• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

1. Hasil Belajar Siswa

Suatu proses pembelajaran yang dilakukan dalam suatu pendidikan formal secara khusus dan non formal secara umum mengalami suatu tahap akhir yang akan dicapai dalam suatu proses belajar mengajar. Tahapan terakhir dalam suatu proses pembelajaran sangat menentukan keberhasilan siswa dalam menempuh pendidikan secara formal, tahapan tersebut adalah tes ujian akhir. Akan tetapi, sebenarnya proses evaluasi yang dilakukan tidak hanya terdapat pada akhir proses melainkan dapat juga ditengah atau disela-sela proses belajar di kelas.

Pada pembahasan ini, akan dikaji tentang proses evaluasi siswa diakhir proses belajar mengajar (PBM) yang dilkukan dalam lembaga pendidikan formal. Proses evaluasi dilakukan untuk mendata hasil belajar siswa yang dilakukan selama menjalani proses pendidikan pada lembaga tersebut. Adapun pembahasannya sebagai berikut :

a. Pengertian Hasil Belajar siswa

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2015: 3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

24

belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Menurut Benjamin S. Bloom ada tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut A.J. Romiszowski sebagaimana dikutip oleh Mulyono Abdurrohman

menegaskan bahwa hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu

sistem pemrosesan masukan (inputs).

Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi, sedangkan keluaran adalah perbuatan atau kinerja (performance). Selanjutnya Romiszowski mengemukakan, perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi. Hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam saja yaitu; pengetahuan dan ketrampilan. Pengetahuan terdiri dari empat macam yaitu :

1) Pengetahuan tentang fakta

2) Pengetahuan tentang prosedur

3) Pengetahuan tentang konsep

4) Pengetahuan tentang prinsip (Abdurrohman, 1999:38).

Sedangkan ketrampilan juga terdiri dari empat kategori yaitu :

1) Ketrampilan untuk berpikir atau ketrampilan kognitif

2) Ketrampilan untuk bertindak atau ketrampilan motorik

3) Ketrampilan untuk bereaksi atau bersikap

25

b. Karakteristik Perubahan Hasil Belajar

Menurut Syah (2015:117) ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku hasil belajar yang terpenting adalah :

1) Perubahan intensional

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalaha berdasarkan pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain kebetulan. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, ketrampilan dan seterusnya.

2) Perubahan positif-aktif

Perubahan ini terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu yang baru yang lebih baik dari apa yang telah ada sebelumnya.

3) Perubahan efektif-fungsional

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa.

26

4) Manifestasi perilaku hasil belajar

Manifestasi atau perwujudan perilaku hasil belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan sebagai berikut : 1) kebiasaan; 2) ketrampilan; 3) pengamatan; 4) berpikir asosiatif dan daya ingat; 5) berpikir rasional dan kritis; 6) sikap; 7) inhibisi; 8) apresiasi; 9) tingkah laku afektif.

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:

1) Faktor dari dalam diri siswa

Faktor yang datang dari diri siswa terutama terdapat dalam kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Jadi, hasil belajar siswa di sekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Di samping itu ada juga motivasi belajar, minat dan pengertian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomis, faktor fisik, dan faktor psikhis.

2) Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan

Artinya, ada faktor yang berada di luar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran ialah tinggi

27

rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran (Sudjana, 1995:39-43).

Dari kedua hal tersebut sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas aspek kognitif siswa. Jadi, hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi lima faktor, yakni bakat pelajar, waktu yang tersedia untuk belajar, waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, kualitas pengajaran dan kemampuan individu.

Sedangkan menurut Keller sebagaimana dikutip oleh Mulyono Abdurrohman berasumsi, masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil, dan masukan yang berasal dari lingkungan berupa rangsangan dan pengolahan motivasional tidak berpengaruh langsung terhadap hasil belajar, tetapi berpengaruh terhadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh anak untuk mencapai hasil belajar (Abdurrohman, 1999:38). Sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan anak. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal anak tentang materi yang akan dipelajari. Ini berarti bahwa guru perlu menyusun rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan, yang pada akan berpengaruh terhadap konsekuensi atas hasil belajar, yang erat berhungan dengan motivasi. Konsekuensi atas hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh hasil belajar itu sendiritetapi juga

28

sosial, terutama guru atau orang tua. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Abdurrohman, 1999:40).

Gambar .2.1. Hasil Belajar Dan Faktor Yang Berpengaruh

Motif dan Intelegensi dan Evaluasi kognitif

Nilai Penguasaan Awal tentang Kewajaran

dan keadilan Masukan

Pribadi

Harapan Berhasil

Keluaran Usaha Hasil Belajar Konsekuensi

Masukan Rancangan dan Rancangan dan Ulangan Penguatan

Dari Ling- Pengelolaan Pengelolaan (Reinforcement)

kungan Motivasional Pembelajaran

d. Fungsi Penilaian Hasil Belajar yang Baik

Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar.

Fungsi dari penyelesaian hasil belajar dalam proses belajar mengajar dirumuskan sebagai berikut :

29

1) Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran, dalam hal ini

adalah tujuan instruksional khusus. Dengan fungsi ini dapat diketahui tingkat penguasaan bahan pelajaran yang harus dikuasai oleh para siswa.

2) Untuk mengetahui keefektivan proses belajar mengajar yang telah

dilakukan guru. Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui berhasil tidaknya ia mengajar (Sudjana, 1995:111).

Dengan demikian fungsi penilaian dalam proses belajar mengajar bermanfaat ganda, yakni bagi siswa dan bagi guru. Penilaian hasil belajar dapat dilaksanakan dua tahap. Pertama, tahap jangka pendek, yakni penilaian yang dilaksanakan guru pada akhir proses belajar mengajar. Penilaian ini disebut penilaian formatif. Kedua, tahap jangka panjang, yakni penilaian yang dilaksanakan setelah proses belajar mengajar berlangsung beberapa kali atau setelah menempuh periode tertentu, misalnya penilaian tengah semester atau penilaian pada akhir semester. Penilaian ini disebut penilaian sumatif.

e. Sasaran dan Jenis Penilaian Hasil Belajar

Langkah selanjutnya yang harus ditempuh guru dalam mengadakan penilaian ialah menetapkan apa yang menjadi sasaran atau objek dan jenis alat penilaian. Hal ini penting diketahui agar memudahkan guru dalam menyusun alat evaluasinya.

30

Pokok bahasan ini akan dibahas satu persatu. Pertama, sasaran penilaian penting diketahui agar memudahkan guru dalam menyusun alat evaluasinya. Pada umumnya ada tiga sasaran pokok penilaian, yakni :

1) Segi tingkah laku, artinya segi yang menyangkut sikap, minat,

perhatian, ketrampilan siswa sebagai akibat dari proses mengajar dan belajar.

2) Segi isi pendidikan, artinya penguasaan bahan pelajaran yang

diberikan guru dalam proses belajar mengajar.

3) Segi yang menyangkut proses mengajar dan belajar itu sendiri. Proses

mengajar dan belajar perlu diadakan penilaian secara objektif dari guru, sebab baik tidaknya proses mengajar dan belajar akan menentukan baik tidaknya hasil yang dicapai siswa (Sudjana, 1995:112).

Dokumen terkait