• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

3. Hasil Belajar

Menurut Cronbach sebagaimana yang dikutip oleh Dalyono, belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku individu sebagai hasil dari pengalamannya.13 Menurut Hintzman sebagaimana yang dikutip oleh Muhibbin Syah, belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi dalam diri yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku.14 Hilgard dan Bower sebagaimana yang dikutip oleh Dalyono menegaskan bahwa, belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang.15

Menurut Morgan sebagaimana yang dikutip M. Ngalim Purwanto, belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.16 Lebih lanjut Dengeng sebagaimana yang dikutip Yatim Riyanto menyatakan bahwa belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki.17Sebagai makhluk ciptaan Allah yang berakal, manusia di mana saja berada tentu melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar itu memberi manfaat bagi individu dan juga masyarakat untuk menempatkan diri sebagai makhluk yang berbudaya. Dengan belajar seseorang mampu mengubah perilaku, kebiasaan, sikap dan menambah pengetahuan serta mengembangkan ketrampilan. Perubahan itu diperoleh dengan melalui usaha, menetap dan dalam waktu yang lama dan merupakan hasil dari pengalaman. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri dan ada yang pula dari luar dirinya.

13Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007) cet ke-4, h. 212 14 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 61 15 Dalyono, op. cit, h. 211

16 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya, 1985), h. 80-81 17 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 5

Selanjutnya belajar merupakan kegiatan yang membawa manusia pada perkembangan manusia seutuhnya, meliputi perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan pendapat tentang belajar, penulis mengambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu usaha peserta didik dalam membangun pemahaman yang melibatkan proses kognitif sehingga terjadi perubahan dalam berfikir, berbuat dan mampu berinteraksi dengan lancar sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.

b. Pengertian Hasil Belajar

Belajar menghasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, informasi dan nilai. Hasil belajar merupakan realisasi dan kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang,18 artinya hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajarsesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ada.

Hasil belajar didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.19 Sementara Agus Suprijojo mengemukakan bahwa yang dimaksud hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan-ketrampilan.20Jadi berdasarkan beberapa pengertian di atas hasil belajar adalah perilaku berupa pengetahuan, sikap, ketrampilan,informasi baru yang diperoleh siswa setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan dalam kondisi pembelajran.

Hasil belajar lebih dikenal dengan taksonomi bloom dengan cara mengklasifikasikan hal-hal yang kompleks, maksudnya mengklasifikasikan secara

18Muhibbin Syah, op cit., h. 103

19Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengeajar, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-13, h. 22

20 Agus Suprijojo, Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.5

sederhana ke tingkat yang kompleks. Dalam hal ini tujuan belajar dibagi menjadi beberapa tiga ranah:21

1) Cognitive domain (ranah kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis

(menguraikan, menemukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), evalution (menilai).

2) Affective domain (ranah afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan

receiving (sikap menerima), responding (sikap menerima), valuing (menilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi).

3) Pshicomotor domain (ranah psikomotorik), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek ketrampilan motorik.

Menurut Gagne sebagaimana yang dikutip oleh Agus Suprijoyo ada lima macam hasil belajar, tiga diantaranya bersifat kognitif, satu bersifat afektif dan satu lagi bersifat psikomotorik. Hasil belajar tersebut adalah:22

1) Informasi Verbal

Kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan kemampuan merespon secara spesifik terhadap ragsangan spesifik.

2) Keterampilan Intelektual

Kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengatagorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep ataupun prinsip-prinsip keilmuan.

21 Agus Suprijojo, Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.6-7

3) Strategi Kognitif

Kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitif sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dana kaidah dalam memecahkan masalah.

4) Ketrampilan Motorik

Kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme garak jasmani.

5) Sikap

Kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan mengenternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitf pada taksonomi bloom yang sudah direvisi, yaitu:23

1) Mengingat (Remember)

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang dibutuhkan ini boleh jadi pengetahuan factual, konseptual, procedural, atau metakognitif, atau kombinasi dari beberapa pengetahuan.Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna guna menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks.

2) Memahami (Understending)

Siswa dikatakan memahami jika mereka dapat mengkontruksikan makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Siswa memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan mereka. Lebih tepatnya

23 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen, Agung Prihantoro (Terjemahan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 99-133

pengetahuan yang baru masuk dipadukan dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah ada.

3) Mengapliksikan (Apply)

Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan proses-proses tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yakni mengeksekusi dan mengimplementasikan.

4) Menganalisis (Analize)

Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasikan, dan menstribusikan. Walaupun belajar menganalisis di anggap sebagai tujuan itu sendiri, sangat beralasan untuk secara edukatif memandang analisi sebagai perliasan dari memahami atau sebagai pembuka untuk mengevaluasi dan mencipta.

5) Mengevaluasi (Evaluate)

Mengaevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan criteria dan standar.Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektifitas, efesiensi dan konsentrasi. Ketegori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa (keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria internal) dan mengkritik (keputusan-keputusan yang diambil berdasar kan criteria eksternal).

6) Mencipta(Create)

Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan dalam mencipta, meminta siswa membuat produk baru dengan mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Proses mencipta dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu merumuskan, merencanakan dan memproduksi.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut:24

1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsic pada diri siswa.

2) Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya. 3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya.

4) Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif).

5) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai, mengendalikan dirinya terutama dalam menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:25 1) Kematangan/pertumbuhan

Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika tahap pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk itu.

2) Kecerdasan/Intelegensi

Disamping kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan atau dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya.

3) Latihan dan ulangan

Seringkali mengulang sesuatu, maka cakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam.Karena latihan, karena seringkali mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya kepada sesuatu.

4) Motivasi

Motif merupakan pendorong bagi sesuatu organisme untuk melakukan sesuatu.Motif intrinsik dapat mendorong seseorang sehingga akhirnyaseseorang itu

24 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengeajar, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2009),h. 56-57

menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu, jika tidak mengetahui betapa pentingnya hasil yang akan dicapai.

5) Sifat-sifat Probadi Seseorang

Faktor pribadi seseorang turut pula memegang peranan dalam belajar. Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seorang dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil belajarnya yang dapat dicapai.

6) Keadaan Keluarga

Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak.Termasuk dalam keluarga ini, ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang turut memegang peranan penting pula.

7) Guru dan Cara Mengajar

Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang pentig pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana caraguru itu mengajar turut menentukan hasil belajar yang dapat dicapai anak.

8) Alat-alat Pelajaran

Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.

9) Motivasi Sosial

Motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dan orang-orang yang disekitarnya, seperti tetangga, anak saudara, teman-teman sepermainan, dan sekolah.

10)Lingkungan dan kesempatan

Banyak anak-anak yang tidak dapat belajar dengan hasil yang baik dan tidak dapat mempertinggi balajarnya akibat kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk serta faktor lain diluar kemampuannya.

Dokumen terkait