• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Analisis

Dalam dokumen T1 212009026 Full text (Halaman 22-34)

Hasil pengujian dengan menggunakan ordinal logistic regression sebagai berikut:

Tabel 4.3

Estimates (β) Signifikansi

Threshold [peringkat obligasi = 1] [peringkat obligasi = 3] [peringkat obligasi = 4] [peringkat obligasi = 5] [peringkat obligasi = 6] -5,590 -5,148 -2,604 -,239 1,139 ,000 ,000 ,000 ,678 ,065

Book To Market Ratio ,000 ,520

Return On Asset -,615 ,281

Current Ratio -,110 ,649

Sisa Umur Obligasi -3,930 ,003*

Reputasi Auditor ,1,515 ,019*

Model Final Fitting ,000

R-square

McFadden ,178

23

Berdasarkan hasil di atas model persamaan ordinal logistic regression

(PLUM) sebagai berikut:

Logit (p1+p3+p4…+p6) = 1,139 + 0,000X1 – 0,615X2 – 0,110X3 – 3,930X4 +

1,515X5

Keterangan:

P1 = Probabilitas peringkat obligasi sangat buruk P3 = Probabilitas peringkat obligasi buruk P4 = Probabilitas peringkat obligasi cukup baik P5 = Probabilitas peringkat obligasi baik P6 = Probabilitas peringkat obligasi sangat baik X1= Book To Market

X2= ROA

X3= Current Ratio

X4= Sisa Umur Obligasi X5= Reputasi Auditor

Misal pengaruh variabel X4 (Sisa Umur Obligasi) terhadap peringkat obligasi dapat diinterpretasikan sebgai berikut: (X4=1 dan variabel independen lainnya =0) maka:

P1 = Exp(-5,590-3,930) = 0,00007337 1+Exp(-5,590-3,930)

24 P1 + P3= Exp(-5,148-3,930) = 0,00011415 1+Exp(-5,148-3,930) Jadi p3 = 0,00011415-0,00007337= 0,00004078 P1 +P3+P4 = Exp(-2,604-3,930) = 0,001401803 1+Exp(-2,604-3,930) Jadi p4 = 0,001401803-0,00004078= -0,01406596 P1+P3+P4+P5 = Exp(-0,239-3,930) = 0,015467763 1+Exp(-0,239-3,930) Jadi p5 = 0,015467763-0,001401803= 0,01406596 P1+P3+P4+P5+P6 = Exp(1,139-3,930) = 0,061359938 1+Exp(1,139-3,930) Jadi p6 = 0,061359938-0,015467763= 0,045892175 Dimana exp = exponensial (e) = 2,71828

Dapat disimpulkan dari 14 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel masing-masing memiliki sisa umur pelunasan obligasi yang lebih pendek dari jatuh tempo obligasi (maturity) yaitu antara 1-5 tahun dan berpengaruh terhadap peringkat obligasi serta menurunkan probabilitas peringkat obligasi sangat buruk sebesar 0,0073%, probabilitas buruk sebesar 0,004078%, probabilitas cukup baik dan baik sebesar 1,40%, dan menurunkan probabilitas peringkat obligasi sangat baik sebesar 4,59%.

25

Pengaruh variabel X5 (Reputasi Auditor) terhadap peringkat obligasi dapat diintrepetasikan sebagai berikut: (X5=1, dan variabel independen lainnya 0): P1= Exp(-5,590+1,515) = 0,016992261 1+Exp(-5,590+1,515) P1+P3= Exp(-5,418+1,515) = 0,020181329 1+Exp(-5,418+1,515) Jadi p3= 0,020181329-0,016992261= 0,003189068 P1+P3+P4= Exp(-2,604+1,515) = 0,336553124 1+Exp(-2,604+1,515) Jadi p4= 0,336553124-0,020181329= 0,316371795 P1+P3+P4+P5= Exp(-0,239+1,515) = 3,582278827 1+Exp(-0,239+1,515) Jadi p5= 3,582278827-0,336553124= 3,245725703 P1+P3+P4+P5+P6= Exp(1,139+1,515) = 14,21074281 1+Exp(1,139+1,515) Jadi p6= 14,21074281-3,582278827= 10,62846399

26

Dapat disimpulkan dari 14 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam menyusun laporan keuangannya menggunakan jasa audit big four berpengaruh terhadap peringkat obligasi serta menaikkan probabilitas peringkat obligasi sangat buruk sebesar 1,70%, probabilitas buruk sebesar 3,19%, probabilitas cukup baik sebesar 31,63%, probabilitas baik sebesar 3,24% dan menaikkan probabilitas sangat baik sebesar 10,63%.

Model dalam penelitian ini dikatakan fit jika nilai signifikansinya kurang dari α=< 0,05, sementara dalam tabel diatas nilai signifikannya 0,000 berarti model penelitian ini dengan menggunakan variabel book to market, roa, current ratio, sisa umur obligasi, dan reputasi auditor dikatakan fit atau cocok.

Untuk melihat seberapa besar pengaruh yang dihasilkan oleh variabel yang terkait dalam model penelitian ini dengan variabel lain yang tidak terkait dapat dilihat dari nilai McFadden yang dilihat dari R-square dalam tabel diatas yaitu sebesar 0,178 atau 17,8%, yang artinya sebanyak 17,8% variasi peringkat obligasi dapat dijelaskan oleh variabel yang terkait yaitu book to market, roa, current ratio, sisa umur obligasi, dan reputasi auditor, dan 82,2% dijelaskan oleh variabel yang tidak terkait dalam model penelitian ini.

4.2

Pembahasan

Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa pertumbuhan (growth) perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi ditolak. Pada

27

umumnya dengan pertumbuhan (growth) perusahaan yang baik akan memberikan peringkat obligasi yang investment grade. Namun growth

perusahaan dapat dilihat dari berbagai sisi, tidak hanya dari kesempatan bertumbuh (growth opportunities) saja yang baik, tetapi juga dapat dilihat dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari tingkat penjualan bersih atau dengan kata lain dalam mengukur growth perusahaan bisa melihat dari net profit margin, jika suatu perusahaan memiliki net profit margin yang tinggi, maka secara langsung perusahaan tersebut akan memiliki pertumbuhan yang baik, dan nantinya dengan memiliki pertumbuhan yang baik kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang dikatakan baik, dan dapat menghasilkan peringkat obligasi yang investment grade. Kemungkinan lainnya dalam penelitian ini hasil tidak signifikan disebabkan waktu atau periode pengamatan yang berbeda dengan penelitian seblumnya. Hasil ini sesuai dengan penelitian Arvian (2012).

Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROA berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi ditolak. Hal ini terbukti bahwa perusahaan yang memiliki laba yang tinggi tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi, hal ini disebabkan perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini tidak membukukan laba bersih secara konstan, terlihat pada grafik dibawah ini:

28

Karena dalam grafik diatas terlihat dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang diukur dengan ROA dari tahun 2008-2011 cenderung berfluktuasi dan tidak stabil, sehingga menyebabkan sulitnya menilai resiko obligasi hanya sekedar dilihat dari profitabilitas perusahaan saja, hal ini berdampak pada tidak adanya pengaruh profitabilitas terhadap peringkat obligasi. Dan bagi calon investor sebaiknya mengabaikan sinyal tentang profitabilitas perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Alimilia dan Vieka (2007), Sejati (2010) dan Arvian (2012).

Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa likuiditas perusahaan yang diukur dengan current ratio berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi ditolak. Hal ini membuktikan bahwa meskipun current ratio yang dimiliki oleh perusahaan tinggi, tidak menjamin bahwa akan memberikan peringkat obligasi yang baikterhadap perusahaan penerbit obligasi, karena dalam penelitian ini 4 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel tidak dapat membukukan keuntungan perusahaan melalui laba bersih yang konsisten dan stabil terlihat pada grafik ROA diatas pada pembahasan hipotesis 2, karena likuiditas perusahaan tidak hanya didukung dengan aktiva lancar yang tinggi, tetapi juga didukung oleh kemampuan membukukan atau memberikan keuntungan bagi

29

perusahaan dari tahun ke tahun yang konsisten dan stabil melalui laba yang tinggi, sebab perusahaan tidak hanya berorientasi untuk pembayaran jangka pendek saja, tetapi juga berorientasi pembayaran untuk jangka panjang. Ini mengindikasikan bahwa secara umum likuiditas perusahaan tidak diperhitungkan dalam menentukan peringkat obligasi, dan bagi calon investor sebaiknya mengabaikan sinyal atau informasi yang diberikan oleh pihak manajemen tentang likuiditas perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Magreta, Poppy Nurmayati (2009), dan Sejati (2010).

Hipotesis 4 yang menyatakan bahwa sisa umur obligasi perusahaan berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi diterima. Ini berarti semakin sedikit sisa umur obligasinya dari jatuh tempo (maturity) obligasi yaitu sisa pelunasan pembayaran obligasi yang kurang dari 5 tahun, akan berpengaruh terhadap peringkat obligasi, karena karakteristik perusahaan manufaktur di Indonesia yang dijadikan sampel dalam penelitian ini hampir semuanya memiliki sisa umur obligasi yang lebih sedikit yaitu antara 1-3 tahun dari jatuh tempo obligasi, bahkan ada perusahaan yang tinggal 1 tahun seperti perusahaan Indofood Sukses Makmur,Tbk, karena dengan memiliki sisa umur obligasi yang lebih kecil dari jatuh tempo obligasi, resiko yang dihadapi oleh perusahaan juga akan semakin kecil, dan bagi PEFINDO hendaknya memperhatikan informasi tersebut, sehingga dapat dijadikan pedoman atau acuan sebelum memberikan peringkat obligasi terhadap perusahaan tersebut, karena kencenderungan investor di Indonesia lebih menyukai obligasi yang memiliki sisa umur yang lebih pendek serta resiko yang dihadapi kecil, tetapi

30

dapat menghasilkan return yang tinggi. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andry (2005) dan Adhi (2012).

Hipotesis 5 yang menyatakan bahwa reputasi auditor perusahaan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi diterima. Ini berarti emiten di Indonesia memberikan kepercayaan yang penuh terhadap kualitas audit yang diberikan oleh KAP big four, karena anggapan para emiten bahwa perusahaan yang menggunakan jasa audit big four dalam mengaudit laporan keuangannya, maka kualitas audit yang diberikan akurat dan terpercaya, serta dapat mengurangi resiko perusahaan mengalami default atau kebangkrutan. Dan KAP yang ada di Indonesia umumnya sudah berafiliasi dengan KAP big four

yang berada di luar negeri seperti Sidharta yang berafiliasi dengan KPMG, Prasetyo, Sarwoko dan Sandjaja dengan Ernst and Young, Osman Ramli Satrio dengan Deloitte Touche and Tohmatsu, dan Haryanto Sahari yang berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers, ini berarti KAP big four yang berada di luar negeri memiliki reputasi yang baik, dan dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan tingkat keakuratan dan kepercayaan tidak diragukan lagi, dan nantinya bagi calon investor akan melihat ini sebagai pedoman atau acuan untuk berinvestasi obligasi, selain melihat dari kualitas jasa audit yang diberikan oleh big four, calon investor juga harus memperhatikan opini auditor dari big four karena itu juga penting untuk dijadikan penilaian untuk berinvestasi obligasi. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andry (2005).

31

5. PENUTUP

5.1. Simpulan

Sesuai dengan pembahasan dan hasil uji hipotesis diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mengintegrasi dari penelitian sebelumnya dengan melihat pengaruh faktor akuntansi yaitu pertumbuhan (growth) perusahaan, profitabilitas perusahaan, serta likuiditas perusahaan dan faktor non akuntansi berupa sisa umur obligasi dan reputasi auditor terhadap peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat obligasi PEFINDO, dan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis ordinal logistic regression (PLUM) dan hasil dari penelitian ini hanya faktor non akuntansi yaitu sisa umur obligasi dan reputasi auditor yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada 14 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian yang dialami penulis dalam penyusunan kertas kerja adalah sebagai berikut:

1. Di dalam penelitian ini faktor-faktor yang digunakan masih menggunakan acuan dari penelitian sebelumnya, karena Pefindo sendiri tidak dapat memberikan informasi secara eksplisit serta rinci tentang faktor-faktor apa saja yang digunakan untuk

32

melakukan penilaian oleh pefindo dalam mengeluarkan peringkat obligasi.

2. Dalam penelitian ini likuiditas perusahaan yang diukur dengan

current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.

3. Untuk variabel reputasi auditor dalam penelitian ini hanya melihat berdasarkan kualitas audit yang diberikan oleh jasa audit big four

dan non big four.

5.3. Saran Penelitian Selanjutnya

Dari keterbatasan penelitian yang dikemukakan diatas, penulis memberi saran untuk penelitian selanjutnya diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan lebih memahami lagi tentang karakteristik Pefindo, mungkin Pefindo dalam memberikan penilaian terhadap peringkat obligasi tidak berdasarkan faktor keuangan maupun non keuangan, tetapi melihat dari segi kemampuan perusahaan dalam hal membayar kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang dan melihat apakah perusahaan tersebut mengalami kondisi default atau kebangkrutan, bisa menggunakan skala pengukuran Altman Z Score untuk melihat kondisi perusahaan tersebut.

2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya proksi atau skala pengukuran yang digunakan untuk melihat likuiditas perusahaan

33

bisa menggunakan cash ratio, karena rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mendapatkan keuntungan dari kas perusahaan, karena yang dipertimbangkan oleh investor obligasi adalah ketersediaan uang kas yang baik dan tinggi yang digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek perusahaan.

3. Disarankan untuk penelitian selanjutnya apabila masih menggunakan reputasi auditor sebagai variabel di dalamnya tidak hanya dilihat dari segi kualitas jasa audit yang diaudit oleh big four, tetapi perlu dilihat dan ditambahkan juga dari segi opini auditornya, karena opini auditor jauh lebih penting untuk melihat kondisi resiko perusahaan gagal bayar dari oblligasinya daripada hanya melihatnya dari segi kualitas jasa audit yang diaudit oleh

34

Dalam dokumen T1 212009026 Full text (Halaman 22-34)

Dokumen terkait