• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.3 Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik di atas dapat diketahui bahwa data setelah dilakukan trimming dan pengeluaran data yang outlier, maka data telah memenuhi asumsi klasik yaitu telah berdistribusi normal, tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi autokorelasi dan homokedastisitas. Dengan demikian model regresi yang tebentuk dari data tersebut telah memenuhi model

estimasi yang menghasilkan estimator linier tidak bias (Best Linear Unbias Estimator /Blue).

5.3.1. Persamaan Regresi

Hasil persamaan regresi linier berganda setelah dilakukan trimming (pengeluaran data outlier) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Berdasarkan tabel 5.11. Persamaan Regresi setelah trimming di atas maka model regresi linier berganda antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) adalah :

Y = - 0,013 + 0,194 X1 + 0,005 X2 + 0,001 X3 – 0,002 X4 + 0,003 D1 Atau

+

ε

Nilai Perusahaan (PBV) = - 0,013 + 0,194 Profitabilitas (ROA) + 0,005 Kebijakan Hutang (DER) + 0,001 Kebijakan Dividen (DPR) – 0,002 Keputusan Investasi + 0,003 Inider Ownership (Dummy1) +

ε

Tabel 5. 11 Persamaan Regresi Setelah Trimming (Coefficientsa)

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -,013 ,004 -3,421 ,001 PROFITABILITAS ,194 ,019 ,772 10,315 ,000 KEBIJAKAN HUTANG ,005 ,001 ,262 3,434 ,001 KEBIJAKAN DIVIDEN ,001 ,000 ,459 5,997 ,000 KEPUTUSAN INVESTASI -,002 ,003 -,049 -,639 ,525 INSIDER OWNERSHIP ,003 ,002 ,104 1,404 ,165

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda tersebut di atas, maka pengaruh dari masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat di interpretasikan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta (b0) = -0,013, menunjukkan bahwa apabila nilai semua variabel independen (Profitabilitas (ROA), Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER), dan Insider Ownership (D1

2. Koefisien regresi b

)) diasumsikan sama dengan 0 (nol) maka Nilai Perusahaan (PBV) adalah - 0,013.

1

3. Koefisien regresi b

= 0,194 menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan

Profitabilitas (ROA) sebesar 1% akan diikuti kenaikan Nilai Perusahaan (PBV) sebesar 19,4% dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan 0 (nol). Koefisien bernilai posotif berarti bahwa terjadi hubungan positif antara Profitabilitas (ROA) dengan Nilai Perusahaan (PBV). Berarti semakin meningkat Profitabilitas (ROA) maka semakin meningkat juga Nilai Perusahaan (PBV). Demikian juga sebaliknya, semakin menurun Profitabilitas (ROA) maka semakin menurun Nilai Perusahaan (PBV).

2 = 0,005 menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan Kebijakan Hutang (DER) sebesar 1% akan diikuti kenaikan Nilai Perusahaan (PBV) sebesar 0,5% dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan 0 (nol). Koefisien bernilai posotif berarti bahwa terjadi hubungan positif antara Kebijakan Hutang (DER) dengan Nilai Perusahaan (PBV). Berarti semakin meningkat Kebijakan Hutang (DER) maka semakin meningkat juga Nilai Perusahaan (PBV). Demikian juga sebaliknya, semakin menurun Kebijakan Hutang (DER) maka semakin menurun Nilai Perusahaan (PBV).

4. Koefisien regresi b3

5. Koefisien regresi b

= 0,001 menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan

Kebijakan Dividen (DPR) sebesar 1% akan diikuti kenaikan Nilai Perusahaan (PBV) sebesar 0,1% dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan 0 (nol). Koefisien bernilai posotif berarti bahwa terjadi hubungan positif antara Kebijakan Dividen (DPR) dengan Nilai Perusahaan (PBV). Berarti semakin meningkat Kebijakan Dividen (DPR) maka semakin meningkat juga Nilai Perusahaan (PBV). Demikian juga sebaliknya, semakin menurun Kebijakan Dividen (DPR) maka semakin menurun Nilai Perusahaan (PBV).

4

6. Koefisien regresi b

= - 0,002 menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan

Keputusan Investasi (PER) sebesar 1% akan diikuti penurunan Nilai Perusahaan (PBV) sebesar 0,2% dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan 0 (nol). Koefisien bernilai negatif berarti bahwa terjadi hubungan negatif antara Keputusan Investasi (PER) dengan Nilai Perusahaan (PBV). Berarti semakin meningkat Keputusan Invstasi (PER) maka semakin menurun Nilai Perusahaan (PBV). Demikian juga sebaliknya, semakin menurun Keputusan Investasi (PER) maka semakin meningkat Nilai Perusahaan (PBV).

5 = 0,003 menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan

Insider Ownership (Dummy1) sebesar 1% akan diikuti kenaikan Nilai

Perusahaan (PBV) sebesar 0,3% dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan 0 (nol). Koefisien bernilai posotif berarti bahwa terjadi hubungan positif antara Insider Ownership (Dummy1) dengan Nilai Perusahaan

semakin meningkat juga Nilai Perusahaan (PBV). Demikian juga sebaliknya, semakin menurun Insider Ownership (Dummy1

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka model regresi linier berganda dari setiap variabel mempunyai pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen baik pengaruh yang negatif dan juga pengaruh yang positif.

) maka semakin menurun Nilai Perusahaan (PBV).

5.3.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen baik secara simultan maupun parsial. Pengujian ini menggunakan analisis statistik Uji F, Uji t dan Koefisien Determinasi (R2) dengan tingkat kepercayaan 95% atau signifikan level α = 5%.

5.3.2.1. Uji Statistik F

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh secara simultan atau serempak seluruh variabel independen yaitu Profitabilitas (ROA), Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER), dan Insider Ownership (Dummy1

Tabel 5.12. Uji Statistik F (Setelah Trimming) (ANOVA

) terhadap variabel dependen Nilai Perusahaan (PBV). Hasil Uji statistik F adalah sebagai berikut:

b

)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,011 5 ,002 25,990 ,000a

Residual ,006 67 ,000

Berdasarkan tabel 5.11. Uji Statistik F di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi F adalah sebesar 0,000a dan F hitung sebesar 25,990. Nilai F tabel berdasarkan tabel statistik adalah sebesar F-Tabel : 5% ; DF (X1, X2, X3, X4, D1

• Signifikansi F = 0,000

) (N-k-1) = 5% ; DF (5) (73-3-1) = 5% ; DF (5) (69) = 2,37.

a

• Dan F hitung = 25,990 > F Tabel = 2,37.

≤ tingkat signifikansi yang digunakan α = 5% (0,05);

Berdasarkan kriteria di atas yang telah ditetapkan, hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel independen yaitu Profitabilitas (ROA), Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER) dan Insider

Ownership (Dummy1)berpengaruh secara simultan atau serempak terhadap

variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan (PBV).

5.3.2.2. Uji Statistik t

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh secara parsial dari masing – masing variabel independen yaitu Profitabilitas (ROA), Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER) dan Insider

Tabel 5.13. Uji Statistik t (Setelah Trimming) (Coefficientsa)

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -,013 ,004 -3,421 ,001 PROFITABILITAS ,194 ,019 ,772 10,315 ,000 KEBIJAKAN HUTANG ,005 ,001 ,262 3,434 ,001 KEBIJAKAN DIVIDEN ,001 ,000 ,459 5,997 ,000 KEPUTUSAN INVESTASI -,002 ,003 -,049 -,639 ,525 INSIDER OWNERSHIP ,003 ,002 ,104 1,404 ,165

Ownership (Dummy1

Berdasarkan tabel 5.13. Uji statistik t di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi t hitung untuk masing – masing variabel dan nilai t tabel berdasarkan tabel statistik diketahui sebesar 1,98 maka secara parsial pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

) terhadap variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan (PBV). Hasil Uji statistik t adalah sebagai berikut:

1. Variabel Profitabilitas (ROA) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 dan berpengaruh positif terhadap nilai t hitung yaitu sebesar 10,315. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

• Nilai signifikansi = 0,000 ≤ tingkat signifikansi yang digunakan α =5% = 0,05; dan

• t hitung = 10,315 > t tabel = 1,98.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV) manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 – 2012.

2. Variabel Kebijakan Hutang (DER) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,001 dan berpengaruh positif terhadap nilai t hitung yaitu sebesar 3,434. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

• Nilai signifikansi = 0,001 ≤ tingkat signifikansi yang digunakan α =5% = 0,05; dan

Hal ini menunjukkan bahwa variabel Kebijakan Hutang (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV) manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 – 2012.

3. Variabel Kebijakan Dividen (DPR) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 dan berpengaruh positif terhadap nilai t hitung yaitu sebesar 5,997. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

• Nilai signifikansi = 0,000 ≤ tingkat signifikansi yang digunakan α =5% = 0,05; dan

• t hitung = 5,997 > t tabel = 1,98.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel Kebijakan Dividen (DPR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV) manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 – 2012.

4. Variabel Keputusan Investasi (PER) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,525 dan berpengaruh negatif terhadap nilai t hitung yaitu sebesar 0,639. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

• Nilai signifikansi = 0,525 ≥ tingkat signifikansi yang digunakan α = 5% = 0,05; dan

• t hitung = - 0,639 < t tabel = 1,98.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel Keputusan Investasi (PER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV) manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 – 2012.

5. Variabel Insider Ownership (Dummy1) mempunyai nilai signifikansi sebesar

0,165 dan berpengaruh positif terhadap nilai t hitung yaitu sebesar 1,404. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

• Nilai signifikansi = 0,165 ≥ tingkat signifikansi yang digunakan α =5% = 0,05; dan

• t hitung = 1,404 < t tabel = 1,98.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel Insider Ownership (Dummy1)

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV) manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 – 2012.

5.3.2.3. Koefisien Dterminasi (R2

Hasil uji hipotesis (uji F) menunjukkan bahwa Profitabilitas (ROA), Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER), dan Insider Ownership (Dummy

)

1

Berdasarkan tabel 5.13. Koefisien Determinasi di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,634 atau 63,4%, artinya bahwa variabel independen seperti Profitabilitas (ROA), Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER) dan Insider Ownership (Dummy

) mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Kekuatan hubungan variabel independen terhadap dependen dapat dilihat dari tabel Koefisien Determinasi di bawah ini:

1 Tabel 5.14. Koefisien Determinasi (Model Summary

) dapat menjelaskan variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan (PBV) sebesar 63,4% dan sisanya sebesar 36,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti atau variabel yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

b ) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,812a ,660 ,634 ,0093413

Variabel lain contohnya Ukuran Perusahaan (SIZE), Institutional Ownership (IO), Tingkat Suku Bunga (SBBI) dan lain – lain. Berdasarkan nilai R sebesar 0,812a artinya bahwa antara variabel independen dengan variabel dependen mempunyai hubungan yang cukup erat.

5.4.Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji statistik F di atas dengan nilai signifikansi F sebesar 0,000 ≤ 0,005 hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel independen yaitu Profitabilitas (ROA), Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER) dan Insider Ownership (Dummy1) berpengaruh secara

simultan atau serempak terhadap variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan (PBV). Besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,634 atau 63,4%, artinya bahwa variabel independen seperti Profitabilitas (ROA), Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER) dan Insider

Ownership (Dummy1

Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa pengaruh dari masing – masing variabel independen terhadap dependen adalah sebagai berikut:

) dapat menjelaskan variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan (PBV) sebesar 63,4% dan sisanya sebesar 36,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti atau variabel yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Variabel lain contohnya Ukuran Perusahaan (SIZE),

1. Pengaruh Profitabilitas (ROA) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Berdasarkan hasil penelitian secara parsial diketahui bahwa variabel Profitabilitas (ROA) berpegaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 – 2012. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi Profitabilitas (ROA) sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien regresi Profitabilitas (ROA) sebesar 0,194. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas (ROA) merupakan salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan dalam mengambil keputusan untuk menentukan besarnya Nilai Perusahaan (ROA) kepada para pemegang saham.

Koefisien regresi tersebut bernilai positif artinya bahwa variabel Profitabilitas (ROA) berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Berpengaruh positif maksudnya semakin meningkat Profitabilitas (ROA) yang dihasilkan perusahaan maka semakin meningkat juga Nilai Perusahaan (PBV). Demikian juga sebaliknya, semakin menurun Profitabilitas (ROA) maka semakin menurun juga Nilai Perusahaan (PBV). Hasil penelitian ini mendukung teori menurut Brigham dan Gapenski (2006:629), “Profitability is

the net results of a number of policies and decisions.” Maksudnya profitabilitas

adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan perusahaan. Perolehan profit (ROA) merupakan ukuran keberhasilan kinerja finansial perusahaan yaitu Nilai Perusahaan (PBV).

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Soliha dan Taswan, 2002) yang menyatakan Profitabilitas mempengaruhi Nilai Perusahaan dan juga penelitian yang dilakukan oleh (Mardiyati et. al.,

2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi bertentangan menurut penelitian yang dilakukan oleh (Gusaptono, 2010) menyatakan bahwa profitabilitas yang diproksikan ke ROA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

2. Pengaruh Kebijakan Hutang (DER) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Berdasarkan hasil penelitian secara parsial diketahui bahwa variabel Kebijakan Hutang (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 – 2012. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi Kebijakan Hutang (DER) sebesar 0,001 < 0,05 dan nilai koefisien regresi Kebijakan Hutang (DER) sebesar 0,005. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Hutang (DER) merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam mengambil keputusan untuk menentukan besarnya Nilai Perusahaan (PBV) kepada para pemegang saham.

Koefisien regresi tersebut bernilai positif artinya bahwa variabel Kebijakan Hutang (DER) berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Berpengaruh positif maksudnya semakin meningkat Kebijakan Hutang (DER) yang dihasilkan perusahaan maka semakin meningkat juga Nilai Perusahaan (PBV). Demikian juga sebaliknya, semakin menurun Kebijakan Hutang (DER) maka semakin menurun juga Nilai Perusahaan (PBV).

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori struktur modal dari Miller dan Modligiani (Capital Structure Theory) yaitu setelah menghilangkan asumsi tentang ketiadaan pajak, hutang dapat menghemat pajak yang di bayar karena

hutang menimbulkan pembayaran bunga yang akan mengurangi jumlah penghasilan kena pajak sehingga akan menaikkan nilai perusahaan, dan juga sejalan dengan (Signaling Theory/ Teori Signaling) yang menyatakan jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik dan dan agar harga saham meningkat, manajer bisa menggunakan kebijakan hutang yang digunakan sebagai sinyal yang lebih terpercaya untuk prospek perusahaan di masa yang akan datang dan dengan adanya sinyal tersebut akan dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian penelitian (Mardiyati et. al., 2012) yang menyatakan bahwa Kebijakan Hutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan dan juga penelitian (Soliha dan Taswan, 2002) yang menyatakan kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Akan tetapi bertentangan dengan penelitian (Jusriani dan Shiddiq, 2013) yang menyatakan kebijakan hutang yang diproksikan ke (DER) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

3. Pengaruh Kebijakan Dividen (DPR) terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Berdasarkan hasil penelitian secara parsial diketahui bahwa variabel Kebijakan Dividen (DPR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 – 2012. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi Kebijakan Dividen (DPR) sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien regresi Kebijakan Dividen (DPR) sebesar 0,001. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Dividen (DPR) merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh

perusahaan dalam mengambil keputusan untuk menentukan besarnya Nilai Perusahaan (PBV) kepada para pemegang saham.

Koefisien regresi tersebut bernilai positif artinya bahwa variabel Kebijakan Dividen (DPR) berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Berpengaruh positif maksudnya semakin meningkat Kebijakan Dividen (DPR) yang dihasilkan perusahaan maka semakin meningkat juga Nilai Perusahaan (PBV). Demikian juga sebaliknya, semakin menurun Kebijakan Dividen (DPR) maka semakin menurun juga Nilai Perusahaan (PBV). Hasil penilitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Myers dan Majluf, 1984) yang menyatakan bahwa Kebijakan Dividen memiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan, dan juga penelitian (Jusriani dan Shiddiq, 2013) yang menyatakan bahwa Kebijakan Dividen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Akan tetapi berbeda dengan menurut (Mardiyadi, et. al., 2012) yang menyatakan bahwa Kebijakan Dividen yang diproksikan dengan variabel

Dividend Payout Ratio (DPR) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan yang diproksikan dengan PBV, dan juga penelitian yang dilakukan oleh (Rakhimsyah dan Barbara, 2011) yang menyatakan bahwa Kebijakan Dividen berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan.

4. Pengaruh Keputusan Investasi (PER) terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Berdasarkan hasil penelitian secara parsial diketahui bahwa variabel Keputusan Investasi (PER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 – 2012. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi Keputusan

Investasi (PER) sebesar 0,525 > 0,05 dan nilai koefisien regresi Keputusan Investasi (PER) sebesar (-0,002).

Koefisien regresi tersebut bernilai negatif artinya bahwa variabel Keputusan Investasi (PER) berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Berpengaruh negatif maksudnya semakin meningkat Keputusan Investasi (PER) yang dihasilkan perusahaan maka semakin menurun Nilai Perusahaan (PBV). Demikian juga sebaliknya, semakin menurun Keputusan Investasi (PER) maka semakin meningkat Nilai Perusahaan (PBV).

Menurut (Jogiyanto, 2010) menyatakan informasi yang dipublikasi sebagai suatu pengumuman akan memberi signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka akan banyak investor yang berinvestasi ke perusahaan. Akan tetapi hasil penelitian adalah bernilai negatif, maka sedikit yang berinvestasi ke perusahaan berarti penelitian ini tidak sejalan dengan teori (Jogiyanto, 2010). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wahyudi dan Pawestri, 2006) yang menyatakan bahwa Keputusan Investasi tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Akan tetapi penelitian berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rakhimsyah dan Barbara, 2011) yang menyatakan bahwa Keputusan Investasi berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

5. Pengaruh Insider Ownership (D1

Berdasarkan hasil penelitian secara parsial diketahui bahwa variabel

Insider Ownership (D

) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

1) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Nilai

Perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 – 2012. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi Insider Ownership

(D1) sebesar 0,165 > 0,05 dan nilai koefisien regresi Insider Ownership (D1

Koefisien regresi tersebut bernilai positif artinya bahwa variabel Insider

Ownership (D

) sebesar 0,003.

1) berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan (PBV).

Berpengaruh positif maksudnya semakin meningkat Insider Ownership (D1) yang

dihasilkan perusahaan maka semakin meningkat Nilai Perusahaan (PBV). Demikian juga sebaliknya, semakin menurun Insider Ownership (D1

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Leland dan Pyle (1977) berpendapat bahwa insider berkeinginan untuk menginvestasikan modalnya ke dalam proyek mereka yang berkualitas, dan hal ini dapat mengindikasikan bahwa ekuitas yang dipegang oleh insider dapat bertindak sebagai signal terhadap nilai perusahaan dalam hal ini sinyalnya positif akan tetapi tidak signifikan karena dikaitkan dengan agency theory yaitu hubungan antara manajer dan pemegang saham digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Jursiani dan Shiddiq, 2013) yang menyatakan bahwa Kepemilikan Manajerial (INSD) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV), dan tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Soliha dan Taswan, 2002) yang menyatakan bahwa Insider

Ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

) maka semakin menurun Nilai Perusahaan (PBV).

Dokumen terkait