• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN

C. Hakekat Hasil Belajar

1. Hasil Belajar kognitif Biologi

Setiap manusia di dalam kehidupannya pasti belajar, baik itu secara formal maupun balajar non formal. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam bentuk perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, kebiasaan, sikap dan tingkah laku, serta perubahan-perubahan aspek lain yang dialami individu dalam belajar. Belajar juga merupakan proses pengumpulan atau penghafalan suatu fakta

23

Maulana, Matematikomik sebagai Alternatif Media dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa, Penelitian Riset pada SMUN 3 Bandung (Universitas Pendidikan Indonesia, 2009), h.2.

24

dalam bentuk informasi atau materi pelajaran, demikianlah sebagian orang menafsirkan arti belajar.25 Ada pula yang menyebutkan bahwa belajar merupakan latihan seperti kegiatan membaca dan menulis.26 Dari pernyataan tersebut makna belajar terlihat kurang lengkap. Untuk menghindarinya maka beberapa ahli dalam dunia pendidikan mencoba untuk merumuskan definisi belajar sebagai berikut.

Belajar menurut Hilgrad dan Bower seperti yang dikutip oleh purwanto berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan sesaat seseorang.27

Sementara Witting seperti dikutip oleh Muhibbin Syah mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.28 Pada definisi yang dikemukakan oleh Witting menekankan pada perubahan yang menyangkut seluruh aspek Psikofisik organisme yang didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu tidak dapat diobservasi langsung.29 Sedangkan menurut Anita E. Woolflok belajar adalah suatu proses yang terjadi dari pengalaman atas suatu percobaan yang relative dalam suatu bidang pengetahuan atau tingkah laku.30

Ketiga definisi yang dikemukakan oleh Hilgrad, Witting dan Anita E. Woolflok menekankan bahwa proses belajar mengharuskan perubahan pada

25

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h.64. 26

Ibid.

27

Ngalim Purwanto, “Psilkologi Pendidikan”, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), h.84 28

Muhibin Syah, op.cit., h. 65-66. 29

Muhibbin Syah, op.cit.,h. 66. 30

Usman Melayu, Hakikat Minat dan Hasil Belajar. (Berita STMT TRISAKTI: Edisi 084, Januari 1999), h.55.

27

individu. Tiga ahli ini menekankan pada perubahan tingkah laku individu melalui pengalaman.

Belajar juga dapat diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, dan proses belajar telah terjadi di dalam diri anak setelah terjadi perubahan. Perubahan dalam diri anak yang dikatakan sebagai hasil proses balajar, jika perubahan tersebut diperoleh dari pengalaman sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Jadi, belajar ditandai oleh dua faktor, yaitu adanya pengalaman dan perubahan.

Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang melalui proses latihan atau pengalaman, sehingga terjadi perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan itu meliputi pengetahuan, kebiasaan, sikap dan tingkah laku. Perubahan pengetahuan (kognitif) berpengaruh pada perilaku. Perilaku belajar seseorang dapat diketahui melalui tes dan pada akhirnya memunculkan hasil. Dengan demikian kegiatan belajar akan menimbulkan hasil belajar.

Namun, baik buruknya hasil belajar sangat tergantung dari pengetahuan serta perubahan perilaku yang terjadi pada individu bersangkutan. Oleh karena itu, hasil belajar dipengaruhi dari kegiatan belajar untuk memperoleh pengetahuan dan perubahan perilaku kearah tercapainya hasil belajar yang diharapkan.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar menjadi tiga ranah, yakni : 31

1. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan observasi.

2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap.

31

3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak.

Ada banyak faktor penyebab yang dapat mempengaruhi hasil belajar, dan faktor itu digolongkan ke dalam dua macam, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa tersebut (eksternal).

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) yaitu : 32 a. Intelegensi

Intelegensi merupakan suatu kemapuan dasar yang bersifat umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung berbagai komponen.

b. Bakat

Merupakan potensi atau kemapuan yang jika dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.

c. Minat dan perhatian

Minat dan perhatian dalam belajar sangat berhubungan erat. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk selalu memperhatikan mata pelajaran yang diminatinya. Begitu juga jika seseorang menaruh perhatian secara kontinyu baik secara sadar maupun tidak pada objek tertentu biasanya akan membangkitkan minat pada objek tersebut.

d. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

e. Kesehatan jasmani

Kondisi fisik yang baik akan sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Seseorang apabila

29

memiliki badan atau kondisi fisik sehat, maka ia akan mempunyai semangat dalam belajar. Namun sebaliknya, seseorang yang sedang dalam kondisi sakit, maka akan sulit untuk bisa berkonsentrasi dalam belajar.

f. Cara belajar

Cara belajar yang efektif dan efisien akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam belajar. Ada beberapa cara belajar yang efisien, diantaranya:

1) Berkonsentrasi baik sebelum belajar ataupun pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

2) Mempelajari kembali materi pelajaran yang telah diterima. 3) Membaca denga teliti dan betul materi yang sedang dipelajari,

dan berusaha menguasai dengan sebaik-baiknya.

4) Mencoba menyelesaikan latihan-latihan soal dari materi yang telah diajarkan.

2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa tersebut (eksternal).

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan menjadi tiga Yaitu faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, ataupun lingkungan masyarakat.

a. Faktor Lingkungan Keluarga.

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: Cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. 33

b. Faktor Lingkungan Sekolah.

Faktor sekolah yang yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,

33

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. IV, h. 60.

standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.34

c. Faktor Lingkungan Masyarakat.

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Lingkungan masyarakat ini mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat contoh sebagai pengurus organisasi social dan keagamaan dan lain-lain, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang kesemuanya mempengaruhi belajar.35 Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap pribadinya. Namun jika terlalu banyak kegiatan dalam masyarakat, maka akan mengganggu belajarnya. Untuk itu perlu diatur waktunya.

b. Pengertian Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk kepada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar merupakan proses seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat, seorang manusia akan selalu ada dan senantiasa belajar dimanapun dia berada. Kemampuan untuk berfikir melalui proses belajar merupakan ciri penting yang membedakannya dari makhluk lainnya. Kemampuan belajar itu memberi manfaat bagi individu dan juga masyarakat.

Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi didiri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh pada

34

Ibid, h. 64 35

31

perilaku. Dan perilaku belajar seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari, dapat diketahui melalui tes yang pada akhirnya memunculkan nilai belajar dalam bentuk riil atau non riil.

Hasil belajar diakibatkan oleh adanya kegiatan evaluasi belajar (tes) dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya akibat belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat tergantung dari pengetahuan dan perubahan prilaku dari individu yang bersangkutan terhadap apa yang dipelajarinya.36

Hasil belajar yang akan penulis bahas pada penulisan ini adalah hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang berkaitan degan produk. Tingkatan pada ranah kognitif, diantaranya: 37

1). Hafalan (C1)

Jenjang hafalan (ingetan) meliputi kempuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya. 2). Pemahaman (C2)

Jenjang pemahaman meliputi kemampuan penangkap arti dari apa yang tersaji, kemampuan untuk menterjemahkan dari satu bentuk ke bentuk yang lain baik dalam bentuk kata-kata, angka, maupun interprestasi berbentuk penjelasan, ringkasan dan prediksi.

3). Penerapan (C3)

Yang termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau pada situasi konkrit.

4). Analisis (C4)

Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta hubungan antara komponen informasi tersebut menjadi jelas.

36

Usman Melayu, loc.cit.

37

Ahmad Sofiyan, Dkk, Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006), h. 15-17.

5). Sintesis (C5)

Yang termasuk jenjang sintesis ialah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruan yang terpadu. Termasuk kedalamnya kemampuan merncanakan eksperimen menyusun karangan (laporan praktikum, artikel, rangkuman) menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan objek-objek, peristiwa, dan informasi lainnya.

6). Evaluasi (C6)

Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk mempertimbangjan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan riteria tertentu yang ditetapkan.

Dokumen terkait