• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .1 Hasil Belajar Kognitif .1 Hasil Belajar Kognitif

4.2.1 Hasil Belajar Kognitif

Berdasarkan analisis data, hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen memiliki gain lebih besar dari siswa kelas kontrol, yaitu 0,39 untuk kelas eksperimen dan 0,29 untuk kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan CLIL dengan metode running dictation pada kelas eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa lebih tinggi daripada kelas kontrol. Faktor gain kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas kontrol menunjukkan

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Gain

Kategori

bahwa pendekatan CLIL melalui running dictation memberikan dampak positif terhadap hasil belajar kognitif siswa.

Dampak positif metode running dictation terhadap hasil belajar kognitif siswa terjadi dikarenakan running dictation merupakan kegiatan pemantapan materi. Dalam running dictation siswa diajak untuk mengingat dan memantapkan pemahaman terhadap materi yang telah diajarkan. Kegiatan tersebut akan menambah pemahaman siswa terhadap materi sehingga hasil belajar kognitif mereka tinggi.

Selain itu, lembar running dictation berisi kalimat pernyataan tentang materi yang harus dicek kebenarannya oleh siswa. Kegiatan memecahkan masalah yang kontradiktif tersebut merupakan salah satu kegiatan reflect on the material yang merupakan bagian dari Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review (PQ4R). PQ4R merupakan strategi belajar yang dapat meningkatkan pemahaman

dan daya ingat siswa (Rifa’i, 2009: 139).

Kegiatan reflect on the material adalah kegiatan mengaitkan materi yang dibaca dengan pengetahuan yang dimiliki. Dalam kegiatan running dictation, setelah siswa selesai mendiktekan semua kalimat dari lembar running dictation, siswa mendiskusikan salah atau benar pernyataan kalimat-kalimat tersebut. Siswa harus mengingat materi-materi yang telah diajarkan untuk dapat menentukan benar atau salah kalimat tersebut. Dengan demikian, ingatan siswa terhadap materi yang telah dipelajari bertambah. Kegiatan pemantapan materi dalam running dictation diperkuat dengan pembahasan bersama, sehingga siswa mengingat materi lain yang tidak mereka ingat.

53

Hal lain yang menyebabkan adanya dampak positif metode running dictation terhadap hasil belajar kognitif siswa adalah running dictation merupakan salah satu metode pembelajaran berbasis game yang dapat membuat siswa senang melaksanakannya, sehingga siswa termotivasi dan tertarik mengikuti pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh DEECD (2008), yang menyatakan bahwa: “running dictation is often used to inject some fun into the learning, or to enliven a tired class”. Hal serupa disampaikan oleh

Pivec & Kearney (2007), yang menyatakan bahwa: “games can provide the motivation to learn, increasing the likelihood that the desired learning outcomes will be achieved”, yang artinya game dapat menumbuhkan motivasi untuk belajar, meningkatkan kemungkinan hasil belajar yang diinginkan akan tercapai. Ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran memunculkan motivasi siswa. Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Siswa yang termotivasi mengikuti pembelajaran akan mengikuti pembelajaran dengan baik, sehingga pemahaman mereka terhadap materi juga baik.

Pembelajaran dengan pendekatan CLIL terlihat pada kalimat-kalimat dalam lembar running dictation yang ditulis dalam bahasa Inggris. Ketika siswa membaca, menghafal, mendiktekan, kemudian mendiskusikan kalimat-kalimat tersebut, pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dalam bahasa Inggris semakin baik.

Selain melalui running dictation, pembelajaran CLIL diberikan ketika guru menyampaikan materi. Materi disampaikan oleh guru dalam dua bahasa sekaligus

yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Misalnya, ketika guru menyampaikan mengenai kecepatan, guru menulis velocity dengan memberitahukan artinya dalam bahasa Indonesia adalah kecepatan. Guru menuliskan pengertian velocity dalam bahasa Inggris, kemudian menyampaikannya kembali dalam bahasa Indonesia, sehingga siswa memahami materi yang disajikan dalam bahasa Inggris.

Hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol juga mengalami peningkatan meskipun termasuk kategori rendah dengan faktor gain 0,29. Hal ini menunjukkan bahwa selain running dictation, kegiatan lain yang diberikan dalam penelitian ini juga dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Kegiatan lain tersebut adalah kegiatan praktikum. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mustika & Murniati (2009), yaitu metode praktikum sederhana dapat meningkatkan hasil tes siswa. Kegiatan praktikum memberikan pengalaman langsung kepada siswa mengenai materi pelajaran. Dalam penelitian ini, siswa melakukan praktikum motion (gerak), URM, dan UARM. Pengalaman langsung menjadikan siswa lebih mudah memahami konsep materi. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Dimyati & Mudjiono (2009:45) yang menyatakan bahwa belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Siswa tidak lagi pasif menerima dan menghafal informasi yang diberikan oleh guru, tetapi berusaha menemukan konsep melalui kegiatan percobaan. Karim & Karhami (1998) juga menyampaikan hal yang sama, yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran fisika, siswa harus dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran melalui kegiatan praktikum sederhana.

55

Ketuntasan klasikal kelas eksperimen adalah sebesar 50,00%, artinya hanya setengah dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan individual. Ketuntasan klasikal kelas eksperimen belum mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 85,00%. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan CLIL dengan metode running dictation belum berhasil membantu siswa untuk mencapai target ketuntasan klasikal.

Ketidakberhasilan metode running dictation dalam membantu siswa kelas eksperimen mencapai target ketuntasan klasikal disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah kurangnya pelaksanaan running dictation. Dalam penelitian ini, running dictation hanya dilakukan satu kali, sehingga pemantapan materi siswa masih relatif kurang. Dalam pelaksanaan running dictation satu siswa hanya memperoleh kesempatan dua kali untuk mendiktekan kalimat, sehingga pemantapan materi untuk setiap siswa belum maksimal. Pemahaman materi siswa ada kaitannya dengan ingatan, jika ingatan siswa baik, maka pemahaman materi siswa baik pula, sehingga hasil belajarnya baik. Untuk meningkatkan ingatan siswa terhadap materi, diperlukan kegiatan pemantapan materi seperti running dictation yang berulang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ahmadi & Supriyono (2003: 27), yang menyatakan bahwa untuk menambah ingatan siswa terhadap materi diperlukan pengajaran yang berulang.

4.2.2 Keterampilan Berkomunikasi Lisan

Dari hasil penelitian diperoleh data pada Tabel 4.2 yang menunjukkan bahwa persentase siswa yang masuk kategori kurang saat pretest mengalami penurunan saat posttest. Persentase siswa yang masuk kategori cukup, baik dan sangat baik

mengalami peningkatan saat posttest dibanding saat pretest. Hal tersebut berlaku untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa selain running dictation, ada kegiatan lain yang dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi lisan siswa. Kegiatan tersebut adalah kegiatan diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok, siswa dilatih untuk mengungkapkan dan menanggapi pendapat, serta menjawab pertanyaan, sehingga keterampilan berkomunikasi lisan siswa terlatih. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Hayati (2013), yang menyatakan bahwa keaktifan siswa mengalami peningkatan dengan adanya diskusi kelompok. Keaktifan tersebut meliputi keaktifan bertanya dan menjawab. Kedua kegiatan tersebut merupakan bagian dari keterampilan berkomunikasi lisan.

Peningkatan keterampilan berkomunikasi lisan siswa diketahui dengan melakukan uji gain. Hasil perhitungan gain menunjukkan bahwa kelas eksperimen memperoleh gain 0,43 dengan kategori sedang dan kelas kontrol 0,23 dengan kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan CLIL dengan metode running dictation dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi lisan siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal serupa disampaikan

oleh Zydatiβ (2012) yang menyatakan bahwa kompetensi berkomunikasi siswa

kelas yang dikenai pendekatan CLIL lebih baik dari siswa kelas reguler.

Dalam running dictation siswa dilatih untuk mengasah keterampilan berkomunikasi lisan yaitu saat mendiktekan kalimat dan diskusi. Saat mendiktekan kalimat siswa dilatih untuk menyampaikan pesan secara jelas kepada temannya. Penyampaian pesan secara jelas diperlukan untuk suatu komunikasi

57

yang efektif. Saat diskusi, siswa dilatih untuk menyampaikan pendapat mengenai pernyataan yang telah ditulis. Setelah salah satu siswa yang menyampaikan pendapatnya, guru menawarkan kepada siswa lain untuk menanggapi. Setelah beberapa siswa menanggapi, guru menyampaikan informasi yang sebenarnya. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, keterampilan berkomunikasi lisan siswa terlatih sehingga bisa meningkat dari sebelumnya.

Hal lain yang menjadikan running dictation dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi lisan siswa adalah pemberian reward (hadiah). Reward diberikan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi dalam pelaksanaan running dictation. Skor diambil dari penilaian hasil pendiktean, kecepatan pendiktean, dan keaktifan siswa dalam diskusi. Adanya reward tersebut membuat siswa termotivasi untuk bersaing memperoleh skor tertinggi, sehingga siswa termotivasi untuk melakukan yang terbaik, termasuk aktif dalam kegiatan diskusi. Siswa dengan sendirinya mau mencoba untuk menyampaikan dan menanggapi pendapat. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Syah (2003: 152), yang menyatakan bahwa pemberian reward (hadiah) merupakan faktor ekstrinsik yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Prayitno (1989: 7) menyatakan bahwa motivasi merupakan energi penggerak siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi merupakan hal yang penting di samping bakat, materi, dan sarana belajar. Sebaik apapun bakat, materi, dan sarana belajar, tetapi tidak didukung adanya motivasi, maka proses belajar tidak akan berlangsung dengan optimal.

Kalimat dalam lembar running dictation ditulis dalam bahasa Inggris. Dalam diskusi, siswa harus membacakan hasil diskusi dalam bahasa Inggris. Dengan demikian keterampilan berkomunikasi lisan siswa menggunakan bahasa Inggris menjadi terlatih. Ketika menanggapi pendapat, siswa masih menggunakan bahasa campuran antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, karena masih ada beberapa kata bahasa Inggris yang belum dikuasai siswa. Oleh karena itu, diperlukan pembiasaan untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi lisan siswa menggunakan bahasa Inggris, tidak hanya saat kegiatan pembelajaran tetapi juga dalam kegiatan siswa sehari-hari di lingkungan sekolah maupun di rumah.

Peningkatan keterampilan berkomunikasi lisan siswa kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang dengan gain 0,43. Peningkatan tersebut belum masuk dalam kategori tinggi, karena pelaksanaan running dictation hanya dilakukan satu kali selama penelitian, sehingga pelatihan keterampilan berkomunikasi lisan siswa masih relatif kurang. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menambah pelaksanaan running dictation. Semakin banyak pelaksanaan running dictation, semakin sering keterampilan berkomunikasi lisan siswa dilatih, sehingga keterampilan berkomunikasi lisan siswa akan semakin baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hamalik (2003: 175), yang menyatakan bahwa untuk mempelajari keterampilan, salah satu hal yang penting adalah adanya latihan (practice) secara berulang.

59

Dokumen terkait