• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

2.1.1 Hasil Belajar

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja, kapan saja, yang tujuannya untuk mengetahui sesuatu, dengan belajar yang pada awalnya kita belum tahu menjadi tahu dan dengan belajar pula kita dapat

mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Belajar ini suatu proses yang berlangsung seumur hidup. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.

Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.

Pendapat Oemar Hamalik (2001:35) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar juga merupakan suatu bentuk pertumbuhan

15

dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara, tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman.

Menurut pendapat di atas jika dalam suatu proses belajar seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kemampuan, dapat dikatakan orang tersebut belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain orang tersebut mengalami kegagalan dalam proses belajar. Sedangkan belajar menurut Slameto (2003: 2) “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalamannya sendiri sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya”. Pendapat senada dikemukakan Hamzah B. Uno (2008) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka belajar adalah suatu proses yang mengubah tingkah laku melalui pengalaman-pengalaman yang terjadi pada lingkungan sekitarnya sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi hasil belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar yang merupakan puncak proses belajar yang merupakan bukti dari usaha yang telah dilakukan.

Menurut Hamalik (2002:155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Menurut pengertian ini, hasil belajar dapat dilihat dengan adanya perubahan pada peserta didik, perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan

pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya. Hal ini juga dinyatakan oleh Dimyati dan Mudjiono (1999:4-5), yang menyatakan dampak pembelajaran adalah hasil belajar yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport, angka dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Nasrun (dalam Tim Dosen, 1980:25) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hasil akhir pengambilan keputusan mengenai tinggi rendahnya nilai yang diperoleh siswa selama

mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar dikatakan tinggi apabila tingkat kemampuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya.

"Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan

lingkungannya" (Ali Muhammad, 204:14). Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.

17

Selanjutnya Davis (dalam Abdullah, 2007:4) mengatakan “ Dalam setiap proses belajar akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur. Hasil nyata yang dapat diukur dinyatakan sebagai prestasi belajar seseorang.”

Berdasarkan uraian tersebut, hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah ia menerima suatu pengetahuan yang berupa angka (nilai). Dalam proses belajar mengajar akan menghasilkan kemampuan siswa yang mencakup

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Menurut Sudjana (1989 : 39) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni dari faktor dalam diri siswa dan faktor dari luar siswa. Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39).

Menurut Arikunto (1993: 21), secara garis besar faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Faktor-faktor yang bersumber dari diri manusia, dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor biologis dan faktor psikologis, yang dapat dikategorikan sebagai faktor yang antara lain usia kematangan, dan kesehatan. Sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar. b. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar, dapat

diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia (human) dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan, dan lingkungan fisik.

Pendapat di atas, menyatakan bahwa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa bermacam-macam dimulai dari faktor yang berasal dari dalam diri (intern ) sampai faktor yang berasal dari luar dirinya (ekstern).

Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran akan terlihat dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui tes (ulangan/ ujian) yang berhubungan materi pelajaran yang telah diperoleh atau yang dipelajarinya.

Menurut Djamarah dan Zein (2006: 107 )Keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf yaitu:

a. Istimewa/ maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik.

b. Baik sekali/ optimal, apabila sebagian besar (76 % sampai 99 %) bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik.

c. Baik/ minimal, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh anak didik hanya 66 % sampai dengan 75 % saja.

d. Kurang, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh anak didik kurang dari 65 %.

Dokumen terkait