BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Hasil Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi a) Uji Normalitas
Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov dengan program SPSS versi 21. Tabel 15Hasil Uji Asumsi Normalitas
Hasil Uji Asumsi Normalitas
Variabel Kolmogorov-Smirnov Kategori Statistic Sig.
Family Support .183 .000 Tidak
Normal
Coworker Support .167 .000 Tidak
Normal
Supervisor Support .093 .000 Tidak
Normal
Satisfaction With Life
Scale (SWLS) .061 .055 Normal
Positive Affect (PA) .057 .091 Normal
Negative Affect (NA) .072 .011 Tidak
Normal Berdasarkan tabel 15, diperoleh hasil uji normalitas kepuasan hidup secara global (SWLS) dengan nilai probabilitas sebesar 0.055 (p > 0.05). Selain itu, nilai probabilitas dari afek positif (PA) menunjukkan nilai sebesar 0.091 (p > 0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi atau probabilitas kepuasan
hidup secara global (SWLS) dan afek positif (PA) lebih besar dari 0.05. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebaran data tersebut berdistribusi normal. Sedangkan, pada hasil uji normalitas family
support, coworker support, dan supervisor support menunjukkan nilai
probabilitas sebesar 0.000 (p < 0.05). Pada hasil uji normalitas afek negatif (NA) diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.011 (p < 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi dukungan sosial dari keluarga, rekan kerja, supervisor dan afek negatif (NA) lebih kecil dari 0.05. Ini berarti bahwa sebaran data dukungan sosial dan afek negatif (NA) tidak terdistribusi normal.
Gambar 1Kurva Family Support
Pada kurva dukungan keluarga (family support) menunjukkan bahwa persebaran data tidak terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari batang yang cenderung banyak di bagian kiri dan berada di luar garis kurva.
Gambar 2Kurva Coworker Support
Kurva Coworker Support
Kurva di atas menunjukkan bahwa dukungan sosial dari rekan kerja (coworker support) tidak terdistribusi secara normal. Terlihat bahwa sebagian besar batang berada d luar garis kurva.
Gambar 3Kurva Supervisor Support
Kurva Supervisor Support
Kurva di atas menunjukkan bahwa dukungan sosial dari
supervisor (supervisor support) tidak terdistribusi secara normal. Hal
ini dapat terlihat dari sebagian besar batang berada di luar garis kurva.
Gambar 4Kurva Satisfaction With Life Scale (SWLS)
Kurva Satisfaction With Life Scale (SWLS)
Pada kurva SWLS menunjukkan bahwa persebaran data pada variabel ini normal. Hal tersebut dapat dilihat dari sebagian besar batang berasa di dalam kurva normal.
Gambar 5Kurva Positive Affect (PA)
Kurva Positive Affect (PA)
Pada kurva Positive Affect (PA) menunjukkan persebaran data yang normal. Hal tersebut terlihat dari sebagian besar batang yang berada di dalam garis kurva normal.
Gambar 6
Kurva Negative Affect (NA)
Kurva Negative Affect (NA) di atas menunjukkan bahwa persebaran data tidak normal. Hal tersebut dapat dilihat dari sebagian besar batang berada di luar garis kurva normal.
b) Uji Linearitas
Pengujian linearitas pada penelitian ini menggunakan test for
Tabel 16Hasil Uji Linearitas Family Support dengan SWLS, Family Support dengan PA dan Family Support dengan NA
Hasil Uji Linearitas Family Support dengan SWLS, Family Support dengan PA dan Family Support dengan NA
Variabel Sum of Square df Mean Square F Sig. Family Support dengan SWLS 571.549 1 571.549 16.954 .000 Family Support dengan Positive Affect 827.255 1 827.255 20.992 .000 Family Support dengan Negative Affect 575.975 1 575.975 8.365 .004
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari Family Support dengan Satisfaction With Life Scale (SWLS) (Sig. .000 < 0,05), Family Support dengan Positive Affect (Sig. .000 < 0,05), dan antara Family Support dengan Negative Affect (Sig. .004< 0,05) lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut berarti bahwa variabel tersebut memiliki hubungan yang linear.
Tabel 17Hasil Uji Linearitas Coworker Support dengan SWLS, CoworkerSupport dengan PA dan Coworker Support dengan NA
Hasil Uji Linearitas Coworker Support dengan SWLS, Coworker Support dengan PA dan Coworker Support dengan NA
Variabel Sum of Square Df Mean Square F Sig. Coworker Support dengan SWLS 395.263 1 395.263 11.483 .001 Coworker Support dengan Positive Affect 1137.091 1 1137.091 29.960 .000 Coworker Support dengan Negative Affect 1068.280 11 97.116 1.422 .165
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari
Coworker Support dengan Satisfaction With Life Scale (SWLS)
(Sig. .001< 0,05) dan Coworker Support dengan Positive Affect (Sig. .000 < 0,05) lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut berarti bahwa antara variabel tersebut memiliki hubungan yang linear. Sedangkan nilai signifikansi Coworker Support dengan Negative Affect (Sig. .165 > 0,05) lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa antara
Coworker Support dengan Negative Affect tidak memiliki hubungan
Tabel 18Hasil Uji Linearitas Supervisor Support dengan SWLS, Supervisor Support Support dengan PA dan Supervisor Support Support denganNA
Hasil Uji Linearitas Supervisor Support dengan SWLS, Supervisor Support Support dengan PA dan Supervisor Support Support dengan NA Variabel Sum of Square Df Mean Square F Sig. Supervisor Support dengan SWLS 193.071 1 193.071 5.600 .019 Supervisor Support dengan Positive Affect 441.114 1 441.114 11.458 .001 Supervisor Support dengan Negative Affect 1020.034 1 1020.034 15.200 .000
Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas antara Supervisor
Support dan SWLS diperoleh nilai p value Sig. sebesar .019 < 0.05.
Sedangkan, nilai signifikansi antara Supervisor Support dengan
Positive Affect (Sig. .001 < 0.05) dan antara Supervisor Support
dengan Negative Affect (Sig. .000 < 0.05) menunjukkan angka lebih kecil dari 0.05. Artinya bahwa terdapat hubungan yang linear antara variabel tersebut.
2. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji linearitas, menghasilkan data yang tidak terdistribusi secara normal dan tidak terpenuhi asumsi linearitasnya. Sehingga, pengujian korelasi dilakukan dengan menggunakan statistik nonparametris uji korelasi partial. Pada uji korelasi ini melibatkan variabel kontrol yang bertujuan untuk memperkuat kekuatan statistik yang lebih tinggi dan dapat menjelaskan fenomena yang diteliti dengan optimal (Widhiarso, 2011).
Tabel 19Acuan Interpretasi Koefisien Korelasi
Acuan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah / Tidak ada hubungan
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Cukup
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,00 Sangat Kuat
Selain melihat signifikansi hubungan antara kedua variabel yang terkait, kekuatan hubungan antar dua variabel juga perlu untuk diamati dengan melihat nilai koefisien korelasinya (r). Koefisien korelasi (coefficient of correlation) merupakan bilangan yang digunakan untuk menilai atau mengukur keeratan hubungan antar variabel (Silalahi, 2018). Jika nilai r sama dengan atau mendekati angka 1, maka menunjukkan hubungan yang semakin kuat (Kasmadi & Sunariah, 2014). Sebaliknya, apabila nilai r mendekati atau sama dengan 0, maka akan menunjukkan hubungan yang semakin rendah atau tidak ada hubungan sama sekali.
Koefisien korelasi (r) memiliki batas tetap yang berada dari -1,0 hingga +1,0. Apabila nilai r berada di arah -1,0, maka hal tersebut menunjukkan bahwa ada korelasi yang negatif (negative correlation). Sedangkan, apabila nilai r berada di arah +1,0, maka ada korelasi yang positif (positive correlation) (Silalahi, 2018).Dengan adanya ukuran koefisien korelasi, maka akan ada kemungkinan hasil dari penelitian terdapat korelasi positif (positive correlation), korelasi negatif (negative
correlation), dan tidak berkorelasi (no correlation) (Kasmadi & Sunariah,
2014; Silalahi, 2018). Korelasi positif (positive correlation) menunjukkan adanya hubungan searah. Artinya, kedua variabel meningkat atau menurun pada waktu yang sama. Selain itu, korelasi negatif (negative correlation) menunjukkan hubungan yang berkebalikan. Hal tersebut mengindikasikan apabila satu variabel skornya meningkat, maka variabel lainnya akan menurun. Sedangkan, korelasi nol atau tidak ada korelasi (no correlation) mengindikasikan tidak terdapat hubungan antar satu variabel dengan variabel lainnya.
Tabel 20Hasil Uji Korelasi
Hasil Uji Korelasi
1 2 3 4 5 6 1. Family Support 1 .536 .253 .321 -.211 .265 2.Coworker Support .536 1 .422 .357 -.182 .210 3. Supervisor Support .253 .422 1 .225 -.265 .150 4. Positive Affect .321 .357 .225 1 -.142 .370
(PA)
5. Negative Affect
(NA) -.211 -.182 -.265 -.142 1 -.266 6. Satisfaction With
Life Scale(SWLS) .265 .210 .150 .370 -.266 1 Note: Jumlah partisipan sebanyak 210. Variabel kontrol: Usia, Jenis Kelamin, Status Perkawinan & Pendapatan. Nilai Sig. 0.000 (p < 0,05).
Berdasarkan penghitungan uji korelasi terlihat bahwa nilai signifikansi Sig. (one-tailed) dukungan keluarga (family support) dengan kepuasan hidup secara global (SWLS) sebesar 0,000 (p < 0,05), positive
affect sebesar .000 (p < 0.05) dan negative affect sebesar .001 (p < 0.05).
Hal tersebut menunjukkan bahwa dukungan sosial dari keluarga dan kepuasan hidup secara global (SWLS), afek positif dan negatif memiliki hubungan yang signifikan. Selain itu, antara dukungan keluarga (family
support) dengan kepuasan hidup secara global (SWLS) dan positive affect
memiliki hubungan yang positif dan rendah (r = 0,265 ; r = 0,321). Sedangkan dukungan keluarga (family support) dengan negative affect memiliki hubungan yang negatif (r = -0,211).
Pada hasil perhitungan uji korelasi antara dukungan rekan kerja (coworker support) dengan kepuasan hidup secara global (SWLS) sebesar 0,001 (p < 0,05), positive affect sebesar 0,000 (p < 0,05) dan negative
affect sebesar 0,004 (p < 0.05). Hal tersebut berarti bahwa antara
dukungan rekan kerja (coworker support) kepuasan hidup secara global (SWLS), afek positif dan negatif memiliki hubungan yang signifikan. Selanjutnya, antara dukungan rekan kerja (coworker support)
dengankepuasan hidup secara global (SWLS) dan positive affect memiliki hubungan yang positif dan rendah (r = 0,210 ; r = 0,357). Sedangkan dukungan keluarga (family support) dengan negative affect memiliki hubungan yang negatif (r = -0,182).
Sedangkan, uji korelasi pada dukungan sosial dari supervisor (supervisor support) dengan kepuasan hidup secara global (SWLS) sebesar 0,015 (p < 0,05), positive affect sebesar 0,001 (p < 0,05) dan
negative affect sebesar 0,000 (p < 0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa
dukungan sosial dari supervisor (supervisor support) dan kepuasan hidup secara global (SWLS), afek positif dan negatif memiliki hubungan yang signifikan. Kemudian, adanya hubungan yang positif dan sangat rendah antara dukungan dari supervisor (supervisor support) dengankepuasan hidup secara global (SWLS)(r = 0,150). Selain itu, antara dukungan dari
supervisor (supervisor support) dengan positive affect memiliki hubungan
yang positif dan rendah (r = 0,225). Sedangkan dukungan dari supervisor (supervisor support) dengan negative affect memiliki hubungan yang negatif (r = -0,265).