• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Belajar

Dalam dokumen PROGRESS REPORT PENELITIAN (Halaman 21-25)

Dalam memahami hakikat hasil belajar di tingkat Madrasah, terlebih dahulu perlu memahami pengertian belajar itu sendiri. Banyak para pakar yang mengemukakan definisi belajar dari sudut pandang yang berbeda, misalnya Woolfolk mengemukakan bahwa belajar adalah berpusat pada peristiwa eksternal sebagai penyebab perubahan dalam perilaku yang dapat diamati.

Belajar merupakan suatu proses yang dialami oleh seseorang yang dapat menghasilkan suatu pengalaman baru.33 Sementara itu, Tolman dalam Hamilton dan Ghatala, mengemukakan bahwa belajar merupakan perkembangan kognitif atau representasi internal dari hubungan antar tujuan dan perilaku yang baik dari lingkungan dimana tujuan itu ditemukan.34 Gagne berpendapat bahwa belajar ialah seperangkat proses pembelajaran kognitif mampu menstimulasi lingkungan menjadi beberapa tahapan pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapabilitas yang baru. Kapabilitas inilah yang disebut hasil belajar. Hal ini berarti, belajar menghasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi, dan nilai.35

Berdasarkan pendapat pakar tersebut, dapat dikatakan bahwa belajar merupakan bentuk perubahan atau perkembangan kognitif yang dialami peserta

33 Woolfolk, Anita. Educational Psychology Ninth Edition. (Boston Pearson Education:

Inc Printed in the United States of America, h. 2004), h. 198.

34 Hamilton, Richard dan Elizabeth Ghatala. Learning and Instruction. (New York:

McGRAW-HILL, INC., 1994), h. 20.

35Gagne, R. M. Essentials of Learning for Instruction. (New York: Holt, Rinehart and Winston, 1977), h. 3.

18

didik dalam membuat atau menciptakan perilaku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dan dapat diamati.

Lebih lanjut Gagne mengemukakan bahwa dari sudut pandang teori kognitif, belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. 36

Sementara menurut Piaget dalam Hill belajar merupakan proses aktif dan terkait dengan interaksi individu dengan lingkungan. Proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi (penyeimbangan). Proses asimilasi merupakan proses pengintegrasian atau penyatuan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki oleh individu. Proses akomodasi merupakan proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru, sedangkan proses ekuilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.37

Pendapat lainnya tentang belajar sebagaimana dikemukakan oleh Bruner bahwa belajar adalah proses aktif. Aspek dari proses ini termasuk seleksi dan transformasi informasi, pengambilan keputusan, menghasilkan hipotesis, dan membuat makna dari informasi dan pengalaman.38 Jadi, proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai siswa dalam kehidupannya atau melalui pengalaman belajarnya.

Terkait dengan pengalaman belajar ini Bruner menyatakan bahwa pengalaman belajar harus dirancang misalnya melalui rancangan kegiatan pembelajaran yang penuh teka teki sehingga akan mengusik keingintahuan

36 Ibid.

37 Hill, Winfred F. Theories of Learning. (Harper Collins Publishers, 2010), h. 258.

38 Bruner, Jerome. Theories of Learning in Educational Psychology. (1995) Tersedia di http://tip.psychology.org/bruner.html., h.2.

19

siswa dan membantu siswa untuk mau dan mampu belajar. Selain itu, dalam menyusun materi pembelajaran guru perlu memperhatikan struktur pengetahuan siswa, sehingga siswa dapat memahami, mentransformasi, dan mentransfer apa yang telah dipelajari. Adapun tahap perkembangan kognitif individu menurut Bruner terdiri atas tiga tahapan. Tahap pertama disebut "Enactive", yaitu ketika seseorang belajar tentang dunia melalui tindakannya pada objek fisik dan hasil dari tindakan ini. Tahap kedua disebut "iconic" dimana belajar dapat diperoleh melalui penggunaan model dan gambar. Tahap terakhir adalah "Simbolic"

dimana siswa mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara abstrak.

Berdasarkan gagasan tiga tahap perkembangan kognitif di atas, apabila dikombinasikan akan menyebabkan belajar lebih efektif. Perkembangan kognitif peserta didik dapat ditingkatkan dengan cara menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik yaitu dengan cara mengurutkan materi pelajaran mulai dari mengajarkan materi secara umum, kemudian secara berkala kembali mengajarkan materi yang sama dalam cakupan yang lebih rinci.

Jadi, mengacu pada uraian pakar di atas dapat dilihat bahwa cara yang baik untuk belajar adalah mengembangkan lingkungan belajar yang menantang siswa, menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan siswa, dan siswa menemukan sendiri dalam memahami konsep, arti, dan hubungan sehingga sampai pada suatu kesimpulan (discovery learning).

Selanjutnya terkait dengan hasil belajar siswa menurut Gagne dan Briggs ada lima kategori kapabilitas hasil belajar, yaitu: (1) Keterampilan intelektual (intelectual skills), (2) Strategi kognitif (cognitive strategies), (3) Informasi verbal (verbal information), (4) Keterampilan motorik (motor skills) dan (5) Sikap (attitudes).39 Sementara Reigeluth berpendapat bahwa hasil belajar atau

39 Gagne, R. M & Briggs, L. J. Op cit.

20

pembelajaran adalah suatu pengaruh yang memberikan ukuran nilai berdasarkan metode (strategi) alternatif dalam kondisi tertentu, serta memberikan hasil yang nyata. Hasil nyata adalah hasil berdasarkan pengukuran dengan menggunakan metode (strategi) spesifik dalam kondisi yang spesifik pula. Sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan (goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode. Ini berarti hasil belajar sangat erat kaitannya dengan metode (strategi) yang digunakan pada sesuatu kondisi pembelajaran tertentu.

Ketepatan pemilihan metode atau strategi pembelajaran pada suatu kondisi, maka akan semakin baik pula hasil belajar yang diperoleh.40

Lebih lanjut Reigeluth mengatakan secara spesifik, hasil belajar adalah suatu kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas (kemampuan) yang telah diperoleh. Hasil belajar tersebut selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan-tujuan (khusus) perilaku (unjuk kerja).

Berdasarkan pembahasan tersebut, hasil belajar yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini merupakan gambaran pemahaman siswa terhadap topik bahasan yang dipelajarinya, dan dapat diukur.

40 Reigeluth, C. M. 1983. Instructional-Design Theories and Models: An Overview of their Current Status. (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., 1983), h. 15.

21 BAB III

Dalam dokumen PROGRESS REPORT PENELITIAN (Halaman 21-25)

Dokumen terkait