• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

2) Hasil Analisis Kebutuhan Siswa

Wawancara dilakukan peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran dan penggunaan media di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang. Hasil wawancara dengan siswa A kelas X di Sekolah Menegah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang pada tanggal 11 Juni 2016, sebagai berikut.

(a) Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas

Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas sejauh yang dirasakan di seminari ketika belajar bahasa Indonesia membosankan. Apalagi pembawaan gurunya hanya menjelaskan terus-menerus tanpa membentuk suasana dan kondisi kelas yang lebih menarik serta kondusif sehingga kami merasa bosan. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang merasa jenuh saat belajar bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu guru terlalu monoton dalam menjelaskan materi. Alhasil, keadaan kelas tidak sesuai dengan keinginan siswa karena cara penyampaian guru yang kurang menarik perhatian.

(b)Hambatan/Kesulitan dalam Belajar Bahasa Indonesia

Hambatan/kesulitan dalam belajar bahasa Indonesia pasti ada. Hambatannya penjelasan guru terlalu panjang. Jadi sulit mendapatkan kesimpulan karena guru menjelaskan terus-menerus, terkadang jika guru memberikan pertanyaan siswa bingung harus menjawab karena penjelasan yang panjang. Jadi secara tidak langsung siswa diminta menyimpulkan sendiri. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang mengalami kesulitan saat pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu permasalahan yang muncul adalah guru menerangkan materi pembelajaran dalam jangka waktu yang panjang. Akibatnya siswa sukar mengaitkan penjelasan yang diberikan guru. Alhasil, siswa menjadi hilang akal saat menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Selain itu, siswa harus mampu memberikan kesimpulan materi yang dipelajari.

(c) Penggunaan Media di dalam Kelas

Penggunaan media di dalam kelas menarik karena sebuah inovasi baru setidaknya situasi kelas lebih menarik karena menggunakan media pembelajaran. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang setuju jika pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan media. Dengan alasan sebagai pembaruan dalam pembelajaran yang menggunakan media. Selain itu, memotivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia karena dengan menggunakan media berbagai kegiatan pembelajaran ditawarkan. Mulai dari materi pembelajaran, permainan

yang berisi tentang materi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

(d)Media yang Digunakan oleh Guru

Media yang digunakan oleh guru sejauh ini yang dirasakan biasanya guru bahasa Indonesia kami menggunakan microsoft word. Selain itu, menggunakan

microsoft powerpoint. Namun, yang dominan menggunakan microsoft word. Biasanya langsung ditayangkan menggunakan in focus dengan font tulisan yang sudah dibesarkan sehingga dapat dijangkau sampai barisan belakang. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang sudah merasakan penggunaan media dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hanya saja belum beraneka ragam media pembelajaran yang digunakan. Guru masih dominan menggunakan microsoft word yang ditampilkan saat penjelasan materi. Selain itu, guru juga menggunakan

microsoft powerpoint. Penggunaan media dalam pembelajaran bahasa Indonesia sudah baik karena siswa tidak akan cepat jenuh saat pembelajaran berlangsung. Hanya saja guru harus mampu berkreativitas dalam pembuatan media pembelajaran itu sendiri.

(e) Mengoperasikan Komputer/Laptop

Penggunaan komputer dalam pembelajaran pasti ada. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang mampu menggunakan komputer. Hanya saja

penggunaan komputer tidak dilakukan setiap hari. Ada jam tertentu karena semua kegiatan dari pagi hari sampai malam hari sudah terjadwal.

(f) Waktu Penggunaan Komputer

Waktu penggunaan komputer selama di seminari seminggu hanya satu kali yaitu dua jam. Selain itu, di luar dari jam seminari biasanya hari minggu yaitu ketika waktu ambulatio (berjalan) dari jam 09.00-12.00 WIB biasanya sebagian anak seminari akan pergi ke warung internet. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang tidak setiap hari menggunakan komputer. Hanya di jam tertentu saja sesuai dengan kebutuhan. Misalnya pada jam pelajaran komputer yaitu satu kali dalam seminggu dua jam. Selain itu, siswa di seminari biasanya memanfaatkan waktu luang yang diberikan setiap hari minggu untuk pergi ke warung internet. Tidak semua siswa yang pergi, hanya yang gemar saja yang pergi ke warung internet.

(g) Pembelajaran Berbasis Komputer

Pembelajaran berbasis komputer sangat menarik dan lebih sistematis. Dengan media berbasis komputer kita langsung mendapatkan gambaran tanpa harus membayangkannya. Selain itu, tersedia audio, visual, dan audio visual. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang mendukung jika pembelajaran bahasa Indonesia berbasis komputer. Dengan pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis

komputer akan muncul ketertarikan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Selain itu, penyampaian materi akan lebih teratur. Media pembelajaran berbasis komputer tidak hanya menampilkan teks pada materi. Namun, menampilkan suara dan gambar. Alhasil, siswa tidak perlu membayangkan contoh yang diberikan guru karena sudah dapat dilihat secara nyata.

(h)Penggunaan Multimedia

Siswa belum pernah menggunakan pembelajaran secara multimedia. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang belum pernah menggunakan multimedia sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia. Selama ini siswa belajar menggunakan buku paket saja. Namun, jika belajar menggunakan

powerpoint hanya menggunakan teks belum dikombinasikan dengan audio maupun video.

(i) Software Lectora Inspire

Mengenai software lectora inspire siswa belum tahu sama sekali. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang belum pernah menggunakan media pembelajaran berbasis lectora inspire. Hal ini merupakan terobosan baru dalam penggunaan media pembelajaran bahasa Indonesia. Apalagi lectora inspire menampilkan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Dengan penambahan

permainan pada penggunaan media pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini menjadi motivasi siswa dalam memahami materi yang akan diajarkan.

(j) Penggunaan Software Lectora Inspire untuk Kegiatan Belajar

Penggunaan software lectora inspire untuk kegiatan belajar belum pernah. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang belum pernah menggunakan

lectora inspire untuk kegiatan belajar. Dengan adanya software ini penggunaan media pembelajaran bahasa Indonesia akan bervariasi. Alhasil, guru tidak hanya menggunakan powerpoint secara terus-menerus sebagai media pembelajaran. Namun, dapat bergantian dengan menggunakan media pembelajaran lectora inspire.

(k)Pendapat Tentang Lectora Inspire

Pendapat tentang lectora inspire pertama kali mendengarnya adalah semacam permainan dan pasti ini lebih menarik. Apalagi setelah dijelaskan cara penggunaannya. Terdapat materi di dalamnya. Jika digunakan di sekolah-sekolah siswa pasti lebih cepat menangkap materi, sistematis, dan kondisi kelas pasti lebih menyenangkan dari pada model ceramah yang terlalu panjang. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang berpendapat media lectora inspire akan menyenangkan jika dijadikan media pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dilihat dari tampilan media pembelajaran lectora inspire yang terdiri dari materi,

video, dan sebagainya. Alhasil, media pembelajaran bahasa Indonesia yang dihasilkan lebih teratur dan mudah digunakan guru dan siswa.

(l) Kendala Mengembangkan Media Berbasis Multimedia

Kendala dalam mengembangkan media berbasis komputer adalah ketika harus membuat media lagi dengan bab (materi) baru. Membutuhkan kreativitas yang lebih supaya siswa lebih tertarik. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang berpendapat bahwa permasalahan yang muncul ketika membuat media pembelajaran lectora inspire adalah memproduksi media pembelajaran dengan materi yang berbeda. Hal ini membutukan kemampuan untuk menciptakan media pembelajaran bahasa Indonesia berbasis lectora inspire yang dapat menarik perhatian siswa. Alhasil, dibutuhkan keuletan atau kemauan yang keras untuk menghasilkan media pembelajaran bahasa Indoensia.

(m) Penggunaan Lectora Inspire di Sekolah

Setuju jika lectora inspire dikembangkan di seminari karena bagus dan sistematis. Namun, pertimbangannya di seminari jam pemakaian komputernya masih kurang. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang sependapat jika media pembelajaran diterapkan di seminari. Dengan alasan pengembangan media pembelajaran ini menarik dan teratur sehingga siswa dapat memahami

materi yang diberikan guru. Perhitungannya penggunaan komputer di seminari masih terbatas.

(n)Saran Mengembangkan Media Pembelajaran

Saran untuk mengembangkan media pembelajaran ini adalah lebih dikembangkan lagi supaya dapat dikenal banyak orang dan dapat berinovasi lagi. Apalagi ini zamannya teknologi. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang berpendapat bahwa pengembangan media pembelajaran bahasa Indonesia berbasis

lectora inspire harus ditingkatkan. Tujuannya untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan dengan menggunakan media inovatif di zaman yang serba digital.

b. Kuesioner (Angket)

Kuesioner analisis kebutuhan siswa terdiri dari sepuluh pertanyaan. Kuesioner ini bertujuan untuk membantu proses penyusunan materi pembelajaran teks prosedur kompleks yang dikemas menjadi media alternatif pembelajaran menggunakan aplikasi lectora inspire. Selain itu, sebelum mengisi kuesioner (angket) peneliti menjelaskan dan menampilkan media pembelajaran teks prosedur kompleks berbasis lectora inspire kepada siswa sebagai pengenalan awal. Dengan demikian, kuesioner (angket) akan diisi oleh 18 siswa di Sekolah Menengah Agama Katolik Seminari Mario John Boen Pangkalpinang sehingga data hasil analisis kebutuhan dapat dilihat dari uraian berikut.

Dokumen terkait