• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Interaksi Sosial Terhadap Hasil

Orang tua dalam tatanan keluarga memiliki kedudukan yang paling tinggi dan mulia. Kedudukan itulah yang menjadikan tanggung jawab dan kewajiban anggota keluarga menjadi tanggung jawabnya. Keluarga merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran penting dalam kehidupan anak selain sekolah dan masyarakat. Keluarga tersebut mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan non formal. Keluarga juga sebagai sentral pendidikan dari segala aspek, baik agama, pendidikan umum, sekaligus sebagai tempat untuk beribadah yang serempak untuk mengembangkan anak-anak agar lebih berpotensi dalam segala hal.

Oleh karena itu, sebagai orang tua hendaknya selalu berusaha menciptakan keluarga yang rukun karena pendidikan anak dimulai dalam keluarga. Sedangkan sekolah dalam hal ini merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan non formal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara keluarga dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak.

Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal

merupakan faktor yang berasal dari dalam individu yang berupa kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan pribadi. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang terdiri dari faktor keluarga, faktor guru dan cara mengajarnya, alat-alat belajar, dan lingkungan.62

Hasil belajar dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: faktor internal yang meiputi aspek fisiologis dan aspek psikologis, faktor eksternal yang meliputi faktor lingkungan sosial yaitu antara lain guru, staf administrasi, dan teman-teman sekelas yang dapat mempengaruhi semangat belajar seseorang, serta masyarakat dan tetangga, juga orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Serta faktor lingkungan non sosial seperti gedung sekolah dan letaknya, tempat tinggal seseorang, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar. Dan yang terakhir adalah faktor pendekatan belajar.63

Dari dua pendapat di atas, disebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah orang tua atau keluarga. Di mana dalam penelitian ini fokusnya adalah pada pola asuh orang tua. Semakin baik pola asuh orang tua maka semakin baik pula hasil belajarnya.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Robert dan Henry tentang perkembangan anak yang tidak mendapat asuhan dan perhatian orang tua, dimana mereka menyimpulkan bahwa anak yang kurang mendapatkan asuhan dan perhatian orang tua cenderung memiliki kemampuan

62 M. Thobrani dan Arif Musthofa, Belajar dan Pembelajaran Pengembangan, (Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 32-34

63 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 129-130

akademis menurut atau hasil belajar yang kurang baik, aktivitas sosial terhambat, interaksi sosial terbatas.64

Orang tua yang dapat mengasuh anak-anaknya dengan cara memberikan pendidikan yang baik tentu akan sukses dalam belajarnya, sebaliknya orang tua yang tidak mengindahkan pendidikan anak-anaknya, acuh tak acuh, bahkan tidak memperhatikan sama sekali tentu tidak akan berhasil dalam belajarnya.65

Saat anak sudah terlanjur malas untuk belajar, hal tersebut akan berakibat pada hasil belajarnya. Akibatnya anak akan menjadi malas-malasan, nakal, dan bahkan suka membolos. Hubungan orang tua dan anaknya yang baik adalah yang penuh pengertian dan disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman dengan tujuan untuk memajukan belajar anak.66

Dari uraian tersebut di atas, dapat dipahami betapa pentingnya pola asuh orang tua dalam menumbuhkan, mengembangkan, membimbing, serta memberikan dorongan bagi anak dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik. Pencapaian hasil belajar anak yang baik tidak semata-mata timbul begitu saja, namun ada pihak yang sangat berperan dalam pendidikan anak yaitu salah satunya orang tua.

Hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan lainnya selain pola asuh orang tua. Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah interaksi sosial siswa dengan siswa lainnya. Siswa yang memiliki kemampuan berinteraksi sosial yang baik akan mampu belajar

64 R.I Watson & H.C. Lindgren, Psychology of the Child and the Adolescence, (New York: Macmillan, 2005), hlm. 129-130

65 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rieka Cipta, 2009), hlm. 288

berkelompok dengan baik di kelas, berdiskusi maupun presentasi didepan kelas dengan percaya diri, hal itu akan mengakibatkan proses belajar yang maksimal sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa.

Interaksi sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain. Hubungan antara seseorang dengan kelompok, mereka saling menegur, berjabat tangan, berbicara agar terjalin suatu hubungan interaksi sosial yang baik. Dari interaksi sosial peserta didik dengan orang-orang di sekitarnya akan terlihat pengaruh hubungan itu terhadap dirinya. Peserta didik yang dapat berinteraksi dengan orang lain, akan membantunya dalam penyesuaian diri, ia akan merasa nyaman berada di suatu lingkungan tertentu, sehingga ia berani untuk mengeksplorasi diri dan menjadi aktif. 67

Karena kurangnya percaya diri, maka rasa rendah diri akan menguasai seseorang dalam kehidupannya, dan ia akan tumbuh menjadi pribadi yang pesimis. Tanpa adanya rasa percaya diri yang tertanam dengan kuat di dalam jiwa siswa, pesismisme dan rasa rendah diri akan dapat menguasainya dengan mudah.68

Siswa yang bisa berinteraksi sosial dengan baik akan diterima oleh teman-teman di sekitarnya. Sedangkan siswa yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan temannya akan ditolak atau dikucilkan. Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan bagi orang

67 Halen Dwistia, Syaifuddin Latif, Ratna Widiastuti, Hubungan Interaksi Sosial Siswa dengan Prestasi Belajar, Jurnal Pendidikan, 6 (1), 2015, hlm. 7

68 Iceu Rohayati, Program Bimbingan Teman Sebaya untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa,

lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Hal tersebut akan mengganggu proses belajar siswa. Siswa akan menjadi malas untuk masuk sekolah karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Hal tersebut akan mengganggu proses belajar siswa dan akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperolehnya.

Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Orang yang sering menutup diri mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial, dalam melakukan suatu kegiatanpun akan mengalami kesulitan, karena ia kurang percaya diri akan kemampuannya. Peserta didik yang kurang memiliki rasa percaya diri akan kesulitan dalam beraktifitas dalam kegiatan belajar-mengajar, kurang aktif, sehingga akan berdampak pada hasil belajar yang didapatnya.

Dokumen terkait