KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskriptif Teori
2. Hasil Belajar
Sedangkan pendidikan Islam menurut Zahkia Darajat adalah “ suatu usaha untuk membina dan mengasuh pesrta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.16
Dari beberapa pengertian yang dikemukan oleh beberapa ilmuan dalam mendefinisikan pendidikan dan pendidikan Islam, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu proses bimbingan dan bantuan secara sadar dan sengaja terhadap anak didik dengan berlandaskan kepada ajaran Islam dalam pertumbuhan serta perkembangan jasmani dan rohajinya. Pendidikan Agama Islam bukan hanya sekedar penambahan pengetahuan akan tetapi bagaimana pengetahuan dan pelaksanaan yang telah didapatkan itu dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Pengertian hasil belajar secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu kata “hasil” dan “belajar”, menurut kamus besar bahasa Indonesia kata “hasil” adalah sesuatu yang diperoleh dengan usaha. Sedangkan kata “belajar” adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan itu dapat mengarah
15
Abdul Rahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat,(Bina Insani Press, 1995),h.21
16
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet.ke-3,h.130
kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.17
Menurut Juliah, hasil belaajar adalah “segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat kegiatan belajar yang dilakukannya”.
Dari pengertian diatas kita dapat simpulkan bahwa hasil belaajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setalah dilakukan melalui proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.18
Hasil belajar merupakan istilah yang sudah lain dalam dunia pendidikan. Umumnya hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar. Oleh karena itu akan dikemukakan masing-masing kedua kata.
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu bentuk perubahan atau pertumbuhan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-caraa tingkah laku baru berkat pengalaman dan latihan.19
Belajar juga dapat didefinisikan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relative bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saaat ini Nampak, tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa yang mendatang. Perubahan yang terjadi disebabkan oleh pengalaman.20 Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar adalah proses perubahan diri untuk memperoleh pengetahuan. Dan belajar merupakan hasil dari hal-hal yang dialami seseorang yang relatif tetap dalam diri seseorang tersebut.
Pengertian belajar diatas sama halnya dengan pengertian belajar menurut James O. Whittaker, yaitu belajar dapat didefinisikan sebagai
17
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remadja Karya, 1984), h. 81
18
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Persindo, 2010), cet.III, h.14-15
19
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet.III, h.256.
20
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi
“proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.21
Adapun beberapa pendapat lain tentang pengertian belajar yaitu menurut Slameto yang mengemukakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”22
Dalam definisi ini dapat dipahami bahwa belajar harus menunjukan adanya perubahan perilaku yang disebabkan karena interaksi dengan lingkungan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang, perubahan tersebut berupa perubahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan-perubahan tersebut bersifat tetap dan merupakan hasil pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan.
b. Teori-teori belajar
Teori belajar meruapakn suatu perangkat prinsip-prinsip yang terorganisasi menganai peristiwa-peristiwa tertentu dalaam lingkungan. Karakteristik suatu teori ialah memberikan kerangka kerja yang konseptual untuk suatu informasi dan dapat prinsip yang dapat diuji. Fungsi teori dalam pendidikan ialah:
a) Memberikan garis-garis rujukan untuk perencanaan pengajaran.
b) Menilai hasil-hasil yang telah dicapai untuk digunakan dalam ruang kelas.
c) Mendiagnosis masalah-masalah dalam ruang kelas.
d) Menilai hasil penelitian yang dilaksanakan berdasarkan teori tertentu.23
21
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) , h. 104
22
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet.II, h.13
23
Teori belajar sangat banyak dan beraneka ragam beragam. Setiap teori yang dirumuskan berdasarkan kajian tentang perilakau dalam proses belajar. Kajian itu pada intinya menyangkut dua hal, yaitu:
a) Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah kemampuan potensial (daya-daya), seperti menalar, menginggat, menghayal, dan lain sebaagainya yang dapat di kembangkan oleh latihan.
b) Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu system energi yakni suatu system tenaga yang dinamis yang berupaya memelihara keseimbangan dalam merespon system energi lain sehingga ia dapat berinteraksi melalui rasa. System energi ini meliputi respun terhadap stimulus, motivasi, dan proses penalaran.24
Ada beberapa teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang mendukung pembelajaran dalam sistem pendidikan, yaitu antara;
1) Teori belajar yang di kemukakan oleh Ausubel belajar akan menghasilkan manfaat bila peserta didik mencoba menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Ausubel, ”belajar bermakna merupakan suatu proses menghubungkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui peserta didik.”25
2) Teori Connectinism (Thorndike), belajar pada binatang yang juga berlaku bagi manusia menurut Thorndike adalah trial and eror. Thorndike mengemukakan tiga prinsip atau hukum dalam belajar. Pertama, law of readiness, belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut. Kedua, law of exercise, belajar akan berhasil apabila banyak latihan, ulangan.
24
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Pers, 2008), h. 21
25
Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 25.
Ketiga, law of effect, belajar akan bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.26
Berdasarkan beberapa teori belajar yang sudah dikemukakan di atas, seharusnya guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Selain itu guru juga harus bisa membimbing siswa untuk dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu dalam teori belajar, pengalaman sangat penting untuk perkembangan pengetahuan, maka dalam penerapan metode seharusnya lebih menekankan aspek melihat dan mengalami langsung tentang materi pelajaran.
c. Prinsip-prinsip Belajar
Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Prinsip-prinsip belajar diantaranya:
a) Perhatian dan Motivasi
Perhatian dan motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
b) Keaktifan
Sebagai “primus motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya.Untuk dapat memproses dan
26
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2009), cet-5, h.169
mengolah perolehan belajarnya secara efektif, pebelajar dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan emosional.
c) Keterlibatan langsung/berpengalaman
Siswa dituntut untuk terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan menyebabkan mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman. d) Pengulangan
Pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Karena pengulangan dapat melatih daya-daya jiwa dan dapat membentuk respon yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.
e) Tantangan
Dengan adanya tantangan siswa dituntut untuk memiliki kesadaran pada diri sendiri akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Selain itu, siswa juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan yang dihadapinya.
f) Balikan dan Penguatan
Dengan adanya balikan dan penguatan siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi dirinya sendiri.27
g) Perbedaan Individual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lain. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain, akan membantu siswa menentukan cara belajar dan sasaran belajar bagi dirinya sendiri.
Berdasarkan prinsip-prinsip belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya prinsip-prinsip belajar, seorang guru dapat mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa. Guru juga dituntut untuk memusatkan perhatian, mengelola,
27
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Cet, 4, h.4
menganalisis, dan mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar tersebut. 28
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a) Faktor Internal Siswa
Adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yakni:
(1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) yang menyangkut keadaan jasmani individu, yaitu keadaan jasmani, keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca indera.
(2) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) yang berasal dari dalam diri siswa seperti kecerdasan/intelegensi, bakat, minat, sikap dan motivasi siswa.
b) Faktor Eksternal Siswa
Seperti halnya faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Faktor sosial adalah hubungan antar manusia yang terjadi dalam berbagai situasi social, diantaranya yaitu keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non sosial yaitu lingkungan alam dan fisik seperti keadaan gedung dan letaknya, rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber dan sebagainya.
c) Faktor Pendekatan Belajar
Di samping factor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan di muka, factor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan
28
pendekatan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive.29
e. Pengertian hasil belajar
Pengertian hasil belajar yaitu kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar juga dapat diakatan sebagai pencaaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif,afektif, dan spikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Selanjutnya Benjamin S. Bloon berpendaapat bahwa hasil belajar dapat dikelompokan kedalam dua macam yaaitu:
(1) Pengetahuan terdiri dari empat kategori (2) Pengetahuaan ketrampilan.30
Sedangkan menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah “bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”.
Hasil juga dapat diartikan sebagai “sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan lain sebagainya oleh usaha). Jadi jelas bahwa hasil itu adalah setelah adanya usaha yang dilakukkan seseorang”.31
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar yaitu perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
29
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011). Cet.ke 18, h. 129-136
30
Asep Jihad dan Abdul Haris, Op.Cit., h.14-15
31