• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

2) Kondisi pemberdayaan krama desa yang berperan dalam mendukung eksistensi LPD

5.4 Hasil Analisis Jalur

Dari model jalur terdapat dua persamaan struktural. Dari hasil pengolahan data dengan SPSS, model persamaan struktural atau sistem persamaan simultan untuk struktur pertama dan struktur kedua, menunjukkan hasil seperti pada Tabel 5.18 dan Tabel 5.19.

56 Tabel 5.18 Rekapitulasi Hasil Regresi Struktur 1

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.860E-015 .045 .000 1.000

Modal social (X) .656 .045 .656 14.452 .000

R Square = 0.430

F = 208.867 Sig. 0.000

a. Dependent Variable: Pemberdayaan krama desa (M) Sumber: Lampiran 2

Tabel 5.19 Rekapitulasi Hasil Regresai Struktur 2 Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -5.574E-016 .035 .000 1.000

Pemberdayaan .330 .046 .330 7.127 .000

Modal sosial .559 .046 .559 12.092 .000

R Square = 0 .663

F = 271.891 Sig= 0.000 a. Dependent Variable: Eksistensi Sumber: Lampiran 2.

Berdasar hasil pada Tabel 5.18 dan Tabel 5.19, maka berikut ini diuraikan hasil pengujian Goodness of Fit Model dan pengujian hipotesis.

5.4.1 Hasil Uji Goodness of Fit Model

Goodness of Fit model struktural pada analisis jalur dilihat dari nilai Koefisien Determinasi Total (R ), dihitung berdasarkan nilai RM2 2 masing-masing variabel endogen.

Untuk variabel Pemberdayaan SDM (M), nilai R2 = 0,430 dan untuk variabel Eksistensi LPD (Y) diperoleh R2 = 0.663.

Nilai predictive-relevance dapat dihitung sebagai berikut:

57

2

R = 1 – ( 1 – RM 12

) ( 1 – R22 )

2

R = 1 – (1 – 0,430)(1- 0,663) = 1 – (0,570)(0,337) = 1 - 0,19209 M 2

R = 0.80791 M

Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai R = 0,80790 atau 80,79%, yang memiliki arti M2 bahwa 80,79% data empirik dapat menjelaskan model, atau model dikatakan baik. Dengan demikian, model layak untuk memberikan penjelasan dan pengujian hipotesis.

5.4.2 Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan t-test pada masing-masing jalur pengaruh langsung secara parsial. Adapun rekapitlasi nilai koefisien jalur dan nilai signifikansi masing-masing disajikan dapat Tabel 20.

Tabel 5.20 Repitulasi Hasil Pengujian Hipotesis Hubungan antar Variabel

Koefisien Jalur (Standardize)

p-value Keterangan Modal sosial (X) Pemberdayaan

krama desa (M) 0,656 0,000 Signifikan Pemberdayaan

krama desa (M)

Eksistensi LPD

(Y) 0,330 0,000 Signifikan

Modal sosial (X) Eksistensi LPD

(Y) 0,559 0,000 Signifikan

Pengujian Pemberdayaan krama desa sebagai Variabel Pemediasi: Model tanpa Variabel Mediasi

Modal sosial (X) Eksistensi LPD

(Y) 0.775 0.000 Signifikan

Sumber: Lampiran 2.

Hasil pengujian hipotesis jalur-jalur pengaruh langsung juga dapat dilihat pada Gambar 5.1 diagram jalur, sebagai berikut.

58

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara statistik pada Tabel 5.10 dan Gambar 5.1, maka dapat dijelaskan hasil sebagai berikut.

1) Modal sosial (X) terbukti berpengaruh signifikan terhadap Pemberdayaan krama desa (M). Hal tersebut ditunjukkan dari nilai koefisien jalur sebesar 0,656, dengan p-value 0,000, yang berarti sangat signifikan. Koefisien jalur bertanda positif, dapat diartikan bahwa semakin baik atau semakin kuat modal sosial (X) maka Pemberdayaan krama desa (M) juga semakin baik atau semakin kuat.

2) Pemberdayaan krama desa (M) juga terbukti berpengaruh signifikan terhadap Eksistensi LPD (Y). Hal mana ditunjukkan dari koefisien jalur sebesar 0,330 dengan p-value = 0,000, yang berarti sangat signifikan. Koefisien jalur bertanda positif, menunjukkan bahwa semakin baik atau semakin kuat Pemberdayaan krama desa maka semakin baik atau semakin kuat Eksistensi LPD.

3) Modal sosial (X) terbukti berpengaruh signifikan terhadap Eksistensi LPD (Y2). Hasil analisis diperoleh koefisien jalur sebesar 0,330 dengan p-value = 0,000, yang berarti sangat signifikan. Koefisien jalur bertanda positif, dapat diartikan bahwa semakin baik Modal sosial (X) maka Eksistensi LPD (Y) juga semakin baik atau semakin kuat.

5.4.3 Hasil Pengujian mediasi

Dengan memperhatikan nilai koefisien jalur seperti tersaji pada Tabel 5.20 maka pengujian peran Pemberdayaan krama desa sebagai pemediasi dapat dijelaskan berikut ini.

0,656 (s)

Modal sosial

(X)

Eksistensi LPD (Y) Pemberdayaan

krama desa

(M) 0,330 (s)

0,559 (s)/0,775(s)

Keterangan: (s) = jalur signifikan, (ns) = jalur nonsignifikan, angka di belakang / adalah koefisien jalur model tanpa variabel mediasi (M)

Gambar 5.1

Diagram Jalur Pengaruh Langsung

59 Pengaruh Modal sosial (X) terhadap Eksistensi LPD (Y) pada model dengan tidak melibatkan variabel mediasi yaitu Pemberdayaan krama desa (M) adalah signifikan (p value = 0,000 < α = 0,05); Pengaruh Modal sosial (X) terhadap variabel mediasi yaitu Pemberdayaan krama desa (M) adalah signifikan (p value = 0,000 < α = 0,05); Pengaruh variabel mediasi yaitu Pemberdayaan krama desa (M) terhadap Eksistensi LPD (Y) ) adalah signifikan (p-value = 0,000 < α = 0,05); Pengaruh Modal sosial (X) terhadap Eksistensi LPD (Y) pada model dengan melibatkan variable mediasi adalah signifikan ( p value = 0,000 < α = 0,05); maka hasil ini memberi petunjuk bahwa Pemberdayaan krama desa (M) terbukti memediasi secara parsial pengaruh Modal sosial (X) terhadap Eksistensi LPD (Y)

Tingkat signifikansi peran mediasi dianalisis melalui uji Sobel, dengan perhitungan sebagai berikut.

se ab = √(b2sa2

+ a2sb2

+ sa2

sb2

)

Berdasarkan hasil pengolahan data yang tersaji pada Tabel 5.18 dan Tabel 5.19, maka dapat dihitung nilai seab seperti berikut. 0,002025

se ab = √(0,5592 x 0,0452 )+ (0,6562 x 0,0462) +(0,0452 x 0,0462) se ab = √ 0,0006322774+0.000910591 + 0.0000042849

se ab = √ 0.0015471533 se ab = 0.0393338696291123

Z value = ab /seab

Z value = (0,656 x 0,559)/ 0.0393338696291123 Z value = 9.32286

Hasil perhitungan nilai Z menunjukkan Z value = 9.32286, lebih besar dari nilai kritis 1,96 pada tingkat kesalahan 5% (α =0,05), yang berarti pengujian signifikan.

Dari hasil pengujian ini maka dapat disimpulkan bahwa Pemberdayaan krama desa (M) terbukti signifikan memediasi secara parsial pengaruh Modal sosial (X) terhadap Eksistensi LPD (Y).

60 5.5 Pembahasan

5.5.1 Peran Pemberdayaan Krama Desa Dalam Mendukung Eksistensi LPD Di Provinsi Bali.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa pemberdayaan krama desa sebagai komunitas LPD berpengaruh positip dan signifikan terhadap eksistensi LPD di wilayah Provinsi Bali.

Hasil ini dapat diartikan bahwa dengan adanya pemberdayaan krama desa yang baik, dalam hal ini masyarakat sebagai pengurus, pengawas dan sebagai anggota/nasabah LPD, berdampak pada eksistensi LPD yang semakin kuat. Dari analisis deskriptif memang terungkap bahwa pemberdayaan krama desa sebagai komunitas LPD berada dalam kondisi baik. Hal mana ditunjukkan dari adanya kemudahan akses, partisipasi yang aktif krama desa pada LPD, adanya kontrol dan kesadaran krama desa terhadap LPD, serta kesejahteraan yang dirasakan atas keberdaan LPD di desa pekraman. Kondisi keberdayaan krama desa tersebut terbukti berdampak positip pada eksistensi LPD, yang ditunjukkan dengan keterlibatan yang tinggi masyarakat sebagai bagian dari komunitas LPD, peran LPD yang tinggi di desa pekraman dan adanya manfaat yang diperoleh masyarakat atas keberadaan LPD. Eksistensi LPD ini juga ditunjukkan dengan kerlibatan LPD yang cukup aktif dalam kegiatan sosial ekonomi krama desa, seperti penyediaan modal usaha dan modal kerja, serta keterlibatan LPD yang aktif dalam kegiatan sosial budaya, seperti kegiatan adat dan agama yang memang secara berkala dan berkelanutan dilaksanakan oleh LPD di provinsi Bali.

5.5.2 Peran Modal Sosial dalam mendukung Eksistensi LPD di Provinsi Bali

Dari hasil uji hipotesis terbukti bahwa modal sosial berpengaruh positip dan signifikan terhadap Eksistensi LPD di Provinsi Bali. Hasil ini memberi indikasi bahwa bila modal sosial berkembang dengan baik di lingkungan desa pekraman, maka LPD di Bali akan semakin kuat eksistensinya. Dari hasil analisis deskriptif penelitian ini, memang nampak bahwa modal sosial yang dilihat dari jaringan, kepercayaan, norma, dan harapan terhadap LPD, berjalan dengan baik yang dipersepsikan krama desa. Seperti halnya dengan jaringan atau network, ternyata LPD di Bali menjalin hubungan bisnis dengan

61 beberapa mitra, seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan PT Telkom, berkaitan dengan dengan jasa layanan pembayaran rekening air minum, listrik, telepon. Selain itu, modal sosial yang baik ini juga didukung dengan adanya peran pemerintah, dalam hal ini adalah Lembaga Pemberdayaan LPD (LPLPD), baik di tingkat kabupaten/kota maupun LPLPD di tingkat provinsi, yang secara teratur melakukan pembinaan-pembinaan untuk menopang eksistensi LPD.

Di samping jaringan yang baik sebagai komponen dari modal sosial LPD di Bali, dari hasil penelitian ini juga modal sosial yang baik ditunjukkan oleh adanya kepercayaan dan norma yang tinggi dari masyarakat terhadap keberadaan dan kinerja LPD, serta kepercayaan masyarakat atas kemampuan kerja para pengurus atau pengelola LPD. Modal sosial yang tidak kalah pentingnya mendukung eksistensi LPD adalah harapan masyarakat.

Dalam kaitan ini, Nampak bahwa masyarakat menaruh harapan besar bahwa LPD mampu membantu memecahkan masalah ekonomi krama desa, seperti pembiayaan di bidang pendidikan, modal usaha/modal kerja, serta masalah-masalah masyarakat berkaitan dengan kegiatan upacara, adat dan agama.

Adanya dukungan-dukungan modal sosial yang baik tersebut terbukti berdampak positip dan signifikan terhadap eksistensi LPD di provinsi Bali, yang ditunjukkan dengan keterlibatan masyarakat sebagai bagian komunitas LPD, peran serta kerlibatan LPD dalam kegiatan sosial ekonomi masyarakat di desa pekraman masing-masing.

5.5.3 Peran Modal Sosial dalam Pemberdayaan Krama Desa pendukung LPD di Provinsi Bali

Dari hasil uji statistik terbukti modal sosial berpengaruh positip dan signifikan terhadap pemberdayaan krama desa sebagai komunitas LPD di provinsi Bali. Hasil ini memberi gambaran bahwa bila modal sosial yang berkaitan dengan LPD berada dalam kondisi kuat, maka pemberdayaan krama desa sebagai komunitas LPD juga akan semakin kuat. Bila ditelusuri dari deskripsi variabel modal sosial, memang terlihat bahwa modal sosial berkaitan dengan keberadaan LPD di provinsi Bali dalam katagori baik atau kuat. Hal mana diindikasikan dari adanya jaringan yang baik terjalin antara LPD dengan pihak luar seperti PDAM, PLN, PT Telkom, serta lembaga pemerintah khususnya LPLPD.

62 Keberadaan modal sosial ini ternyata berdampak positip dan signifikan pada pemberdayaan krama desa (pengurus, pengawa, dan anggota), sebagai komunitas LPD. Hal ini dapat dilihat dari adanya akses yang mudah bagi krama desa untuk mendapatkan informasi dan layanan jasa LPD, seperti tabungan, deposito, pembayaran rekening listrik, air minum, pulsa listrik dan jasa lainnya. Di samping itu, pemberdayaan krama desa ini, juga dapat diketahui dari adanya partisipasi aktif krama desa dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan LPD menyangkut pembahasan program-program yang akan diluncurkan, memanfaatkan sumber daya atau produk-produk yang dimiliki LPD sehingga LPD dapat berkembang dengan baik, dan krama desa merasa bahwa LPD memberikan kesempatan yang adil pada seluruh anggota untuk ikut terlibat dalam mengembangkan LPD.

Pemberdayaann krama desa sebagai komunitas LPD di Bali, juga dapat dilihat dari adanya kontrol yang dimiliki krama desa terhadap kegiatan-kegitan yang dilaksanakan LPD serta diberikan kesempatan untuk menyampaikan hal-hal positip untuk memastikan kegiatan-kegiatan LPD berjalan dengan baik. Indikator yang tidak kalah pentingnya terkait pemberdayaan krama desa ini adalah tumbuhnya kesadaran krama desa untuk ikut serta membangun LPD, mendukung kebijakan LPD, melaksanakan kewajiban yang seharusnya, serta menyadari bahwa keberhasilan LPD sangat ditentukan oleh keterlibatan anggotanya.

5.5.4 Peran Pemberdayaan Krama Desa dalam Memediasi Pengaruh Modal Sosial Terhadap Eksistensi LPD di Provinsi Bali

Dari analisis jalur keterkaitan modal sosial, pemberdayaan krama desa dan eksistensi LPD, terbukti pemberdayaan krama desa memediasi secara parsial pengaruh modal sosial terhadap eksistensi LPD di provinsi Bali. Hasil uji Sobel memperkuat pengujian mediasi ini, yang mana diperoleh hasil bahwa pemberdayaan krama desa secara signifikan memediasi secara parsial pengaruh modal sosial terhadap eksistensi LPD di Bali. Temuan ini memberi petunjuk bahwa modal sosial dan pemberdayaan krama desa sebagai komunitas LPD, memegang peranan penting dalam menjaga eksistensi LPD sebagai lembaga keuangan desa pekraman di Bali.

63 Hasil ini menunjukkan bahwa modal sosial yang ditunjukkan dari adanya kemudahan akses ke LPD, partisipasi aktif krama desa dalam kegiatan-kegiatan LPD, kontrol dan kesadaran yang tinggi krama desa atas keberadaan LPD, dan kesejahteraan yang dirasakan krama desa dari keberadaan LPD, semua itu berperan penting dalam meningkatkan pemberdayaan krama desa, sebagai komunitas LPD. kondisi-kondisi tersebut secara sisgifikan memperkuat keberadaan LPD yang sangat menopang kegiatan-kegiatan sosial ekonomi masyarakat di perdesaan di Bali.

64 BAB 6

Dokumen terkait