PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG,
KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN INVESTASI
DAN INSIDER OWNERSHIP TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN
TESIS
Oleh
ARTHUR SIMANJUNTAK 127017008/Akt
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG,
KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN INVESTASI
DAN INSIDER OWNERSHIP TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara
Oleh
ARTHUR SIMANJUNTAK 127017008/Akt
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Penelitian : Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, dan Insider Ownership Terhadap Nilai Perusahaan
Nama Mahasiswa : ARTHUR SIMANJUNTAK
Nomor Induk : 127017008
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Rina Bukit, S.E., M.Si, Ak) (Drs. Rasdianto, M.S. Ak, CA)
KETUA ANGGOTA
Ketua Program Studi, Dekan,
Telah Diuji pada Tanggal : 26 Mei 2014
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Rina Bukit, S.E., M.Si, Ak Anggota : Drs. Rasdianto, M.S, Ak CA
Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “PENGARUH
PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN INVESTASI DAN INSIDER OWNERSHIP TERHADAP NILAI PERUSAHAAN” adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum
dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber – sumber data dan informasi
yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, 26 MEI 2014
Yang Membuat Pernyataan
PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG,
KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN INVESTASI,
DAN INSIDER OWNERSHIP TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, dan Insider
Ownership terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009 – 2012. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah sebab akibat (Causal Research) dengan model replikasi dari penelitian sebelumnya. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 136 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 – 2012 dengan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan dari populasi tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 32 perusahaan. Pengolahan data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan F – statistik untuk menguji pengaruh secara simultan dan t statistik untuk menguji koefisien regresi parsial dengan signifikan level 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, dan
Insider Ownership secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Secara
parsial Profitabilitas, Kebijakan Hutang, dan Kebijakan Dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Variabel lain Keputusan Investasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan dan Insider Ownership berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, DEBT POLICY
DIVIDEND POLICY, INVESTMENT DECISIONS
AND INSIDER OWNERSHIP
ON FIRM VALUE
ABSTRACT
This study was carried out to test the influence of profitability , debt policy , dividend policy , investment decisions , and insider ownership on firm value in the manufacturing companies listed in the Indonesia Stock Exchange within the period of 2009 - 2012. This is a causal research with the replication model of the previous studies. The population of this study were 136 manufacturing companies listed in the Indonesia Stock Exchange within the period of 2009 – 2012, and 32 of the companies were selected to be the samples for this study through purposive sampling technique. The data obtained were processed through multiple liniear regression analysis technique with least square equation and hypothesis testing using F – statistic test to simultaneously test the influence and t – statistictet to partially test the regression coefficient at the level of significance of 5%. The result of this study showed that simultaneously the variables of profitability, debt policy, dividend policy, investment decision, and insider ownership had influence on firm value. Partially, profitability, debt policy, and dividend policy had significant positive influence on firm value. The other variables such as investment decision had negative but insignificant on firm value and insider ownership had positive but insignificant influence on firm value.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat
dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Program Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara Medan.
Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, penulis telah berusaha
maksimal dan telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu DTM & H, M.Sc, (CTM), Sp. A(K) selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Azhar Maksum M.Ec, Ak. CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Program Magister Akuntansi Universitas
Sumatera Utara.
4. Dr. Rina Bukit, S.E, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
meluangkan waktu, memberikan bantuan dan masukan dalam menyusun
tesis ini.
5. Drs. Rasdianto, M.S, Ak. CA selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah
banyak memberikan saran dan masukan dalam menyusun tesis ini.
6. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembanding yang telah
Sekretaris Jurusan Fakultas Ekonomi Program Magister Akuntansi
Universitas Sumatera Utara.
7. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. selaku Dosen Pembanding yang telah
memberikan saran dalam perbaikan tesis ini.
8. Prof. Erlina S.E, M.Si, Ph.D, Ak. selaku Dosen yang memberikan saran dan
masukan dalam penulisan tesis ini.
9. Dr. Tavi Supriana, M.Si selaku Dosen Metodologi Penelitian yang
memberikan saran dan masukan dalam hal pengolahan data statistik dalam
penulisan tesis ini.
10. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Program Magister Akuntansi
Univesitas Sumatera Utara Medan atas segala ilmu dan pengetahuan yang
telah diberikan dan seluruh staf administrasi Program Magister Akuntansi.
11. Kepada seluruh rekan – rekan seangkatan di Program Magister Akuntansi
khususnya Kak Dede Setiawati, Nurwani, Yenni Zahra, serta seluruh pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang tulus dan tak
ternilai kepada orangtua tercinta bapak AKP (Purn) Tumbur Simanjuntak dan ibu
Artha Br. Tambunan yang telah menanamkan nilai – nilai ketekunan, kerja keras,
dan kedisiplinan dalam diri penulis sendiri. Kepada keluarga tercinta kakak -
kakaku dan abangku terimakasih atas dukungan dan motivasi yang tiada henti
serta kesetiaannya kepada penulis menjalani pendidikan dan penyelesaian tesis
Kiranya bantuan yang penulis terima dari semua pihak selama menjalani
pendidikan dan penyelesaian tesis ini mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha
Esa, Amin. Kritik dan saran penulis tunggu / terima sebagai masukan.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, peneliti berikutnya
dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Medan, 26 MEI 2014 Penulis,
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : ARTHUR SIMANJUNTAK
2. Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 25 September 1988
3. Agama : Kristen Protestan
4. Pekerjaan : Dosen Universitas Prima Indonesia
5. Orang Tua
a. Ayah : AKP (Purn) T. SIMANJUNTAK
b. Ibu : A. Br. TAMBUNAN
6. Alamat : Jl. BT. Kuis. Dsn. V. Gg. Keluarga T. Morawa
7. Pendidikan
a. SD : SD Negeri 101882 Tanjung Morawa
b. SLTP : SLTP RK Serdang Murni Lubuk Pakam
c. SMA : SMA Negeri 1 Tanjung Morawa
d. STRATA 1 : Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi Universitas
HKBP Nommensen Medan.
e. STRATA 2 : Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas
Ekonomi Program Pascasarjana Universitas
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
1.5 Originalitas ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
2.1 Landasan Teori ... 12
2.1.1 Nilai Perusahaan ... 12
2.1.2 Profitabilitas ... 15
2.1.3 Kebijakan Hutang... 17
2.1.4 Kebijakan Dividen ... 20
2.1.5 Keputusan Investasi ... 23
2.1.6 Insider Ownership ... 25
2.2 Review Peneliti Terdahulu... 27
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 32
3.1 Kerangka Konsep ... 32
3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ... 33
3.3 Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan ... 33
3.4 Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan ... 34
3.5 Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan ... 35
3.6 Pengaruh Insider Ownership Terhadap Nilai Perusahaan ... 35
3.7 Hipotesis ... 36
BAB IV Metode Penelitian ... 37
4.1 Jenis Penelitian ... 37
4.2 Lokasi Penelitian ... 37
4.3 Populasi dan Sampel ... 38
4.3.1 Populasi ... 38
4.3.2 Sampel ... 38
4.4 Metode Pengumpulan Data ... 39
4.5 Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 40
4.5.1 Variabel Penelitian ... 40
4.5.2 Devenisi Opersaional Variabel ... ... 41
4.6 Model Analisis Data ... 45
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
5.1 Hasil Penelitian ... 53
5.1.1 Deskriptif Statistik Variabel ... 53
5.2 Hasil Penujian Asumsi Klasik ... 59
5.2.1 Hasil Pengujian normalitas Data ... 60
5.2.2 Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 62
5.2.3 Hasil Pengujian Autokorelasi ... 64
5.2.4 Hasil Pengujian Heterokedastisitas ... 66
5.3 Hasil Analisis Data ... 68
5.3.1 Persamaan Regresi ... 69
5.3.2 Pengujian Hipotsesis ... 72
5.3.2.1 Uji Statistik F ... 72
5.3.2.2 Uji Statistik t ... 73
5.3.2.3 Koefisien Determinasi (R2 5.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 77
) ... 76
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 84
6.1 Kesimpulan ... 84
6.2 Keterbatasan ... 86
6.3 Saran ... 87
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1
Pada Bursa Efek Indonesia Selama Periode 2009 – 2012 4
Data Pergerakan Indeks Harga Sektoral di Berbagai Sektor Tabel 4.1 Populasi dan Sampel ... 39
Tabel 2.1 Review Peneliti Terdahulu ... 29
Tabel 4.2 Defenisi Operasional Variabel ... 44
Tabel 5.1 Descriptive Statistics (Sebelum Trimming) Variabel Penelitian 53 Tabel 5.2 Descriptive Statistics (Setelah Trimming) Variabel Penelitian .. 57
Tabel 5.3 Uji Normalitas Data One – Sample Kolmogorov Smirnov (Sebelum Trimming) ... 61
Tabel 5.4 Uji Normalitas Data One – Sample Kolmogorov Smirnov (Setelah Trimming) ... 62
Tabel 5.5 Uji Multikolinieritas Berdasarkan Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) Sebelum Trimming ... 63
Tabel 5.6 Uji Multikolinieritas Berdasarkan Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) Setelah Trimming ... 63
Tabel 5.7 Uji Autokorelasi – Durbin Watson (Sebelum Trimming)... 64
Tabel 5.8 Uji Autokorelasi – Runs Test (Sebelum Trimming) ... 65
Tabel 5.9 Uji Autokorelasi – Durbin Watson (Setelah Trimming) ... 65
Tabel 5.10 Uji Autokorelasi – Runs Test (Setelah Trimming) ... 66
Tabel 5.11 Persamaan Regresi (Setelah Trimming)... 69
Tabel 5.12 Uji Statistik F ... 72
Tabel 5.13 Uji Statistik t ... 73
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 32 Gambar 5.1 Uji Normalitas Data – Normal PP – Plot of Regresion Standardized
Residual (Sebelum Trimming) ... 60
Gambar 5.2 Uji Normalitas Data – Normal PP – Plot of Regresion Standardized
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1 : Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur ... 91
Lampiran 2 : Daftar Penentuan Sampel ... 95
Lampiran 3 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur ... 99
Lampiran 4 : Daftar Return On Assets (ROA) Tahun 2009 – 2012 ... 100
Lampiran 5 : Daftar Debt to Equity Ratio (DER) Tahun 2009 – 2012 ... 101
Lampiran 6 : Daftar Dividend Payout Ratio (DPR) Tahun 2009 - 2012 ... 102
Lampiran 7 : Daftar Price Earning Ratio (PER) Tahun 2009 – 2012 ... 103
Lampiran 8 : Daftar Insider Ownership (INSD) Tahun 2009 – 2012 ... 104
Lampiran 9 : Daftar Price Book Value (PBV) Tahun 2009 – 2012 ... 105
Lampiran 10: Tabel Kegiatan Penelitian ... 106
PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG,
KEBIJAKAN DIVIDEN, KEPUTUSAN INVESTASI,
DAN INSIDER OWNERSHIP TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, dan Insider
Ownership terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009 – 2012. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah sebab akibat (Causal Research) dengan model replikasi dari penelitian sebelumnya. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 136 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 – 2012 dengan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan dari populasi tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 32 perusahaan. Pengolahan data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan F – statistik untuk menguji pengaruh secara simultan dan t statistik untuk menguji koefisien regresi parsial dengan signifikan level 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi, dan
Insider Ownership secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Secara
parsial Profitabilitas, Kebijakan Hutang, dan Kebijakan Dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Variabel lain Keputusan Investasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan dan Insider Ownership berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, DEBT POLICY
DIVIDEND POLICY, INVESTMENT DECISIONS
AND INSIDER OWNERSHIP
ON FIRM VALUE
ABSTRACT
This study was carried out to test the influence of profitability , debt policy , dividend policy , investment decisions , and insider ownership on firm value in the manufacturing companies listed in the Indonesia Stock Exchange within the period of 2009 - 2012. This is a causal research with the replication model of the previous studies. The population of this study were 136 manufacturing companies listed in the Indonesia Stock Exchange within the period of 2009 – 2012, and 32 of the companies were selected to be the samples for this study through purposive sampling technique. The data obtained were processed through multiple liniear regression analysis technique with least square equation and hypothesis testing using F – statistic test to simultaneously test the influence and t – statistictet to partially test the regression coefficient at the level of significance of 5%. The result of this study showed that simultaneously the variables of profitability, debt policy, dividend policy, investment decision, and insider ownership had influence on firm value. Partially, profitability, debt policy, and dividend policy had significant positive influence on firm value. The other variables such as investment decision had negative but insignificant on firm value and insider ownership had positive but insignificant influence on firm value.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial
maupun potensi non finansial dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk
eksistensi perusahaan dalam jangka panjang. Memaksimalkan nilai perusahaan
sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena tujuan utama perusahaan
adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang berarti juga dapat
memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham.
Pemegang saham menunjuk manajer perusahaan untuk mengelola
perusahaan, dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah karena tujuan
perusahaan bertentangan dengan tujuan pribadi manajer. Manajer mempunyai
kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham, namun
di sisi lain manajer juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan
kesejahteraan manajer. Penyatuan kepentingan pihak - pihak ini seringkali
menimbulkan masalah yang disebut dengan masalah keagenan (agency problem).
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa konflik keagenan
disebabkan antara lain oleh pembuatan keputusan aktivitas pencarian dana
(financing decision) dan pembuatan keputusan bagaimana dana tersebut
dibawah kendali manajemen. Pertama menggunakan rasio profitabilitas yang
didasarkan pada alasan, bahwa rasio profitabilitas menunjukan efektifitas atau
kinerja perusahaan dalam menghasilkan tingkat keuntungan dengan menggunakan
aset yang dimilikinya. Rasio ini mencerminkan seberapa efektif perusahaan yang
dikelola dan mencerminkan hasil bersih dari serangkaian kebijakan pengelolaan
aset perusahaan tersebut. Profitabilitas merupakan daya tarik utama bagi pemilik
perusahaan (pemegang saham) karena profitabilitas adalah hasil yang diperoleh
melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan para pemegang saham
dan juga mencerminkan pembagian laba yang menjadi haknya yaitu seberapa
banyak yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayarkan
sebagai dividen tunai ataupun dividen saham kepada mereka (pemegang saham)
(Jusriani dan Shiddiq, 2013).
Kedua yang dilakukan adalah menelaah informasi kebijakan hutang.
Hutang adalah instrumen yang sangat sensitive terhadap perubahan nilai
perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham,
namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan
karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil daripada biaya
yang ditimbulkannya.
Para pemilik perusahan lebih suka perusahaan menciptakan hutang pada
tingkat tertentu untuk menaikkan nilai perusahaan. Agar harapan pemilik dapat
dicapai, perilaku manajer dan komisaris harus dapat dikendalikan melalui
keikutsertaan dalam kepemilikan saham perusahaan. Dengan demikian
perimbangan kepemilikan dapat menciptakan kehati – hatian para insider dalam
tanggungan pemilik utama, namun juga para insider ikut menanggungnya.
Konsekuensinya para insider akan bertindak hati – hati termasuk dalam
menentukan hutang perusahaan (Jusriani dan Shiddiq, 2013). Oleh karena itu
kepemilikan manajerial (insider ownership) menjadi pertimbangan penting ketika
hendak meningkatkan nilai perusahaan dan juga dapat membantu mengendalikan
masalah keagenan.
Ketiga yang dapat digunakan oleh pemegang saham adalah melihat
informasi kebijakan dividen. Kebijakan dividen merupakan kebijakan untuk
membagikan sejumlah laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk dividen.
Kebijakan dividen bukan ditentukan oleh manajemen tetapi oleh pemegang saham
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sehingga besar kecilnya dividen
yang dibagikan sangat tergantung pada keinginan pemegang saham.
Pembagian dividen yang tinggi kurang disukai oleh manajemen karena
akan mengurangi keperluan manajemen yang disebabkan oleh semakin kecilnya
dana yang berada dalam pengendalian manajemen, akan tetapi manajemen lebih
suka diperlakukan sebagai laba ditahan. Kecuali manajemen tahu bahwa dana
tersebut tidak memberikan net present value (NPV) yang positif pada tambahan
investasi. Laba ditahan dapat dipergunakan untuk reinvestasi atau membayar
hutang perusahaan.
Timbulnya konflik keagenan ini memaksa pihak prinsipal untuk
melakukan pengawasan terhadap manajemen dengan tujuan meminimalkan
kecurangan - kecurangan (moral hazard) yang dapat dilakukan oleh pihak
manajemen. Untuk mengurangi kesempatan pihak agen melakukan tindakan yang
cara yaitu investor melakukan pengawasan (monitoring) dan manajer sendiri
melakukan pembatasan atas tindakan - tindakannya (bonding).
Pada satu sisi, kedua kegiatan tersebut akan mengurangi kesempatan
penyimpangan oleh manajer sehingga nilai perusahaan meningkat sedangkan pada
sisi lain keduanya akan memunculkan biaya sehingga akan mengurangi nilai
perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa calon investor akan
mengantisipasi adanya kedua biaya tersebut ditambah dengan kerugian yang
masih muncul meskipun sudah ada monitoring dan bonding yang disebut residual
loss.
Tabel 1.1. Data Pergerakan Indeks Harga Sektoral di Berbagai Sektor Pada Bursa Efek Indonesia Selama Periode 2009 – 2012
SECTOR
HARGA SAHAM
2009 2010 2011 2012 Rata - Rata
Agriculture 1,753.090 2,284.320 2,146.040 2,062.940 2,061.597
Mining 2,203.480 3,274.160 2,532.380 1,863.670 2,468.422 Basic Industry 273.932 387.254 408.273 526.551 399.002 Miscellaneous Industry 601.469 967.023 1,311.150 1,336.520 1,054.040 Consumer Goods 671.305 1,094.650 1,315.960 1,565.880 1,161.949 Property, Realestate &
Bulding Construction 146.800 203.097 229.254 326.552 226.426 Infrastructure 728.523 819.209 669.446 907.524 781.175 Finance 301.424 466.669 491.776 550.097 452.491 Trade & Service 275.758 474.080 582.186 740.949 518.243
Sumber: Tri Wahyuni 2013
Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa harga saham perusahaan manufaktur
mengalami kenaikan setiap tahunnya dimana pada tahun 2009 terlihat bahwa
harga saham setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup besar. Menurut
Jusriani dan Shiddiq (2013) semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi
perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil
daripada biaya yang ditimbulkannya.
Menurut Wahyuni et. al. (2013) jika investasi perusahaan bagus maka
akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, dan hal ini direspon positif oleh
investor yaitu dengan membeli saham perusahaan tersebut sehingga harga saham
akan naik. Begitu juga sebaliknya jika investasi perusahaan tidak bagus maka
kinerja perusahaan juga akan menurun, sehingga akan direspon negatif oleh
investor dan akhirnya akan menimbulkan penurunan harga saham.
Menurut Hermuningsih dan Dewi (2009) menyatakan bahwa perusahaan
didirikan dan dijalankan untuk mencapai tujuan kesejahteraan pemilik, yang
ditunjukkan oleh harga saham. Harga pasar saham juga menunjukkan nilai
perusahaan. Bila harga saham meningkat berarti nilai perusahaan meningkat dan
kesejahteraan pemilik meningkat.
Nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan
ditambah nilai pasar hutang. Dengan demikan, penambahan dari jumlah ekuitas
perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
nilai perusahaan, diantaranya: profitabilitas, kebijakan hutang, kebijakan dividen,
keputusan investasi, pertumbuhan perusahaan, dan insider ownership. Beberapa
faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan yang
tidak konsisten, contohnya:
1. Profitabilitas: menurut Soliha dan Taswan (2002) profitabilitas
mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut Ayuningtias (2013)
Sedangkan menurut Gusaptono (2010) profitabilitas yang diproksikan
dengan Return On Assets (ROA) berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan.
2. Kebijakan hutang: menurut Mardiyati et. al. (2012) menyatakan bahwa
kebijakan hutang berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Miller dan
Modigliani (1961) dan penelitian Soliha dan Taswan (2002). Akan tetapi
menurut Jusriani dan Shiddiq (2013) menyatakan kebijakan hutang yang
diproksikan ke Debt to Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap nilai perusahaan.
3. Kebijakan dividen: menurut Myers dan Majluf (1984) menyatakan bahwa
kebijakan dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut
Jusriani dan Shiddiq (2013) menyatakan bahwa kebijakan dividen
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan menurut Wahyudi dan Pawestri (2006) menyatakan bahwa
kebijakan dividen dalam penelitian ini menggunakan indikator DPR
(Dividend Payout Ratio) dan Dividend Yield berpengaruh terhadap nilai
perusahaan tetapi tidak signifikan. Akan tetapi menurut Mardiyati et. al
(2012) menyatakan bahwa kebijakan dividen yang diproksikan ke
Dividend Payout Ratio (DPR) secara partial memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan.
4. Keputusan Investasi: menurut Rakhimsyah dan Barbara (2011)
menyatakan bahwa keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan.
keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
5. Insider Ownership: Menurut Soliha dan Taswan (2002) menyatakan
bahwa insider ownership (kepemilikan manajerial) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi menurut
Hermuningsih (2009) menyatakan bahwa insider ownership berpengaruh
positif akan tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya,
profitabilitas, kebijakan hutang, kebijakan dividen, keputusan investasi dan
insider.
Faktor pertama yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah profitabilitas.
Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh
perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan
kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin
besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membayarkan dividennya. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki
profitabilitas tinggi akan diminati sahammnya oleh para investor. Dengan
demikian profitabilitas dapat mempengaruhi nilai perusahaan (Soliha dan Taswan,
2002).
Faktor kedua yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah kebijakan
hutang. Kebijakan hutang adalah kebijakan yang dilakukan perusahaan untuk
menandai operasinya dengan menggunakan hutang keuangan atau yang biasa
Faktor ketiga yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu kebijakan
dividen. Miller dan Modigliani menyusun teori ketidakrelevanan dividen,
yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai
pengaruh terhadap nilai sahamnya ataupun terhadap biaya modalnya. Teori
bird-in-the-hand menyatakan bahwa nilai perusahaan akan dimaksimumkan oleh rasio
pembayaran dividen yang tinggi, karena investor menganggap bahwa dividen
tunai lebih kecil risikonya dibandingkan keuntungan modal potensial. Apabila
perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan oleh pemodal
sebagai sinyal harapan manajemen mengenai membaiknya kinerja perusahaan di
masa yang akan datang, sehingga kebijakan dividen memiliki pengaruh terhadap
nilai perusahaan (Myers dan Majluf, 1984)
Faktor keempat yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah keputusan
investasi. Pada umumnya investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan
sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh
penghasilan dan peningkatan nilai investasi dimasa yang akan datang (Jogiyanto,
2010). Keputusan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan
perusahaan. Semakin tinggi keputusan investasi yang dilakukan perusahaan
semakin tinggi peluang perusahaan untuk mendapatkan return yang besar.
Kepercayaan investor yang tinggi terhadap perusahaan untuk membuat
keputusan investasi, akan menyebabkan naiknya permintaan terhadap saham
perusahaan. Hal ini berdampak pada semakin meningkatnya investor yang
berinvestasi pada perusahaan. Dengan adanya peningkatan terhadap keputusan
investasi yang dilakukan, akan membawa dampak terhadap meningkatnya nilai
Faktor kelima yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah insider
ownership. Insider ownership (kepemilikan manajerial) adalah kepemilikan
saham yang dimiliki oleh manajemen di suatu perusahaan (Jansen dan Meckling,
1976). Menurut Soliha dan Taswan, tahun 2002 Insider Ownership berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan oleh insider akan menaikan nilai
perusahaan adalah terbukti.
Dari hasil pembahasan dan beberapa faktor yang mempengaruhi nilai
perusahaan di atas, maka peneliti tertarik untuk menguji secara parsial dan
simultan semua faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Karena hasil
penelitian sebelumnya masih ada yang tidak konsisten sehingga peneliti tertarik
untuk menguji faktor di atas kembali. Sehingga proposal ini berjudul “Pengaruh
Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi dan Insider Ownership Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012?”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas maka
masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh Profitabilitas (ROA),
Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER)
dan Insider Ownership (Dummy1) secara simultan dan parsial terhadap Nilai
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Profitabilitas (ROA),
Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER)
dan Insider Ownership (Dummy1) secara simultan dan parsial terhadap Nilai
Perusahaan (PBV).
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, diharapkan dapat
,memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan masukan untuk
memperbaiki nilai perusahaan.
2. Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai pelatihan intelektual dan menambah
pengetahuan mengenai pengaruh profitabilitas, kebijakan hutang,
kebijakan dividen dan insider ownership terhadap nilai perusahaan (pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode
tahun 2009 - 2012).
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
refrensi bagi pihak – pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
1.5. Originalitas
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Mardiyati, et. al, tahun
2012 yang berjudul Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2005-2010.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Mardiyati, et. al, (2012) adalah:
1. Variabel independen yang digunakan Mardiyati, et. al, Kebijakan
Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas, sedangkan penelitian ini
menggunakan variabel profitabilitas, Kebijakan Hutang, Kebijakan
Dividen, Keputusan Investasi, dan Insider Ownership.
2. Penelitian ini menggunakan tahun pengamatan selama 4 tahun dari tahun
2009 – 2012 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
indonesia, sedangkan Mardiyati, et. al, menggunakan tahun pengamatan
mulai 2005 – 2010.
3. Penelitian ini menambah variabel independen yaitu Keputusan Investasi
dan Insider Ownership karena peneliti telah melihat beberapa sumber
(jurnal penelitian) bahwa variabel tersebut terjadi perbedaan (gap) dalam
penelitian.
4. Penelitian ini menggunakan rentang waktu 4 tahun (2009 – 2012) karena
jika seandainya peneliti menambah tahun pengamatan mulai tahun 2008,
hanya 5 (lima) perusahaan saja yang mempunyai insider ownership yaitu
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, PT.
Kalbe Farma Tbk, PT. Tempo Scan Pasifik Tbk, dan PT. Unilever
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan yang dapat dikaitkan dengan harga saham dan
profitabilitas. Harga saham yang tinggi akan berdampak pada nilai perusahaan
yang tinggi. Adapun yang dimaksud dengan harga saham di atas adalah harga
yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar bursa (Bursa Efek
Indonesia), atau lebih tepatnya disebut harga penutupan (clossing price) saham di
pasar bursa. Profit yang maksimal akan mendorong kemakmuran bagi para
pemegang saham. Kemakmuran pemegang saham akan meningkatkan nilai
perusahaan. Kemakmuran pemegang saham meningkat jika harga saham yang
dimilikinya juga meningkat.
Nilai perusahaan juga dapat diukur dengan menggunakan nilai wajar pasar
saham. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai wajar pasar sahamnya
ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di bursa, yang tercermin
dalam listing price. Harga pasar mencerminkan berbagai keputusan dan kebijakan
manajemen, sehingga nilai perusahaan merupakan akibat dari tindakan
manajemen.
Menurut Brigham dan Houston (2001) nilai perusahaan merupakan harga
Sedangkan menurut Keown dkk., (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar
atas surat berharga hutang dan ekuitas pemegang saham yang beredar.
Dalam mengelola perusahaan para pemegang saham sebagai principal
dapat menunjuk para profesional (manajerial) atau sering juga disebut sebagai
agen untuk mencapai tujuan perusahaan. Agency theory menyatakan, pihak
manajemen bisa saja bertindak mengutamakan kepentingan dirinya sendiri
(Jensen dan Meckling, 1976). Terjadinya konflik yang disebut dengan agency
conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait, yaitu principal dan agen mempunyai
keinginan yang saling bertentangan. Agency conflict dapat menyebabkan
penurunan nilai perusahaan. Oleh karena itu principal membutuhkan berbagai
informasi mengenai tindakan manajemen dalam mengelola perusahaan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai perusahaan tersebut adalah untuk
memaksimalkan nilai pemegang saham. Nilai pemegang saham akan meningkat
apabila diikuti dengan peningkatan nilai perusahaan, yang ditandai dengan tingkat
pengembalian investasi yang tinggi kepada para pemegang saham. Menurut
Soliha dan Taswan (2002), nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan
pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi akan menunjukan
kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Menurut Rakhimsyah dan Barbara (2011) nilai perusahaan yang dibentuk
melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang – peluang
investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan
harga saham, dengan meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan juga akan
menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional
diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Untuk mencapai tujuan
perusahaan tersebut, manajer membuat keputusan investasi yang menghasilkan
net present value positif.
Menurut Brigham dan Houston (2006) yang menjelaskan rasio Price Book
Value (PBV) menukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen
dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Rasio
ini menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai
perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan (Utama & Yulianto,
1998). Semakin tinggi rasio tersebut semakin berhasil perusahaan menciptakan
nilai bagi pemegang saham (Anis, 2004). Dalam hal ini peneliti menggunakan
PBV sebagai alat untuk mengukur nilai perusahaan.
Penelitian ini menggunakan istilah nilai perusahaan dengan Price Book
Value (PBV), dimana PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya bahwa
prospek perusahaan tersebut bagus (kemakmuran para pemegang saham terjamin).
Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai
perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga
tinggi (Soliha dan Taswan, 2002).
Brigham dan Houston (2006) menjelaskan rasio PBV menukur nilai yang
diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai
sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh suatu
perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal
semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham (Anis,
2004).
2.1.2 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan daya tarik utama bagi pemilik perusahaan
(pemegang saham) karena profitabilitas adalah hasil yang diperoleh melalui usaha
manajemen atas dana yang diinvestasikan oleh para pemegang saham dan juga
mencerminkan pembagian laba yang menjadi haknya yaitu seberapa banyak yang
diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayarkan sebagai dividen
tunai ataupun dividen saham kepada mereka (Jusriani dan Shiddiq, 2013).
Menurut (Soliha dan Taswan, 2002) menyatakan bahwa profitabilitas adalah
tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat
menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang
saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak.
Profitabilitas sebagai tolak ukur dalam menentukan alternatif pembiayaan,
namun cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan yaitu tergantung pada
laba dan aktiva yang dibagikan yaitu laba bersih setelah pajak (Net Income) yang
berasal dari kegiatan operasi perusahaan di bagi total aktiva (Total Assets).
Dengan adanya profitabilitas suatu perusahaan tidak mengherankan bila ada
beberapa perusahaan yang mempunyai perbedaan dalam menentukan suatu
alternatif untuk menghitung profitabilitas. Hal ini bukan suatu keharusan akan
tetapi yang paling penting adalah profitabilitas mana yang akan digunakan.
Tujuannya adalah semata – mata sebagai alat mengukur efisiensi penggunaan
Sedangkan menurut Brigham dan Gapenski (2006:629), “Profitability is
the net results of a number of policies and decisions.” Maksudnya profitabilitas
adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan perusahaan. Setiap
perusahaan yang didirikan, berorientasi kepada profit yang dihasilkan dengan
tidak mengorbankan kepentingan pelanggannya, agar mendapatkan kepuasan.
Perolehan profit merupakan ukuran keberhasilan kinerja finansial perusahaan.
Ukuran kinerja finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan,
implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada
peningkatan profit perusahaan yang diproksikan dengan Return On Assets (ROA).
Rasio profitabilitas dapat diukur dari dua pendekatan yaitu dengan
menggunakan return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Rasio
profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE mencerminkan daya tarik bisnis
(bussines attractive). Return on asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan
perusahaaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. ROA digunakan
untuk melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Semakin
tinggi rasio proitabilitas ini, maka semakin baik suatu perusahaan.
Penelitian ini menggunakan istilah profitabilitas dengan Return On Assets
(ROA), karena ROA merupakan salah satu dari rasio profitabitas. Rasio ROA
mencerminkan hasil dari dana yang diinvestasikan oleh investor. Para
investor menanamkan sahamnya pada perusahaan bertujuan untuk memperoleh
return saham. Return saham terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi
diharapkan oleh para investor. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki
profitabilitas tinggi akan diminati sahammnya oleh para investor.
ROA ini merupakan salah satu faktor yang penting dalam menciptakan
nilai perusahaan. Perbaikan ROA merupakan cerminan dari perbaikan
profitabilitas, yang dapat dijadikan sebagai titik awal dari pencapaian skala
ekonomi yang relevan, pengurangan biaya pencarian hubungan antara
perusahan dengan konsumen dan supplier, pengurangan biaya overhead yang
tidak memberi nilai tambah pada produk dan mengeliminasi biaya yang
tidak memberikan kontribusi terhadap kebutuhan konsumen. Hasil penelitian
Soliha dan Taswan (2002) juga menghasilkan hubungan positif signifikan
antara profitabilitas dengan nilai perusahaan. Dengan demikian profitabilitas
yang diproksikan ke Return On Asset (ROA) dapat mempengaruhi nilai
perusahaan.
2.1.3 Kebijakan Hutang
Hutang adalah instrumen yang sangat sensitive terhadap perubahan nilai
perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham,
namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan
karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil daripada biaya
yang ditimbulkannya. Para pemilik perusahan lebih suka perusahan menciptakan
hutang pada tingkat tertentu untuk menaikan nilai perusahaan.
Kebijakan hutang bisa digunakan untuk menciptakan nilai perusahaan
yang diinginkan, namun kebijakan hutang juga tergantung dari ukuran perusahaan
untuk mengakses ke pasar modal. Kemudahan ini mengindikasikan bahwa
perusahaan besar relatif lebih mudah untuk memenuhi sumber dana dari hutang
melalui pasar modal.
Menurut Mardiyati, et. al, (2012) kebijakan hutang merupakan kebijakan
perusahaan tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan
hutang. Terdapat beberapa teori tentang pendanaan hutang dengan hubungan
terhadap nilai perusahaan yaitu:
a. Teori struktur modal dari Miller dan Modligiani (Capital structure theory)
Pada teori ini mereka berpendapat bahwa dengan asumsi tidak ada
pajak, bancruptcy cost, tidak adanya informasi asimetris antara pihak
manajemen dengan para pemegang saham, dan pasar terlibat dalam kondisi
yang efisien, maka value yang bisa diraih oleh perusahaan tidak terkait dengan
bagaimana perusahaan melakukan strategi pendanaan. Setelah menghilangkan
asumsi tentang ketiadaan pajak, hutang dapat menghemat pajak yang dibayar
(karena hutang menimbulkan pembayaran bunga yang mengurangi jumlah
penghasilan yang terkena pajak) sehingga nilai perusahaan bertambah.
b. Trade off theory
Pada teori ini menjelaskan bahwa semakin tinggi perusahaan
melakukan pendanaan menggunakan hutang maka semakin besar pula resiko
mereka untuk mengalami kesulitan keuangan karena membayar bunga tetap
yang terlalu besar bagi para debtholders setiap tahunnya dengan kondisi laba
c. Pendekatan teori keagenan (Agency approach)
Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi
konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang
saham dengan manajer sebenarnya adalah konsep free cash flow. Tetapi ada
kecenderungan bahwa manajer ingin menahan sumber daya (termasuk free
cash flow) sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Hutang
bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan terkait free
cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang maka manajer akan dipaksa
untuk mengeluarkan kas dari perusahaan (untuk membayar bunga).
d. Teori signalling
Jika manajer memiliki keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan
karenanya ingin agar harga saham meningkat, manajer tersebut tentunya ingin
mengkomunikasikan hal tersebut kepada para investor. Manajer bisa
menggunakan utang yang lebih banyak, yang nantinya berperan sebagai
sinyal yang lebih terpercaya. Ini karena perusahaan yang meningkatkan
hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Investor diharapkan akan menangkap
sinyal tersebut, sinyal yang mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang prospektif di masa depan. Jadi, kita dapat menyimpulkan dari
penjelasan diatas bahwasanya hutang merupakan tanda atau signal positif dari
perusahaan.
Kebijakan hutang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan.
Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham, namun pada
manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil daripada biaya yang
ditimbulkannya. Kebijakan hutang bisa digunakan untuk menciptakan nilai
perusahaan yang diinginkan, namun kebijakan hutang juga tergantung dari ukuran
perusahaan. Artinya, perusahaan yang besar relatif lebih mudah untuk akses ke
pasar modal. Penelitian ini menggunakan istilah kebijakan hutang dengan Debt to
Equity Ratio (DER), karena DER menunjukkan seberapa besar aset perusahaan
diperoleh atau didanai dengan hutang. DER juga menunjukkan risiko yang
dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan hutang yang dimilikinya. Dengan
demikian kebijakan hutang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
2.1.4 Kebijakan Dividen
Dividen merupakan bagian dari net profit (laba bersih) yang akan
dibagikan kepada para pemegang saham. Dividen merupakan bagian dari
keuntungan perusahaan yang didistribusikan kepada para pemegang saham dan
pada umumnya dapat dilakukan secara berkala baik dalam bentuk uang (Cash),
dividen saham (Stock Dividend), dan dividen ekstra. Dividen ekstra diberikan
sebagai tambahan pembayaran dividen pada pemegang saham karena adanya
kelebihan harga yang diperoleh perusahaan dari yang diprediksikan. Dividen
ekstra biasanya diberikan oleh perusahaan yang menganut kebijakan dividen kecil
yang teratur (Hermuningsih, 2007).
Kebijakan perusahaan terhadap pembayaran dividen merupakan keputusan
yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini akan melibatkan dua
pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu pihak pertama para
sebagai pembayaran kepada para pemegang saham oleh pihak perusahaan dengan
keuntungan yang diperoleh. Kebijakan dividen adalah kebijaksanaan yang
berhubungan dengan pembayaran deviden oleh pihak perusahaan, berupa
penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba ditahan untuk
kepentingan pihak perusahaan (Hermuningsih, 2007).
Apabila manajemen meningkatkan porsi laba per lembar saham yang
dibayarkan sebagai dividen, maka pihak manajemen dapat meningkatkan
kesejahteraan para pemegang saham. Hal ini menyarankan bahwa keputusan
dividen yaitu jumlah dividen yang dibayarkan merupakan suatu hal yang sangat
penting (Alexander et al., 1993). Dalam banyak hal dividen sering diperlakukan
sebagai pertimbangan terakhir setelah pertimbangan investasi dan pertimbangan
pembiayaan lainnya, sehingga timbul the residual theory of dividend. Di samping
itu ada juga yang mempertimbangkan pembagian dividen kas untuk mengurangi
masalah keagenan, sehingga timbul peranan dividen dalam mengurangi masalah
keagenan (agency problems), dan masih banyak lagi pertimbangan manajemen
dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan.
Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang dapat dikaitkan dengan
penentuan apakah laba yang dihasilkan oleh perusahaan akan dibagikan kepada
para pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan (hold) oleh
perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Kebijakan terhadap pembayaran dividen
merupakan keputusan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini
akan melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu
pihak pertama para pemegang saham, dan pihak kedua adalah pihak manajemen
Kebijakan Dividen adalah salah satu kebijakan yang harus diambil oleh
manajemen untuk memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama
satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian dan sebagian lagi tidak
dibagi dalam bentuk laba ditahan (Tampubolon, 2004). Apabila perusahaan
memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan
mengurangi jumlah laba yang ditahan yang akhirnya juga mengurangi sumber
dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Apabila
perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen akan bisa memperbesar
sumber dana intern perusahaan dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan
untuk mengembangkan perusahaan, sehingga akan menaikkan nilai perusahaan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen dalam penelitian ini
adalah Dividend Payout Ratio (DPR) (Brigham dan Houston, 2009).
Setiap perusahaan, di satu sisi mengharapkan adanya pertumbuhan
perusahaan, dan di sisi lain juga ingin membagikan dividen kepada para
pemegang saham. Oleh karena itu, dalam hal ini manajemen perusahaan
hendaknya dapat membuat kebijakan dividen yang tepat dan cermat, artinya
manajemen perusahaan harus dapat menentukan berapa persen laba yang harus
dibegikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen dan berapa persen
laba yang harus ditahan untuk mendukung pertumbuhan investasi perusahaan,
sehingga kepentingan para pemegang saham dan kepentingan perusahaan dapat
terpenuhi. Karena penentuan kebijakan dividen tersebut tidak mudah, biasanya
perusahaan menggunakan media yaitu dengan melaksanakan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk membuat keputusan mengenai penentuan
Penelitian ini menetapkan dividend payout ratio sebagai proksi kebijakan
dividen, didasarkan suatu pertimbangan bahwa DPR lebih banyak digunakan
untuk mengukur persentase dividen tunai yang diberikan oleh perusahaan kepada
para pemegang saham atas laba per lembar saham yang dihasilkan dalam periode
akuntansi, dari pada rasio dividen lainnya. Menurut Fakhruddin dan Hadianto
(2001:313) dalam Ayuningtiyas (2013), “Dividend payout ratio adalah rasio
antara dividen yang dibayarkan dibandingkan dengan jumlah laba bersih per
lembar saham yang diperoleh perusahaan.” Besarnya dividend payout ratio
dijadikan ukuran oleh para investor yang hendak menanam modal pada saham di
bursa efek.
Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki dividend payout ratio besar
menunjukkan perusahaan tersebut memiliki kinerja finansial yang baik.
Perusahaan yang memberikan dividen dalam jumlah relatif besar akan melahirkan
sentimen positif pada para investor, dan akan membuat para investor termotivasi
untuk menanam modal yang dimiliki pada saham perusahaan tersebut. Dari
beberapa penjelasan di atas dengan demikian kebijakan dividen dapat
mempengaruhi nilai perusahaan.
2.1.5 Keputusan Investasi
Menurut Gitosudarma dan Basri (2008:133) menyatakan bahwa “Investasi
merupakan pengeluaran uang pada saat ini, dimana hasil yang diharapkan dari
pengeluaran uang itu baru akan diterima di tahun akan datang.” Keputusan
investasi di suatu perusahaan menyangkut pemilihan terhadap investasi yang
yang ada, yaitu dengan memilih salah satu atau lebih alternatif investasi yang
dinilai paling menguntungkan investor.
Keputusan untuk investasi cenderung dilakukan pada aset tetap karena
nilainya relatif besar. Gitosudarmo dan Basri (2008:133) menjelaskan, “Suatu
perusahaan melakukan investasi terhadap aset tetap dalam beberapa bentuk,
seperti penggantian aset tetap, ekspansi atau perluasan, diversifikasi produk,
eksplorasi, penelitian dan pengembangan, dan lain-lain.” Beberapa bentuk
investasi tersebut merupakan satu set kesempatan investasi yang harus dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengembangkan usaha.
Keputusan investasi adalah penanaman modal dengan harapan akan
memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang (Jogiyanto, 2010). Menurut
signaling Theory, informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan
investasi pihak luar perusahaan merupakan hal yang penting. Menurut (Jogiyanto,
2010), informasi yang dipublikasi sebagai suatu pengumuman akan memberikan
signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman
tersebut mengandung nilai positif, maka akan banyak investor yang berinvestasi
keperusahaan.
Pengambilan keputusan terhadap investasi biasanya sangat sulit, karena
perlu dilakukan penilaian terlebih dahulu terhadap investasi atas situasi di masa
yang akan datang yang tidak dapat diramal karena adanya faktor ketidakpastian di
masa depan. Gitosudarmo dan Basri (2008:134) menjelaskan, “Ketidakpastian
masa depan disebabkan oleh perubahan teknologi, ekonomi dan sosial, kekuatan –
kekuatan persaingan, dan tindakan – tindakan atau kebijakan-kebijakan
hendaknya dapat mengantisipasi hal-hal tersebut berdasarkan data historis,
perilaku konsumen, survei pasar, dan juga ketajaman intuisi manajer.
Keputusan investasi pada penelitian ini diproksikan dengan price earning
ratio (PER). “Pendekatan PER merupakan pendekatan yang lebih populer dipakai
dikalangan analisis saham dan para praktisi” (Tandelilin, 2001:193 dalam
Ayuningtiyas). Dalam pendekatan price earning ratio atau disebut juga
pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai
earning yang tercermin dalam harga suatu saham. “PER menggambarkan rasio
atau perbandingan antara harga saham terhadap earning (laba) perusahaan”
(Tandelilin, 2001:191 dalam Ayuningtiyas). Dari beberapa penjelasan di atas
dengan demikian keputusan investasi yang diproksikan dengan Price Earning
Ratio (PER) dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
2.1.6 Insider Ownership
Insider Ownership (Kepemilikan Manajerial) merupakan kepemilikan atas
saham biasa atau dengan kata lain proporsi saham yang dimiliki oleh pihak
manajemen perusahaan yang dapat di ukur dari persentase saham biasa yang dimiliki
dan kepemilikan manajerial juga ikut terlibat dalam pengambilan keputusan
perusahaan akibat adanya porsi saham yang dimiliki oleh insider. Menurut Leland
dan Pyle (1977) berpendapat bahwa insider berkeinginan untuk menginvestasikan
modalnya ke dalam proyek mereka yang berkualitas, dan hal ini dapat
mengindikasikan bahwa ekuitas yang dipegang oleh insider dapat bertindak
sebagai signal terhadap nilai perusahaan.
dalam catatan atas laporan keuangan. Dengan adanya kepemilikan manajerial
menjadi hal yang menarik jika dikaitkan dengan agency theory. Dalam kerangka
agency theory, hubungan antara manajer dan pemegang saham digambarkan
sebagai hubungan antara agent dan principal. Agent diberi mandat oleh principal
untuk menjalankan bisnis demi kepentingan principal. Manajer sebagai agent dan
pemegang saham sebagai principal.
Situasi seperti di atas merupakan suatu ancaman bagi pemegang saham
jikalau manajer bertindak untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan
para pemegang saham. Dalam konteks ini masing – masing pihak memiliki
kepentingan sendiri – sendiri. Inilah yang menjadi masalah dasar dalam agency
theory yaitu adanya konflik kepentingan. Pemegang saham dan manajer masing –
masing berkepentingan untuk mamaksimalkan tujuannya. Masing-masing pihak
memiliki risiko terkait dengan fungsinya. Manajer memiliki resiko untuk tidak
ditunjuk lagi sebagai manajer jika gagal menjalankan fungsinya, sementara
pemegang saham memiliki resiko kehilangan modalnya jika salah memilih
manajer.
Kondisi di atas merupakan konsekuensi pemisahan fungsi yaitu antara fungsi
pengelolaan dengan fungsi kepemilikan. Situasi ini tentunya akan berbeda, jika
kondisinya manajer juga sekaligus sebagai pemegang saham atau pemegang saham
juga sekaligus sebagai manajer atau disebut juga kondisi perusahaan dengan
kepemilikan manajerial. Keputusan dan aktivitas di perusahaan dengan kepemilikan
manajerial tentu akan berbeda dengan perusahaan tanpa kepemilikan manajerial.
Dalam perusahaan dengan kepemilikan manajerial, manajer yang sekaligus pemegang
saham tentunya akan menselaraskan kepentingannya dengan kepentingannya sebagai
manajer yang bukan pemegang saham kemungkinan hanya mementingkan
kepentingannya sendiri.
Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh manajemen
perusahaan yang diukur dengan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen.
Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham
perusahaan dan sekaligus manajer sebagai pemegang saham perusahaan. Dalam
laporan keuangan, situasi seperti ini ditunjukkan dengan besarnya persentase
kepemilikan saham perusahaan oleh manajer yang terletak pada catatan atas
laporan keuangan yaitu modal saham.
Dalam perusahaan dengan adanya kepemilikan manajerial, manajer yang
sekaligus pemegang saham tentunya akan menyelaraskan kepentingannya (diri
sendiri) dengan kepentingannya sebagai pemegang saham. Pada sisi lain semakin
besar kepemilikan manajerial, maka semakin besar informasi yang dimiliki oleh
manajemen yang sekaligus bertindak sebagai pemilik perusahaan, hal ini
memberikan efek positif bagi nilai perusahaan.
2.2. Review Peneliti Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan dasar dalam
melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Umi Mardiyati et. al. (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh
Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
a) Kebijakan dividen yang diproksikan dengan variabel Dividend Payout
Ratio (DPR) secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan manufaktur yang diproksikan dengan PBV.
b) Kebijakan hutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan.
c) Profitabilitas memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai
perusahaan.
2. Penelitian Leli Amnah Rakhimsyah dan Barbara Gunawan (2011) dengan
judul penelitian “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan,
Kebijakan Dividen dan Tingkat Suku Bunga terhadap Nilai Perusahaan.”
Dengan kesimpulan: Keputusan investasi berpengaruh terhadap Nilai
perusahaan, Keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap Nilai
perusahaan, Kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap Nilai
perusahaan dan Tingkat Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan.
3. Penelitian Ika Fanindya Jusriani dan Shiddiq Nur Raharjo (2013) dengan
judul penelitian “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen,
Kebijakan Utang, dan Kepemilikan manajerial terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009 – 2011).” Dengan kesimpulan penelitian:
Profitabilitas (ROE) dan Kebijakan dividen (DPR) memiliki pengaruh
positif yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV), sedangkan
Kebijakan utang dan Kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh
4. Penelitian Euis Soliha dan Taswan (2002) dengan judul penelitan
“Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan serta Beberapa
Faktor yang mempengaruhinya.” Dengan kesimpulan penelitian:
Kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan (PBV), dan Insider Ownership berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
5. Penelitian Hoje Jo dan Morentno A. Harjono (2011) dengan judul
penelitian “Corporate Governance and Firm Value The Impact of
Corporate Social Responsibility.” Dengan kesimpulan penelitian: Corporate Social Responsibility (CSR), Corporate Governance (CG) dan Security Analyst (SA) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
[image:47.595.80.550.419.727.2]yang diproksikan dengan Tobin’s Q.
Tabel 2.1. Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping) NO NAMA
/TAHUN
JUDUL VARIABEL HASIL PENELITIAN
1. Umi
Mardiyati et. al (2012) Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2010
Variabel Independent:
•Kebijakan Dividen
•Kebijakan Hutang
•Profitabilitas
Variabel Dependent:
•Nilai Perusahaan
Hasil Penelitian adalah:
1. Kebijakan dividen yang
diproksikan dengan variabel
Dividend payout ratio (DPR)
secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur yang diproksikan dengan PBV.
2. Kebijakan hutang
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
3. Profitabilitas memiliki
2. Leli Amnah Rakhimsy ah Dan Barbara Gunawan (2011) Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan
Dividen dan
Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan Variabel Independent: -Keputusan Investasi -Keputusan pendanaan -Kebijakan Dividen
-Tingkat Suku
Bunga
Variabel Dependent: - Niliai Perusahaan
Hasil Penelitian adalah:
1. Keputusan Investasi
Berpengaruh terhadap Nilai perusahaan.
2. Keputusan Pendanaan tidak berpengaruh terhadap Nilai perusahaan.
3. Kebijakan Dividen
berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan. 4. Tingkat Suku Bunga tidak
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
3. Ika Fanindya Jusriani, Shiddiq Nur Rahardjo 2013
Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Deviden,
Kebijakan Utang, dan Kepemilikan Manajerial
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011)
Variabel Independent: - Profitabilitas
- Kebijakan
Dividen
- Kebijakan Hutang -Kepemilikan Manajerial
Variabel Dependent: - Nilai Perusahaan
Hasil Penelitian adalah:
1. Variabel profitabilitas (ROE) diperoleh memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai
perusahaan (PBV). Perusahaan yang memiliki
ROE yang besar akan cenderung memiliki PBV yang lebih besar.
2. Variabel kebijakan dividen (DPR) diperoleh memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Perusahaan yang memiliki DPR yang besar akan cenderung memiliki PBV yang lebih besar.
3. Variabel kebijakan utang (DER) diperoleh tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).
4. Variabel kepemilikan
4. Euis Soliha dan Taswan September 2002
Pengaruh
Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor yang
Mempengaruhiny a
Variabel Independent: - Kebijakan Hutang - Insider Ownership
- Firm Profitability - Firm Size
Variabel Dependent:
- Nilai Perusahaan - Kebijakan
Hutang
Hasil Penelitian adalah:
•Kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).
•Insider Ownership
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
5. Hoje Jo
dan Marentno A. Harjoto (2011) Corporate Governance and Firm Value The
Impact of Corporate Social
Responsibility
Variabel Independent:
•corporate social responsibility
•corporate governance
•analyst following
Variabel Dependent:
•Firm Value
Hasil Penelitian adalah:
Corporate Social Responsibility (CSR),
Corporate Governance (CG)
dan Security Analyst (SA)
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori dan masalah di atas maka peneliti
mengembangkan kerangka penelitian dengan nilai perusahaan yang diperoksikan
ke Price Book Value (PBV) sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh
variabel independen yaitu sebagai berikut: Profitabilitas (ROA), Kebijakan
Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Keputusan Investasi (PER), dan
Insider Ownership (Dummy1
Adapun kerangka konsep yang akan diteliti oleh si peneliti adalah sebagai
berikut:
).
[image:50.595.125.521.467.662.2]
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Profitabilitas
(ROA) X1
Kebijakan Hutang (DER) X2
Kebijakan Dividen (DPR) X3
Keputusan Investasi (PER) X4
Insider Ownership (Dummy1)X5
Nilai Perusahaan
3.2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh
perusahaan pada saat menjalankan op