• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan

2. Uji Glejser

4.2.5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Metode ini digunakan penulis untuk mengetahui pengaruh hubungan dari variabel-variabel independen, yaitu motivasi (X1), dan kepuasan kerja (X2) terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan (Y). Metode regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 18,00 for Windows.

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3,471 2,411 1,440 ,155

Motivasi ,001 ,086 ,001 ,008 ,994 ,453 2,209

Kepuasan kerja

,866 ,069 ,920 12,512 ,000 ,453 2,209

a. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Adapun model persamaan yang digunakan (Sugiyono, 2006:211) yaitu: Y = a + β1X1 + β2X2 + e

Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 18,00 for Windows, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.13

Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3,471 2,411 1,440 ,155 Motivasi ,001 ,086 ,001 ,008 ,994 Kepuasan kerja ,866 ,069 ,920 12,512 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Sumber : Data Primer (2014)

Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.13 kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = 3.471 + 0.001X1 +0.866X2 + e

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Konstanta (a) = 3.471 ini menunjukkan nilai konstan, dimana jika variabel

motivasi (X1), kepuasan kerja (X2) = 0, maka kinerja karyawan (Y) = 3.471.

2. Koefisien X1 (b1) = 0.001 ini menunjukkan bahwa variabel motivasi (X1) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Jika motivasi meningkat maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar 0.001 atau dengan kata lain jika variabel motivasi (X1) ditingkatkan maka kinerja karyawan akan meningkat.

3. Koefisien X2 (b2) = 0.866 ini menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja (X2) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Jika kepuasan kerja meningkat maka kinerja karyawan akan bertambah sebesar 0.866 atau dengan kata lain jika variabel kepuasan kerja (X2) ditingkatkan maka kinerja karyawan akan meningkat.

4.2.6 Pengujian Hipotesis

4.2.6.1 Uji Signifikan Serentak (Uji-F)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel motivasi (X1), dan kepuasan kerja (X2) secara bersama-sama atau simultan mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan (Y).

Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagi berikut : H0: b1, b2 = 0, artinya secara bersama-sama atau serentak tidak berpengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ha: b1, b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama atau serentak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu :

1. H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5 % 2. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 %

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut :

df (Pembilang) = k-1 df (Penyebut) = n-k

Keterangan :

n = Jumlah sampel penelitian

k = Jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 65 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh :

1. df (Pembilang) = 3-1 = 2 2. df (Penyebut) = 65-2 = 63 Maka ������ 0,05 (2:63) = 3.17

Tabel 4.14 Uji Serempak (Uji-F)

ANOVAb Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 914,576 2 457,288 173,063 ,000a

Residual 163,824 62 2,642

Total 1078,400 64

a. Predictors: (Constant), Kepuasan kerja, Motivasi b. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Sumber: Data Primer (2014)

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat nilai Fhitung sebesar 173.063 dengan tingkat signifikan sebesar 0.000 sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan (α=0,05) adalah 3.17. Oleh karena Fhitung>Ftabel dan tingkat signifikasinya 0.000<0.05 sehingga Fhitung>Ftabel (173.063>3.17) p ad a α =5 % yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi, dan kepuasan kerja secara bersama-sama atau serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

4.2.6.2 Uji Individual (Uji t)

Uji t bertujuan untuk melihat secara individual atau parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat (Y). Bentuk pengujiannya adalah:

1. H0 : bi = 0, artinya variabel motivasi dan kinerja karyawan secara individual atau parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

2. Ha : bi = 0, artinya variabel motivasi dan kepuasan kerja secara individual atau parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Kriteria pengambilan keputusannya adalah :

1. H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5 % 2. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 %

T tabel diperoleh dengan derajat kebebasan (df) = n-k Keterangan:

n = Jumlah sampel

k = Jumlah variabel yang digunakan Derajat kebebasan (df) = 65-2 = 63

Uji t yang dilakukan adalah uji satu arah, maka yang digunakan adalah ttabel 0,05 (63) = 1.99

Nilai thitung untuk variabel dan konstanta diperoleh dengan bantuan aplikasi software SPSS versi 18.0 for windows sebagai berikut:

Tabel 4.15

Uji Individual (Uji t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3,471 2,411 1,440 ,155 Motivasi ,001 ,086 ,001 ,008 ,994 Kepuasankerja ,866 ,069 ,920 12,512 ,000

a. Dependent Variabel: Kinerja karyawan

Sumber : Data Primer (2014)

Berdasarkan Tabel 4.15 terlihat bahwa :

1. Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat nilai thitung sebesar 0.008 sehingga Thitung<Ttabel (0.008<1.99) dan nilai tidak signifikan (0.994) di atas (lebih besar dari 0.05) yang berarti H0 diterima Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi secara individual atau parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan.

2. Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat nilai sebesar 12.512 sehingga Thitung>Ttabel (12.512>1.99) dan nilai signifikan (0.000) di bawah (lebih kecil dari 0.05) yang berarti H0 ditolak Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepuasan kerja secara individual atau parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

4.2.6.3 Koefisien Determinasi ( R2)

Koefisien Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan menjelaskan variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan (R2) berkisaran antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2≤ 1). Hal ini berarti bila R2= 0, menunjukkan tidak cukup mampu untuk menjelaskan variabel bebas terhadap variabel terikat, dan bila R2 mendekati 1, menunjukkan semakin

mampu menjelaskan variabel bebas terhadap variable terikat. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary. Ada dua pilihan disini, apakah memakai R square atau Adjusted R Square (R2 yang disesuaikan). Jika variabel lebih dari dua sebagaimana dalam penelitian ini, maka yang dipakai adalah Adjusted r square.

Tabel 4.16 Goodness of Fit (R2) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,921a ,848 ,843 1,62552

a. Predictors: (Constant), Kepuasan kerja, Motivasi b. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Sumber: Data Primer (2014)

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat terlihat bahwa: melalui hasil pengujian pada Tabel 4.15 diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.921 berarti hubungan antara variabel motivasi (X1), dan kepuasan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 92.1 % artinya hubungan sangat erat. R square sebesar 0.848 berarti 84.8 % dapat dijelaskan oleh variabel motivasi (X1) dan kepuasan kerja (X2). Sedangkan sisanya 15.2 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.3 Pembahasan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai signifikansi pada Output variables in the equation terlihat bahwa motivasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian menunjukan

bahwa variabel motivasi dan kepuasan kerja menjelaskan bahwa 84.8 % mempengaruhi kinerja karyawan.

Dokumen terkait