• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Hasil Belajar

1. Pengertian hasil belajar

Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.49 Slameto juga menjelaskan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.50

Belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar.51 Ahli psikologi memandang belajar sebagai perubahan yang dapat dilihat dan tidak tidak peduli apakah hasil belajar tersebut menghambat atau tidak menghambat proses adaptasi seseorang terhadap kebutuhan-kebutuhan dengan masyarakat dan lingkungannya. Sedangkan para ahli pendidikan memandang bahwa belajar adalah proses perubahan manusia kearah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Dengan demikian, terlihat bahwa para ahli psikologi lebih netral dalam memandang perubahan yang terjadi akibat adanya proses belajar, tidak peduli apakah

49 Aunurrohman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 35

50 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 2

positif atau negatif. Sedangkan para ahli pendidik memandang perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan positif yang ingin dicapai.52

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, bahwa belajar didapat melalui usaha merubah tingkah laku seseorang melalui aktivitas dengan lingkungannya dengan tujuan positif. Perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman seseorang. Dalam belajar tersebut, yang diperoleh dari belajar yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah aktifitas belajar yang menjadi hasil perolehan belajar. Dengan demikian hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami pembelajaran.53

Hasil belajar tampak sebagai terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan.54

Seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut dapat ditunjukkan diantaranya dari kemampuan

52 Baharuddin & Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), hlm. 18

53 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 3

berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu obyek. Perubahan dari hasil belajar ini dalam Taxonomy Bloom dikelompokkan dalam tiga ranah (domain), yakni domain kognitif atau kemampuan berfikir, domain afektif atau sikap, dan domain psikomotorik atau keterampilan.55

Peserta didik dapat dikatakan berhasil dalam belajar jika pada diri mereka telah terjadi perubahan dari minimal salah satu aspek diatas. Contoh perubahan dalam aspek kemampuan berpikir misalnya dapat terjadi jika tedapat perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, atau perubahan dari tidak paham menjadi paham dan seterusnya. Contoh perubahan aspek sikap misalnya dari sikap yang buruk menjadi sikap yang baik, atau dari semula bersikap tidak sopan menjadi sikap yang sopan dan seterusnya. Contoh perubahan dalam aspek ketrampilan misalnya, dari tidak dapat melakukan wudlu menjadi terampil wudlu, dari tidak terampil melukis menjadi terampil melukis dan seterusnya.56

Darsono mengukur hasil belajar termasuk dalam pengukuran psikologis. Dalam pengukuran psikologis ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip tersebut antara lain:

a. Pengukuran psikologi bersifat tidak langsung (indirect) berarti untuk mengukur gejala hasil belajar perlu diungkapkan dahulu dengan alat yang disebut tes.

55 Wahidmurni, Alfin Mustikawan, Ali Ridho, Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktik,

(Yogyakarta: Nuha Litera, 2010), hlm. 18

b. Hasil pengukuran psikologis dipengaruhi oleh jenis instrumennya (tesnya). Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil ukur yang obyektif diperlukan alat yang valid dan reliable.

c. Hasil pengukuran psikologis diwarnai oleh kondisi orang yang diukur. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa pengukuran hasil belajar itu perlu dilakukan dengan cermat, khususnya pada saat pengukuran hasil belajar berlangsung.

Tujuan dari belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental atau nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Relevan dengan uraian mengenai tujuan belajar tersebut, maka hasil belajar itu meliputi: a. Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif) b. Hal ihwal personal, keperibadian atau sikap (afektif)

c. Hal ihwal kelakuan,keterampilan atau penampilan (Psikomorik) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pencapaian tujuan belajar yang ditunjukkan dengan perubahan pengetahuan siswa yang dapat diukur dengan alat penilaian yang disebut dengan tes. Hasil belajar tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar peserta didik dipengaruhi dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri peserta didik dan faktor yang datang dari luar peserta didik. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut:

a. Faktor-faktor internal

1) Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)

2) Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)

3) Kelelahan

b. Faktor-faktor eksternal

1) Keluarga (cara orang tua mendidik, interaksi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan)

2) Sekolah yaitu metode mengajar, kurikulum, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pengajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah.

3) Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat) 57

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor: yakni bakat pelajar, waktu yang tersedia untuk belajar, waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, kualitas pengajaran dan kemampuan individu.58

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dalam mencapai hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor

57 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor, hlm. 54-72

58 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 40

yang sangat kompleks baik faktor yang berasal dari dalam individu maupun dari luar individu, juga faktor yang bersifat fisik maupun psikologis. Kemampuan seseorang dalam mengelola berbagai faktor tersebut akan sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan. Adanya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang sangat logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalam perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus berusaha mengarahkan segala daya dan upaya untuk dapat mencapainya. 3. Macam-macam tes untuk mengukur hasil belajar

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.59 Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, tes ada tiga macam yaitu:

a. Tes diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan-kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Yang termasuk dalam tes diagnostik adalah tes penempatan atau penjurusan IPA, IPS dan Bahasa.

59 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 32

b. Tes formatif

Tes formatif untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu, yang termasuk dalam tes formatif adalah ulangan harian, mid semester.

c. Tes sumatif

Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Tujuannya untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar para siswa. Yang termasuk dalam tes sumatif adalah ulangan umum pada akhir semester.60

Bisa disimpulkan bahwa untuk mengukur kemampuan siswa dapat digunakan tiga macam tes yaitu tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai dasar indikator hasil belajar adala hasil belajar raport semester genap pada mata pelajaran matematika. 4. Teori hasil belajar menurut Benjamin S. Bloom

Hasil belajar diklarifikasikan kedalam tiga ranah atau yang lebih dikenal dengan taksonomi bloom, yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotor (psychomotor

domain).61

Taksonomi Bloom menunjuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi

60 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm. 39

61 Benjamin S. Bloom, Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational

beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali kedalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.

D. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Interaksi Sosial terhadap Hasil

Dokumen terkait