• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

B. Penemuan dan Pembahasan

4. Hasil Analisis Regresi

a. Hasil Uji Regresi Hipotesis 1 (Ha1)

Hipotesis pertama menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana, yaitu dengan melihat uji koefisien determinasi dan uji statistik t.

1. Hasil uji koefisien determinasi

Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa jauh variabel partisipasi anggaran dalam menjelaskan variabel kinerja manajerial. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini.

Tabel.4.9.

Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 1

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .529a .279 .258 6.436 a. Predictors: (Constant), PA

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan oleh variabel partisipasi anggaran sebesar 0,279. Angka ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel partisipasi anggaran (PA) dalam menjelaskan variabel kinerja manajerial sebesar 27,9% sedangkan sisanya (100% - 27,9% = 72,1%) dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel independen yang digunakan. Menurut Yusfaningrum dan Ghozali (2005) variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja manajerial adalah komitmen tujuan anggaran dan job relevant information (JRI). Secara teoritis komitmen tujuan anggaran merupakan komitmen bawahan terhadap anggaran yang disusun. Adanya komitmen bawahan atas tujuan anggaran akan berimplikasi pada peningkatan kerja.

Sedangkan job relevant information (JRI) merupakan informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas. JRI membantu bawahan dalam meningkatkan pilihan tindakannya melalui informasi usaha yang berhasil dengan baik. Namun, tanpa adanya keterlibatan bawahan (partisipasi) pada saat penyusunan anggaran atasan tidak mendapatkan informasi yang relevan mengenai besarnya anggaran disetiap bagian sub-unit. Bawahan pada akhirnya mempunyai komitmen tujuan angaran yang rendah karena anggaran yang disusun tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada di setiap sub-unit organisasi sehingga pada akhirnya akan berimplikasi terhadap kinerjanya.

2. Hasil uji statistik t

Pengujian signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat pengaruh variabel partisipasi anggaran secara individual (parsial) terhadap variabel kinerja manajerial. Hasil pengujian statistik t disajikan pada tabel 4.10.

Tabel. 4.10. Hasil Uji t Hipotesis 1

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) PA 15.905 1.214 4.523 .334 .529 3.516 3.631 .001 .001 a. Dependent Variable: KM

Sumber: Data primer yang diolah

Nilai konstanta sebesar 15,905 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel independennya yaitu partisipasi anggaran (XPA),

maka nilai variabel kinerja manajerial (Y) besarnya 15,905. Koefisien regresi variabel partisipasi anggaran bernilai positif sebesar 1,214, artinya terdapat hubungan yang positif atau searah antara variabel partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial yaitu partisipasi anggaran yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial. Sebaliknya tingkat partisipasi anggaran yang rendah akan dapat menurunkan kinerja manajerial.

Hasil uji t variabel partisipasi anggaran menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 3,631 pada probabilitas signifikansi 0,001 berada dibawah nilai = 0,05. Hal ini berarti secara individual variabel partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja manajerial karena mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis 1 (Ha1) yang menyatakan bahwa partisipasi

anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

Proses penyusunan anggaran dengan melibatkan bawahan/pelaksana anggaran yakni ketua jurusan akan mampu meningkatkan kinerjanya. Hal ini dikarenakan, individu yang mempunyai kesempatan terlibat dalam penyusunan anggaran akan merasa bahwa aspirasinya dihargai karena dapat memberikan

pendapat dan atau usulannya mengenai anggaran yang ditargetkan organisasi selama periode tertentu, sehingga nantinya akan lebih mempunyai tanggungjawab terhadap tugas yang diembannya dan konsekuensi moral untuk mencapai target anggaran yang telah ditetapkan. Sebaliknya jika anggaran hanya disusun secara sepihak oleh atasan, maka bawahan/pelaksana anggaran akan merasa tertekan jika target anggaran yang ditetapkan tidak sesuai dengan kondisi yang ada, sehingga pada akhirnya akan berdampak pada penurunan kinerjanya. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Anthony dan Govindarajan (2005) bahwa adanya anggaran partisipastif dapat mengarahkan pada peningkatan kinerja yang lebih tinggi karena adanya rasa tanggung jawab untuk mencapai target anggaran yang ditetapkan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Coryanata (2003) dan Sukardi (2004) yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2004) yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial pada signifikansi

α = 0,05.

Hasil penelitian yang berbeda menurut peneliti dikarenakan objek penelitian yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan

oleh Susanti (2005). Pada penelitian ini objek yang digunakan adalah universitas negeri sedangkan pada penelitian sebelumnya dilakukan pada perusahaan manufaktur.

b. Hasil Uji Regresi Hipotesis 2 (Ha2)

Hipotesis kedua menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dengan uji nilai selisih mutlak melalui uji koefisien determinasi, uji statistik F, dan uji statistik t.

1. Hasil uji koefisien determinasi

Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa jauh variabel partisipasi anggaran dan komitmen organisasi dalam menjelaskan variabel kinerja manajerial.

Tabel.4.11.

Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 2 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .709a .502 .455 5.515

a. Predictors: (Constant), ABSPA_KO, Zscore(KO), Zscore(PA)

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan hasil ouput pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,455. Artinya kemampuan variabel ZPA (partisipasi anggaran), ZKO (komitmen organisasi)

dan ABSPA_KO (interaksi partisipasi anggaran dan komitmen organisasi) dalam menjelaskan variabel kinerja manajerial hanya sebesar 45,5% sedangkan sisanya (100% - 45,5% = 54,5%) dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian. Menurut Brownell (1982a) dalam Sukardi (2004:83) faktor-faktor kondisional lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja manajerial seperti locus of control, motivasi, sikap terhadap pekerjaan dan perusahaan, serta kultur organisasional.

2. Hasil uji statistik F

Pengujian signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk melihat pengaruh variabel partisipasi anggaran dan komitmen organisasi secara simultan terhadap variabel kinerja manajerial.

Tabel. 4.12. Hasil Uji F Hipotesis 2

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression Residual Total 981.022 973.284 1954.306 3 32 35 327.007 30.415 10.751 .000a

a. Predictors: (Constant), ABSPA_KO, Zscore(KO), Zscore(PA) b. Dependent Variable: KM

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.12 menunjukkan nilai F hitung sebesar 10,751 (F hitung lebih besar dari 4) pada tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel partisipasi anggaran (ZPA), komitmen

organisasi (ZKO) dan interaksi variabel partisipasi anggaran dan komitmen organisasi (ABSPA_KO) secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi kinerja manajerial.

3. Hasil uji statistik t

Pengujian signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel partisipasi anggaran dan komitmen organisasi secara individual (parsial) terhadap variabel kinerja manajerial.

Tabel.4.13. Hasil Uji t Hipotesis 2

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) Zscore(PA) Zscore(KO) ABSPA_KO 28.217 4.161 3.273 3.623 1.985 1.106 .977 1.749 .557 .438 .302 14.214 3.761 3.349 2.071 .000 .001 .002 .046 a. Dependent Variable: KM

Sumber: Data primer yang diolah

Nilai konstanta sebesar 28,217 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi, maka nilai kinerja manajerial akan sebesar 28,217.

Koefisien regresi partisipasi anggaran (ZPA) sebesar 4,161 menyatakan bahwa setiap penambahan partisipasi anggaran sebesar 1% akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 4,161. Nilai t

hitung sebesar 3,761 pada tingkat signifikansi 0,001 yang berarti signifikan karena lebih rendah dari 0,05. Sehingga dari hasil uji t dapat dikatakan bahwa partisipasi anggaran secara individual mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara variabel partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial yaitu partisipasi anggaran yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial. Sebaliknya tingkat partisipasi anggaran yang rendah akan dapat menurunkan kinerja manajerial. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Anthony dan Govindarajan (2005) bahwa adanya anggaran partisipastif dapat mengarahkan pada peningkatan kinerja yang lebih tinggi karena adanya rasa tanggung jawab untuk mencapai target anggaran yang ditetapkan.

Partisipasi anggaran merupakan keterlibatan seluruh manajer dalam suatu organisasi untuk melakukan kegiatan dalam pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Pada saat bawahan/pelaksana anggaran (ketua jurusan) terlibat dalam penyusunan anggaran ia akan merasa bahwa aspirasinya dihargai karena dapat memberikan pendapat dan atau usulannya mengenai anggaran yang ditargetkan organisasi selama satu periode tertentu. Sebaliknya jika anggaran disusun secara sepihak oleh atasan, maka bawahan/pelaksana anggaran akan merasa tertekan jika target

anggaran yang ditetapkan tidak sesuai dengan kondisi yang ada sehingga pada akhirnya akan berdampak pada penurunan kinerjanya.

Dengan adanya keterlibatan para ketua jurusan dalam penyusunan anggaran akan mendorong para ketua jurusan untuk bertanggung jawab terhadap masing-masing tugas yang diembannya sehingga para ketua jurusan akan meningkatkan kinerjanya agar mereka dapat mencapai target yang telah ditetapkan dalam anggaran.

Nilai koefisien regresi komitmen organisasi sebesar 3,273 menyatakan bahwa setiap penambahan partisipasi anggaran sebesar 1% akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 3,273. Nilai t hitung sebesar 3,349 pada tingkat signifikansi 0,002. Hal ini berarti secara individual komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial karena memiliki tingkat signifikansi di bawah nilai = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara individual komitmen organisasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara variabel komitmen organisasi dengan kinerja manajerial yaitu komitmen yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial. Sebaliknya komitmen yang rendah akan dapat menurunkan kinerja manajerial. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Angel dan Perry (1981); Porter et al. (1974) dalam Rahman dan Supomo (2003:134) yang menyatakan bahwa Komitmen organisasi yang tinggi dari dalam diri individu akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi sesuai dengan tujuan dan kepentingan organisasi, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya.

Individu (ketua jurusan) yang memiliki komitmen yang tinggi akan lebih mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadinya. Komitmen yang tinggi akan mendorong seseorang untuk memberikan hasil yang terbaik untuk menunjang tercapainya tujuan organisasi sehingga ia akan berusaha untuk bekerja keras dengan semangat yang tinggi dan pada akhirnya kinerjanya akan meningkat. Sebaliknya individu yang memiliki komitmen yang rendah terhadap organisasinya akan lebih mengutamakan kepentingan pribadinya dan memiliki semangat yang rendah dalam mencapai tujuan organisasi tempat ia bekerja yang pada akhirnya terjadi penurunan terhadap kinerjanya.

Koefisien regresi interaksi nilai absolut perbedaan variabel partisipasi anggaran dan kinerja manajerial (ABSPA_KO) sebesar 3,623 menunjukkan bahwa setiap penambahan interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi sebesar 1% akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 3,623. Nilai t hitung sebesar 2,071 pada tingkat signifikansi 0,046 yang berarti

signifikan karena berada di bawah nilai = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi dapat berfungsi sebagai variabel moderating.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif atau searah antara interaksi variabel komitmen organisasi dengan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial yaitu komitmen yang tinggi dari individu yang berpartisipasi dalam anggaran akan meningkatkan kinerja manajerialnya. Sebaliknya komitmen yang rendah dari individu yang berpartisipasi dalam anggaran akan dapat menurunkan kinerja manajerialnya. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis kedua (Ha2)

yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

Komitmen organisasi merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi. Komitmen organisasi yang tinggi dari ketua jurusan yang terlibat dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerjanya karena adanya dorongan untuk memberikan hasil yang terbaik dalam rangka menunjang keberhasilan organisasi. Sebaliknya komitmen organisasi yang rendah dari ketua jurusan yang berpartisipasi dalam penyusunan

anggaran akan berimplikasi pada kecenderungan adanya penurunan kinerja karena lebih mementingkan kepentingan pribadinya.

Bawahan/pelaksana anggaran (ketua jurusan) yang memiliki komitmen yang tinggi akan memberikan informasi mengenai kondisi yang ada dalam sub-unit organisasi dan jumlah anggaran yang dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan aktivitasnya guna mencapai tujuan organisasi.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Coryanata (2003) dan Sumarno (2005) yang menemukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Namun, penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2004) yang menyatakan bahwa interaksi partisipasi anggaran dan komitmen organisasi adalah negatif dan tidak signifikan.

Hasil penelitian yang berbeda menurut peneliti dikarenakan objek penelitian dan model regresi linier berganda yang digunakan berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2005). Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah universitas negeri di Jakarta sedangkan pada penelitian sebelumnya dilakukan pada perusahaan manufaktur. Model analisis regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat adanya interaksi komitmen organisasi dengan partisipasi anggaran

terhadap kinerja manajerial yaitu dengan uji nilai selisih mutlak, sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan regresi berganda dengan uji residual.

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dan pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 responden yang merupakan ketua jurusan program sarjana pada universitas negeri di Jakarta. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda dengan uji nilai selisih mutlak. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis terhadap data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penelitian ini mendukung hipotesis 1 (Ha1) yang menyatakan partisipasi angaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Hal ini menunjukkan bahwa adanya partisipasi anggaran dari ketua jurusan dapat meningkatkan kinerja manajerialnya.

2. Penelitian ini mendukung hipotesis 2 (H2) yang menyatakan komitmen

organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi komitmen organisasi dari para ketua jurusan yang berpartisipasi dalam penyusunan angaran akan semakin meningkatkan kinerja manajerialnya.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi pihak universitas bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja manajerial dibutuhkan adanya keterlibatan dari manajer yang lebih rendah dalam setiap sub-bagian dalam hal ini ketua jurusan sebagai manajer menengah di tingkat fakultas pada saat penyusunan anggaran. Faktor kondisional komitmen organisasi menjadi faktor kondisional yang harus dipertimbangkan agar penerapan partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat lebih efektif, sehingga memberikan dampak pada peningkatan kinerja manajerial.

Bagi dunia akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan pengembangan atas penelitian yang berhubungan dengan akuntansi manajemen serta dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya berkaitan dengan penerapan partisipasi anggaran dan komitmen organisasi dalam hubungannya dengan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan dalam memotivasi penelitian selanjutnya untuk melakukan pengujian kembali mengenai hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial dengan objek penelitian yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, M. Toha dkk. “Metode Penelitian”. Edisi 2, Universitas Terbuka, Jakarta, 2007.

Aji, Gunawan dan Arifin Sabeni. “Pengaruh Etika Kerja Islam terhadap Komitmen Organisasi dengan Komitmen Profesi sebagai Variabel Intervening”. Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya, Oktober 2003. Anthony dan Govindarajan. “Management Control System”. Edisi 11, Buku 2,

Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Coryanata, Isma. “Pelimpahan Wewenang dan Komitmen Organisasi dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial”. Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar, Bali. 2004. Draft, Richard. L. ‘’Management”. Edisi 6, Buku 1. Salemba Empat. 2007. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Edisi 3,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.

Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Press, Jakarta, 2007. Hansen dan Mowen. “Management Accounting”. Salemba Empat, Jakarta, 2005. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama”. BPFE, Yogyakarta, 2002. Karina, “Komitmen Organisasi”. Artikel, diakses tanggal 5 Februari 2008, dari

http://rumahbelajarpsikologi.com/index2.php?option=com_content&do_p df=1&id=46.

Latuheru, Belianus Patria. “Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating”. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 7, No. 2, November 2005.

Marani, Yohanes dan Bambang Supomo. “Motivasi dan Pelimpahan wewenang sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan Kinerja Manajerial”. Jurnal Maksi, Vol. 2, Januari 2003.

Marsudi, A Setya dan Imam, Ghozali. “Pengaruh Partisipasi Angaran, JRI dan Volatilitas Lingkungan terhadap Kinerja Manajerial”. JAAI, Vol. 5 No. 2, Desember 2001.

Nor, Wahyudin. “Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial”. Simposium Nasional Akuntansi X, Universitas Hasanudin Makassar, Juli, 2007.

Poewarti, Tjahjaning. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial: Budaya Organisasi dan Motivasi sebagai Variabel Intervening”. Simposiun Nasional Akuntansi 5, Semarang 2002.

Prasetyaningtiyas, Heny. “Pengaruh Penganggaran Partisipatif terhadap Kinerja Manajerial dengan Struktur Organisasi, Kultur Organisasi, dan Motivasi sebagai Variabel Moderating”. Skripsi-S1, FE Universitas Brawijaya, diakses tanggal 1 Februari 2008, dari http://dscape.fe.unibraw.ac.id/dscape /bitstream/123456789/285/1/RBFE.0230.pdf.

Rahman, Firdaus Abdul dan Bambang Supomo. “Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Keterlibatan Kerja terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 5, No. 2, Agustus 2003.

Santoso, Singgih. “Latihan SPSS: Statistik Parametrik”. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000.

Satria, Yudhi R. “Hubungan antara Komitmen Organisasi dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Jakarta”. Benefit, Vol. 9, No. 2, Desember 2005.

Siregar, Narumondang Bulan. “Penyusunan Anggaran Perusahaan sebagai Alat Manajemen dalam Pencapaian Tujuan”, diakses 5 Februari 2008, dari http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-narumondang, pdf.

Sukardi. ”Hubungan Antara Anggaran Partisipastif dengan Kinerja Manajerial Peran Motivasi Kerja dan Kultur Organisasional sebagai Variabel Moderating”. Jurnal Maksi, Vol. 4, Januari 2004.

Sumarno, J. “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, September 2005.

Susanti, Vivi Ani. “Analisis Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial: Komitmen Organisasi sebagai Moderator”. Jurnal Widya Manajemen & Akuntansi, Vol 4, No. 3, Desember 2004.

Dokumen terkait