• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.6 Hasil Analisis Data

4.6.4 Hasil Belajar Psikomotor

Penilaian hasil belajar psikomotor siswa dilakukan dengan melakukan observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengukur psikomotor siswa. Data dari hasil penilaian psikomotor siswa pada siklus I dan II tersaji dalam Tabel 4.23

Tabel 4.23

Perbandingan Penilaian Hasil Belajar Psikomotor Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 02 Salatiga Terhadap Pembelajaran Tematik pada Siklus I dan Siklus II

Skor Siklus I Siklus II

Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

< 3 0 0% 0 0% 4 - 6 22 65% 0 0% 7 - 9 12 35% 9 26% 10 - 12 0 0% 25 74% Jumlah 34 100% 34 100% Skor tertinggi 7 12 Skor terendah 4 8 Rata-rata 4,94 9,73

Berdasarkan data pada tabel 4.23 dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar psikomotor siswa dari siklus I ke siklus II setelah diterapkannya model Discovery Learning. Rata-rata skor yang diperoleh pada siklus I adalah 4,94 yang berada dalam kriteria cukup, kemudian setelah dilakukan tindakan pada siklus II rata-rata skor siswa menjadi 9,73 yang berada pada kriteria sangat baik. Dari hasil data yang diperoleh dapat dibuktikan bahwa dengan diterapkannya model Discovery Learning psikomotor siswa juga dapat meningkat menjadi lebih baik.

4.7Pembahasan

Kegiatan penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga pada pembelajaran tematik. Jumlah seluruh siswa dalam penelitian ini adalah 34 siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Discovery Learning.

Berdasarkan data hasil dari penelitian, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sehingga juga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Sintak dari model

pembelajaran Discovery Learning terbukti mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, sintak tersebut meliputi: 1) Stimulation; 2) Problem Statement; 3) Data Collection; 4) Data Processing, 5) Verification; 6) Generalization. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya perolehan data dari hasil observasi dan tes pada siklus I ke Siklus II. Secara umum dapat dikatakan bahwa keterlaksanaan kegiatan pembelajaran tematik dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning pada siklus I dan II ini sudah sesuai dengan RPP serta pedoman observasi yang sebelumnya telah disusun oleh peneliti.

Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dibuktikan dengan peningkatan presentase kemampuan berpikir kritis pada siklus I ke siklus II dalam setiap kategorinya. Pada kategori kemampuan berpikir kritis sangat tinggi meningkat sebanyak 18%, kategori tinggi meningkat sebanyak 23%, pada kategori sedang meningkat sebanyak 11%, pada kategori rendah presentase menurun sebanyak 47%, dan pada kategori sangat rendah menurun sebanyak 6%. Terjadinya peningkatan kemampuan berpikir kritis ini juga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum adanya tindakan atau pra siklus ke siklus I meningkat sebanyak 30%, kemudian dari siklus I ke siklus II ketuntasan hasil belajar siswa meningkat sebanyak 17%. Selain melakukan pengukuran pada peningkatan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar, peneliti juga melakukan pengukuran terhadap afektif serta psikomotor siswa. Afektif siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dalam setiap kriterianya. Pada kriteria sangat baik (A) meningkat sebanyak 44%, pada kriteria baik (B) meningkat sebanyak 12%, dan untuk kriteria cukup (C) dari siklus II ke siklus I mengalami penurunan yaitu sebanyak 56%. Sama halnya dengan afektif, psikomotor siswa juga mengalami peningkatan pada siklus I ke siklus II dalam setiap kriterianya. Untuk kriteria sangat baik (A) mengalami peningkatan sebanyak 74%, tetapi untuk kriteria baik (B) mengalami penuruan yaitu sebanyak 26%, begitu pula untuk kriteria cukup (C) mengalami penurunan sebanyak 65%. Terjadinya peningkatan hasil data penelitian dari siklus I ke siklus II dikarenakan peneliti melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan yang ada pada siklus I.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yupita dan Tjipto S (2013, 1-9). Pada Penelitian ini lebih terfokus kepada peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Pada siklus pertama diperoleh hasil 63,89%, pada siklus kedua mengalami peningkatan menjadi 77,77% dan pada siklus ke-tiga kembali mengalami peningkatan menjadi 94.44%. dapat disimpulkan dari ke-tiga siklus yang dilakukan selama penelitian bahwa penggunaan model pembelajaran Discovery Learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Utami (2017, 483-490). Hasil dari penelitian ini yaitu: 1) perlu diterapkannya model pembelajaran Discovery Learning pada mata pelajaran IPA sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; 2) Discovery Learning dapat meningkatkan ketrampilan berpikir kritis serta pemahaman konsep siswa mata pelajaran IPA; 3) strategi Discovery Learning mudah diterapkan dalam IPA karena sangat mirip dengan Saintifik metode dalam Kurikulum 2013.

Penelitian yang dilakukan oleh Destriyani, Darsono, dan Ambarita(2016). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran Discovery Learning mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Penelitian lain dilakukan oleh Rosarina, Sudin dan Sujana (2016, 371-380), dengan jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas kelas yang dilakukan terdiri dari 3 siklus dengan jumlah siswa keseluruhan 27 siswa. Peningkatan hasil belajar dapat terlihat dari persentase ketuntasan dalam setiap siklus. Dalam siklus I berdasarkan hasil tes siswa yang dinyatakan tuntas berjumlah 7 siswa (26,92%), siklus II menjadi 17 siswa (65,38%), dan siklus III siswa yang dinyatakan tuntas ada 23 siswa (88,46%).

Berdasarkan pada pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka diperoleh hasil bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran tematik mengakibatkan peningkatan terhadap kemampuan berpikir kritis serta hasil belajar siswa. Selain itu afektif serta psikomotor siswa juga mngalami peningkatan. Berdasarkan dari hasil observasi aktivitas guru yang

dilakukan menunjukkan bahwa aktifitas guru selama kegiatan pembelajaran dilakukan mengalami peningkatan sesuai dengan lembar observasi aktivitas guru yang sudah dipersiapkan. Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa menunjukkan bahwa aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan. Siswa sudah lebih aktif berperan dalam kegiatan pembelajaran, siswa juga sudah berani dalam menyampaikan pertanyaan, jawaban atau pendapatnya terhadap guru atau siswa lainnya.

Jawaban dari hipotesis tindakan setelah dilakukannya penelitian pada panelitian tindakan kelas ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya presentase kemampuan berpikir kritis siswa dalam setiap kategorinya dari siklus I ke siklus II, begitu pula yang terjadi pada hasil belajar siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan mulai dari pra siklus, siklus I, hingga siklus II. Dengan hasil yang diperoleh terbukti bahwa langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang ada pada model pembelajaran Discovery Learning mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sehingga berdampak pada hasil belajar yang meningkat pula.

Berdasarkan pada uraian pembahasan yang telah dipaparkan dapat dijelaskan implikasi teoretis dan implikasi praktis sebagai berikut:

1) Implikasi Teoretis

Kegiatan dalam pembelajaran tematik dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

2) Implikasi Praktis

a. Prinsip dari model pembelajaran Discovery Learning yaitu kegiatan untuk menemukan dapat diterapkan untuk membelajarkan siswa dalam pembelajaran tematik guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

b. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Siswa yang semula mempunyai kemampuan berpikir kritis pada kategori rendah secara bertahap mulai mengalami peningkatan ke kategori yang lebih baik, sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa lebih meningkat dari sebelumnya.

c. Dari hasil penelitian yang dilakukan model pembelajaran Discovery Learning berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

Dokumen terkait