• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN DISKUSI 4.1 Sebaran Karakteristik Sosio Demografik Subyek

Penelitian ini dilakukan dengan subyek penelitian sebanyak 54 anak yaitu anak usia 13 – 15 tahun yang bersekolah di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah, ciputat pada tahun 2015.

Tabel 6. Sebaran karakteristik subyek berdasarkan jenis kelamin dan usia (n = 54)

Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan 19 35 35,2 64,8 Usia 13 tahun 14 tahun 36 18 66,7 33,3

Dari tabel di atas, dapat diketahui laki-laki 19 subyek (35,2%) dan perempuan 35 subyek (64,8%). Rata-rata subyek berumur 13-14 tahun, umur terbanyak adalah 14 tahun yaitu 36 orang (66,7%).

Tabel 7. Sebaran BB dan TB subyek

Jenis kelamin BB TB

Laki-laki 52,22 (35,395 - 69,045) 165,05 + 1,9

Perempuan 48,79 +1,9 153,34 + 1,33

Dari tabel di atas, diketahui sebaran BB laki-laki tidak normal sehingga diperoleh nilai median 52,22 dengan interquartile range 33,65. Untuk TB laki-laki, BB perempuan dan TB perempuan normal sehingga diperoleh nilai mean 165,05 (+1,9), 48,79 (+1,9), dan 153,34 (+1,33).

4.2 Status Gizi

Tabel 8. Sebaran subyek berdasarkan klasifikasi indikator status gizi (n = 54)

Klasifikasi indikator status gizi Jumlah (n) Persentase (%) Status gizi berdasarkan BB/U

Obesitas, >120% Gizi lebih, 110%-120% Gizi baik, 90-110% Gizi kurang, 70-90% Gizi buruk, <70%

Status gizi berdasarkan TB/U Tinggi, 110%-120% Normal, 90-110% Pendek, 70-90%

Status gizi berdasarkan IMT/U Obesitas, >P95 Overweight, P85-P95 Normal, P5-P85 Underweight, <P5 13 8 21 11 1 3 50 1 7 5 41 1 24,1 14, 38,9 20,4 1,9 5,6 92,6 1,9 13 9,3 75,9 1,9

Dari tabel di atas, berdasarkan indikator status gizi menurut BB/U, 21 subyek (38.9% dari total sampel) memiliki status gizi baik. Berdasarkan indikator status gizi menurut TB/U, 50 subyek (92.6% dari total sampel) memiliki tinggi badan normal. Berdasarkan indikator status gizi menurut IMT/U, 41 subyek (75,9% dari total sampel) memiliki status gizi normal.

Pengambilan BB dan TB pasien menggunakan alat antropometri gm-td150. Status gizi BB/U, TB/U, dan IMT/U menunjukan rata-rata status gizi subyek umur 13-14 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah pada tahun 2015 cukup baik. Walaupun 13% dari IMT/U dan 24,1% dari BB/U mengalami obesitas. Hasil yang sama ditunjukan dari penelitian Erpridawati DD, berdasarkan IMT/U, 87,2% siswa/i SMP Karanganyar memiliki status gizi normal. Hasil yang sama juga ditunjukan dari penelitian Miroslav Pysz, dkk, berdasarkan IMT/U anak-anak usia sekolah di Poland umur 10-12 tahun memiliki status gizi normal 74,9% pada

laki-28

laki dan 81,2% pada perempuan. Pada underweight terdapat 4,2% dan 3,4%, overweight 15,6% dan 10%, obesitas 5,3% dan 5,4%.26

4.3Asupan Kabohidrat

Tabel 9. Sebaran subyek berdasarkan tingkat asupan kabohidrat (n = 54)

Tingkat asupan kabohidrat Jumlah (n) Persentase (%)

Lebih, >60% 10 18,5

Cukup, 50-60% 16 29,6

Kurang, <50% 28 51,9

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan asupan karbohidrat kurang (51,9%) lebih banyak dibandingkan akumulasi asupan karbohidrat cukup dan asupan karbohidrat lebih (48,1%).

Pada penelitian ini metode untuk mengukur rata-rata asupan kabohidrat perhari subyek adalah dengan FFQ. Asupan karbohidrat yang cukup adalah 50-60%25 total asupan kalori yang dianjurkan yaitu 2475 kkal27, sehingga berkisar 1237,5-1485 kkal atau setara dengan 309,375-371,25 gram karbohidrat per hari. Asupan karbohidrat yang dianjurkan oleh riskesdas 2013 adalah 340 gram per hari.

Dari tabel 9 diatas, lebih dari 50% total sampel memiliki asupan karbohidrat kurang. Penelitian dilakukan di Tsanawiyah Madrasah Pembangunan yang termasuk sekolah swasta untuk pendapatan menengah keatas, sehingga kecil kemungkinan bahwa rata-rata asupan karbohidrat siswa/i tersebut kurang. Namun kesalahan saat pengumpulan data bisa menjadi faktor kesalahan presentasi data. Pengumpulan data FFQ sangat bergantung pada daya ingat responden, kemampuan responden memperkirakan porsi atau berat makanan dan minuman yang di konsumsi, tingkat motivasi responden dan kegigihan pewawancara.28

Berbeda dengan penelitian Aziz S dan Hosain K. asupan karbohidrat anak umur 6-16 tahun di Pakistan cukup tinggi29 (range: 60-74%). Metode yang digunakan adalah potong lintang dengan pengumpulan data menggunakan food recall 24 jam. Semua anak-anak golongan kelas sosio ekonomi di beberapa area Pakistan sering mengkonsumsi makanan dan jajanan dengan jumlah karbohidrat yang tinggi serta rendah protein. Banyaknya asupan karbohidrat tidak hanya

bergantung oleh kelas sosioekonomi saja tapi juga bergantung oleh sebaran menu makanan di wilayah tersebut.29 Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap piramida makanan bisa menjadi faktor penyebab lain.30

Food recall 24 jam yang digunakan sebagai gold standard yang memiliki kelebihan tidak membebani responden, dengan respon yang cukup tinggi selain itu memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari sehingga validitas dari metode ini juga tinggi untuk menggambarkan actual intake zat gizi dibandingkan dengan metode lain.28 Walaupun metode yang saya gunakan menggunakan FFQ namun beberapa penelitian menunjukan FFQ sama baiknya dengan food recall (FR) 24 jam, seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Razif M, dkk (2011) di Malaysia, yang mendapatkan bahwa dalam menilai asupan energy, lemak, protein, karbohidrat, vit.A, vit.C, dan vit.E, dengan menggunakan metode SQ-FFQ dan metode FR 24 Jam memiliki korelasi yang kuat.31 Ini menunjukkan bahwa SQ-FFQ dapat menghasilkan hasil yang sebanding dengan FR 24 jam, hal ini membuktikan bahwa SQ-FFQ sama baiknya digunakan untuk menilai asupan zat gizi makro.28

4.4Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini besar sampel yang digunakan menggunakan presisi 8,5%. Peneliti tidak menggunakan presisi 5% yang membuat besar sampel lebih bermakna. Hal ini dikarenakan kesalahan awal peneliti dalam penentuan presisi, yang mana presisi awal adalah 10% sehingga sampel lebih kecil, berkisar 38 sampel. Dalam pelaksanaan pengambilan data, sampel dilebihkan menjadi 56 sampel dengan harapan dapat memperbesar kebermaknaan sampel. Namun setelah dilakukan revisi ternyata presisi tidak boleh melebihi 5% sehingga jumlah sampel berkisar 151 sampel. Karena keterbatasan waktu maka disimpulkan tidak dilakukan pengambilan data ulang dan besar sampel tetap menjadi 56 dengan presisi diganti menjadi 8,5%.

Setiap subyek sebelum dilakukan wawancara diminta tanda tangan orang tua lewat surat perizinan melakukan penelitian dan diberikan waktu 1 hari untuk meminta izin ke orang tua. Besoknya peneliti mengambil surat izin yang sudah terkumpul di ruang guru BP, namun subyek yang mengumpulkan hanya 20 orang

30

dari 300 anak. Karena pertimbangan waktu maka pada hari itu juga dipilih secara acak 7 subyek dari setiap kelas yang berjumlah 8 kelas, ditambah dengan subyek yang telah mengumpulkan surat izin maka terkumpul 56 subyek. 2 orang subyek ternyata masuk kriteria eklusi karena berumur 12 tahun sehingga hanya 54 subyek yang diolah datanya.

Data asupan karbohidrat diambil dengan metode food frequency questionare (FFQ). Subyek ditanya frekuensi asupan makanan tertentu dalam beberapa hari, minggu dan bulan terakhir. Untuk menyamakan persepsi takaran makanan dengan peneliti maka digunakan food model. Penggunaan food model yang kami miliki memliki kekurangan yaitu kurangnya keberagaman model makanan yang sesuai dengan food frequency questionare. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan pendapat ahli gizi agar takaran yang disarankan lebih mendekati dari takaran yang sebenarnya.

Status gizi ditentukan berdasarkan persen BB/U, TB/U, IMT/U dan BB/TB. Tapi penggunaan BB/TB digunakan untuk anak yang baru lahir sampai umur 2 tahun. Sedangkan IMT/U digunakan untuk anak umur 2 tahun sampai 19 tahun, sehingga persen status gizi BB/TB tidak digunakan.16,17,19,20

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait