• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

D. Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Analisis Regresi Berganda

Bedasarkan hasil analisis menggunakan SPSS maka diperoleh hasil analisis regresi sebagai berikut:

Tabel V.13

Rangkuman Hasil Regeresi Linier Berganda Variabel

Independen

Koef.

Regresi thitung t sign Keputusan

(Constant) 1.932 3.917 .000 -

Kepemimpinan .306 2.351 .021 signifikan

Motivasi .035 .319 .751 Tidak Signifikan

Pengalaman kerja .029 .283 .778 Tidak Signifikan Variabel dependen: Produktivitas karyawan (Y)

Adjust R2 = 0,042

Fhitung = 2.438

a. Persamaan regresi

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel V.11 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 1.932+ 0.306 X1 + 0.035 X2 + 0.029 X3 1) Konstanta (a)

Pada persamaan di atas nilai konstanta diperoleh sebesar 1.932 (positif) yang berarti bahwa jika skor pada ketiga variabel pengalaman kerja, motivasi, dan Kepemimpinan sama dengan nol maka Produktivitas karyawan akan sebesar 1.932.

2) Koefisien Regresi Kepemimpinan (b1)

Nilai kepemimpinan pada persamaan di atas diperoleh sebesar 0.306 yang berarti positif searah dan jika skor pada variabel kepemimpinan meningkat maka produktivitas karyawan akan meningkat dan sebaliknya apabila skor variabel kepemimpinan turun maka produktivitas karyawan akan turun, dengan asumsi variabel lain sama dengan nol atau dalam keadaan konstan.

3) Koefisien regresi Motivasi (b2)

Nilai motivasi pada persamaan di atas diperoleh sebesar 0.035 yang berarti positif searah dan jika skor pada variabel motivasi meningkat maka produktivitas karyawan akan meningkat dan sebaliknya apabila skor variabel motivasi turun maka

Produktivitas karyawan akan turun, dengan asumsi variabel lain sama dengan nol atau dalam keadaan konstan.

4) Koefisien regresi Pengalaman Kerja (b3)

Nilai pengalaman kerja pada persamaan di atas diperoleh sebesar 0.029 yang berarti positif searah dan jika skor pada variabel pengalaman kerja meningkat maka produktivitas karyawan akan meningkat dan sebaliknya apabila skor variabel pengalaman kerja turun maka produktivitas karyawan akan turun, dengan asumsi variabel lain sama dengan nol atau dalam keadaan konstan.

b. Uji t ( t-test )

Yaitu untuk mengetahui tingkat signifikasi dari pengaruh variabel independent secara keseluruhan terhadap variabel dependen.

1) Variabel Kepemimpinan (X1)

a) Ho : Tidak ada pengaruh Kepemimpinan (X1) terhadap Produktivitas karyawan (Y)

Ha : Ada pengaruh Kepemimpinan (X1) terhadap Produktivitas karyawan (Y)

b) ttabel = t (a) ; (n – 1 – k) Dimana, k = jumlah variabel n = jumlah sampel

c) Terima Ha, jika t hitung < t tabel

Tolak Ho, jika t hitung > t tabel d) Kesimpulan

Karena thitung > ttabel 2.351 > 1.6602 dan nilai signifikannya < 0.05 (0.021 < 0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga hipotesis 1 terbukti yang berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara variabel Kepemimpinan (X1) dengan Produktivitas karyawan (Y) 2) Variable Motivasi (X2)

a) Ho : Tidak ada pengaruh Motivasi (X2) terhadap Produktivitas karyawan (Y)

Ha : Ada pengaruh Motivasi (X2) terhadap Produktivitas karyawan (Y)

b) ttabel = t (a) ; (n – 1 – k) Dimana, k = jumlah variabel n = jumlah sampel

c) Terima Ha, jika t hitung < t tabel

Tolak Ho, jika t hitung > t tabel d) Kesimpulan

Karena thitung < ttabel 0.319 < 1.6602 nilai signifikannya > 0.05 (0.751 > 0.05): maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga hipotesis 2 tidak terbukti yang berarti tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara variabel Motivasi (X2) dengan Produktivitas karyawan (Y) 3) Variable Pengalaman Kerja (X3)

a) Ho : Tidak ada pengaruh Pengalaman kerja (X3) terhadap Produktivitas karyawan (Y)

Ha : Ada pengaruh Pengalaman kerja (X3) terhadap Produktivitas karyawan (Y)

b) t tabel = t (a) ; (n – 1 – k) Dimana, k = jumlah variabel n = jumlah sampel

c) Terima Ha, jika t hitung < t tabel Tolak Ho, jika t hitung > t tabel

d) Kesimpulan

Karena nilai thitung< ttabel 0.283 < 1.6602 nilai signifikannya > 0.05 (0.778 > 0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga hipotesis 3 tidak terbukti yang berarti tidak ada pengaruh yang positf dan signifikan secara parsial antara variabel Pengalaman kerja (X3) dengan Produktivitas karyawan (Y).

c. Koefisien determinasi (R2)

Ditemukan pula koefisien determinasi (R2) sebesar 0,042 sesuai yang tertera pada Tabel V.14, yang berarti bahwa sekitar 4.2% variasi pada variabel Produktivitas karyawan mampu diterangkan oleh ketiga variabel (Kepemimpinan, Motivasi dan Pengalaman Kerja), secara bersama-sama atau simultan. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 95.8 % diterangkan oleh variasi lain di luar model.

E. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara variabel Kepemimpinan (X1) dengan Produktivitas karyawan (Y). Hal ini berarti bahwa ketika karyawan memiliki sosok seorang pemimpin maka produktivitas akan meningkat.

Dalam suatu organisasi atau perusahaan, peran pemimpin sangat penting karena faktor kepemimpinan dapat memberikan pengaruh yang berarti terhadap kinerja karyawan karena pimpinan yang merencanakan, menginformasikan, membuat, dan mengevaluasi berbagai keputusan yang harus dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap, gaya, dan perilaku pimpinan sangat berpengaruh pada karyawan yang dipimpinnya bahkan turut berpengaruh pada kinerja organisasi.

Sesuai dengan teori Hani Handoko (2001) kepemimpinan merupakan keterampilan dan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian dan kesadaran bersedia mengikuti kehendak-kehendak pemimpin tersebut.. Hal ini berarti bhwa sosok seorang pemimpin yang baik akan meningkatkan produktivitas dan sosok pemimpin yang tidak baik akan menimbulkan efek negatif atau produktivitas menurun. Hal ini juga sesuai dengan teori Achmad Suyuti (2001) kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing

dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arah tujuan tertentu.

Hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara variabel Motivasi (X2) dengan Produktivitas karyawan (Y). Hal ini berarti bahwa tingginya tingkat motivasi tidak akan mempengaruhi produktivitas karyawan.

Dalam perusahaan, aspek manusia harus dibangkitkan melalui motivasi untuk mencapai produktivitas tinggi. Karyawan tidak hanya tergantung pada gaji untuk bekerja secara maksimal, tetapi juga sangat dipengaruhi penampilan pimpinannya. Bila karyawan mengetahui cara dan kearah mana perusahaan akan dikembangkan oleh atasanya, maka bangkitlah motivasi karyawan untuk bekerja secara maksimal. Seorang pimpinan memang harus mampu bertindak sebagai motivator agar bawahan mau memberikan konstribusinya bagi kemajuan perusahaan. Di dalam perusahaan tempat penulis melakukan penelitian ini diketahui bahwa kondisi karyawan merupakan karyawan pabrik dan yang membuat produktivitas meningkat adalah gaji maupun bonus sebagai hasil kerja para karyawan.

Hasil pengujian hipotesis ketiga ditemukan bahwa tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel Pengalaman Kerja (X3) dengan Produktivitas karyawan (Y). Hal ini berarti bahwa tingginya tingkat pengalam kerja tidak akan mempengaruhi produktivitas karyawan. Hal ini disebabkan karena pengalaman bukan merupakan faktor terpenting di PT. Atmaja Jaya dalam meningkatkan produktivitasnya melainkan faktor pendukung saja. Untuk

kondisi kerja seperti pada perusaan ini tidak membutuhkan suatu pengalaman kerja yang mumpuni melainkan pengadaan pelatihan kerja bagi karyawan pabrik dalam menjalankan kegiatan produksi.

71 BAB VI

Dokumen terkait