• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Uji Asumsi

4.2.1. Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test)

Uji stasioneritas data dapat dilakukan dengan menggunakan Unit Root Test yang dikembangkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller yang dinamakan Augmented Dickey Fuller (ADF). Data yang tidak stasioner bisa menyebabkan regresi lancung sehingga perlu dilakukan uji stasioneritas data. Langkah pertama yang dilakukan adalah menguji variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

Stok Uang Nominal (M1), Tingkat Bunga (RIN), Nilai Tukar Rupiah (EXR), Ekspor Netto (NEX), dan Produk Domestik Bruto (PDB).

Hasil pengujian dari variabel-variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Dickey dan Fuller dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Stasioneritas Data dengan Unit Root Test

pada Tahap Level

Variabel Nilai ADF

Nilai Kritis Mc Kinnon pada Taraf

Signifikansi 5%

Prob Keterangan M1 4,949650 -2,922449 1,0000 Stasioner RIN -2,133628 -2,921175 0,2328 Tidak Stasioner EXR -3,875294 -2,919952 0,0027 Stasioner NEX -1,656031 -2,919952 0,4471 Tidak Stasioner PDB 2,799348 -2,925169 1,0000 Tidak Stasioner Sumber: Data diolah dengan Eviews

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, jelas dilihat bahwa variabel-variabel yang stasioner pada tahap level hanya M1 dan EXR. Maka langkah selanjutnya untuk menstasionerkan data yang lain adalah dengan mengganti tahap level menjadi 1 st difference.

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Stasioneritas Data dengan Unit Root Test

pada Tahap 1 st difference

Variabel Nilai ADF

Nilai Kritis Mc Kinnon pada Taraf

Signifikansi 5%

Prob Stasioner pada Tahap RIN -3,777805 -2,921175 0,0056 Stasioner NEX -8,032683 -2,921175 0,0000 Stasioner PDB -1,329673 -2,925169 0,6081 Tidak Stasioner Sumber: Data diolah dengan Eviews

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, jelas dilihat bahwa variabel-variabel yang stasioner pada tahap 1 st difference adalah RIN dan NEX. Sementara PDB tidak

stasioner. Untuk itu, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menstasionerkan variabel PDB dengan cara mengganti tahap 1st difference menjadi 2nd difference.

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Stasioneritas Data dengan Unit Root Test

pada Tahap 2nd difference

Variabel Nilai ADF

Nilai Kritis Mc Kinnon pada Taraf

Signifikansi 5%

Prob Stasioner pada Tahap PDB -42,81040 -2,925169 0,0001 Stasioner Sumber: Data diolah dengan Eviews

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa variabel PDB sudah stasioner sebagaimana ditunjukkan oleh nilai ADF statistiknya lebih kecil dari nilai kritis Mc Kinnon pada taraf kepercayaan 95%.

4.2.2. Uji Kointegrasi

Setelah dilakukan uji Unit Root Test pada variabel-variabel penelitian, dapat disimpulkan bahwa semua variabel stasioner pada tahap yang berbeda-beda. Namun bukan berarti semua variabel tidak saling terkointegrasi. Untuk itu harus dilakukan uji kointegrasi yang bertujuan untuk mengetahui berapa variabel yang saling terkointegrasi. Artinya uji kointegrasi ini dilakukan untuk melihat hubungan jangka panjang di antara variabel-variabel penelitian. Uji kointegrasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji Johansen.

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Kointegrasi Johansen

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.436760 73.07199 69.81889 0.0269

At most 1 0.340529 44.36950 47.85613 0.1024

At most 3 0.126942 7.064267 15.49471 0.5702

At most 4 0.005517 0.276623 3.841466 0.5989

Trace test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Sumber: Data Diolah dengan Eviews

Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa ada 1 persamaan kointegrasi pada 5% yang berarti asumsi adanya hubungan jangka panjang antar variabel. Berdasarkan hasil uji kointegrasi diketahui bahwa ternyata ada persamaan yang memiliki kointegrasi dalam jangka panjang sehingga hasil kausalitas yang menyatakan hubungan jangka menengah dan jangka panjang. Jadi semua variabel dinyatakan memiliki kontribusi dalam jangka panjang sehingga analisa Vector Autoregression dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya.

4.2.3. Uji Kausalitas Granger

Uji kausalitas ini bertujuan untuk melihat pola hubungan antara variabel Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter dengan pemodelan Mundell-Fleming. Adapun hasil dari uji Kausalitas Granger yang telah dilakukan adalah:

Tabel 4.10 Uji Kausalitas Granger

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability Ket.

RIN does not Granger Cause M1 50 0.21533 0.80710 Hubungan Satu Arah

M1 does not Granger Cause RIN 2.84004 0.06894 M1 RIN

EXR does not Granger Cause M1 50 1.38662 0.26039 Tidak Ada Hubungan

M1 does not Granger Cause EXR 0.13947 0.87020

EXN does not Granger Cause M1 50 0.35505 0.70309 Hubungan Satu Arah

M1 does not Granger Cause EXN 2.61931 0.08393 M1 EXN

PDB does not Granger Cause M1 50 5.15779 0.00962 Hubungan Satu Arah

EXR does not Granger Cause RIN 50 0.69746 0.50315 Hubungan Satu Arah

RIN does not Granger Cause EXR 7.47734 0.00157 RIN EXR

EXN does not Granger Cause RIN 50 0.87179 0.42514 Tidak Ada Hubungan

RIN does not Granger Cause EXN 1.14367 0.32773

PDB does not Granger Cause RIN 50 4.48960 0.01668 Hubungan Satu Arah

RIN does not Granger Cause PDB 0.71450 0.49491 PDB RIN

EXN does not Granger Cause EXR 50 2.33291 0.10864 Hubungan Satu Arah

EXR does not Granger Cause EXN 1.33759 0.27271 EXN EXR

PDB does not Granger Cause EXR 50 0.04117 0.95970 Tidak Ada Hubungan

EXR does not Granger Cause PDB 0.08399 0.91958

PDB does not Granger Cause EXN 50 3.51369 0.03820 Hubungan Satu Arah

EXN does not Granger Cause PDB 1.76963 0.18205 PDB EXN

Sumber: Data Diolah dengan Eviews

Dari Tabel 4.9 di atas dapat dilihat hasil uji Kausalitas Granger antara variabel. Dimana Ftabel = 1,97. Sehingga dapat dilihat bahwa ada hubungan satu arah antara

RIN dengan M1. Yakni jumlah uang yang beredar dalam masyarakat mempengaruhi tingkat bunga. Namun tidak ada hubungan antara EXR dengan jumlah uang beredar. Sebaliknya antara EXN dengan M1 ada hubungan satu arah, yakni jumlah uang beredar mempengaruhi ekspor netto. Begitu juga halnya antara PDB dengan M1 yang memiliki hubungan satu arah, yakni PDB mempengaruhi M1. Untuk EXR dengan RIN, terdapat hubungan satu arah. Yakni tingkat bunga mempengaruhi nilai tukar. Namun sebaliknya, antara EXN dengan RIN serta PDB dengan EXR masing-masing tidak terdapat hubungan. Terdapat hubungan satu arah antara PDB dengan RIN, yakni RIN mempengaruhi PDB. Selanjutnya, antara EXN dengan EXR terdapat hubungan satu arah, yakni EXR mempengaruhi EXN. Serta hubungan antara EXN dengan PDB terdapat hubungan satu arah, yakni PDB mempengaruhi EXN.

Dokumen terkait