Pada hasil analisis data ini akan dijelakan mengenai perbandingan hasil belajar IPA siswa dikelas 4 SD Negeri 02 Klepu pada prasiklus, siklus I dan Siklus II.
Tabel 4.15
Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No Ketuntasan Belajar
Prasiklus Siklus I Siklus II Jumlah Siswa Persen (%) Jumlah Siswa Persen (%) Jumlah Siswa Persen (%) 1. Tuntas >70 10 42% 19 79% 22 92% 2. Belum Tuntas <70 14 58% 5 21% 2 8% Jumlah 24 100% 24 100% 24 100%
Berdasarkan tabel 4.15 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA dapat diketahui bahwa peningkatan hasil belajar IPA dari prasiklus, siklus I, siklus II. Pada prasiklus atau sebelum diadakan rencana tindakan, siswa yang belum tuntas dengan nilai KKM >70 berjumlah 14 siswa, dengan persentase 58% sedangkan siswa yang sudah tuntas atau mencapai nilai KKM 70 dengan jumlah 10 siswa dengan jumlah persentase sebesar 42%. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Team
Achivement Division (STAD) dan Discovery Learning terlihat adanya suatu
peningkatan dari hasil belajar siswa yaitu 19 siswa dengan jumlah persentase sebesar 79%, sementara 5 siswa lainnya masih memperoleh nilai dibawah KKM dengan persentase 21%. Hasil pelaksanaan tindakan siklus I dapat diketahui sudah ada peningkatan hasil belajar siswa akan tetapi masih ada 5 siswa yang belum tuntas memenuhi KKM. Sehingga masih diperlukan perbaikan lagi melalui siklus II supaya hasil belajar siswa yang diperoleh bisa mencapai keberhasilan yang diharapkan yaitu mencapai nilai KKM 70. Dari siklus II yang telah dilaksanakan bahwa hanya 2 siswa yang belum mencapai nilai KKM sehingga persentase yang didapatkan hanya 8%. Siswa yang telah memenuhi KKM sebanyak 22 siswa dengan persentase sebesar 92%.
Perbandingan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 02 Klepu pada prasiklus, siklus I, siklus II dapat disajikan pada diagram 4.15 sebagai berikut.
Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Prasiklus, Siklus I, Siklus II
Diketahui bahwa pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model Kooperatif tipe Student Team Achivement Division (STAD) dan Discovery
Learning hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang diperoleh semakin
meningkat dari Pra siklus, Siklus I, Siklus II mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa kelas 4 setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.16 sebagai berikut:
Tabel 4.16 Perbandingan Rata- rata Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Hasil Tindakan Pra Siklus Siklus I Siklus II Rata-rata Hasil
Belajar IPA
64 72 80
Pada pelakasaan tindakan prasiklus nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 66, pada siklus I nilai rata-rata siswa naik menjadi 72, setelah dilanjutkan dengan siklus II perolehan nilai rata- rata siswa naik menjadi 80. Dari perolehan hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa akan tetapi dilanjutkan dengan siklus II yang nilai rata-rata yang diperoleh siswa meningkat. Untuk memperjelas peningkatan nilai rata-rata hasil belajar prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram 4.16 sebagai berikut:
Tabel 4.16 Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Dapat diketahui setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achivement
Division (STAD) dan Discovery Learning hasil belajar IPA siswa semakin
meningkat. 4.5.Pembahasan
Model pembelajaran koopeartif tipe STAD menurut Isjoni (2010: 51) merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan adanya aktivitas dan interaksi antar anggota kelompok belajar yang terdiri dari 4-6 siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda untuk saling memotivasi dan membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal dalam kelompok maupun individu. Model Discovery Learning merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan siswa sacara makasimal untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sebagai wujud adanya perubahan tingkah laku (Hanafiah 2009: 77).
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mengutamakan adanya kerjasama dalam kelompok dan tidak hanya menonjolkan kemampuan individu akan tetapi mengarahkan siswa untuk berperan aktif. Discovery Learning siswa dituntut untuk menemukan sendiri setiap jawaban dari sebuah persoalan yaitu dengan memahami konsep yang akan mereka pelajari serta memiliki pengetahuan yang mereka pegang maka siswa dapat membuat kesimpulan dari apa yang mereka pelajari. Indiktor keberhasilan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah 85% dari seluruh jumlah siswa mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Pada pembelajaran yang telah dilakukan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achivement Division (STAD) dan Discovery Learning KKM yang telah ditetapkan yaitu 70 dengan indikator keberhasilan > 85% dari keseluruhan jumlah siswa. Peningkatan yang diperolah, hasil belajar siswa pada pra siklus sebesar 42% siklus I sebesar 79% dan pada siklus II meningkat sebesar 92% Untuk nilai rata-rata pada prasiklus siswa hanya mencapai 64, siklus I menjadi 72, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 80. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dari pra
siklus, siklus I dan siklus II selalu mengalami peningkatan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Discovery Learning. Menggunakan model tersebut siswa dapat belajar dengan aktif sehingga hasil belajar yang didapatkan dapat meningkat. Hasil observasi dapat diketahui tidak hanya hasil belajar siswa yang meningkat namun aktifitas siswa juga meningkat hal ini ditunjukkan pada saat observasi siswa yang telah dilakukan sesuai dengam lembar observasi dan siswa dapat memahami materi yang diajarkan dengan baik dapat diketahui dari nilai-rata-rata siklus I dan siklus II mengalami peningkatan.
Penelitian tindakan kelas ini sejalan dengan yang telah dilakukan oleh Rakiyem di SDN Keputon 02 dengan nilai KKM 70, hasil belajar siswa yang diperoleh pada pra siklus dapat diketahui bahwa 8 siswa tuntas dengan persentase sebesar 27,27% dan 8 siswa tidak tuntas dengan persentase 72,73% dengan nilai rata-rata 50. Pada siklus I hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa ada 7 siswa tuntas dengan persentase sebesar 64,63% dan 4 siswa tidak tuntas dengan persentase sebesar 36,36% dengan nilai rata-rata 66,36. Pada siklus II hasil belajar meningkat 10 orang siswa tuntas dengan persentase sebesar 90,90% dan 1 orang siswa tidak tuntas dengan persentase sebesar 9,09% dengan nilai rata-rata 77,27.
Penelitian tindakan kelas ini juga sejalan dengan yang dilakukan oleh Fahmi Prabowo di SDN Bringin dengan nilai KKM > 66 , hasil belajar siswa pada pra siklus dapat diketahui bahwa terdapat 13 siswa tidak tuntas dengan persentase 54,17% dan 11 siswa tuntas dengan persentase sebesar 45,83% dengan nilai rata-rata 63,3. Pada siklus I hasil belajar siswa yang diperoleh bahwa 17 siswa tuntas dengan persentase sebesar 70,83% dan 7 siswa tidak tuntas dengan persentase sebesar 29,17% dengan nilai rata-rata 71,6. Pada siklus II hasil belajar siswa meningkat 22 siswa tuntas dengan persentase sebesar 91,67% dan 2 siswa tidak tuntas dengan persentase sebesar 8,33% dengan nilai rata-rata 84,5.
Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada peningkatan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Discovery Learning siswa kelas 4 bukan hanya hasil belajar kognitifnya saja yang dilihat akan tetapi juga meningkatkan hasil belajar dari
ranah afektif dan ranah psikomoriknya yang dapat dilihat dari hasil observasi kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran yang dapat dilihat dari lembar kerja siswa yang telah dikerjakan selain itu penskoran siswa dengan pengumpulan poin secara individu juga dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang telah dipelajari. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Discovery Learning dapat menjadi solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.