• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil perhitungan analisis swot berdasarkan dari data kuisioner yang diisi oleh beberapa responden yang mewakili dari beberapa instansi, masyarakat maupun swasta dan LSM setempat. Secara lengkap perhitungan analisis seperti pada tabel 18 berikut ini.

Tabel 18 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)

KEKUATAN Bobot Rating Skor

Sumberdaya pesisir dan laut masih 0.14 4 0.56 Potensial dikembangkan.

Masyarakat tidak melakukan kegiatan 0.12 3 0.36 penangkapan yang merusak

Alat tangkap yang digunakan masih 0.10 4 0.4 Sederhana

Solidaritas antar masyarakat masih tinggi 0.10 3 0.3 Belum ada kegiatan yang menimbulkan 0.14 4 0.56 Pencemaran

Wilayahnya pulau-pulau kecil 0.08 3 0.24

KELEMAHAN

Kegiatan pasca penangkapan masih 0.07 1 0.07 Sederhana

Pola hidup masyarakat yang masih 0.07 2 0.14 konsumtif tidak mempunyai niat

memperbesar modal usaha

Tidak ada pilihan terhadap jenis 0.05 1 0.05 alat tangkap dan spesies target

SDM masyarakat masih rendah 0.04 3 0.12

Kondisi daratan pulau berbukit 0.04 1 0.04

Transportasi masih kurang 0.05 3 0.15

Berdasarkan nilai Internal factor analysis summary (IFAS) didapatkan hasil sebesar 2.99 (tabel 18) sedangkan eksternal factor summary (EFAS) sebesar 3.23 (tabel 19). Nilai tersebut didapatkan dari perkalian bobot dan rating oleh responden terhadap faktor kekuatan dan kelemahan (IFAS) serta peluang dan ancaman (EFAS).Hasil tersebut merupakan analisis dari banyaknya pendapat yang di kumpulkan oleh responden. Masing masing responden mempunyai pendapat yang berbeda sesuai dengan tingkat pemahaman masing – masing dan besar kepentingan berdasarkan persepsi mereka. Dari keseluruhan responden menunjukkan pula bahwa untuk sector pendukung ekonomi mendapat prioritas yang tinggi jika dibandingkan dengan faktor lainnya. Namun pada dasarnya beberapa responden masih ada yang mengakui bahwa kondisi perairan merupakan factor penunjang kelangsungan kegiatan perikanan, lihat pada tabel 19.

Tabel 19 Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS)

PELUANG Bobot Rating Skor

Daya beli dan permintaaan terhadap 0.25 4 1 ikan karang masih tinggi

Akses yang baik ke Singapura 0.25 4 1

maupun ke Batam

Kondisi perairan mendukung kegiatan 0.22 3 0.66 budidaya dengan pengembangan

teknologi dan menejemen lebih baik

ANCAMAN Bobot Rating Skor

Metode penangkapan yang bersifat 0.09 1 0.09 merusak masyarakat luar Pulau Abang

Kebijakan pemerintah kurang 0.09 2 0.18

menyentuh masyarakat

Akses pasar dari luar sulit masuk 0.1 3 0.3 dan kurang berkembang

Jumlah 1 3.23

56   

Tabel 20. Matrik SWOT, Perumusan strategi

KEKUATAN PELUANG STRATEGI

1.Sumberdaya pesisir dan laut masih potensial dikembangkan. 2.Masyarakat tidak melakukan kegiatan penangkapan yang merusak

3.Alat tangkap yang digunakan mempunyai daya ekploitatif rendah 4.Solidaritas antar masyarakat masih tinggi

5.Belum ada kegiatan yang menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan yang nyata 6.Wilayahnya merupakan pulau – pulau kecil KELEMAHAN 1. Kegiatan pasca penangkapan masih sederhana 2. Pola hidup masyarakat yang masih konsumtif tidak mempunyai niat memperbesar modal usaha

3. Tidak ada pilihan terhadap jenis alat tangkap dan spesies target

4. SDM masyarakat masih rendah

5. Kondisi daratan pulau yang berbukit- bukit 6. Transportasi antar

pulau masih kurang

1.Daya beli dan

permintaaan terhadap ikan karang masih tinggi

2.Akses yang baik ke Singapura maupun ke Batam 3.Kondisi perairan mendukung kegiatan budidaya dengan pengembangan teknologi dan

menejemen lebih baik

ANCAMAN

1.Metode penangkapan yang bersifat merusak masyarakat luar Pulau Abang

2.Kebijakan pemerintah kurang menyentuh masyarakat.

3.Akses pasar dari luar sulit masuk dan kurang berkembang kebutuhan operasional penangkapan yang mahal ( BBM, alat tangkap ) STRATEGI SO 1. Pengembangan usaha marine culture dan wisata bahari

2. Peningkatan pemasaran antar pulau, nasional maupun ekspor

STRATEGI ST

1.Pengawasan wilayah perairan berbasis masyarakat.

2.Pengadaan sarana dan prasarana kegiatan perekonomian. STRATEGI STRATEGI WO 1.Peningkatan kualitas produksi perikanan 2.Peningkatan kualitas SDM dan data perikanan berbasis masyarakat STRATEGI WT Pemberdayaan masyarakat pesisir dengan membuat mata pencaharian alternative

58   

Hasil Analytical Hierarchi Process (AHP)

Hasil AHP (gambar 9) digunakan untuk menentukan skala prioritas terhadap rencana strategi yang yang telah dibuat dalam matriks SWOT. Analisis ini didasarkan pada tingkat konsistensi responden dalam mengisi daftar pertanyaan- pertanyaan yang dibangun untuk membuat strategi pengelolaan perikanan di Kelurahan Pulau Abang Kota Batam. Berdasarkan hasil analisis yang telah diproses dengan menggunakan software AHP (Expert choice 2000) didapatkan bahwa tingkat konsistensi responden kurang dari satu per sepuluh. Hal tersebut mengandung arti bahwa jawaban semua responden dalam analisis ini dapat diterima.

Sumber : data primer

Gambar 10 bobot prioritas kriteria SWOT dalam pengelolaan perikanan di terumbu karang Kelurahan Pulau Abang

Berdasarkan hasil analis AHP (gambar 10) urutan prioritas dalam kriteria (faktor SWOT) secara berturut –turut adalah : peluang (44.2%) kekuatan (26.8%), ancaman (21.1%), kelemahan (7.9%), dan. Berdasarkan gambar 10 terlihat bahwa masing –masing keempat kriteria SWOT mempunyai nilai yang sangat berbeda.

Jika dilihat urutan prioritas dalam sub kriteria dari kriteria peluang yang merupakan prioritas pertama faktor SWOT berturut – turut akses yang baik ke Singapura maupun ke Batam (53.8%), kondisi perairan mendukung kegiatan

44,2% 26,8% 21,1% 7,9% Peluang Kekuatan Ancaman Kelemahan Persentase

budidaya dengan pengembangan teknologi dan menejemen lebih baik (24.4%) serta daya beli dan permintaaan terhadap ikan Karang masih tinggi (21.8%). Dari data diatas terlihat bahwa untuk persentase akses ke Singapura dan Batam masih baik sangat tinggi jika dibandingkan dengan dua kriteria lainnya yaitu sekitar 25 %.

Sumber : data primer

Gambar 11 bobot prioritas sub kriteria peluang dalam pengelolaan perikanan di terumbu karang Kelurahan Pulau Abang

Berdasarkan gambar 11 urutan peluang dalam menentukan rencana strategi pengelolaan sumberdaya perikanan secara berturut – turut adalah Pengembangan usaha budidaya dan wisata bahari (19.5%), pemberdayaan masyarakat pesisir dengan mata pencaharian alternatif (17.1%), peningkatan kualitas menejemen sumberdaya dan sumber data perikanan (14.8%), Peningkatan kualitas produksi perikanan (12.7%), peningkatan pemasaran antar pulau, nasional, ekspor (12.7%), pengadaan sarana dan prasarana kegiatan perekonomian (12.5%), Pengawasan wilayah Perairan Kelurahan Pulau Abang (10.7%),serta Secara lengkap hasil nalisis AHP dapat dilihat pada lampiran 7.

Prioritas pertama rencana strategi pengelolaan sumberdaya perikanan di terumbu karang kelurahan Pulau Abang (Pengembangan usaha budidaya dan wisata bahari) jika dikaitkan dengan kriteria SWOT pada Tabel 20 termasuk dalam straategi strengths-opportunies (SO), yaitu memanfaatkan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan segala peluang. Prioritas strategi kedua adalah

53,8 24,4

21,8

Akses yang baik ke Singapura maupun ke Batam Kondisi perairan mendukung

kegiatan budidaya Daya beli dan permintaaan

60   

pemberdayaan masyarakat pesisir dengan mata pencaharian alternative termasuk dalam strategi weakness-threats (WT) yaitu dengan memanfaatkan kelemahan yang ada untuk menghadapi ancaman.

Gambar 12 bobot prioritas rencana strategi pengelolaan perikanan di terumbu karang Kelurahan Pulau Abang

  19,5% 17,1% 14,8% 12,7% 12,7% 12,5% 10,7% Pengawasan wilayah perairan

Pulau Abang

Pengadaan prasarana dan sarana kegiatan perekonomian

Peningkatan kualitas produksi perikanan

Peningkatan pemasaran antar pulau, dan nasional

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia

Pemberdayaan masyarakat pesisir dengan mata pencaharian alternatif Pengembangan usaha budidaya dan wisata bahari