• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

4. Hasil Analisis Daya Pembeda

Analisis daya pembeda butir soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan suatu butir soal dalam membedakan siswa yang telah memahami materi tes dengan siswa yang belum memahami materi. Analisis daya pembeda pada butir soal UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depokdilakukan dengan menggunakan paket dataMicroCat Iteman versi 3.00. Koefisien daya pembeda atau koefisien Point Biserial pada Output Iteman dapat dilihat pada lampiran 12 (halaman 182).Pada langkah analisis daya pembeda butir soal, peneliti berpedoman pada kriteria untuk menentukan daya pembeda butir soal sesuai dengan pendapat beberapa ahli yaitu Basuki dan Hariyanto (2014: 141) dan Azwar (2015: 148) yang telah diuraikan pada Bab II. Berikut ini adalah tabel 4.10 mengenai kriteria daya pembeda dapat dilihat pada halaman 93.

93 Tabel 4.10 Kriteria Daya Pembeda

Koefisien Daya

Pembeda Kategori Keputusan

> 0,30 Baik Butir soal diterima 0,20 – 0,29 Sedang Butir soal perlu diperbaiki

< 0,19 Jelek Butir soal ditolak atau dibuang

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa daya pembeda butir soal dengan rentang lebih dari 0,30 menunjukkan bahwa butir soal tersebut memiliki kategori baik sehinnga dapat diterima. Daya pembeda dengan rentang 0,20 – 0,29 menunjukkan bahwa butir soal termasuk dalam kategori sedang, sehingga butir soal perlu diperbaiki, dan daya pembeda dengan rentang kurang dari 0,19 menunjukkan bahwa butir soal termasuk dalam kategori jelek, sehingga butir soal tersebut ditolak atau gugur.

Berpedoman pada kriteria analisis daya pembeda soal yang telah diuraikan sebelumnya kemudian peneliti melakukan analisis data daya pembeda soal UAS. Berikut ini adalah tabel 4.11 hasil analisis daya pembeda butir soal soal UAS genap mata pelajaran IPA kelas V. Tabel 4.11 tersebut dapat dilihat pada halaman 94.

94 Tabel 4.11 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal UAS Genap Mata Pelajaran IPA

Kelas V Nomor Soal Nilai Daya pembeda (point biser) Kualitas

Butir Soal Keputusan

1 0,286 Sedang Butir soal perlu diperbaiki 2 0,432 Baik Butir soal diterima 3 0,280 Sedang Butir soal perlu diperbaiki 4 0,377 Baik Butir soal dapat diterima 5 0,230 Sedang Butir soal perlu diperbaiki 6 0,413 Baik Butir soal dapat diterima 7 0,287 Sedang Butir soal perlu diperbaiki 8 0,266 Sedang Butir soal perlu diperbaiki 9 0,198 Jelek Butir soal ditolak 10 0,333 Baik Butir soal dapat diterima 11 0,432 Baik Butir soal dapat diterima 12 0,481 Baik Butir soal dapat diterima 13 0,367 Baik Butir soal dapat diterima 14 0,419 Baik Butir soal dapat diterima 15 0,327 Baik Butir soal dapat diterima 16 0,210 Sedang Butir soal perlu diperbaiki 17 0,283 Sedang Butir soal perlu diperbaiki 18 0,351 Baik Butir soal dapat diterima 19 0,436 Baik Butir soal dapat diterima 20 0,374 Baik Butir soal dapat diterima 21 0,417 Baik Butir soal dapat diterima 22 0,284 Sedang Butir soal perlu diperbaiki 23 0,464 Baik Butir soal dapat diterima 24 0,420 Baik Butir soal dapat diterima 25 0,169 Jelek Butir soal ditolak 26 0,380 Baik Butir soal dapat diterima 27 0,548 Baik Butir soal dapat diterima 28 0,524 Baik Butir soal dapat diterima 29 0,381 Baik Butir soal dapat diterima 30 0,222 Sedang Butir soal perlu diperbaiki

Berdasarkan tabel 4.11 mengenai analisis daya pembeda butir soal UAS genap mata pelajaran IPA kelas V dapat diketahui bahwa dari 30 butir soal pilihan ganda terdapat 19 butir soal memiliki koefisien daya pembeda dengan kualitas butir soal baik yaitu butir soal yang memiliki koefisien daya pembeda berada pada rentang lebih dari 0,30, sehingga butir soal tersebut dapat diterima. Selain itu juga terdapat 9 butir soal yang memiliki koefisien daya pembeda berada pada rentang 0,20 – 0,29 dengan kualitas sedang, sehingga butir soal tersebut perlu pembahasan dan diperbaiki. Soal

95 UASmemiliki 2 butir soal dengan koefisien daya pembeda berada pada rentang kurang dari 0,19 dengan kualitas butir soal jelek, sehingga butir soal tersebut ditolak. Butir soal yang memiliki kualitas daya pembeda baik dan sedang dapat digunakan, namun disertai dengan pembahasan dan perbaikan pada butir soal yang memiliki kualitas sedang. Butir soal yang memiliki kualitas daya pembeda jelek sebaiknya dibuang atau ditolak dan diganti dengan soal yang lain.

Berdasarkan hasil analisis daya pembeda butir soal seperti yang telah dipaparkan pada paragraf sebelumnya, berikut ini akan ditampilkan tabel mengenai persentase jumlah butir soal berdasarkan kualitas daya pembeda butir soal.

Tabel 4.12 Persentase Jumlah Soal Berdasarkan Kategori Daya Pembeda Butir Soal Kategori

Butir Soal Butir Soal Jumlah

Persentase (%) Baik 2, 4, 6, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 26, 27, 28, 29 19 63,33% Sedang 1, 3, 5, 7, 8, 16, 17, 22, 30 9 30% Jelek 9, 25 2 6,67% Total 30 100%

Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa daya pembeda pada butir soal UAS yang memiliki daya pembeda dengan kategori baik sebanyak 19 butir soal dengan persentase 63,33% yaitu pada butir soal 2, 4, 6, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 26, 27, 28, dan 29. Daya pembeda soal UAS dengan daya pembeda sedang sebanyak 9 butir soal dengan persentase 30% yaitu pada butir soal 1, 3, 5, 7, 8, 16, 17, 22, dan 30. Sedangkan daya pembeda soal UAS dengan daya pembeda soal jelek sebanyak 2 butir soal dengan persentase 6,67% yaitu pada butir soal 9 dan 25.

96 Data di atas jika ditunjukkan dengan pie chart adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Diagram Persentase Kategori Daya Pembeda Butir Soal

Berdasarkan gambar 4.3 mengenai diagram persentase kualitas daya pembeda butir soal dapat diketahui bahwa 30 butir soal UAS genap mata pelajaran IPA kelas V memiliki daya pembeda yang bervariasi. Seperti yang terlihat pada diagram tersebut bahwa terdapat 63,33% butir soal yang memiliki daya pembeda baik, 30% butir soal memilikidaya pembeda sedang, dan 6,67% butir soal memilikidaya pembeda jelek.

Guna mendukung hasil penelitian seperti yang telah diuraikan pada paragraf sebelumnya, peneliti juga telah melakukan analisis daya pembeda butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran IPA kelas V SD di Kecamatan Depok melalui penghitungan manual. Analisis secara manual ini dilakukan untuk mengetahui daya pembeda pada setiap butir soal. Analisis secara manual ini berpedoman pada pendapat Azwar (2015: 137) yang menyatakan bahwa butir soal dapat

97 dinyatakan memiliki daya pembeda baik apabila butir soal tersebut dapat dijawab dengan benar oleh semua atau sebagian besar siswa yang telah memahami materi dan dijawab salah oleh semua atau sebagian besar siswa yang belum memahami materi yang diujikan. Dengan kata lain, proporsi jumlah siswa yang menjawab dengan benar adalah siswa yang telah memahami materi lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang belum memahami materi.

Sedangkan, butir soal dinyatakan memiliki daya pembeda jelek apabila proporsi jumlah siswa yang menjawab dengan benar adalah siswa yang telah memahami materi hampir sama dengan siswa yang belum memahami materi, serta proporsi jumlah siswa yang menjawab dengan benar adalah siswa yang telah memahami materi lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang belum memahami materi.

Output Iteman yang menyajikan data koefisien daya pembeda butir soal belum dapat menunjukkan jumlah siswa yang menjawab suatu butir soal tersebut adalah siswa yang telah memahami materi yang diujikan (siswa pada kelompok tinggi) atau berasal dari siswa yang belum memahami materi (siswa kelompok rendah). Hal ini membuat peneliti belum dapat mengatahui keberfungsian daya pembeda butir soal dalam membedakan antara siswa yang telah memahami materi dengan siswa yang belum memahami materi. Pada output iteman hanya disajikan koefisien daya pembeda butir soal tanpa menunjukkan proporsi siswa pada kelompok tinggi (T) dan siswa kelompok rendah (R) yang dapat menjawab benar atau menjawab salah suatu butir soal. Oleh karena itu, guna mengetahui proporsi

98 tersebut, peneliti melakukan analisis daya pembeda butir soal secara manual.

Endrayanto dan Harumurti (2014: 266) berpendapat bahwa cara untuk melakukan analisis daya pembeda secara manual adalah dengan mengetahui peringkat siswa berdasarkan nilai yang diperoleh dari pengerjaan soal UAS. Kemudian peserta tes dibagi menjadi dua kelompok yaitu 27% siswa kelompok tinggi dan 27% siswa kelompok rendah. Tabel analisis dapat dilihat pada lampiran 13 (halaman 189).

Berdasarkan tabel pada lampiran 13 dapat diketahui bahwa dari 30 butir soal yang diujikan, terdapat 28 butir soal dengan proporsi jumlah siswa yang telah memahami materi yang diujikan lebih banyak dari pada jumlah siswa yang belum memahami materi dalam menjawab setiap butir soal dengan jawaban yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa daya pembeda butir soal tersebut dapat membedakan siswa yang telah memahami materi yang diujikan (kelompok tinggi) dengan siswa yang belum memahami materi (kelompok rendah). Namun, kategori daya pembeda setiap butir soal dapat diketahui dengan cara menghitungnya sesuai rumus daya pembeda yang telah diuraikan pada bab II. Berdasarkan hasil penghitungan tersebut dapat diketahui kategori daya pembeda butir soal yaitu baik dan sedang, berpedoman pada tabel kriteria daya pembeda yang telah diuraikan sebelumnya. Sementara itu, terdapat 2 butir soal dengan proporsi jumlah siswa yang telah memahami materi yang diujikan lebih sedikit dari pada jumlah siswa yang belum memhami materi dalam menjawab setiap butir soal dengan jawaban yang benar. Hal ini

99 menunjukkan bahwa daya pembeda butir soal tersebut tidak dapat membedakan siswa yang telah memahami materi yang diujikan (kelompok tinggi) dengan siswa yang belum memahami materi (kelompok rendah). Butir soal tersebut termasuk dalam kategori butir soal dengan daya pembeda jelek.

Butir soal dengan kategori daya pembeda baik dapat diterima dan disimpan pada bank soal sehingga, dapat diujikan kembali pada ujian atau tes selanjutnya, sementara itu butir soal dengan daya pembeda sedang perlu diperbaiki, dan butir soal dengan kategori daya pembeda jelek harus dibuang atau tidak dapat digunakan kembali.

Dokumen terkait