untuk 40 Negara Maju dan Berkembang adalah 154.753,1 US$ per Kapita.

Tabel 5.5. Hasil Estimasi Koefisien Model Data Panel untuk 40 Negara Maju dan Berkembang Hasil Estimasi PLS FEM REM -28.52998 -1.765951 -21.47075 (0.764307) (0.691241) (0.691241) Constant [0.0000]* [0.0000] [0.0000] 3.821842 2.684116 2.749754 (0.179410) (0.154976) (0.157077) Ln(PDB/P)it [0.0000]* [0.0000]* [0.0000]* -0.143014 -0.112310 -0.112612 (0.010319) (0.008864) (0.008989) (ln(PDB/P) it)2 [0.0000]* [0.0000]* [0.0000]* 167.021027 Redundant Fixed Effects Tests [0,0000]* 73.040534 Hausman Test [0.0000]* Turning Point 154.753 Keterangan:

* Signifikan pada taraf nyata 1% *** Signifikan pada taraf nyata 10% Angka dalam kurung ( ) menyatakan simpangan baku

Angka dalam kurung [ ] menyatakan probabilitas

5.2. Analisis Hubungan Pendapatan dan Emisi per Kapita

Berdasarkan hasil estimasi koefisien regresi dari model data panel, dilakukan analisis hubungan pendapatan per kapita dan emisi GRK per kapita di negara maju dan berkembang.

5.2. 1 Analisis Hubungan Pendapatan dan Emisi per Kapita Negara Maju Dari hasil estimasi koefisien di Negara Maju Bependapatan Tinggi Kelompok OECD pada Tabel 5.1 terlihat bahwa koefisien pendapatan per kapita (ln(PDB/P)it) yang dihasilkan bernilai positif (lebih besar dari satu), yakni 7,7205

(FEM). Di sisi lain, koefisien pendapatan per kapita kuadrat ((ln(PDB/P)it)2) menunjukkan tanda estimasi yang negatif, -0,3774 (FEM).

Hasil estimasi di Negara Maju Bependapatan Tinggi Kelompok OECD ini sesuai dengan tanda harapan teoritis dan menjelaskan bahwa emisi memiliki hubungan yang non-linier (kuadratik) dengan pendapatan per kapita. Hasil ini konsisten dengan hipotesis EKC berbentuk kurva U terbalik, dimana emisi CO2 akan meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita sampai mencapai turning point, dan selanjutnya emisi CO2 akan menurun seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita setelah melewati turning point.

Selanjutnya dari nilai estimasi koefisen, diperoleh turning point, yakni nilai Pendapatan per Kapita yang memaksimumkan Emisi per Kapita sebesar US$ 27.635,14 (FEM). Berdasarkan Tabel 4.1, pada tahun 2006 tingkat pendapatan per kapita di Negara-negara Maju Berpendapatan Tinggi Kelompok OECD rata-rata sebesar 31.263,1 US$, yaitu di atas turning point. Negara dengan tingkat pendapatan per kapita di atas turning point US$ 27.635,14 pada tahun 2006 tercatat delapan negara yaitu: Amerika Serikat (US$ 42,683.4), Kanada (US$ 35,332.4), Australia (US$ 35,002.6), Inggris (US$ 31,142.1), Jerman (US$ 30,496.4), Jepang (US$ 30,529.3), Prancis (US$ 29,238.0), Italia (US$ 28,410.7).

Hasil ini mengindikasikan bahwa di Negara Maju Bependapatan Tinggi Kelompok OECD umumnya telah melewati turning point tersebut sehingga telah berada dalam fase dematerialisasi, dimana penggunaan material dan jumlah emisi per unit PDB dalam fase pembangunan ekonominya telah mampu direduksi. Amerika Serikat, misalnya telah mampu mereduksi jumlah emisi per unit PDB selama periode tahun 1980-2006 sebesar -44,3 persen atau 813,6 ton CO2 per 1 juta US$ PDB pada tahun 1980 menjadi 453,3 ton CO2 per 1 juta US$ PDB pada tahun 2006 (Tabel 4.13). Adapun Negara Maju Berpendapatan Tinggi Kelompok OECD dengan tingkat pendapatan per kapita di bawah turning point US$ 27.635,14 pada tahun 2006 tercatat Korea Selatan (US$ 22,972.6) dan Selandia Baru (US$ 24,817.1). Hasil ini mengindikasikan bahwa negara-negara tersebut belum mencapai turning point hingga tahun 2006, dan masih berada pada

per unit PDB masih relatif tinggi. Selandia Baru, misalnya selama periode tahun 1980-2006 masih menghasilkan emisi per unit PDB sebesar 13,7 persen yaitu 316,7 ton CO2 per 1 juta US$ PDB pada tahun 1980 menjadi 360 0,5 ton CO2 per 1 juta US$ PDB pada tahun 2006 (Tabel 4.13).

Walaupun di Negara Maju Bependapatan Tinggi Kelompok OECD umumnya jumlah emisi per unit PDB mengalami penurunan dan telah melewati

turning point sehingga telah berada dalam fase dematerialisasi, tetapi jumlah

emisi absolut relatif masih tinggi. Amerika Serikat, misalnya pada periode waktu 1980-2006 mengalami pertumbuhan sebesar 22,4 persen, yaitu 4.715,5 MtCO2 pada tahun 1980 menjadi 5.770,8 MtCO2 pada tahun 2006. Demikian juga dengan emisi absolut Selandia Baru pada periode waktu yang sama, mengalami pertumbuhan sebesar 122,6 persen yaitu 16,MtCO2 pada tahun 1980 menjadi 37,4 MtCO2 pada tahun 2006.

Dari hasil estimasi koefisien di Negara Maju Bependapatan Tinggi Kelompok Non OECD pada Tabel 5.2 terlihat bahwa koefisien pendapatan per kapita (ln(PDB/P)it) yang dihasilkan bernilai positif (lebih besar dari satu), yakni 6,7904 (FEM). Di sisi lain, koefisien pendapatan per kapita kuadrat ((ln(PDB/P)it)2) menunjukkan tanda estimasi yang negatif, -0,3214 (FEM).

Hasil estimasi di Negara Maju Bependapatan Tinggi Kelompok Non OECD ini sesuai dengan tanda harapan teoritis dan menjelaskan bahwa Emisi memiliki hubungan yang non-linier (kuadratik) dengan pendapatan per kapita. Hasil ini konsisten dengan hipotesis EKC berbentuk kurva U terbalik, dimana emisi CO2 akan meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita sampai mencapai turning point, dan selanjutnya emisi CO2 akan menurun seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita setelah melewati turning point.

Selanjutnya dari nilai estimasi koefisen, diperoleh turning point, yakni nilai Pendapatan per Kapita yang memaksimumkan Emisi per Kapita sebesar US$ 38.616,16 (FEM). Berdasarkan Tabel 4.2, pada tahun 2006 tingkat pendapatan per kapita di Negara-negara Maju Berpendapatan Tinggi Kelompok Non OECD rata-rata sebesar US$ 37.273,5, yaitu di atas bawah turning point. Hasil ini mengindikasikan bahwa di Negara Maju Bependapatan Tinggi Kelompok OECD umumnya belum mencapai turning point.

Walapun demikian, tercatat lima Negara Maju Berpendapatan Tinggi Non OECD dengan tingkat pendapatan per kapita di atas turning point US$ 37.273,5 pada tahun 2006 yaitu: Qatar (US$ 76.227,6), Brunei Darussalam (US$ 50.222,6), Uni Emirat Arab (US$ 49.794,7), Kuwait (US$ 41,960,5), dan Singapura (US$ 41,150,5). Hasil ini seharusnya mengindikasikan bahwa negara-negara tersebut telah berada dalam fase dematerialisasi, dimana penggunaan material dan jumlah emisi per unit PDB dalam fase pembangunan ekonominya telah mampu direduksi.

Singapura, misalnya telah mampu mereduksi jumlah emisi per unit PDB selama periode tahun 1980-2006 sebesar -44,5 persen, yaitu dari 384,1 ton CO2 per 1 juta US$ PDB pada tahun 1980 menjadi 213,3 ton CO2 per 1 juta US$ PDB pada tahun 2006 (Tabel 4.13). Dengan demikian, Singapura telah berada dalam fase dematerialisasi, dimana penggunaan material dan jumlah emisi per unit PDB dalam fase pembangunan ekonominya telah mampu direduksi.

Namun fenomena ini tidak terjadi di Negara Qatar, Brunei Darussalam, dan Uni Emirat Arab yang memiliki tingkat pendapatan per kapita di atas turning point pada tahun 2006. Perubahan jumlah emisi per unit PDB negara-negara tersebut selama periode tahun 1980-2006 masih menunjukkan angka pertumbuhan positif, yaitu Brunei 46,8 persen, Qatar 15,6 persen, dan Uni Emirat Arab 52,9 persen. Hasil ini mengindikasikan negara-negara tersebut belum mampu mereduksi penggunaan material dan jumlah emisi per unit PDB dalam fase pembangunan ekonominya.

Adapun Negara Maju Berpendapatan Tinggi Kelompok Non OECD dengan tingkat pendapatan per kapita di bawah turning point US$ 38.616,16 (FEM) pada tahun 2006 tercatat Barbados (US$ 24,719,7), Cyprus (US$ 24.075,6), Malta (US$ 20.093,7), Saudi Arabia (US$ 20.340,9), serta Trinidad dan Tobago (US$ 24,149.8). Hasil ini seharusnya mengindikasikan bahwa negara-negara tersebut belum mencapai turning point hingga tahun 2006, dan masih berada pada suatu fase pembangunan ekonomi di mana penggunaan material dan jumlah emisi per unit PDB masih relatif tinggi.

juta US$ PDB pada tahun 1980 menjadi 698,8 ton CO2 per 1 juta US$ PDB pada tahun 2006 (Tabel 4.13). Namun fenomena ini tidak terjadi di Negara Barbados dan Cyprus. Perubahan jumlah emisi per unit PDB negara-negara tersebut selama periode tahun 1980-2006 masih menunjukkan angka pertumbuhan negatif, yaitu Barbados -36,5 persen dan Cyprus -26,5. Hasil ini mengindikasikan negara-negara tersebut telah mampu mereduksi penggunaan material dan jumlah emisi per unit PDB dalam fase pembangunan ekonominya. Namun berdasarkan hubungan pendapatan per kapita dan emisi per kapita, negara-negara tersebut masih belum melewati turning point.

5.2.2 Analisis Hubungan Pendapatan dan Emisi per Kapita Negara Berkembang

Dari hasil estimasi koefisien di Negara Berkembang Bependapatan Menengah pada Tabel 5.3 terlihat bahwa koefisien pendapatan per kapita (ln(PDB/P)it) yang dihasilkan bernilai negatif, yakni -1,9907 (REM). Di sisi lain, koefisien pendapatan per kapita kuadrat ((ln(PDB/P)it)2) menunjukkan tanda estimasi yang positif, 0,185216 (REM). Selanjutnya dari nilai estimasi koefisen, diperoleh turning point, yakni nilai Pendapatan per Kapita yang memaksimumkan Emisi per Kapita sebesar US$ 215,74 (FEM).

Hasil estimasi di Negara Berkembang Bependapatan Menengah menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan hipotesis EKC. Koefisien pendapatan per kapita (ln(PDB/P)it) yang bernilai negatif, dan koefisien pendapatan per kapita kuadrat ((ln(PDB/P)it)2) yang menunjukkan tanda estimasi positif, menghasilkan kurva berbentuk U, bukan U terbalik sebagaimana hipotesis EKC.

Fenomena terhadap kurva berbentuk U menunjukkan bahwa emisi per kapita pada awal-awal fase pembangunan menurun seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita sampai mencapai turning point, dan selanjutnya emisi akan meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita setelah melewati turning point. Fenomena terhadap kurva berbentuk U tersebut merupakan kebalikan dari hipotesis EKC.

Berdasarkan Tabel 4.3, pada tahun 2006 tingkat pendapatan per kapita di Negara-negara Berkembang Berpendapatan Menengah rata-rata sebesar

US$ 8.533,8, yaitu di atas turning point. Artinya, pada tahun 2006 Negara-negara Berkembang Berpendapatan Menengah telah melewati turning point, dimana emisi per kapita akan meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita. Perkembangan emisi per kapita dengan angka pertumbuhan yang positif selama periode 1970-2006 sebagaimana telah disajikan pada Tabel 4.7

Dari hasil estimasi koefisien di Negara Berkembang Bependapatan Rendah pada Tabel 5.4 terlihat bahwa koefisien pendapatan per kapita (ln(PDB/P)it) yang dihasilkan bernilai negatif, yakni -3,3579 (FEM). Di sisi lain, koefisien pendapatan per kapita kuadrat ((ln(PDB/P)it)2) menunjukkan tanda estimasi yang positif, 0,3277 (FEM). Selanjutnya dari nilai estimasi koefisen, diperoleh turning point, yakni nilai Pendapatan per Kapita yang memaksimumkan Emisi per Kapita sebesar US$ 167,90 (FEM).

Hasil estimasi di Negara Berkembang Bependapatan Rendah menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan hipotesis EKC. Koefisien pendapatan per kapita (ln(PDB/P)it) yang bernilai negatif, dan koefisien pendapatan per kapita kuadrat ((ln(PDB/P)it)2) yang menunjukkan tanda estimasi positif. Hasil estimasi ini menghasilkan kurva yang berbentuk U, bukan U terbalik sebagaimana hipotesis EKC.

Fenomena terhadap kurva berbentuk U menunjukkan bahwa emisi per kapita pada awal-awal fase pembangunan menurun seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita sampai mencapai turning point, dan selanjutnya emisi akan meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita setelah melewati turning point. Fenomena terhadap kurva berbentuk U tersebut merupakan kebalikan dari hipotesis EKC.

Berdasarkan Tabel 4.4, pada tahun 2006 tingkat pendapatan per kapita di Negara-negara Berkembang Berpendapatan Rendah rata-rata sebesar US$ 1.387,3, yaitu di atas turning point. Artinya, pada tahun 2006 Negara-negara Berkembang Berpendapatan Rendah telah melewati turning point, dimana emisi per kapita akan meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita. Perkembangan emisi per kapita di Negara Berkembang Bependapatan Rendah selama periode 1970-2006 umumnya menunjukkan angka pertumbuhan yang rata-rata positif

5.2.3 Analisis Hubungan Pendapatan dan Emisi per Kapita Gabungan Negara Maju dan Berkembang

Dari hasil estimasi koefisien gabungan 40 Negara Maju dan Negara Berkembang pada Tabel 5.5 terlihat bahwa koefisien pendapatan per kapita (ln(PDB/P)it) yang dihasilkan bernilai positif, yakni 2,6841 (FEM). Di sisi lain, koefisien pendapatan per kapita kuadrat ((ln(PDB/P)it)2) menunjukkan tanda estimasi yang negatif, -0,112310 (FEM). Selanjutnya dari nilai estimasi koefisen, diperoleh turning point, yakni nilai Pendapatan per Kapita yang memaksimumkan Emisi per Kapita sebesar US$ 154,753 (FEM).

Hasil estimasi dengan menggabungkan 40 Negara Maju dan Berkembang menunjukkan hasil yang sesuai dengan hipotesis EKC. Koefisien pendapatan per kapita (ln(PDB/P)it) yang bernilai positif, dan koefisien pendapatan per kapita kuadrat ((ln(PDB/P)it)2) yang menunjukkan tanda estimasi negatif. Hasil estimasi ini menghasilkan kurva yang berbentuk U terbalik sebagaimana hipotesis EKC.

Berdasarkan Tabel 4.1, Tabel 4.2, Tabel 4.3, dan Tabel 4.4, pada tahun 2006 tingkat pendapatan per kapita di negara-negara maju dan berkembang masih di bawah turning point US$ 154,753. Artinya, pada tahun 2006, 40 negara maju dan berkembang yang dikaji belum ada yang melewati turning point, sehingga peningkatan pendapatan per kapita masih akan diikuti dengan peningkatan emisi per kapita.

5.3 Implikasi Kebijakan

Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan pendapatan per kapita dan emisi per kapita di negara maju berpendapatan tinggi OECD dan Non OECD ini sesuai dengan tanda harapan teoritis dan menjelaskan bahwa emisi memiliki hubungan yang non-linier (kuadratik) dengan pendapatan per kapita. Hasil ini konsisten dengan hipotesis EKC berbentuk kurva U terbalik, dimana emisi CO2 akan meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita sampai mencapai turning point, dan selanjutnya emisi CO2 akan menurun seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita setelah melewati turning point. Sedangkan di negara berkembang berpendapatan menengah dan rendah menunjukkan hasil yang sebaliknya, yaitu tidak sesuai dengan hipotesis EKC.

Perbedaan hasil analisis EKC di negara maju dan negara berkembang memiliki implikasi kebijakan penting bahwa fenomena yang terjadi di negara maju tidak dapat diterapkan di negara berkembang. Kebijakan mempercepat pertumbuhan ekonomi agar dapat melampaui titik balik (turning point) berdasarkan interpretasi dari hipotesis EKC yang terjadi di negara maju, akan memiliki efek negatif yang serius terhadap lingkungan di masa depan.

Negara berkembang memiliki kondisi yang berbeda dengan negara maju. Kondisi lingkungan di negara berkembang dengan pendapatan menengah dan rendah saat ini perkembangannya jauh berbeda dari yang dihadapi negara-negara maju di masa lalu. Stok gas rumah kaca yang diwarisi negara-negara berkembang saat ini lebih tinggi daripada yang dihadapi negara-negara maju pada tahap awal perkembangan mereka.

Demikian juga dengan kinerja ekonomi yang terjadi di negara maju sangat berbeda dengan negara berkembang. Hal ini dapat dianalisis dari nilai tambah sektor industri, pertanian terhadap PDB dan jasa terhadap PDB, serta kinerja ekspor dan impor yang terjadi di negara maju dan berkembang. Selain itu dapat diketahui juga dari konsumsi energi antara negara maju dan berkembang.

Di Negara Maju Berpendapatan Tinggi OECD, nilai tambah sektor industri terhadap PDB selama periode 1970-2006 mencapai rata-rata sebesar 32,99%, dimana Jepang mencapai rata-rata nilai tambah sektor industri terhadap PDB yang tertinggi sebesar 37,62%. Nilai tambah sektor pertanian terhadap PDB selama periode 1970-2006 untuk negara maju OECD mencapai rata-rata sebesar 4,85%, dimana Korea Selatan mencapai rata-rata nilai tambah sektor pertanian terhadap PDB yang tertinggi sebesar 13,22%. Nilai tambah sektor jasa terhadap PDB untuk negara maju OECD mencapai rata-rata sebesar 12,88%, dimana Perancis mencapai rata-rata nilai tambah sektor jasa terhadap PDB yang tertinggi sebesar 28,98%.

Kinerja ekspor barang dan jasa terhadap PDB untuk negara maju OECD

Dokumen terkait