• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1) Hasil Analisis Kebutuhan Guru

Wawancara dilakukan peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran dan penggunaan media di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Hasil wawancara dengan Bapak A selaku guru bahasa Indonesia kelas X di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang pada tanggal 10 Juni 2016, sebagai berikut.

(a) Peran Media Pembelajaran

Peran media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia sangat penting karena dapat memberikan motivasi kepada siswa dan pembelajaran itu sendiri jadi lebih menarik dengan menggunakan media pembelajaran. Selain itu, dapat melatih kreativitas guru saat menggunakan media pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan materinya masing-masing. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa peran media pembelajaran di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang sangat diperlukan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang mendorong siswa agar mencapai tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Selain itu, membiasakan guru agar mampu membuat media pembelajaran bahasa Indonesia beraneka ragam sesuai dengan KI dan KD yang ditentukan.

(b)Media (software) yang Dominan

Media (software) yang dominan digunakan saat mengajar bahasa Indonesia di dalam kelas dari kelas persiapan pertama, kelas X, kelas XI, dan kelas XII adalah

media powerpoint. Penggunaan media powerpoint dilengkapi dengan laptop,

viewer, dan speaker jika diperlukan. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang selalu menggunakan media pembelajaran yang terkait dengan materi pembelajaran. Dengan tujuan membantu proses pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa lebih mudah dipahami. Hal ini dapat dilihat dengan menggunakan media powerpoint yang berisi materi, guru dapat menambahkan contoh berupa video. Alhasil, siswa dapat melihat secara langsung tanpa harus membayangkannya.

(c) Strategi/Metode

Strategi/metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bermacam-macam ada metode tanya-jawab, kerja kelompok, metode ceramah, metode diskusi, dan metode jigsaw. Metode yang dominan digunakan adalah metode diskusi, metode ceramah, dan metode jigsaw. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa strategi/metode yang digunakan guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang beraneka ragam. Tujuannya agar pembelajaran bahasa Indonesia tidak menggunakan strategi/metode yang sama pada setiap materi. Alhasil, guru menggunakan strategi/metode yang berbeda-beda.

(d)Cara Mengatasi Kendala

Cara mengatasi kendala selama mengajar dua tahun di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang secara khusus pembelajaran bahasa Indonesia adalah belajar kembali. Hal ini dapat dilihat dari kendala yang dialami yaitu lupa dengan materi majas dan imbuhan. Cara untuk mengatasinya adalah belajar kembali materi yang harus diperdalam dengan membaca materi perkuliahan. Selain itu, hal yang dilakukan sebelum mengajar adalah berkunjung ke perpustakaan untuk membaca materi yang berkaitan dengan materi majas dan imbuhan serta membuka materi kuliah yang diberikan oleh dosen yaitu Pak Karmin. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang mengalami rintangan atau faktor yang menghalangi saat mengajar bahasa Indonesia. Salah satunya beberapa materi ada yang lepas dari ingatan. Namun, ada berbagai cara yang dilakukan guru untuk mengatasinya yaitu mempelajari kembali materi tersebut dengan membacanya lagi.

(e) Media dalam Pembelajaran

Media dalam pembelajaran yang digunakan adalah powerpoint dilengkapi dengan menggunakan viewer. Dengan demikian, siswa akan tertarik dan guru dapat menuangkan kreativitas pada media pembelajaran yang dibuat. Selain itu, dapat ditambahkan gambar-gambar lucu, kemudian ditambahkan musik sebagai

backsound pada powerpoint. Jadi, selama siswa menyimak ada musik klasik sehingga siswa tertarik. Materi yang disampaikan juga menggunakan template

yang menarik. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang menyajikan tampilan pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Dengan harapan siswa tidak menjadi bosan. Alhasil, media berbasis powerpoint yang dibuat tidak hanya sebatas teks pada materi tetapi berisi audio, video, bahkan audio visual.

(f) Kesulitan Media Pembelajaran Inovatif

Kesulitan media pembelajaran inovatif adalah membutuhkan kreativitas yang tinggi. Pada tahap ini guru tidak kesulitan dalam membuat media pembelajaran yang inovatif karena setiap manusia itu perlu belajar hal yang baru. Jadi jika ada hal yang baru, harus dipelajari walaupun pun susah. Dengan demikian, guru lebih tertantang. Tidak hanya menggunakan media konvensional, ada baiknya guru menggunakan media yang inovatif. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang tidak keberatan jika harus mempelajari sesuatu yang baru. Terutama dalam hal membuat atau memproduksi media pembelajaran yang inovatif. Alhasil, seorang guru harus mempunyai kelebihan dalam hal membuat media pembelajaran yang baru sehingga siswa termotivasi untuk mempelajari materi yang akan dipelajari.

(g) Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer

Pengembangan media pembelajaran berbasis komputer penting untuk dikembangkan. Alhasil, guru dapat memanfaatkan laboratorium komputer yang ada di sekolah ini. Di mana fasilitasnya sudah cukup memadai terdiri dari komputer satu set, wifi, hotspot, dan proyektor, sudah ada semuanya. Jadi, perlu sekali dikembangkan pembelajaran berbasis komputer agar siswa tidak gagap teknologi. Apalagi banyak siswa yang dari pulau terpencil kemudian masuk seminari dan kurang mengenal komputer. Alhasil, siswa yang mempunyai pengetahuan yang lebih mengenai komputer dapat berbagi ilmu dengan siswa yang lain. Contohnya siswa dapat membuka dan mematikan komputer, mengetik, serta belajar membuat powerpoint. Dengan demikian, pembelajaran berbasis komputer sangat penting. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang berpendapat bahwa pengembangan media pembelajaran berbasis komputer diperlukan. Hal ini dapat ditinjau dari sarana untuk pelaksanaan pembelajaran yang sudah tersedia sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik. Alhasil, siswa yang belum mengenal teknologi dapat belajar dengan siswa yang mempunyai pengetahuan yang lebih.

(h)Penggunaan Multimedia sebagai Media Pembelajaran

Penggunaan multimedia sebagai media pengajaran selain powerpoint tidak ada. Paling di dalam kelas jika sesuai dengan materi biasanya menampilkan video drama dan video pembacaan pantun. Hal ini dapat membuat siswa tertarik.

Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang dominan menggunakan media pengajaran powerpoint dan belum menggunakan multimedia lain sebagai media pengajaran. Guru hanya memberikan video pembelajaran terkait materi yang dipelajari karena sejauh ini siswa sudah tertarik.

(i) Penggunaan Software Lectora Inspire

Penggunaan software lectora inspire baru pertama kali digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang belum pernah menggunakan aplikasi lectora inspire. Hal ini merupakan kesempatan baik untuk pengembangan media pembelajaran yang inovatif. Alasannya media ini dapat menjadi pembaruan media pembelajaran bahasa Indonesia. Guru tidak harus menggunakan media pembelajaran berbasis

powerpoint secara terus-menerus, tetapi dapat bergantian menggunakan media pembelajaran berbasis lectora inspire.

(j) Pendapat Mengenai Lectora Inspire

Pendapat mengenai penggunaan software lectora inspire baru pertama kali digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang belum pernah menggunakan aplikasi lectora inspire. Hal ini merupakan kesempatan baik untuk pengembangan media pembelajaran yang

inovatif. Alasannya media ini dapat menjadi pembaruan media pembelajaran bahasa Indonesia. Guru tidak harus menggunakan media pembelajaran berbasis

powerpoint secara terus-menerus, tetapi dapat bergantian menggunakan media pembelajaran berbasis lectora inspire.

(k)Penggunaan Media Berbasis Lectora Inspire di Sekolah

Penggunaan media berbasis lectora inspire di sekolah baik, karena aplikasi

lecora inspire dapat digunakan dalam mata pelajaran lainnya. Tidak harus bahasa Indonesia saja. Mata pelajaran lain contohnya sejarah, geografi, PKN, dan sosiologi. Tujuannya agar guru dapat mempelajari hal yang baru dan diterapkan di dalam kelas. Alhasil, siswa juga tertarik dengan hal yang baru. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang setuju jika media berbasis

lectora inspire diterapkan di sekolah. Apalagi zaman sekarang ini teknologi semakin berkembang dan media berbasis lectora inspire merupakan terobosan baru dalam pembuatan media pembelajaran yang inovatif.

(l) Saran Pengembangan Media Pembelajaran

Saran dalam mengembangkan media pembelajaran lectora inspire ini dapat membangkitkan ketertarikan siswa dalam belajar. Apalagi jika semua siswanya laki-laki seperti di seminari harus mampu membuat inovasi baru dalam membuat media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Agama Katolik

Seminari Mario John Boen Pangkalpinang memberikan pendapat bahwa dalam mengembangkan media pembelajaran lectora inspire diperlukan kreativitas. Tujuannya agar media pembelajaran berbasis lectora inspire yang ditampilkan saat pembelajaran bahasa Indonesia tidak monoton.

Dokumen terkait