• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Analisis Data

Dalam dokumen TESIS. Oleh BONI IRAWAN HATOGUAN NIM (Halaman 52-59)

HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.3 Hasil Analisis Data

Karakteristik subjek penelitian yang dinilai pada penelitian ini mencakup variabel Guy’s Stone Score (GSS), lama operasi, dan komplikasi minor berdasarkan Clavien Grading Score. Pengujian hipotesis untuk melihat hubungan antara GSS dan komplikasi minor menurut Clavien Grading Scoredengan lama operasi PCNL dianalisis dengan uji korelasi Spearmandan kemudian melihat nilai p dari setiap pengujian hipotesis tersebut.

Tabel 4.3 Hasil Analisis Korelasi Spearman antaraGuy’s Stone Score dengan Lama Operasi PCNL

Guy’s Stone Score Lama Operasi PCNL (menit)

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman pada tabel di atas untuk melihat korelasi antara Spearman dengan Guy’s Stone Score

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara GSS dengan lama operasi PCNL dilihat dari nilai p<0,001 dengan kekuatan korelasi baik (r = 0,8).

Tabel 4.4 Hubungan antara Guy’s Stone Score dengan Angka Komplikasi Minor Berdasarkan Clavien Grading Score Menggunakan Uji Korelasi

Spearman

Berdasarkan tabel diatas didapati bahwa dari 50 pasien yang menjalani operasi PCNL, didapati 37 (74%) pasien mengalami komplikasi minor. Dari 37 pasien tersebut, sebanyak 18 (78,3%) pasien berada pada kelompok GSS 4 dengan angka komplikasi minor 78,3%. Sedangkan jumlah pasien yang tidak mengalami komplikasi minor ada sebanyak 13 (26%) pasien. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara GSS dengan angka komplikasi minor berdasarkan Clavien Grading Score pada pasien yang menjalani operasi PCNL. Hal ini dapat dilihat dari nilai p>0,05 (p=0,40) yang terdapat pada tabel diatas.

BAB 5 PEMBAHASAN

Pada penelitian ini didapatkan bahwa rerata usia penderita yang menjalani operasi PCNL adalah 52,06 ± 9,69 tahun dengan umur terkecil 25 tahun dan terbesar 70 tahun. Pada penelitian Kumar et al. (2017) yang dilakukan di India, ditemukan bahwa rerata usia penderita tersebut adalah 40,8 ± 8,72. Begitu juga penelitian oleh Yang et al. (2016) didapatkan rerata usia adalah 51,07 ± 12,08 tahun.

Pasien yang menjalani operasi PCNL berdasarkan jenis kelamin paling banyak adalah laki-laki 27 (54%) pasien dan perempuan sebanyak 23 (46%) pasien.

Data penelitian oleh Yang et al. (2016) menunjukkan hasil yang sebanding dimana laki-laki (67,1%) lebih sering menjalani operasi PCNL dari pada perempuan dengan rasio laki-laki : perempuan adalah 2,027 (Kumar et al., 2017). Begitu juga pada penelitian oleh Bansal et al. (2017) didapatkan penderita yang menjalani operasi PCNL terbanyak pada laki-laki 59,1%.

Pada penderita ini berdasarkan ASA, paling banyak adalah ASA I sebanyak 44 (88%) pasien. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Palacios (2018) di Mexico yang menyatakan bahwa ASA 2 merupakan kelompok terbanyak (63,5%). Berdasarkan Guy’s Stone Score didapati bahwa pasien terbanyak pada kelompok GSS 4 sebanyak 23 (46%) pasien.. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Palacios (2018) di Mexico yang menyatakan bahwa terbanyak adalah GSS 1 33,3% pasien. GSS dapat digunakan sebagai parameter yang efektif dalam

2015). Hal ini terjadi karena RSUP H. Adam Malik adalah rumah sakit tipe A dimana di sitem rujukan di Indonesia berlaku sistem berjenjang dimulai dari fasilitas kesehatan tipe C sampai paling akhir tipe A. Sehingga pasien-pasien yang dirujuk ke RSUP H. Adam Malik pada umumnya sudah pada tahap lanjut, dalam penelitian ini adalah pasien-pasien dengan Guy’s Stone Score 3 dan 4,.

Pada penelitian ini didapati bahwa dari 50 pasien yang menjalani operasi PCNL, didapati 37 (74%) pasien mengalami komplikasi minor. Dari 37 pasien tersebut, sebanyak 18 (78,3%) pasien berada pada kelompok GSS 4. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Lojanapiwat et al.

(2016) menyatakan bahwa kelompok GSS 4 merupakan kelompok terbanyak yang mengalami komplikasi minor berdasarkan Clavien Grading Score. Pada penelitian kami pasien yang paling banyak mengalami komplikasi minor adalah pasien dengan Guy’s Stone Score 4 karena pada pasien-pasien tersebut pada umumnya sudah lama menderita penyakit batu ginjal, selain itu juga jumlah sampel dengan Guy’s Stone Score 4 adalah yang terbanyak, sehingga kemungkinan angka kejadian komplikasi minornya juga meningkat.

Pada penelitian ini,pasien yang tidak mengalami demam post operasi sebanyak 46 (92%) pasien dan 4 (8%) mengalami demam. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bansal (2017) di India yang menyatakan bahwa pasien dengan post operasi PCNL yang mengalami demam sebesar 16,5%.

Demikian juga penelitian oleh Yang et al. (2015) menyatakan hal yang sama bahwa 12,2% pasien yang mengalami demam post operasi PCNL. Yang et al. (2017) menyatakan demam post operasi PCNL terjadi jika suhu tubuh lebih dari 38oC dan

dirawat inap. Hal ini menunjukan bahwa untuk perawatan tahap pra, durante dan pasca operasi di RSUP h. Adam mMalik sudah cukup baik.

Mandal (2012) juga melaporkan insidensi untuk demam setelah operasi PCNL bervariasi mulai dari yang paling rendah 2,8% sampai paling tinggi 27,6%.

Hal in disebabkan perbedaan populasi pasien seperti adanya infeksi traktus urinarius, luka infeksi, urinoma, abses perinefritik, urosepsis, insufisiensi renal, batu infeksi, durasi operasi (<90menit), jumlah cairan irigasi, efek samping pemberian transfuse darah dan kebijakan dalam penggunaan antibiotik (Mandal, 2012). Singh et al.

(2015) juga menambahkan bahwa demam post operasi sering muncul paska operasi PCNL, namun progresifitas menjadi sepsis jarang dan sulit ditentukan siapa yang beresiko mengalaminya. Untuk meminimalisir keadaan tersebut maka dianjurkan untuk melakukan kultur urin dan mengobati infeksi saluran kemih selama preoperatif berdasarkan hasil kultur (Singh et al., 2015).

Rerata lama rawatan penderita yang menjalani operasi PCNL adalah 7,16 ± 4,15 hari. Yang et al. (2017) menyatakan pasien akan pulih dan pulang dari rumah sakit pada hari keenam setelah operasi.

Rerata lama operasi pada penelitian ini adalah 167 ± 23,56 menit. Hal ini mendekati penelitian yang dilakukan oleh Yang et al. (2017) menyatakan bahwa rerata lama operasi 133,66 ± 53,35 menit. Namun rerata lama operasi ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumar (2018) yaitu 75,51 ± 27,42 menit.

Demikian juga pada penelitian oleh Mandal (2012) menyatakan rerata lama operasi adalah 80 menit dengan rentang 45-180 menit. Sharma (2015) menyebutkan bahwa

semakin banyak dan beresiko tinggi terjadinya sepsis. Resiko infeksi berhubungan dengan jumlah irigasi cairan dan durasi operasi. Song (2015) juga berpendapat bahwa lama operasi juga mencerminkan kemampuan ahli bedah dalam melakukan tindakan PCNL, dan juga termasuk didalamnya waktu yang dibutuhkan dalam mereposisi pasien setelah dilakukan pemasangan kateter urin dan proses penghancuran batu, dan memastikan pasien bahwa telah dilakukan tindakan bebas batu pada tindakan tersebut. Perbedaan lama operasi ini disebabkan oleh karena seluruh operasi PCNL di RSUP H. Adam Malik Medan menggunakan pemasangan DJ stent, bahkan bila perlu sampai pemasangan nefrostomi.

Rerata Hb pre operasi dan post operasi secara berturut-turut pada penelitian ini adalah 11,84 ± 1,92 dan 10,80 ± 1,87. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Said et al. (2016) yang menyatakan bahwa terdapat penurunan kadar Hb sebesar 1,5 ± 1 gr/dl antara sebelum dan sesudah operasi PCNL. Mandal (2012) menyebutkan hal ini dikarenakan terjadinya kehilangan darah intraoperatif dan rendahnya kadar Hb preoperatif.

Hasil uji korelasi Spearman dalam penelitian ini untuk melihat hubungan antara GSS dengan lama operasi PCNL disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna dilihat dari nilai p< 0,001dengan kekuatan korelasi baik (r = 0,8).

Hubungan yang bermakna ini juga serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumar (2017) dengan nilai p<0,001. Penelitian oleh Rui, et al. (2016) juga menyatakan terdapat hubungan yang signifikan dengan nilai p<0,001.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji korelasi Spearman untuk melihat hubungan antara GSS dengan angka komplikasi minor berdasarkan Clavien Grading

Score didapatkan nilai p = 0,40berada pada kelompok GSS 4 dengan angka komplikasi minor 78,3% sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara GSS dengan komplikasi minor berdasarkan Clavien Grading Score pada pasien yang menjalani operasi PCNL. Hal ini serupa dengan penelitian oleh Kumar (2018) yang menunjukkan tidak terdapat hubungan antara GSS dengan komplikasi minor dengan nilai p = 0,054 . Hasil yang serupa juga didapatkan pada penelitian oleh Palacios (2018) yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara GSS dengan komplikasi minor dilihat dari nilai p = 0,76 .

BAB 6

Dalam dokumen TESIS. Oleh BONI IRAWAN HATOGUAN NIM (Halaman 52-59)

Dokumen terkait