• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan ukuran kemampuan siswa dalam menerima

informasi pembelajaran yang diukur dari tiga sudut pandang yaitu kognitif,

efektif, dan psikomotorik. Hasil belajar juga bisa dipandang sebagai tingkat

keberhasilan pembelajaran yang dinamakan nilai. Penilaian terhadap hasil belajar

Hasil belajar siswa pada penelitian ini menggunakan teknik tes bentuk

uraian (esay). Tes yang diberikan terdiri dari beberapa tes, yaitu tahap awal

(pretest) dan tahap akhir (postest) yang masing-masing berjumlah 10 butir item

soal berkaitan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp) dalam

penelitian ini menngunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pada kelas eksperimen Pretest diberikan sebelum diberi perlakuan dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan postest diberikan setelah

perlakuan menggunakan metode buzz group dengan tujuan untuk mengetahui

apakah materi pelajaran yang sudah diajarkan sudah dapat dikuasi dengan baik

oleh siswa. Dan pada kelas kontrol, Pretest diberikan sebelum diberi perlakuan

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan postest diberikan

setelah perlakuan menggunakan metode konvensioanl dengan tujuan untuk

mengetahui apakah materi pelajaran yang sudah diajarkan sudah dapat dikuasi

dengan baik oleh siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai

pretest dan postest nya pada masing-masing kelas dan untuk menjawab hipotesis

dengan uji t.

Uji t bertujuan untuk menjawab hipotesis pada penelitian ini. Analisis data

tahap uji t ini menggunakan program SPSS versi 20.0. sebelum dilakukan uji t,

sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji homogenitas yang bertujuan untuk

mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak, dan uji

normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh merupakan

data yang berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan pada analisis data, pada uji

berdasarkan kriteria pengambilan keputusan dapat diputuskan bahwa H0 diterima

bearti kelompok data memiliki varian yang sama (homogen). Dan uji normalitas

menggunakan uji shapiro-wilk dengan bantuan program SPSS versi 20.0 dapat

diketahui bahwa perolehan nilai signifikan pretest pada kelas eksperimen

0,066 > 0,05 dan nilai signifikan postest pada kelas eksperimen 0.122>

0,05. Begitu juga dengan nilai signifikan pretest pada kelas kontrol 0.299 >

0,05 dan nilai signifikan postest pada kelas kontrol 0.675> 0,05. Maka dengan

perolehan nilai tersebut berdasarkan kriteria pengambilan keputusan dapat

diputuskan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga kesimpulan dari data

tersebut adalah data pretest dan postest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

berasasl dari data berdistribusi normal.

Setelah uji prasyarat dilakukan, maka dilanjutkan dengan uji t yang

bertujuan untuk menjawab hipotesis. Uji t yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu uji paired sample t test dari hasil yang diperoleh tersebut terdapat nilai

signifikan adalah 0,000 nilai tersebut < 0,05. Sehingga berdasarkan kriteria

pengambilan keputusan H0 ditolak dalam hal ini bearti dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan metode buzz group dan metode

konvensional selain itu metode buzz group ada pengaruh terhadap hasil belajar

siswa pada materi kelarutan dan hasi kali kelarutan (Ksp).

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nuril

Rahmayanti, Muntari dan Jackson Siahaan menggunaka metode buzz group. Hasil

penelitian yang diperoleh dari nilai postest yang dianalisis dengan uji-t diperoleh

5% diperoleh ttabel 1,684. Nilai thitung > ttabel sehingga penerapan model

pembelajaran diskusi kelas teknik buzz group berpangaruh secara signifikan

terhadap prestasi belajar siswa.

Menurur penelitian Sulastri (2018) dengan menerapkan metode buzz group

dalam penelitiannya dengan jenis penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil

penelitian adalah sebelum dilakukan tindakan dari 26 siswa, hanya 11 siswa yang

tuntas belajar, sedangkan 15 siswa tidak tuntas belajar. Jadi presentase ketuntasan

belajar klasikal pada siklus I mencapai 16 siswa yang nilainya rendah,

menunjukkan presentasi ketuntasan belajar baru mencapai 38,5%, sehingga perlu

tindakan perbaikan pada siklus II berdasarkan pengamatan hasil belajar siswa

pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 73%.82

Keberhasilan metode buzz group terhadap hasil belajar siswa juga dijelaskan

dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Gede Suarjana, Nyomah, dan Luh

Putrini Mahadewi (2014) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan aktivitas belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan metode buzz

group dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode konvensional (P <

0,05), terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang

dibelajarkan dengan metode buzz group dan kelompok siswa yang dibelajarkan

dengan metode konvensional (P < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan

82

Sulastri,“Metode Buzz Group Disertai Media Lidi Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II Pokok Bahasan Perkalian Pada Bilangan Cacah Di SD Negeri Jembayat 02 Semester II Tahun Pelajaran 2015-2016”, Dialektika P. Matematika, Vol. 5, No. 1, Maret 2018, h. 13.

bahwa metode buzz group berpengaruh terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar

siswa.83

Buzz group ini memberikan kesempatan pada peserta didik untuk

mendiskusikan ide-ide mereka. Hal ini penting karena siswa mulai untuk

membangun pengetahuan mereka dalam berdiskusi, sehingga siswa mudah

memahami materi yang diajarkan sehingga hasil belajarnya pun lebik baik.

Hal ini juga dijelaskan dalam penelitian Septia Wahyuni dan Elfi

Ramadhani (2018) dengan menerapkan metode buzz group data diperoleh dengan

melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran,

angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran buzz group dan tes

uraian untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa. Analisis data

menggunakan uji t dua sampel saling bebas. Hasil analisis data diperoleh pada

kelas buzz group penilaian angket mendapat kriteria cukup. aktivitas siswa kelas

buzz group mendapat kriteria baik. Hasil belajar siswa tuntas secara individu dan

klasikal mendapat nilai < 75% dari keseluruhan siswa. Jadi kesimpulannya dari

penelitian ini adalah pembelajaran buzz group efektif digunakan terhadap

peningkatan metematis siswa.84

Hasil penelitian Naila Zahratul Hikmah dan Nadi Suprapto (2019) Analisis

data menggunakan uji t berpasangan dan perhitungan n-gain. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa model pembelajaran diskusi tipe buzz group pada materi

83

Gede Suarjana, Nyomah, Dan Luh Putrini Mahadewi, “ Pengaruh Teknik Buzz Group Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Ips Siswa SD”, Jurnal Mimbar PGSD Universitas

Pendidikan Ganesha, Vol. 2, No, 1, 2014, h.1.

84

Septia Wahyuni Dan Elfi Ramadhani, “ Model Pembelajaran Kolaboratif Tipe Buzz

Group Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa”, Seminar Nasional, Vol. 1, Oktober

usaha dan energi dapat meningkatkan kemampuan argumentasi ilmiah peserta

didik diketiga kelas tersebut secara signifikan pada a = 5%, dengan nilai rata-rata

n-gain sebesar 0,7 berkatagori tinggi.85

Dokumen terkait