• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diketahui bahwa Hasil Belajar Akuntansi ranah afektif berkaitan dengan sikap siswa yang mendapat kategori sangat baik dan atau baik sebanyak 13 siswa atau 65%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus I belum berhasil, dan masih akan dioptimalkan hasilnya pada siklus II

Apabila dilihat dari masing-masing indikator yang diperoleh malalui jumlah skor yang diperoleh siswa dalam satu kelas pada setiap aspek yang diamati dibagi dengan skor maksimal dikali 100%, maka data observasi siklus 1 dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 15. Hasil Belajar Akuntansi Ranah Afektif Sikap Per Indikator

No Indikator Persentase

1 Siswa disiplin dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

65,87%

2 Siswa bersedia mengikuti pelajaran akuntansi dengan tekun

75,25%

3 Siswa menunjukkan sikap menghormati dan menghargai siswa dan guru

80,93%

4 Siswa mencatat hasil pekerjaan kelompok 65,75%

5 Siswa mengerjakan soal kuis individu secara mandiri

70,75%

Sumber: Data Primer yang diolah

Dari data di atas dapat dilihat bahwa masih terdapat tiga indikator yang belum berhasil memenuhi kriteria sedangkan dua indikator lainnya telah berada di atas kriteria yang telah ditentukan yaitu 75%. Data ini selanjutnya akan dijadikan

sebagai bahan refleksi untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

b) Hasil Belajar Akuntansi Ranah Afektif Minat

Hasil Belajar Akuntansi yang diperoleh siswa pada ranah afektif minat setelah dilakukan penerapan Model pembelajaraan kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Ranah Afektif Minat

No Kategori Skor Jumlah Siswa Persentase

1 Sangat Baik 34 – 40 8 40%

2 Baik 26 – 33 9 45%

3 Cukup Baik 18 – 25 3 15%

4 Tidak Baik 10– 17 0 0%

Jumlah 20 100%

Sumber: Data Primer yang diolah

Dari data di atas, Hasil Belajar Akuntansi afektif minat siswa pada Siklus 1 dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :

Gambar 3. Hasil Belajar Ranah Afektif Minat Siklus I

Hasil Belajar ranah afektif berkaitan dengan minat siswa yang diperoleh dari angket pada siklus 1 menunjukkan bahwa sebanyak 8 siswa dengan persentase 40% memperoleh skor yang termasuk dalam kategori sangat baik. Sebanyak 9 siswa dengan persentase 45% memperoleh skor yang berada dalam kategori baik, 3 siswa dengan persentase 15% memperoleh skor yang berada pada kategori cukup baik, dan tidak ada siswa atau 0% yang memperoleh skor pada kategori tidak baik.

Diketahui bahwa Hasil Belajar ranah afektif yang mendapat kategori sangat baik dan atau baik sebanyak 17 siswa atau 85%.

Dapat disimpulkan bahwa penerapan yaitu Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus I sudah berhasil, tetapi masih akan dioptimalkan hasilnya pada siklus II. Hal tersebut dikarenakan dalam Hasil Belajar Akuntansi Ranah Afektif Per Indikator masih ada yg belum mencapai KKM yaitu: Aktif dalam proses pembelajaran

0,00%

Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik 0,00%

15,000%

45,00% 40,000%

Hasil Belajar Ranah Afektif Minat Siklus I

akuntansi, Selalu hadir/disiplin dalam kegiatan Pembelajaran, dan Memiliki berbagai sumber belajar

Tabel 17. Hasil Belajar Akuntansi Ranah Afektif Minat Per Indikator

Indikator Presentase

Memiliki catatan mata pelajaran 76,87%

Berusaha memahami materi yang diajarkan 76,25%

Memiliki berbagai sumber belajar 73,93%

Selalu hadir/disiplin dalam kegiatan Pembelajaran 73,75%

Aktif dalam proses pembelajaran akuntansi 73,75%

Sumber: Data Primer yang diolah

Dari data di atas dapat dilihat bahwa masih terdapat tiga indikator yang belum berhasil memenuhi kriteria sedangkan lima indikator lainnya telah berada di atas kriteria yang telah ditentukan yaitu 75%. Data ini selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

3) Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Penilian Hasil Belajar pada ranah psikomotor siswa kelas XI IPS 4 pada siklus I dilakukan melalui pengamatan yang dilakukan oleh observer. yaitu Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat dikatakan berhasil meningkatkan Hasil Belajar siswa pada ranah psikomotor apabila 75% dari jumlah siswa di dalam satu kelas mendapatkan kategori nilai baik dan atau sangat baik untuk setiap aspek yang dinilai.

Hasil Belajar yang diperoleh siswa pada ranah psikomotor setelah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ranah Psikomotor Siklus I

No Kategori Skor Jumlah Siswa Persentase

1 Sangat Baik 13-15 12 60%

2 Baik 10-12 6 30%

3 Cukup Baik 7-9 2 10%

4 Tidak Baik 4-6 0 0%

Jumlah 20 100%

Sumber: Data Primer yang diolah

Dari data di atas, Hasil Belajar Akuntansi ranah psikomotor siswa pada Siklus 1 dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :

Gambar 5. Hasil Belajar Akuntansi Ranah Psikomotor Siklus I Hasil Belajar ranah psikomotor siswa yang diperoleh dari observasi pada siklus 1 menunjukkan bahwa sebanyak 12 siswa dengan persentase 60% memperoleh skor yang termasuk dalam

0,00%

Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik 0,00%

10,00%

30,00%

60,00%

Hasil Belajar Ranah Psikomotor Siklus I

kategori sangat baik. Sebanyak 6 siswa dengan persentase 30%

memperoleh skor yang berada dalam kategori baik, 2 siswa dengan persentase 10% memperoleh skor yang berada pada kategori cukup baik, dan tidak ada siswa atau 0% yang memperoleh skor pada kategori tidak baik.

Diketahui bahwa Hasil Belajar ranah psikomotor siswa yang mendapat kategori sangat baik dan baik yaitu 18 siswa atau 90%.

Sedangkan apabila dilihat dari masing-masing indikator, maka data observasi siklus 1 dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 19. Hasil Belajar Ranah Psikomotor Per Indikator

No Aspek yang diamati Persentase

1. Melaksanakan instruksi guru dengan cepat dan tepat

70,00%

2. Mencatat materi dengan lengkap dan terstuktur

81,66%

3. Cara berinteraksi siswa pada saat diskusi 81,66%

4. Keterampilan siswa mengerjakan soal tes 90,00%

5. Kerapihan dalam mengerjakan soal tes 90,00%

Sumber: Data Primer yang diolah

Dari data di atas dapat dilihat bahwa masih empat indikator yang telah berhasil memenuhi kriteria yang telah ditentukan yaitu 75% dan satu indikator yang belum berhasil memenuhi yaitu Keterampilan siswa mengerjakan soal tes. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus I dapat dikatakan telah berhasil, tetapi masih akan dioptimalkan pada siklus II. Hal tersebut dilakukan karena ada satu Indikator dalam ranah psikomotor yang

belum tercapai yaitu pada indikator melaksanakan instruksi guru dengan cepat dan tepat.

d. Refleksi

Setelah dilaksanakan proses pembelajaran dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus I, maka langkah yang selanjutnya harus dilakukan adalah refleksi. Secara keseluruhan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus I ini berjalan lancar dan sudah sesuai dengan prosedur ataupun kerangka yang telah disusun sebelumnya.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah cukup baik, walaupun ada beberapa tahap pembelajaran yang dilaksanakan belum optimal seperti tahap persiapan, pengelolaan kelas dan alokasi waktu yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di setiap tahap. Hal ini dikarenakan baik guru ataupun siswa belum terbiasa melakukan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD), sehingga Hasil Belajar yang dicapai siswa pada siklus I belum optimal. Berdasarkan penelitian siklus I, beberapa hal perlu dijadikan pedoman untuk perbaikan pelaksanaan siklus II. Diharapkan siklus II berjalan lebih baik dan dapat mencapai target keberhasilan. Setelah dianalisis hasil refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I diuraikan sebagai berikut:

a) Hasil Belajar Akuntansi Ranah Kognitif

Hasil belajar yang dicapai siswa pada ranah kognitif setelah dilaksanakan proses pembelajaran dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan dari pre-test ke post-test walaupun belum sesuai dengan target yang diharapkan yaitu 75% dari seluruh jumlah siswa di kelas mencapai nilai minimal 75 sesuai dengan KKM yang telah ditentukan.

Berdasarkan data pada tabel dan diagram di atas, dapat diketahui bahwa nilai siswa dari pre-test dan post-test mengalami peningkatan. Dilihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM, pada nilai pre-test terdapat 3 siswa (15%) yang mencapai KKM yaitu siswa mencapai nilai > 75 dan 17 siswa (85%) belum mampu mencapai KKM yaitu < 75, sedangkan pada hasil post-test sebanyak 7 siswa (35%) mencapai KKM dan 13 siswa (65%) belum mampu mencapai KKM. Sedangkan dilihat dari rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 14,28% yaitu pada saat pre-test nilai rata-rata kelas 63,22 dan pada saat post-pre-test nilai rata-rata kelas sebesar 72,25. Dengan hasil yang demikian dapat dikatakan bahwa siswa kelas XI IPS 4 SMAN 1 Pengasih belum sepenuhnya menguasai materi yang telah dipelajari pada siklus I. Oleh sebab itu

perlu dilakukan peningkatan kemampuan siswa pada ranah kognitif dalam pelaksanaan pembelajaran di siklus II.

b) Hasil Belajar Ranah Afektif

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus I telah berhasil meningkatkan Hasil Belajar siswa ranah afektif. Target yang diharapkan minimal 75% atau 15 siswa dalam satu kelas mencapai kategori baik dan atau sangat baik belum tercapai. Pada siklus I hasil ranah afektif yang berkaitan dengan sikap siswa yang mendapatkan kategori sangat baik dan atau baik sebanyak 13 siswa atau 65%.. Itu artinya penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan Hasil Belajar pada siklus I belum dikatakan berhasil.dan akan dioptimalkan pada siklus II. Sedangkan untuk Hasil Belajar Ranah Afektif Minat, Target yang diharapkan minimal 75% atau 15 siswa dalam satu kelas mencapai kategori baik dan atau sangat baik sudah tercapai. Sebanyak 17 siswa berkategori sangat baik dan baik atau 85%. Dan 3 Siswa berkategori kurang baik dan tidak baik.

c) Hasil Belajar Akuntansi Ranah Psikomotor

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, dalam penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus I telah berhasil

meningkatkan Hasil Belajar ranah psikomotor. Target yang diharapkan minimal 75% atau 15 siswa dalam satu kelas mencapai kategori baik dan atau sangat baik sudah tercapai. Pada siklus I, siswa yang mendapatkan kategori sangat baik dan atau baik adalah 18 siswa atau 90%. Itu artinya Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan Hasil Belajar ranah psikomotor pada siklus I telah dikatakan berhasil.

d) Kelebihan-kelebihan dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada Siklus I

(1) Guru tidak perlu menjelaskan materi secara panjang lebar karena siswa belajar sendiri secara berkelompok melalui tugas tim

(2) Materi pembelajaran disampaikan kepada siswa dengan cara yang menyenangkan.

(3) Komunikasi yang terjadi antara guru dengan siswa akan lebih baik dan menyenangkan, siswa bisa merasa lebih dekat dengan guru.

(4) Siswa tidak bosan dengan model pembelajaran yang digunakan karena biasanya hanya ceramah dan latihan.

(5) Siswa menjadi tidak terlalu bergantung kepada guru, berusaha belajar bersama teman sekelompok melalui soal yang diberikan dengan model pembelajaraan yang menarik.

(6) Menjalin komunikasi antar siswa agar lebih baik.

(7) Dapat menumbuhkan sikap kerjasama dan saling membantu antar anggota kelompok.

e) Kendala dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada Siklus I (1) Pengumuman pembagian kelompok dilakukan pada saat proses

pembelajaran, sehingga untuk mengatur tempat duduk berdasarkan kelompok terlalu menyita waktu.

(2) Kerjasama siswa dalam tim masih kurang, kurang memperhatikan teman kelompok yang belum memahami materi sehingga guru harus sering mengingatkan siswa untuk saling membantu.

(3) Pemahaman siswa terhadap materi masih ada yang kurang, siswa pada saat mengerjakan tugas tim masih ada yang bergantung dengan anggota kelompok yang lebih pandai.

(4) Pada waktu mengerjakan soal kelompok, ada beberapa siswa yang menanyakan jawaban kepada kelompok lain.

(5) Pada waktu siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk bertanya, tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan.

f) Upaya Perbaikan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada Siklus I

(1) Guru mempelajari lagi prosedur pelaksanaan (langkah-langkah) dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)sampai

jelas, bisa dengan mempelajari kerangka yang sudah dibuat peneliti serta belajar dari pelaksanaan siklus I.

(2) Agar tidak menyita waktu, kelompok sudah diumumkan sebelumnya bahwa anggota kelompok sama dan pada saat pembelajaran akuntansi siswa harus sudah menempati tempat duduk sesuai dengan denah tempat duduk.

(3) Guru lebih memberikan perhatian dan bimbingan kepada siswa.

(4) Memberikan motivasi untuk siswa bahwa kerjasama kelompok sangat penting bagi keberhasilan kelompok.

(5) Mengatur ulang waktu yang dialokasikan pada setiap kegiatan pada pembelajaran.

(6) Mempersiapkan sebaik mungkin Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang diterapkan pada proses pembelajaran siklus II.

3. Hasil Penelitian Siklus II a. Perancanaan Tindakan

Perencanaan yang dilakukan untuk Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada pembelajaran akuntansi siklus II pada prinsipnya sama dengan perencanaan siklus I, terutama dalam prosedur pelaksanaan. Perbedanya, perencanaan yang dilakukan untuk siklus II lebih didasarkan pada hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan siklus I. Hal ini bertujuan untuk melakukan perbaikan tindakan pada

siklus II, agar kelemahan yang terjadi pada siklus I tidak terulang lagi. Adapun perencanaan yang dilakukan untuk penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus II adalah sebagai berikut :

1) Menpersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar yang telah ditetntukan yaitu posting ke buku besar. Siklus II ini akan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yaitu dengan alokasi waktu 4 x 45 menit. Pada siklus II ini materi yang akan dipelajari adalah pencatatan jurnal umum dan posting ke buku besar.

2) Lembar kerja tim yang harus dikerjakan bekerjasama dengan kelompok.

3) Soal pre test dan post test.

4) Lembar jawab siswa untuk mengerjakan soal tes dan soal ulangan.

5) Lembar angket ranah afektif.

6) Lembar observasi ranah psikomotor.

7) Menyiapkan penghargaan untuk dua kelompok terbaik.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap tindakan berdasarkan RPP yang telah dipersiapkan sebelumnya, kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Secara rinci pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah:

1) Pertemuan Pertama (2 x 45 Menit)

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 27 Mei 2013 dimulai pada jam pelajaran ke-2 pukul 07.45 WIB sampai jam pelajaran ke-4 pada pukul 09.15 WIB. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama dapat dirinci sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

(1) Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran Kompetensi Dasar Posting ke Buku Besar (2) Siswa mengerjakan pre-test Kompetensi Dasar Poting ke

Buku Besar

(3) Guru menyampaikan apersepsi mengenai Kompetensi Dasar Poting ke Buku Besar

b) Kegiatan Inti

Berdasarkan data post-test pada siklus I, siswa yang memenuhi KKM berhak untuk mempelajari materi selanjutnya, sedangkan bagi siswa yang belum memenuhi KKM diberikan soal latihan tambahan dan mempelajari kembali materi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya.

(1) Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil dengan anggota masing-masing 5 orang. Susunan anggota tim mengalami perubahan sesuai dengan hasil post-test masing-masing siswa.

(2) Siswa menyesuaikan tempat duduk sesuai dengan kelompoknya.

(3) Guru memberikan soal berbeda kepada masing-masing tim.

(4) Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

(5) Guru memberikan soal berbeda kepada masing-masing tim.

(6) Setiap siswa mengerjakan soal tim terlebih dahulu.

(7) Setelah siswa menyelesikan soal tim, kemudian siswa saling bertukar kertas jawaban agar siswa mengetahui kesalahannya.

(8) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

(9) Siswa mengumpulkan hasil penugasan kelompok.

c) Kegiatan Akhir

(1) Guru bersama siswa menyimpulkan secara garis besar materi yang telah dipelajari.

(2) Guru menyampaikan skenario.

(3) Guru memberikan penugasan latihan soal secara mandiri untuk dikerjakan di rumah kepada setiap siswa.

2) Pertemuan Kedua (2 x 45 Menit)

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 28 Mei 2013 pelaran dimulai pada jam pelajaran ke-3 pukul 09.30 WIB sampai jam pelajaran ke-5 pada pukul 11.00 WIB. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga dapat dirinci sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

(1) Guru menyampaikan garis besar materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

b) Kegiatan Inti

(1) Guru bersama siswa membahas jawaban penugasan individu.

(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami oleh siswa.

(3) Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil sesuai dengan anggota kelompok pada pertemuan sebelumnya membagikan hasil penugasan pada masing-masing kelompok.

(4) Siswa mengkoreksi hasil penugasan kelompok yang telah dikerjakan pada pertemuan sebelumnya.

(5) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

c) Kegiatan Akhir

(1) Guru bersama siswa menyimpulkan secara garis besar materi yang telah dipelajari.

(2) Guru menyampaikan garis besar materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

(3) Siswa mengerjakan post-test Kompetensi Dasar Posting ke Buku Besar secara individual.

(4) Siswa mengisi lembar instrumen minat.

c. Pengamatan

Proses pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XI IPS 4 SMAN 1 Pengasih pada siklus II telah selesai dilaksanakan. Secara keseluruhan, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus II berjalan dengan lancar. Proses pembelajaran yang dilaksanakan telah sesuai dengan prosedur ataupun kerangka yang sebelumnya telah disusun dan direncanakan, walaupun masih terdapat beberapa tahap kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai target yang sebelumnya telah direncanakan. Selama proses dilaksanakannya tindakan juga dilakukan observasi untuk mengetahui bagaimanakah peningkatan Hasil Belajar pada ranah afektif dan ranah psikomotor.

Berikut ini hasil observasi selama pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus II:

1) Hasil Belajar Akuntansi Ranah Kognitif

Sama dengan siklus I, pada siklus II ini dilakukan pre test dan post test untuk mengukur Hasil Belajar ranah kognitif siswa.

Siswa dikatakan tuntas dalam mempelajari materi apabila nilai yang diperoleh mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu ≥ 75.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dikatakan berhasil meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas XI IPS 4 SMAN 1 Pengasih apabila minimal sebanyak 15 siswa atau 75% dari total siswa satu kelas memperoleh nilai ≥75.

Hasil dari siklus II, pada saat pre-test nilai rata-rata kelas 76,95 dan pada saat post-test nilai rata-rata kelas sebesar 87,78.

Untuk Hasil Belajar Akuntansi ranah kognitif pada siklus II yang barkaitan dengan ketuntasan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 20. Hasil Belajar Akuntansi Ranah Kognitif Siswa Siklus II Kategori

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel diatas, apabila dibuat diagaram maka Hasil Belajar Akuntansi ranah kognitif siswa pada siklus I akan tampak seperti di bawah ini :

Gambar 6. Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus II Berdasarkan data pada tabel dan diagram di atas, dapat diketahui bahwa nilai siswa dari pre-test dan post-test mengalami peningkatan. Dilihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM, pada nilai pre-test terdapat siswa 11 siswa (55%) yang mencapai KKM yaitu siswa mencapai nilai > 75 dan 9 siswa (45%) belum mampu mencapai KKM yaitu nilai < 75, sedangkan pada hasil post-test sebanyak 19 siswa (95%) mencapai KKM dan 1 siswa (5%) belum mampu mencapai KKM. Jika dilihat dari rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 14,12% yaitu pada saat pre-test nilai rata-rata kelas 76,95 dan pada saat post-test nilai rata-rata kelas sebesar 87,82. Berdasarkan hasil tersebut maka Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS 4 pada siklus II sudah berhasil karena jumlah

0,000%

20,000%

40,000%

60,000%

80,000%

100,000%

N <75 N ≥ 75 45,000% 55,000%

5,00%

95,00%

Hasil Belajar Akuntansi Ranah Kognitif Siklus II

Pre Test Post Test

siswa yang mendapat nilai tuntas sudah mencapai 75% dari jumlah siswa dalam satu kelas.

2) Hasil Belajar Ranah Afektif

Penilaian terhadap Hasil Belajar Akuntansi ranah afektif siswa pada siklus II dilakukan melalui pengamatan oleh observer serta memberikan angket kepada siswa. Melalui observasi digunakan untuk menilai kegiatan siswa yang dapat dilihat, sedangkan untuk mengukur minat siswa digunakan angket. Model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat dikatakan berhasil meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi siswa pada ranah afektif apabila 75% dari jumlah siswa di dalam satu kelas mendapatkan kategori nilai baik dan atau sangat baik untuk setiap aspek yang dinilai.

a) Hasil Belajar Akuntansi Ranah Afektif Sikap Siswa

Hasil Belajar yang diperoleh siswa pada ranah afektif sikap setelah dilakukan tindakan dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang dinilai melalui observasi pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 21 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Ranah Afektif Sikap Siklus II

No Kategori Skor Jumlah Siswa Persentase

1 Sangat Baik 13-15 18 90%

2 Baik 10-12 2 10%

3 Cukup Baik 7-9 0 0%

4 Tidak Baik 4-6 0 0%

Jumlah 20 100%

Sumber: Data Primer yang diolah

Dari data di atas, Hasil Belajar Akuntansi afektif sikap Siklus 1I dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :

Gambar 7. Hasil Belajar Akuntansi Afektif Sikap Siklus II

Hasil Belajar Akuntansi Ranah Afektif berkaitan dengan sikap siswa yang diperoleh dari observasi pada siklus II menunjukkan bahwa sebanyak 18 siswa dengan persentase 90%

memperoleh skor yang termasuk dalam kategori sangat baik.

Sebanyak 2 siswa dengan persentase 10% memperoleh skor yang berada dalam kategori baik, dan tidak ada siswa atau 0% yang

Sebanyak 2 siswa dengan persentase 10% memperoleh skor yang berada dalam kategori baik, dan tidak ada siswa atau 0% yang