BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN
B. Pengertian Media Komik
B. Pengertian Media Komik 1. Definisi Komik
Kata komik berasal dari bahasa perancis yaitu comique, yang sebagai kata sifat artinya lucu atau menggelikan dan sebagai kata benda artinya pelawak atau badut. Comique sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu komukos. Dalam bahasa inggris, komik sekali muat atau bersambung dalam penerbitan pers disebut comic strip atau strip cartoon. Komik yang diterbitkan dalam bentuk buku disebut comic book, tapi secara umum seluruhnya disebut comics”
Media komik menurut Rohani merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dipahami dan lebih bersifat personal sehingga berfungsi informatif dan edukatif.15 komik juga merupakan suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara popular dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita bergambar membuat informasi lebih mudah diserap.16 Selain itu komik dapat didefinisikan suatu kartun yang mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembacanya.
Menurut Masdiono komik umumnya berbentuk rangkaian gambar, masing-masing dalam kotak, yang keseluruhannya merupakan rentetan satu cerita.17 Gambar-gambar itu biasanya dilengkapi dengan balon-balon yang berisi ucapan dan ada kalanya masih disertai dengan narasi sebagai penjelasan. Komik dimuat secara tetap sebagai cerita bersambung dalam majalah atau surat kabar atau diterbitkan sebagai buku.
15
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 21. 16
Heru Dwi Waluyanto, Komik sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran, (Jurnal NIRMANA Vol.7 No.1, Januari 2005), h. 1.
17
Pada umumnya orang membaca komik sebagai hiburan semata, tetapi karena semakin luasnya popularitas komik telah mendorong banyak guru bereksperimen dengan medium ini untuk media pembelajaran. Selain itu komik juga dapat menimbulkan imajinasi dan mempersiapkan stimulus berfikir kreatif. Komik juga dapat memberikan apresiasi bahasa dan mengembangkan komunikasi lisan, mengembangkan proses berfikir kognitif, ungkapan perasaan dan meningkatkan kepekaan seni. Di Indonesia sendiri sudah ada yang memanfaatkan komik sebagai media pembelajaran, walaupun belum banyak yang mengenalnya. Komik ini dapat digunakan dalam pelajaran fisika, matematika, agama, bahkan seni rupa juga pelajaran lainnya.
Komik merupakan suatu bacaan dimana peserta didik membacanya tanpa harus dibujuk. Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca.18 Selain itu, Komik sebagai media berperan sebagai alat yang mempunyai fungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam konteks ini pelajaran menunjuk pada sebuah proses komunikasi antara pembelajar (siswa) dan sumber belajar (dalam hal ini komik pembelajaran). Komunikasi belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik. Selain itu peranan pokok dari komik dalam pembelajaran adalah kemampuan dalam menciptakan minat siswa dalam belajar agar tercipta tujuan belajar yang optimal serta hasil belajar siswa pun meningkat. penggunaan komik dalam pembelajaran sebaiknya dipandu dengan metode mengajar, sehingga komik akan dapat menjadi media pembelajaran yang efektif.
d. Sejarah Komik
Walaupun komik telah menjadi bahan bacaan yang merata di seluruh dunia dan penggemarnya boleh dikatakan berada pada semua tingkat usia,
18
19
tapi jarang sekali orang yang mengetaui kapan komik untuk pertama kali diciptakan atau kapan mulai adanya komik. Ternyata komik itu usianya sudah tua sekali. Budaya komik dimulai sejak zaman prasejarah, hampir 20.000 tahun yang lalu, saat orang-orang pra sejarah membuat gambar di gua-gua, termasuk juga huruf mesir kuno, Hieroglyph.
Cerita bergambar semacam komik sudah dijumpai di china sejak abad ke-12. Di eropa pada abad pertengahan, telah dikenal biblia pauperum, suatu bentuk penerbitan kitab suci bergambar. Pada abad ke-19, dikenal cerita gambar rodolphe topffer pada tahun 1799-1864 di swis dan gustave dore pada tahun1832-1883di perancis.
Adapun komik dengan bentuk seperti yang dikenal sekarang mula-mula berkembang di Amerika Serikat dan Eropa pada tahun 1897. Komik amerika lebih banyak menceritakan tentang superhero, pahlawan antariksa, dan tema sains fiksi, seperti superman, batman, spiderman. Sebaliknya komik eropa lebih berbau petualangan dan humor, seperti Tin-Tin, Asterisk, Lucky Luke, Mobieus
Kalau sekarang ini yang sedang popular adalah manga yaitu Komik Jepang. Komik Jepang mulai diciptakan sejak tahun 1800-an. Bukunya kecil, tidak bewarna, dan matanya bermata bulat besar. Dulu manga sangat terpengaruh oleh gaya komik Amerika. Tapi dalam perkembangannya, komik jepang lebih banyak menceritakan tema-tema keseharian. Tokoh-tokohnya orang biasa seperti kita, maka tak heran bila kita jadi lebih mengenalnya. Seru memang membaca komik apalagi yang mengisahkan petualangan sekaligus mengandung unsur persahabatan yang kental, seperti doraemon.
Cerita gambar di Indonesia dapat dijumpai di candi prambanan dan candi borobudur. Pada dinding lima dari antara sepuluh tingkat borobudur terdapat rangkaian ukiran gambar timbul (relief) sebanyak 1.300 panel (kotak) berisi kisah manusia sejak kelahiran sampai kematian. Sedangkan di prambanan, pada dinding tiga diantara candi-candinya terukir rangkaian gambar timbul kisah Ramayana dan Kresnayana.
e. Unsur-unsur komik
Komik secara sepintas dipandang sebagai media visual yang hanya terdiri dari kumpulan gambar dan tulisan yang terjalin menjadi sebuah cerita. Namun, bagi para komikus komik mempunyai unsur-unsur yang lebih besar artinya dari sekedar kumpulan gambar dan tulisan belaka. Unsur-unsur komik terbagi atas sampul depan, sampul belakang, dan halaman isi.
Pada halaman sampul depan biasanya terdapat komponen-komponen sebagai berikut : 19
1) Judul cerita atau judul serial
Judul biasanya diambil dari tema cerita yang diangkat atau sang tokoh utama. Ukuran huruf dibuat kapital dan besar serta berwarna mencolok sehingga mudah ditangkap oleh pembaca.
2) Credits
Yaitu keterangan tentang pengarang komik. 3) Indicia
Yaitu keterangan tentang penerbit maupun percetakan lengkap dengan waktu terbitan dan pemegang hak cipta.
Sedangkan pada halaman sampul belakang biasanya tertera ringkasan cerita yang ada pada komik untuk memberikan gambaran sementara tentang isi komik kepada pembaca.
Halaman isi komik terdiri dari unsur-unsur berikut : 20 1. Panel
Merupakan unsur yang cukup berperan pada komik. Panel ini berfungsi sebagai ruang tempat diletakannya gambar-gambar sehingga akan tecipta suatu alur cerita yang ingin disampaikan kepada pembaca. Agar komik dapat tampil menarik dan sesuai dengan alur, maka peralihan antara satu panel dengan panel lainnya harus mampu menuntun alur cerita yang dibawa.
19
Toni Masdiono, op.cit, h. 12. 20
21
2. Gang
Gang pada komik berfungsi sebagai ruang waktu yang menjembatani antara satu panel dengan panel lainnya. Melalui gang inilah imajinasi pembaca mengambil dua gambar yang terpisah dan mengubahnya menjadi gagasan.
3. Narasi
Penggunaan narasi pada komik cukup penting peranannya. Narasi berfungsi untuk menerangkan dialog suatu percakapan, waktu, maupun tempat, dan kejadian.
4. Balon kata dan Efek suara
Balon kata dan efek suara merupakan suatu lambang yang mengekspresikan suara dialog suatu percakapan. Penggunaan variasi bentuk huruf yang sering disesuaikan dengan bunyi-bunyi non verbal.
f. Macam macam komik
Komik dengan media massa hadir dengan berbagai jenis dan materi sesuai denga kebutuhan khalayak atau konsumen. Dalam hal ini untuk komik Indonesia Marcell Boneff membaginya kedalam beberapa jenis komik, yaitu :
1. Komik Wayang
Komik wayang bagi orang asing merupakan jenis asli komik Indonesia, apalagi komik ini dimaksudkan untuk menyaingi komik impor di pasar dan membatasi pengaruh negatifnya. Lakon pokok (karakter utama) komik wayang adalah hasil tradisi lama yang lahir dari sumber Hindu, yang kemudian diolah dan diperkaya dengan unsur lokal, beberapa diantaranya berasal dari Kesusteraan Jawa kuno seperti Mahabarata dan Ramayana.
2. Komik silat
Komik silat atau pencak berarti teknik beladiri, sebagaimana halnya karate dari Jepang, atau Kun Tao dari Cina. Komik silat ini banyak mengambil ilham dari seni beladiri dan juga legenda-legenda rakyat. Pada umumnya kisah dalam komik silat berceritakan
petualangan para pendekar dalam membela kebenaran dan memerangi kejahatan, dan kebaikan yang akan memenangkannya.
3. Komik Humor
Komik humor dalam tampilannya selalu menceritakan hal yang lucu dan membuat pembacanya tertawa. Baik karakter tokoh yang biasanya digambarkan dengan fisik yang lucu atau jenaka maupun tema yang diangkat, dan dengan memanfaatkan banyak segi anekdotis, komik humor langsung menyentuh kehidupan sehari-hari sehingga memudahkan orang untuk memahaminya.
4. Komik roman Remaja
Dalam bahasa Indonesia, kata roman jika digunakan sendiri berarti kisah cinta, dan kata remaja digunakan untuk menunjukan bahwa komik ini ditunjukan bagi kaum muda, dimana ceritanya tentu saja harus romantis. Adapun sumber ilhamnya bermacam-macam. Tema-tema yang diambil pun berkisar tentang kehidupan kaum muda dan liku-liku kehidupannya.
5. Komik Didaktis
Komik didaktis merujuk kepada komik yang bermaterikan ideologi, ajaran-ajaran agama, kisah-kisah pejuangan tokoh dan materi-materi lainnya memiliki nilai-nilai pendidikan bagi para pembacanya. Komik memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi hiburan, dan juga dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung untuk tujuan edukatif (pendidikan).
g. Kelebihan dan Kekurangan Komik
Sebagai media visual, komik mempunyai kelebihan maupun kelemahan dalam pembelajaran. Kelebihan media komik, disamping sifat-sifat komik yang khas, harus diakui efektivitas media dalam pembelajaran
23
merupakan segi yang menguntungkan dalam pendidikan. Menurut Hurlock menjelaskan argumen yang menguntungkan komik adalah : 21
1. Komik membekali dengan kemampuan membaca yang menyenangkan.
2. Komik dapat digunakan untuk memotivasi siswa mengembangkan keterampilan membaca.
3. Prestasi pendidikan yang dicapai siswa yang sering membaca komik hampir identik dengan mereka yang jarang membacanya.
4. Siswa diperkenalkan dengan kata-kata yang luas, banyak kata yang dijumpainya lagi dalam bacaan lain.
5. Buku komik menyediakan teknik bagus untuk menyebarluaskan propoganda yang menentang prasangka.
6. Komik memberi siswa sumber katarsis emosional bagi emosi yang tertahan.
7. Siswa mungkin mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh buku komik yang memiliki sifat yang dikaguminya.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa media komik efektif digunakan oleh siswa, sehingga dapat mengembangkan minat baca dan dapat melatih daya imajinasinya agar kelak menjadi manusia yang kreatif.
Sebaliknya bagi kelompok yang menentang komik mengatakan mencurahkan waktu bermain secara berlebihan untuk membaca komik tidak saja kurang baik melainkan juga merupakan sumber yang dapat merugikan secara psikologis, adapun argumen yang menentang komik menurut Hurlock dalam Syaiful Hadi, adalah : 22
1. Komik mengalihkan perhatian anak dari bacaan lain yang lebih berguna;
21
Elizabet B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 339 22
Syaiful Hadi, Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik dengan Strategi Bermain Peran pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik, ( diaskes 9 September 2011.,
2. Terdapat sedikit atau bahkan tidak ada kemajuan pengalaman membaca dalam komik;
3. Lukisan, cerita dan bahasa komik kebanyakan bermutu rendah;
4. Cerita yang berkaitan dengan seks, kekerasan dan ketakutan merangsang dan sering menakutkan anak;
5. Komik menghambat anak melakukan bentuk bermain lainya;
6. Dengan menggambarkan perilaku antisosial, komik mendorong timbulnya agresivitas dan kenakalan remaja;
7. Komik menjadikan kehidupan sebenarnya membosankan dan tidak menarik;
8. Komik menimbulkan stereotype terhadap orang-orang dan ini mendorong timbulnya prasangka.
Dengan demikian, buku-buku komik selain berfungsi sebagai media hiburan, juga dapat dipergunakan secara efektif dalam upaya membangkitkan minat baca, mengembangkan perbendaharaan kata-kata dan keterampilan membaca serta dapat dijadikan media efektif untuk tujuan pembelajaran. Untuk pembelajaran disekolah tentu dipilih komik yang dapat mendidik, dapat menimbulkan gairah belajar pada anak-anak, komik yang lucu dan komik yang dikenal oleh anak-anak yang disesuaikan dengan dunianya.
h. Penggunaan komik sebagai media pembelajaran
Komik sebagai media visual diasumsikan dapat memberikan pengaruh terhadap perolehan pengetahuan sebagai hasil belajar, karena mampu menarik inat dan perhatian dalam menyampaikan informasi. Komik mempunyai keunggulan dapat berinteraksi dengan siswa secara individual, memberikan pengalaman, menunjang kecepatan belajar, sesuai dengan pesan atau informasi yang menghendaki urutan tetap, untuk keperluan menjelaskan, memungkinkan pengulangan, penghafalan, dan menarik perhatian sehingga dimungkinkan siswa tertarik untuk mempelajari konsep-konsep biologi.
25
Penggunaan komik menurut De Porter, Reardon dan Nourie dalam Maulana yaitu sebagai media dalam pembelajaran yang memiliki peran penting untuk meningkatkan minat belajar siswa, karena penyajian komik membawa siswa ke dalam suasana yang penuh kegembiraan, sehingga menciptakan kegembiraan pula dalam belajar. 23 Kegembiraan dalam belajar merupakan luapan emosi yang mengaktifkan saraf otak untuk dapat merekam pelajaran dengan lebih mudah. Hal ini senada dengan pendapat Goleman yaitu penelitian menyampaikan kepada kita bahwa tanpa keterlibatan emosi kegiatan saraf otak itu kurang dari yang dibutuhkan untuk merekatkan pelajaran dalam ingatan. Apalagi pada saat usia sekolah kebanyakan siswa masih memiliki gaya belajar visual daripada cenderung mengaktifkan ingatannya melalui gambar yang ditangkap oleh mata. 24
Komik juga dapat diinteraksikan dengan karakter siswa kelas XI SMA, sebab komik merupakan bacaan dunia yang disukai oleh anak-anak dan kalangan remaja. Kegemaran merupakan salah satu bentuk motivasi belajar. Media pembelajaran berbentuk komik merupakan sesuatu yang tidak biasa sehingga menarik bagi siswa.